Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sekar Astrika Fardani; Pembimbing: Suyud; Penguji: Ririn Arminsih, Kuratul Aini
S-7728
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nisrien Mufidah; Pembimbing: Laila Fitria; Prnguji: Ririn Arminsih Wulandari, Astrid Salome
Abstrak: Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapatmenimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaanmakanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehinggapenatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegahterjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi danHazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering Xtahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum padaPermenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desainpenelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primerdan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasidengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasildari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratanjasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobotuji kelaikan fisik mencapai 94.5%.Kata kunci :Higiene Sanitasi, Pengelolaan makanan, HACCP.
Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One ofthe population at risk of foodborne illness are children who are still in the educationprocess, food management for school must be taken to prevent the disease. Thisstudy focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis CriticalControl Point food management processes in catering X 2016. This study refers tothe requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygienesanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data.Data is collected using the method of observation with checklist, interviews withquestionnaires and microbiological testing. The results of this study found that thecatering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior offood handler classified as good and result for physical test reached 94.5%.Keywords :Hiygiene sanitation, Food management, HACCP.
Read More
S-9223
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fortuna Dewi Cahyo; Pembimbing: Haryoto; Penguji: Ririn Arminsih, Cucu Cakrawati Kosim
Abstrak: Tempat isolasi mandiri terpusat merupakan fasilitas yang disediakan bagi pasien positif COVID-19 yang memerlukan isolasi mandiri, dalam aktivitasnya tempat isolasi mandiri terpusat menghasilkan limbah, salah satunya limbah B3 medis. Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan limbah B3 medis di tempat isolasi mandiri terpusat pada masa pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah pasien positif COVID-19, mengetahui kesiapsiagaan dan respon dari pemangku kepentingan, mengidentifikasi aspek-aspek pengelolaan limbah B3 medis, dan menganalisis perbedaan pengelolaan limbah sebelum dan sesudah menjadi tempat isolasi. Metode penelitian ini adalah campuran atau mixed methods, kuantitatif dan kualitatif dengan analisis deskriptif. data dan informasi yang diperoleh berasal dari wawancara dan observasi data sekunder, pedoman dan peraturan, serta dokumen dari tempat isolasi mandiri terpusat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada pengelolaan limbah B3 medis di Guest House PSJ UI sebelum dan sesudah menjadi tempat isolasi mandiri terpusat. Jenis dan sumber limbah yang dihasilkan sebagian besar adalah limbah infeksius, seperti APD dan alat bekas rapid test. Regulasi yang digunakan mengacu pada PP RI Nomor 22 Tahun 2021 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/537/2020. Perbedaan pengelolaan limbah di Guest House PSJ UI sebelum dan sesudah menjadi tempat isolasi sebagian besar terdapat pada karakteristik limbah yang dihasilkan.
A centralized self-isolation place is a facility provided for COVID-19 patients who require self-isolation. In their activities, a centralized self-isolation place produces waste, one of which is medical B3 waste. This study discusses the management of medical B3 waste in a centralized self-isolation area during the COVID-19 pandemic. This study aimed to determine the number of positive COVID-19 patients, determine preparedness and response from stakeholders, identify aspects of medical B3 waste management, and analyze differences in waste management before and after becoming a centralized self-isolation place. This research method is mixed, quantitative, and qualitative with descriptive analysis. Interviews and observations of secondary data, guidelines, and regulations, as well as documents from a centralized self-isolation place, obtain data and information. This study's results indicate differences in the management of medical B3 waste at the Guest House PSJ UI before and after becoming a centralized self-isolation place. The types and sources of waste generated are mostly infectious, such as PPE and used rapid test equipment. The regulations refer to PP RI Number 22 of 2021 and the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number HK.01.07/MENKES/537/2020. The difference in waste management at the Guest House PSJ UI before and after becoming a centralized self-isolation place is mainly in the characteristics of the waste produced.
Read More
S-10969
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aris Wijayanto; Pemb. Budi Haryanto, Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih, Sri Endah Suwarni, Rina Suryani
T-2888
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gitri Syiamil Awali; Pembimbing: Al Asyary; Penguji: Ririn Arminsih, La Ode Ahmad Saktiansyah
Abstrak: Latar Belakang: DBD merupakan infeksi akibat virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Sp ke manusia, terutama nyamuk Aedes aegypti. Demam berdarah tersebar luas di seluruh daerah tropis dengan variasi risiko lokal yang juga dipengaruhi oleh parameter iklim serta faktor sosial dan lingkungan. DBD masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, salah satunya adalah Kota Bekasi yang menempati urutan ketiga dengan kasus tertinggi pada tahun 2021. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor iklim (suhu, kelembaban, kecepatan angin dan curah hujan, faktor demografi (kepadatan penduduk) dan faktor individu (penerapan perilaku hidup bersih dan sehat) terhadap incidence rate DBD di Kota Bekasi tahun 2019?2021. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi ekologi berbasis waktu. Hasil: Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa suhu (p = 0,146), kecepatan angin (p = 0,146), curah hujan (p = 0,447) dan kepadatan penduduk (p = 0,147) tidak berhubungan signifikan terhadap kejadian DBD. Adapun kelembaban (p = 0,003) dan PHBS (p = 0,001) memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian DBD. Hasil uji regresi linear ganda memberikan bentuk model prediksi dengan persamaan Incidence Rate DBD = 42,043 + 0,004 (PHBS) + 0,001 (Kepadatan Penduduk) dengan R2 = 0,353. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara kelembaban udara dan PHBS dengan kejadian DBD di Kota Bekasi Tahun 2019?2021.
Background: DHF is an infection caused by the Dengue virus which is transmitted through the bite of the Aedes sp mosquito to humans, especially the Aedes aegypti mosquito. Dengue fever is widespread throughout the tropics with local risk variations which are also influenced by climate parameters as well as social and environmental factors. DHF is still one of the public health problems in Indonesia, including Bekasi City which ranks third with the highest cases in 2021. Objective: Analyzing the relationship between climate factors (temperature, humidity, wind speed and rainfall, demographic factor (population density) and individual factor (application of clean and healthy living behavior) with the incidence of dengue haemorrhagic fever in Bekasi City in 2019?2021. Methods: This research is a quantitative study with an ecological study design according to time trend. Results: The results of the correlation test showed that temperature (p = 0.146), wind speed (p = 0.146), rainfall (p = 0.447) and population density (p = 0.147) were not significantly related to the incidence of DHF. Meanwhile, humidity (p = 0.003) and PHBS (p = 0.001) had a significant relationship to the incidence of DHF. The results of the multiple linear regression test showed a predictive model with the DHF incidence rate equation = 42.043 + 0.004 (PHBS) + 0.001 (Population Density) with R2 = 0.353. Conclusion: There is a significant relationship between humidity and PHBS with the incidence of DHF in Bekasi City in 2019?2021.
Read More
S-11017
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heny Puspita Rokhwani; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Ririn Arminsih, Budi Hartono, Yayah Rodiana
T-4094
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmad Isa; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Ahmad, Suhartini
Abstrak: Infeksi kecacingan pada anak usia sekolah merupakan salah satu masalahkesehatan masyarakat di Indonesia. Angka prevalensi nasional bervariasi diberbagai daerah dalam kisaran 0,4 hingga 76,67 % (Kemenkes RI, 2011). Jeniscacing yang paling banyak menyerang adalah cacing gelang (AscarisLumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma Duodenale dan NecatorAmericanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). (Dirjen P2MPL, 2010).Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara higieneperorangan, sanitasi lingkungan, karakteristik orang tua dan konsumsi obat cacingterhadap kejadian infeksi kecacingan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Jagabaya1 Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten. Desain penelitian adalah cross-sectional sedangkan pemilihan subjek penelitian di tentukan dengan metode totalsampling. Responden penelitian ini adalah siswa kelas satu hingga kelas lima.Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Juni 2013 dengan menggunakankuisioner dan angket sebagai instrumen.Hasil penelitian menunjukkan prevalensi infeksi kecacingan pada siswaSDN Jagabaya 1 Kabupaten Lebak adalah sebesar 65, 85 %. Pada analisisbivariat, variabel yang memiliki hubungan secara bermakna dengan kejadianinfeksi kecacingan adalah higiene perorangan (OR=3,194), kebersihan kuku(OR=3,765), pendidikan ibu (OR=2,360), dan kepemilikan jamban (OR=3,808).Pada analisis multivariat, variabel yang memiliki hubungan paling kuat (dominan)terhadap kejadian infeksi kecacingan adalah kebersihan kuku (OR=4,062),kepemilikan jamban (OR=3,569), kebiasaan mencuci tangan sebelum makan(OR=2,965).Kata kunci : Infeksi kecacingan, higiene perorangan, sanitasi lingkungan, anakusia sekolah, Lebak, Banten
sanitation with soil transmitted helminth infection onstudents of State Elementary School of Jagabaya 1 atWarunggunung, Lebak District, Province of Banten in 2013Soil transmitted helminth infection is a public health problem in Indonesia.National prevalence of this disease varies by region from 0.4 to 76.67 %(Indonesian Ministry of Health, 2011). The common worm species that causeinfection are roundworm (Ascaris lumbricoides), hookworm (Ancylostomaduodenale and Necator americanus), and whipworm (Trichuris trichuria). (DirjenP2MPL, 2010).The objective of this research was to examine the association of personalhygiene, environmental sanitation, parental characteristics and anti helminthicdrugs with soil transmitted helminth infection. The research was conducted inElementary school of Jagabaya 1 at Warunggunung, Lebak, Banten. This studyutilized cross-sectional survey design, which respondents were selected by usingtotal sampling method. Respondents of the research were first grade to fifth gradestudents. Primary data was collected on July 2013 by using questionnaire.Results showed that the prevalence of soil transmitted helminth infectionon students of Elementary School of Jagabaya 1 was 65.85 %. Bivariate analysisrevealed four variables that were significantly related to soil transmitted helminthinfection were personal hygiene (OR=3,194), nail cleanness (OR=3,765),maternal education (OR=2,360), and toilet ownership (OR=3,808). Multivariateanalysis indicated that the essential factors related to the occurrence of soiltransmitted helminth infection were nail cleanness (OR=4,062), toilet ownership(OR=3,569), and habit of washing hand before eating (OR=2,965).Keywords : soil transmitted helminth infection, personal hygiene, environmentalsanitation, school-age children, Lebak, Banten
Read More
T-4063
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sumiati Bedah; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Ririn Arminsih, Budi Hartono, Didik Supriyono
T-4069
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Riyanto; Penguji: Dewi Susanna; Penguji: Ririn Arminsih, Abdur Rahman, Adi Drajat Noerwasana
Abstrak: Radiografer secara umum mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukanpemeriksaan pasien secara radiografi meliputi pemeriksaan untuk radiodiagnostiktermasuk kedokteran nuklir dan ultrasonografi (USG) dan melakukan tindakan proteksiradiasi dalam mengoperasikan peralatan radiologi. Penelitian ini bertujuan memprakirakanrisiko pajanan radiasi sinar-X pada pekerja radiasi di Departemen Radiologi RSUPN CiptoMangunkusumo. Dalam perhitungan prakiraan risiko pajanan radiasi sinar-X, dosis pajananradiasi sianr-X radiografer diperoleh dari hasil pengukuran film badge. Data pola aktifitas(lama kerja, frekuensi pajanan dan masa kerja) diperoleh berdasarkan hasil wawancara pada35 radiografer di Departemen Radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Berdasarkanperhitungan yang dilakukan, nilai rata-rata Excess Cancer Risk (ECR) lifetime (4,8E-2) danrealtime (1,9E-2). Karena secara teoretis karsinogenisitas tidak mempunyai nilai ambang ataunon threshold, maka prakiraan risiko dinyatakan unacceptable (dosis tidak dapat diterima)bila ECR < E4. Kisaran angka E-4 diperoleh dari nilai default karsinogenistas yang digunakanoleh US-EPA (1990). Berdasarkan perhitungan ECR lifetime dan ECR realtime diperolehgambaran prakiraan risiko efek karsinogenik yang terjadi pada radiografer di DepartemenRadiologi RSUPN CM, dinyatakan aceptable pada risiko kanker baik pada ECR lifetimemaupun realtime.Kata kunci : Analisis risiko, Radiasi, Sinar-X, Radiografer.
Radiographer in general have a duty and responsibility to audit includes examined patientsfor radiodiagnostic including nuclear medicine and ultrasonography (USG), and radiationprotection in radiology and operating equipment. This study aims to estimated the risk ofX-ray radiation exposure to radiographer in the Department of Radiology RSUPN CiptoMangunkusumo using Environmental Health Risk Analysis (ARKL). In calculating theestimated risk forecasts ARKL, risk of X-ray radiation exposure dose radiographer obtainedfrom measurements of the film badge. Data patterns of activity (duration of work,frequency of exposure and years of work) obtained based on the results of a survey of 35radiographers in the Department of Radiology RSUPN Cipto Mangunkusumo. Based on thecalculations performed, the average value of Excess Cancer lifetime Risk (ELCR) is 4,8E-2and the value of Excess Real-time Cancer Risk (ERRC) the average is 1,9E-2. Becausetheoretically carcinogenicity has non-threshold value, then the forecast is declaredunacceptable when ECR < E-4. Range of numbers obtained from the E-4, carcinogenicitydefault values used by the US-EPA (1990). Based on the calculation of the ELCR and ERCRforecasts illustrate the risk of carcinogenic effects that occur in the radiographers in theDepartment of Radiology RSUPN CM, acceptable on cancer risk both in the ELCR andERRC.Keywords: risk analysis, radiation, X-rays, radiographer.
Read More
T-4301
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edy Herman; Pembimbing: Sri Tjahyani Budi Utami; Penguji: Ririn Arminsih, Budi Hartono, Sri Anggraini, Lindawaty
T-4320
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive