Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Jihan Paramita; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Helen Andriani, Firmansyah
Abstrak:
Kepuasan pasien merupakan evaluasi subjektif terhadap layanan rumah sakit yang berperan penting dalam membangun loyalitas dan meningkatkan citra rumah sakit. Salah satu faktor yang sering menyebabkan ketidakpuasan pasien adalah waktu tunggu yang terlalu lama. Selain Actual Waiting Time (AWT), faktor subjektif seperti Expected Waiting Time (EWT), Perceived Waiting Time (PWT), dan Disconfirmation juga turut memengaruhi tingkat kepuasan pasien. Berdasarkan survei awal, terungkap bahwa waktu tunggu pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor masih belum memenuhi standar pemerintah, yang menyebabkan tingkat kepuasan pasien yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara EWT, PWT, AWT, dan Disconfirmation terhadap kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor pada tahun 2024. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional terhadap 132 sampel pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi, serta data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara PWT, AWT, dan Disconfirmation dengan kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor pada tahun 2024, sementara EWT tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien BPJS. Saran untuk perbaikan rumah sakit meliputi penyediaan demo registrasi pasien, layar monitor kedatangan dokter, loket prioritas bagi lansia dan anak-anak, serta dorongan kepada pasien untuk mengisi survei kepuasan dan memberikan umpan balik. Temuan ini dapat ditingkatkan pada penelitian berikutnya dengan perbaikan instrumen, teknik sampling, serta pendalaman melalui pendekatan kualitatif.

Patient satisfaction is a subjective evaluation of hospital services that plays a crucial role in building loyalty and enhancing the hospital's image. One factor that often leads to patient dissatisfaction is excessively long waiting times. In addition to Actual Waiting Time (AWT), subjective factors such as Expected Waiting Time (EWT), Perceived Waiting Time (PWT), and Disconfirmation also influence the level of patient satisfaction. Based on an initial survey, it was revealed that the waiting time for BPJS patients at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor still does not meet government standards, leading to low patient satisfaction. This study aims to examine the relationship between EWT, PWT, AWT, and Disconfirmation on BPJS patient satisfaction at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor in 2024. The research method uses a quantitative approach with a crosssectional study design involving 132 patient samples. Data collection was carried out through questionnaires, observations, and secondary data. The results of the study show a correlation between PWT, AWT, and Disconfirmation with BPJS patient satisfaction at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor in 2024, while EWT does not show a significant relationship with BPJS patient satisfaction. Recommendations for hospital improvements include providing a patient registration demo, doctor arrival monitor screens, priority counters for the elderly and children, and encouraging patients to complete satisfaction surveys and provide feedback. These findings can be enhanced in future research with improved instruments, sampling techniques, and deeper qualitative approaches.
Read More
S-11613
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Moch. Faisal Khadafi; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Ilham Firmansyah
S-7398
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anies Irawati; Pembimbing: Budi Utomo; Endang L. Achadi; Agus Firmansyah
D-100
Depok : FKM-UI, 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuni Fitriani; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Atik Nurwahyuni, Pujiyanto, Sufiyati, Firmansyah
Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen untuk menganalisa penyebab klaim Pending jaminan kesehatan nasional di RS Bakti Timah Karimun Tahun 2022. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi acuan untuk perbaikan layanan dan manajemen klaim jaminan kesehatan nasional di RS Bakti Timah Karimun dikemudian hari.

This research is an observational/non-experimental study with qualitative data collection using in-depth interviews and document review to analyze the causes of delays in national health insurance claims at Bakti Timah Karimun Hospital in 2022. The results of this study are expected to be a reference for service and management improvements. claims for national health insurance at the Bakti Timah Karimun Hospital in the future.
Read More
B-2310
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Aldin Kusuharto; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Robiana Modjo, Dadan Erwandi, Widodo, Syaifuddin Firmansyah
Abstrak: Sektor perkebunan adalah salah satu sektor terpenting secara global dalam hal pasokan pangan dan tenaga kerja. Sektor ini juga dianggap sebagai salah satu sektor yang paling berbahaya dalam hal tingginya penyakit, kecelakaan, dan kematian akibat kerja. Di Provinsi Lampung sektor perkebunan merupakan sektor dengan penyumbang kecelakaan kerja terbesar dibanding sektor industry lainnya.Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan (Personal factor, Job Factor, Lingkungan fisik, dan lingkungan social) dengan kecelakaan kerja sector perkebunan di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data laporan kecelakaan kerja perusahaan sektor perkebunan Provinsi Lampung pada BPJS Ketenaakerjaan Bandar Lampung. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2021 sampai April 2021. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 296 kasus kecelakaan kerja yang diambil dari laporan kecelakaan kerja perusahaan kepada BPJS Ketenagakerjaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistika chi square dan uji regresi logistik. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan pada faktor pekerjaan kategori shift kerja (p=0,033; OR=1,858) dan faktor lingkungan fisik kategori lokasi kerja (p=0,034; OR=1,781) dan tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor manusia dan faktor lingkungan sosial terhadap kecelakaan kerja
The plantation sector is one of the most important sectors globally in terms of food supply and labor. This sector is also considered to be one of the most dangerous sectors in terms of high rates of occupationals diseases, accidents and deaths. In Lampung Province, the plantation sector is the largest contributor to occupational accidents compared to other industrial sectors. This study aims to analyze the contributing factors (Personal factors, Job Factors, physical environment, and social environment) with the severity level of work accidents in the plantation sector in Lampung Province. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. This research was conducted based on work accident report data for plantation sector companies in Lampung Province at BPJS Ketenagakerjaan Bandar Lampung. The study was conducted from February 2021 to April 2021. The population in this study was 296 cases of work accidents taken from the company's occupational accident report to BPJS Ketenagakerjaan. Data analysis was performed using chi square statistical test and logistic regression test. The results of this study indicate that there is a significant relationship between work factors in the work shift category (p = 0.033; OR = 1.858) and physical environmental factors in the work location category (p = 0.034; OR = 1.781) and there is no significant relationship between human factors and environmental factors against occupational accident
Read More
T-6172
Depok : FKM UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fera Mutiara Dewi; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Atik Nurwahyuni, Wahyu Handoko, Yuliana Firmansyah
Abstrak: Kepemilikan double insurance telah membuka peluang praktik Coordination of Benefit (CoB) di Indonesia, terlebih dalam era JKN saat ini. Yang mana setiap orang selain memiliki asuransi yang bersifat wajib mereka pun memiliki asuransi kesehatan tambahan yang kepesertaanya bersifat tidak wajib. Pada praktiknya CoB terkadang masih belum sesuai dengan prinsip universal asuransi. Penelitian ini mencoba menganalisis praktik CoB dan besaran biaya CoB yang terjadi di Indonesia baik antara BPJS Kesehatan dengan AKT maupun antara AKT dengan AKT. Metode yang digunakan adalah rancangan studi observasional dengan desain cross sectional. Pemodelan menggunakan pendekatan ekonometrik yaitu two-part model yang memisahkan proses antara praktik CoB dengan besaran biaya CoB. Hasil penelitian menyatakan kovariat usia, LOS dan penyakit sistem sirkulasi menunjukkan efek yang signifikan dalam pengujian secara statistik. Kurangnya koordinasi antar provider dengan asuradur atau asuradur dengan asuradur menyebabkan meningkatnya potensi moral hazard yang dilakukan baik oleh peserta maupun provider sehingga peserta berpotensi mendapatkan cakupan ganda. Saran dari penelitian ini adalah perlunya dibuat Badan/Organisasi yang khusus mengelola CoB dan dibuatnya regulasi CoB. Kata kunci : Coordination of Benefit, Regulasi CoB, Two-Part Model Nowadays, some people may have double insurance. Besides having compulsory insurance that regulated by government, they also have additional health insurance which is not mandatory. This condition has opened up opportunities for Coordination of Benefit (CoB) in Indonesia, especially in JKN era. Unfortunately, in practice CoB still not executed according to the principle of general rules of insurance. This research seeks to analyze the practice of the COB and COB fee scale that occurred between BPJS with AKT and between AKT to AKT. The method used is the observational study with cross sectional design. The modeling uses an econometric approach, that is a two-part model which separates the process between the CoB practice and the CoB funds. The result of the research states that age covariate, LOS, and circulatory system diseases show significant effects in statistical testing. Lack of coordination between providers and assurer or between assurer and assurer, causes increasing potential moral hazard by both participants and providers so that participants may get double coverage. The suggestions of this research are first the need to create an independent agency or organization that manages CoB and second the need to made regulation of CoB. Keyword: Coordination of Benefit, CoB Regulation, Two-Part Model
Read More
T-4984
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kevin Dermawan; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Lhuri Dwianti Rahmartani, Syahrizal, M. Adi Firmansyah
Abstrak:
Latar Belakang. COVID-19 telah menjadi pandemi global yang mengerikan dan bahkan tidak sedikit menyebabkan kematian. Penggunaan dari remdesivir sebagai terapi emergensi pada pertengahan tahun 2020 menyebabkan munculnya berbagai laporan yang mengaitkan penggunaannya terhadap gagal ginjal akut pada awal tahun 2021. Hal ini diperkirakan diakibatkan oleh adanya molekul sulfobutylehter-beta-cyclodextrin (SBECD) yang dapat menumpuk pada ginjal. Remdesivir lebih diutamakan pada kasus-kasus berat dan proporsi dari gagal ginjal akut lebih tinggi dilaporkan pada pasien perawatan ICU, sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana fungsi ginjal dapat terganggu akibat penggunaannya. Metode. Penelitian dilakukan secara observasional pre dan post remdesivir dengan pengumpulan data berdasarkan rekam medis rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan pada RS Swasta di Tangerang periode Januari 2021 – Juli 2022. Data yang dikumpulkan termasuk usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes melitus, penggunaan antibiotik, steroid, antikoagulan, CRP, D-dimer dan fungsi ginjal (ureum, kreatinin, dan laju filtrasi ginjal). Analisis menggunakan uji Wilcoxon untuk membandingkan fungsi ginjal dan dibentuk model prediktif dengan regresi linear. Hasil. Dari 46 subyek yang mendapat terapi remdesivir didapatkan mayoritas adalah laki-laki dengan median usia 57 tahun. Model prediktif dengan variabel usia, jenis kelamin, hipertensi, DM, CRP, dan D-dimer menghasilkan nilai P 0,341; R2 0,153. Analisis stratifikasi dengan hipertensi, DM, CRP dan D-dimer menunjukkan adanya kemaknaan secara statistik (nilai P < 0,05). Kesimpulan. Terapi dengan remdesivir pada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU dapat mengalami penurunan fungsi ginjal yang bermakna. Faktor risiko hipertensi, DM, nilai CRP dan D-dimer yang tinggi dapat memperburuk penurunan fungsi ginjal, sehingga perlu diperhatikan penggunaannya pada praktik klinis sehari-hari.

Background. COVID-19 has been a terrifying global pandemic and causing a considerable amount of death. The use of remdesivir as emergency treatment of COVID-19 was approved during the mid of 2020 and since then has been a lot of reports indicating acute kidney injury in relation to it in early 2021. This adverse event was hypothesized to be caused by a molecule called sulfobutylehter-beta-cyclodextrin (SBECD) which can cause deposits in the kidney promoting acute kidney injury. Remdesivir has been widely used in severe cases and acute kidney injury was found to be higher in ICU patients. Therefore, this study aims to show how these factors can cause kidney injury. Methods. This observational pre- and post-remdesivir study was conducted using hospital medical records. Data was collected from private hospitals in Tangerang during January 2021 to July 2022. The collected information include age, gender, hypertension, diabetes melitus, antibiotics, steroids, anticoagulants, CRP, D-dimer and kidney functions laboratory data. These data were analysed using Wilcoxon and predictive model generated with linear regression. Results. Out of all 46 subjects that included in the study, most of the participants are male with the age median of 57 years old. Predictive model with age, gender, hypertension, DM, CRP, and D-dimer fails to produce a convincing model with P-value 0,341 and R2 0,153. However, stratification analysis with hypertension, DM, CRP, and D-dimer as covariates shows statistically significant decrease in glomerular filtration rate with P-value < 0,05. Conclusion. Remdesivir therapy in patients with COVID-19 admitted to ICU could easily cause deterioration in kidney functions. Therefore, patients with risk factors such as hypertension, diabetes melitus, higher CRP and D-dimer value should be monitored closely by checking the creatinine and urine output regularly.
Read More
T-6890
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
AI Dewi Hendriani; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Dian Ayubi, Tri Krianto, Deni Diyana, Apep Yosa Firmansyah
Abstrak:
Kepuasan pelanggan di RSUD dr. Soekardjo mengalami penurunan sejak 3 (tiga) tahun terakhir dan belum mencapai target yang ditetapkan. Kepuasan pasien merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit. Pasien sebagai konsumen eksternal ingin mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai harapan. Untuk menilai kepuasan pasien dilakukan pengukuran melalui 4 dimensi kepuasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemberian informasi dan edukasi terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2020. Penelitian ini menggunakan Pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional study, dengan sampel sebanyak 173 pasien rawat inap dewasa yang diambil secara quota sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan uji chie square dan regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukan pemberian informasi dan edukasi berperan terhadap kepuasan pasien di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2020, pasien yang cukup mendapatkan informasi dan edukasi 4 kali merasa lebih puas dengan pelayanan rumah sakit dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan cukup informasi dan edukasi. Untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien ketersediaan dan penggunaan media informasi dan edukasi perlu ditingkatkan sehingga pesan akan lebih mudah dipahami pasien

Customer satisfaction at RSUD dr. Soekardjo has decreased since the last 3 (three) years and has not yet reached the target set. Patient satisfaction is one of that affects the quality of hospital services. Patients as external consumers need to get health services as expected. patient satisfaction measure were taken through 4 dimensions of satisfaction. This study aims to determine the role of deliver Information and health Education in the Inpatient at RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya 2020. The research used quantitative approach with cross sectional study design. The sample in this study was 173 adult inpatients with a sampling technique using quota sampling. Data collected using a questionnaire with the interview method. Data were analyzed with chi square and multiple logistic regression. The results showed that the delivered of information and education was related to patient satisfaction at RSUD dr. Soekardjo, Tasikmalaya 2020, patients who were adequately informed and educated 4 times were more satisfied with hospital services compared to patients who did not get enough information and education. Suggestions are to conduct an overall evaluation of the implementation of deliver information and education, the availability of information and education media as well as the increased use of these media

Read More
T-5881
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aurora; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Budi Hidayat, Ede Surya Darmawan, Yuliana Firmansyah, Ondrio Nas
Abstrak:

Tesis ini membahas hubungan karakteristik perusahaan peserta PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia dengan pemanfaatan benefit persalinan sectio caesaria produk managed care dengan menggunakan data sekunder yaitu perusahaan yang mengambil benefit persalinan sebanyak 1.441 perusahaan. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara karakteristik group yaitu proporsi wanita usia subur, proporsi perempuan menikah, rerata jumlah anak, jenis badan usaha dan besar kelompok dengan pemanfaatan benefit persalinan sectio caesaria, ditemukan variabel dominan yang berhubungan dengan pemanfaatan benefit persalinan sectio caesaria diantaranya kelompok besar, kelompok sedang dan proporsi wanita usia subur. Kata kunci : Sectio Caesaria, Managed Care


This thesis discusses the relationship characteristics of participating companies PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia benefit to the utilization of sectio caesaria maternity, managed care product. Using secondary data,  the companies that take the benefit of maternity by the number of 1441 companies. This study design was cross sectional. The result showed relationship between the characteristics of the group: the proportion of women of childbearing age, the proportion of married women, the average number of children, types of bussiness and type of groups to the utilization of benefits sectio caesaria and found that the dominant variabel are a large group, average group, and the proportion of women are childbearing age. Key words : Sectio Caesaria, Managed Care

Read More
T-3628
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Wayan Sri Astuti; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Prastuti Soewondo, Amal Chalik Sjaaf, Tb. Firmansyah B. Rifai, Albert Maramis
Abstrak: Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat harus dapat menjaga mutu dan kualitas. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah melalui akreditasi. Akreditasi wajib dilakukan dan merupakan syarat ijin operasional sesuai aturan pemerintah. Rumah Sakit Prima Medika melakukan persiapan akreditasi KARS 2012 yang terdiri dari 4 sasaran pokok, namun penelitian ini pada dua sasaran yaitu sasaran keselamatan pasien dan Milenium Development Goals. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tahapan, masalah dan monitoring dalam proses persiapan akreditasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melibatkan partisipan sebanyak 7 orang yang terlibat dalam kelompok kerja akreditasi. Pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam dan penelusuran dokumen, dianalisis menggunakan content analysis. Hasil wawancara persiapan akreditasi dimulai komitmen dari seluruh jajaran rumah sakit, kelompok kerja akreditasi ditetapkan direktur, penyusunan dokumen sesuai elemen penilaian akreditasi, sosialisasi pada staf medis maupun non medis, implementasi sangat penting karena penilaian lebih terfokus pada pelaksanaan dilapangan, monitoring dan evaluasi dengan laporan monev, indikator mutu dan turun langsung ke lapangan. Kesimpulan tahapan persiapan yang penting adalah komitmen seluruh jajaran rumah sakit, melakukan pendekatan kepada dokter spesialis secara formal maupun informal, menambah pelatihan internal. Kata Kunci: persiapan akreditasi, sasaran keselamatan pasien,
Goals Hospitals in providing public health services should be able to maintain quality of services. One of the government's efforts to improve the quality of home services through accreditation, which is compulsory and required by government regulation. This study focus on two goals of Prima Medika Hospital in preparation of KARS 2012 accreditation: International Patient Safety Goals and Millennium Development Goals. The purpose of this study is to determine the stages, problems and monitoring in the preparation process of accreditation on the patient's safety goals and the Millennium Development Goals. This research uses qualitative method by involving 7 participants working group of accreditation. Data collected by in-depth interview technique and document tracing, then analyzed using content analysis. The results of the interviews show that the preparation phase begins with the commitment of all hospitals, the accreditation working group established by the director, the compilation of documents of the assessment elements according to the accreditation standards, program dissemination to medical and non-medical staff, then the implementation. The next stage are monitoring and evaluation, through monev report, quality indicator and field inspection. In conclusions, the very important stages in preparation process are: commitment from all level of hospital, approaches to the specialist doctors formally or informally, more internal training. Keywords: preparation, accreditation, international patient safety, Millennium Development Goals
Read More
B-1990
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive