Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Stya Hadi Saputra; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yuliyanty Permanasari, Karnadi
Abstrak: Capaian cakupan CDR Kota Depok dari tahun 2009 sampai 2014 di bawah target nasional. Kota Depok berada di urutan 24 dari 27 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat dengan nilai CDR sebesar 34,28%. Hanya 5 dari 32 puskesmas yang mencapai target nasional pada tahun 2014. Penelitian kualitatif ini membahas tentang penemuan kasus TB paru BTA positif di Kota Depok. Sampelnya adalah Puskesmas Pancoran Mas yang mencapai target dan Puskesmas Sawangan yang tidak mencapai target. Variabel yang diteliti adalah faktor input puskesmas (SDM, Dana, Sarana Prasarana dan Implementasi), peran Dinas Kesehatan dan faktor Kemitraan Masyarakat. Ditemukan bahwa keberhasilan penemuan kasus TB paru BTA positif terutama karena promosi kesehatan yang melibatkan lintas program dan sektor. Petugas P2TB mempunyai peran penting untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan keluarga pasien didukung dengan ketersedian dana. Penelitian ini menyarankan diperluas evaluasi melibatkan seluruh petugas yang terkait dalam pelaksanaan P2TB, baik di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Kata kunci : Penemuan Kasus TB Paru BTA Positif, Puskesmas dan Studi Kualitatif Case detection of TB cases with BTA positive has been underperformed in Depok since 2009 to 2014. Depok is listed as member 24 of the 27 district / city in West Java with CDR value of 34,28%. Of the 32 health centers in the city of Depok, only 5 community health center (15.6%), reached the national target of in 2014. This study discusses case finding of BTA positive pulmonary TB cases samples were Puskesmas Pancoran Mas with good performance and Puskesmas Sawangan that has not reached the target. Variables involved were Puskesmas input factors (Human Resources, Cost, Infrastructure and Implementation), role of district health office and community participation. It was found that the success of the case detection BTA positive pulmonary TB cases mainly because of health promotion involving other programs and multisectors. The P2TB officers played an important role to disseminate and provide education to the community and the families of patients, supported by the sufficient funding. The study suggested to conduct a thorough evaluation involving all relevant staffs in the implementation of P2TB, both in the District Health Office and Community Health Center. Key Words: Case Detection Rate of Tuberulosis, Community Health Center and Qualitative Study
Read More
S-8673
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Putu Wendi Yunianti; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Maria Ulfah
S-7267
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Liliana Putri Wulandari; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Emmy Susanti
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang hubungan faktor-faktor utilisasi pelayanan kesehatan dengan lama hari rawat inap di PT. Bosowa Asuransi selama periode Januari-Oktober 2015 dengan menggunakan metode kuantitatif dan design penelitian cross sectional. Teknik pengumpulan data dengan data primer yang diperoleh dari data sekunder dari report klaim PT. Bosowa Asuransi kemudian diambil data khusus klaim rawat inap. Hasilnya diperoleh bahwa usia, jenis kepesertaan dan klasifikasi penyakit memiliki hubungan yang signifikan terhadap lama hari rawat, yaitu memiliki nilai p-value ≤0,05 sementara jenis kelamin, kelas perawatan dan tipe PPK tidak berhubungan signifikan secara statistik dengan lama hari rawat, yaitu memiliki nilai p-value > 0,05. Kata Kunci : Utilisasi, Lama Hari Rawat, Klaim Rawat Inap
This study discusses the relationship factors of health service utilization by long days of hospitalization in health insurance participants PT. Bosowa Insurance during the period from January to October 2015 by using a quantitative method and cross sectional study design. Based on collection techniques derived from secondary from the report claim PT. Insurance Bosowa then taken specific based on hospitalization claims. The result showed that age, the type of membership and classification of the disease has a significant relationship to the length of stay, which has a p-value ≤0,05 while gender, class and type provider care not statistically significantly associated with length of stay, which has p-value> 0.05. Keywords : Utilization, length of stay, Inpatient Care Claims
Read More
S-8937
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Satrio; Pembimbing : Ede Surya Darmawan; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Mira Roziati Dahlan, Ausvin Geniusman
Abstrak:
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan suatu unit pelayanan di Rumah Sakit (RS) yang diperuntukkan untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan cepat dan tepat, khususnya pada pasien dengan kondisi kritis yang memerlukan perawatan di ruang ICU.
 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum waktu tunggu pasien dengan kondisi kritis di IGD, faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pasien ICU, serta hubungan waktu tunggu pasien ICU dengan mortalitas pasien ICU, lama rawat di ICU, dan lama rawat di RS.
 
Jenis penelitian merupakan cross sectional retrospektif dengan pendekatan kuantitatif. Data didapatkan dengan mengolah rekam medis pasien dengan kondisi kritis yang memerlukan ICU melalui IGD, laporan kekhadiran/absensi analis dan radiografer, serta biodata/isian singkat yang diberikan pada dokter-dokter di IGD.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien ICU di IGD sebesar 140 menit. Sebagian variabel yang diteliti tidak ada hubungan bermakna dengan waktu tunggu. Variabel yang berhubungan adalah jumlah radiografer, status rujukan pasien, umur pasien, cara bayar dan jenis kelamin. Sedangkan faktor yang paling berhubungan adalah status rujukan.
 
Disarankan untuk RS agar dapat meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan dan memperpendek waktu tunggu pasien yang memerlukan ICU melalui IGD. Hal yang dapat dilakukan adalah membuat SOP khusus dalam penanganan pasien dengan kondisi kritis khususnya pada pasien dengan status non rujukan serta mengevaluasi manajemen SDM pada layanan-layanan penunjang medis. Selain itu juga pemerintah atau rumah sakit dapat memperbaiki sistem komunikasi dalam rujukan berjenjang sehingga mempercepat persiapan dan pemindahan pasien-pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap.
 

This research is motivated that the Emergency Care Unit/Emergency Room (ER) is a service unit at the Hospital that intended to provide services to patients with a life-threatening condition and requires prompt and appropriate treatment, especially in patients with critical conditions that require treatment in the ICU.
 
The purpose of this study was to determine the general description of the waiting time of patients with critical conditions in the ER, the factors that influence the ICU patient waiting time, and the relationship of ICU patient waiting time with ICU mortality, length of stay in the ICU, and length of stay in hospital.
 
The type of research was a cross-sectional retrospective study with a quantitative approach. Data obtained by processing the medical records of patients with critical conditions that require intensive care through the emergency room, reports attendance of laboratory analyst and radiographer, as well as bio / short answer given to the doctors in the ER.
 
The results showed that the average ICU patients waiting time in the ER was 140 minutes. Variables showed significant relationship with the waiting time was the number of radiographers, patient referral status, age of the patient, patient paying way and gender. While most related factor is the status of the referral.
 
In order to improve the overall service quality and shorten the waiting time of patients who require ICU through IGD, it is recommended for hospital to make a specific SOP in handling patients with critical conditions particularly in patients with a non referral status, also evaluates the human resources management in medical support services. Besides that, government or hospital can improve communication in referral tiered system to expedite the preparation and transfer of those patients requiring referral to hospital with better amenities.
 

 

Read More
B-1519
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hatta Rizqi Sulaiman; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wachyu Sulistiadi, Abdul Barry, Any Kuswardani
Abstrak:

Latar Belakang. Semakin tingginya kasus gagal ginjal menuntut juga peningkatan terapi hemodialisis di rumah sakit. Mengingat harga alat Hemodialisis yang cukup mahal, maka perlu bagi rumah sakit yang merencanakan pengadaan fasilitas ini untuk melakukan analisis  investasi dan penetapan tarif dengan baik. Menurut Ikhsan.A (2010) yang paling penting dalam keputusan investasi adalah keputusan penganggaran modal (capital budgeting). Metode. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Arah penelitian ini mengenai nilai ekonomis dengan suatu analisa keuangan dari suatu pengadaan alat hemodialisa. Metode analisa yang digunakan adalah capital budgeting dengan metode Discounted Payback Period, metode Net Present Value, metode Internal Rate of Return, dan metode Protability Index. Hasil. Hasil analisa yang didapatkan menunjukkan  pengadaan investasi alat hemodialisa lebih baik pengadaannya dengan sistem pinjam pakai (KSO). Ini bukan hanya menghemat dalam biaya investasi saja, akan tetapi juga menghemat biaya pemeliharaan. Hasil analisa juga menunjukkan perlunya efisiensi pada jumlah perawat dan juga perlunya peningkatan promosi untuk meningkatkan jumlah pasien tiap tahunnya. Sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan Rumah Sakit MH Thamrin Salemba terus mengembangkan upaya promosi pada unit hemodialisa dan melakukan upaya pro aktif untuk mempertahankan pasien yang ada, selain itu perlunya juga melakukan efisiensi pada sumber biaya yang ada untuk mencapai keuntungan yang optimal. Kepustakaan 32 (1995- 2010), Gambar 1, Tabel 39, Lampiran 9 Kata Kunci : Alat Hemodialisa, Investasi, Capital Budgeting.


 

Latar Belakang. Semakin tingginya kasus gagal ginjal menuntut juga peningkatan terapi hemodialisis di rumah sakit. Mengingat harga alat Hemodialisis yang cukup mahal, maka perlu bagi rumah sakit yang merencanakan pengadaan fasilitas ini untuk melakukan analisis  investasi dan penetapan tarif dengan baik. Menurut Ikhsan.A (2010) yang paling penting dalam keputusan investasi adalah keputusan penganggaran modal (capital budgeting). Metode. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Arah penelitian ini mengenai nilai ekonomis dengan suatu analisa keuangan dari suatu pengadaan alat hemodialisa. Metode analisa yang digunakan adalah capital budgeting dengan metode Discounted Payback Period, metode Net Present Value, metode Internal Rate of Return, dan metode Protability Index. Hasil. Hasil analisa yang didapatkan menunjukkan  pengadaan investasi alat hemodialisa lebih baik pengadaannya dengan sistem pinjam pakai (KSO). Ini bukan hanya menghemat dalam biaya investasi saja, akan tetapi juga menghemat biaya pemeliharaan. Hasil analisa juga menunjukkan perlunya efisiensi pada jumlah perawat dan juga perlunya peningkatan promosi untuk meningkatkan jumlah pasien tiap tahunnya. Sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan Rumah Sakit MH Thamrin Salemba terus mengembangkan upaya promosi pada unit hemodialisa dan melakukan upaya pro aktif untuk mempertahankan pasien yang ada, selain itu perlunya juga melakukan efisiensi pada sumber biaya yang ada untuk mencapai keuntungan yang optimal. Kepustakaan 32 (1995- 2010), Gambar 1, Tabel 39, Lampiran 9 Kata Kunci : Alat Hemodialisa, Investasi, Capital Budgeting.

Read More
B-1350
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive