Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Husda Oktaviannoor; Pembimbing: Ratna Djuwita, Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Oktavia T.L. Handayani, Widyastuti
Abstrak: Diabetes mellitus tipe 2 telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan merupakan penyebab penting dari angka kesakitan, kematian, kecacatan dan kerugian ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Provinsi DKI Jakarta termasuk sepuluh besar penyakit diabetes mellitus tertinggi secara nasional. Posbindu PTM sebagai salah satu program pemerintah dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 di Posbindu PTM se-Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dari data Surveilans Faktor Risiko PTM Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Sampel yang dianalisis sebesar 12.775 responden dari 12.789 responden berumur ≥15 tahun. Analisis data multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan model prediksi dan faktor potensial dampak yang paling dominan.
Hasil didapatkan proporsi diabetes mellitus sebesar 15,87%. Multivariat didapatkan umur ≥45 tahun (POR=6,32), 35-44 tahun (POR=1,82), 25-34 tahun (POR=0,98), jenis kelamin (POR=0,63), riwayat DM keluarga (POR=4,43), tidak menikah (POR=0,49), cerai (POR=1,58), tidak bekerja (POR=1,93), IRT (POR=1,84), pelajar/mahasiswa (POR=0,24), kurang aktif (POR=1,20), hipertensi (POR=1,35), dan obesitas sentral (POR=1,29). Faktor risiko yang memberikan dampak paling dominan adalah umur ≥45 tahun dan riwayat DM keluarga, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi yang memberikan dampak paling dominan adalah obesitas sentral. Model prediksi ini cukup akurat untuk memprediksi diabetes mellitus dengan batas probabilitas sebesar 18%. Perlu adanya peningkatan kualitas pelaksanaan Posbindu PTM dari pemerintah serta kesadaran warga DKI Jakarta yang berumur ≥15 tahun untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.

Type 2 diabetes mellitus has become a serious public health problem and is an important cause of morbidity, death, disability and economic losses worldwide including Indonesia. The province of DKI Jakarta includes the top ten of the highest diabetes mellitus nationally. Posbindu PTM as one of the government programs in conducting early detection and monitoring of NCD risk factors that are implemented in an integrated, routine, and periodic.
This study aims to determine the risk factors associated with diabetes mellitus type 2 in Posbindu PTM throughout DKI Jakarta Province. This research uses cross sectional design from data of Risk Factor Surveilans of NCD Health Office of DKI Jakarta Province 2017. The analyzed sample is 12,775 respondents from 12,789 respondents aged ≥15 years old. Multivariate data analysis using multiple logistic regression test to determine prediction model and the most dominant potential impact factor.
The result obtained proportion of diabetes mellitus equal to 15,87%. Multivariate was found to be ≥45 years old (POR=6.32), 35-44 years (POR=1.82), 25-34 years (POR=0.98), sex (POR=0.63), history of DM family (POR=4.43), unmarried (POR=0.49), divorce (POR=1.58), not working (POR=1.93), IRT (POR=1.84), student (POR=0.24), less physical activity (POR=1.20), hypertension (POR=1.35), and central obesity (POR=1.29). Risk factors that have the most dominant impact are age ≥45 years and family DM history, while the modifiable factor that gives the most dominant impact is central obesity. This prediction model is accurate enough to predict diabetes mellitus with a probability limit of 18%. It is necessary to improve the quality of Posbindu PTM implementation from the government and the awareness of Jakarta citizens aged ≥15 years for monitoring of risk factors and early detection of NCD.
Read More
T-5151
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novie Ariani; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Dwi Oktavia T.L. Handayani, Ikke Yuniherlina
Abstrak: Leptospirosis termasuk dalam zoonosis, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Leptopira. Leptospirosis merupakan penyakit yang sering tidak terlaporkan atau misdiagnosis hal ini karena gejala awal leptospirosis merupakan gejala penyakit demam akut lainnya ( dengue, malaria, flu like syndrome). Terjadinya kasus leptopsirosis terkait erat dengan rantai penularan, dan rantai penularan leptospirosis terkait dengan banyak faktor. Pekerjaan dan keberadaan tikus adalah faktor risiko Leptospirosis. Banten yang merupakan daerah endemis Leptospirosis, terpilih untuk menjadi lokasi surveilans Sentinel Leptospirosis, tepatnya berlokasi di Kab, Tangerang dan Kab. Serang. Publikasi mengenai hubungan faktor risiko masih jarang ditemui, begitu juga penelitian tentang Leptospirosis lebih banyak di lakukan di Jawa Tengah atau DI Yogyakarta. Penelitian ini menggunaan desain potong lintang. Hasil penelitian ini Tidak terbukti ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejadian leptospirosis pada suspek leptospirosis di 2 kabupaten lokasi Surveilan Sentinel Leptospirosis di Provinsi Banten tahun 2017 - 2019 Hubungan keberadaan tikus dengan kejadian leptospirosis menunjukkan hubungan yang bermakna, keberadaan tikus dan aktivitas disungai/kolam/saluran air secara bersama memberikan hubungan antagonis sehingga membuat risiko saat kedua variabel ini ada bersama sama lebih kecil dibandingkan risiko dari masing masing variabel
Leptospirosis is a zoonosis, an infectious disease caused by the Leptospira bacteria. Leptospirosis is often underreported or misdiagnosed because the initial symptoms of leptospirosis are symptoms of other acute febrile diseases (dengue, malaria, flu-like syndrome). The occurrence of leptospirosis cases is closely related to the chain of transmission, and the chain of leptospirosis transmission is related to many factors. Occupation and the presence of rats are risk factors for leptospirosis. Banten is an endemic area of Leptospirosis, was chosen to be the location for Sentinel Leptospirosis surveillance, precisely located in Kab, Tangerang, and Kab. Serang. Publications on the relationship of risk factors are still limited, and research about leptospirosis is mostly done in Central Java or DI Yogyakarta. This study used a cross-sectional design. The results of this study did not show that there was a significant relationship between work and the incidence of leptospirosis in leptospirosis suspects in 2 districts where Leptospirosis Sentinel Surveillance was located in Banten Province in 2017 - 2019 The relationship between the presence of rats and the incidence of leptospirosis showed a significant relationship, the presence of rats and activity in rivers/ponds/ drains together to provide an antagonistic relationship thus making the risk when these two variables are together smaller than the risk of each variable
Read More
T-6040
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alifianti Lestari; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Masyitoh, Dewi Satiasari S., Dwi Oktavia TL Handayani
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Alifianti Lestari Program Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit Judul : EVALUASI PENGEMBANGAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI RSUD KELAS D DENGAN STUDI KASUS DI   4 RSUD   JAKARTA PUSAT TAHUN 2017 Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang secara umum bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi pengembangan Puskesmas Kecamatan menjadi  Rumah Sakit Kelas D di Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian dilakukan selama dua bulan ( April – Mei 2017 ) dengan mengambil lokasi di 4 RSUD Jakarta Pusat yaitu : RSUD Kemayoran, RSUD Cempaka Putih, RSUD Johar Baru dan RSUD Sawah Besar. Pengumpulan data melalui data primer berupa wawancara mendalam, yang dilengkapi dengan telaah dokumen dan observasi lapangan, kemudian data sekunder yang berasal dari 4 RSUD di Jakarta Pusat. Hasil penelitian menunjukkan banyak penyebab yang sangat mempengaruhi layanan kesehatan yang dberikan di 4 RSUD Jakarta Pusat. Seperti ketersediaan Dokter Spesialis yang tidak mudah mau bekerjasama dengan RSUD Kelas D di Jakarta Pusat. Salah satunya dikarenakan belum adanya kesepakatan pendapatan dokter spesialis. Selain itu kelengkapan sarana prasarana juga berpengaruh dalam pemberian layanan kepada masyarakat, lokasi Rumah sakit yang kurang strategis berpengaruh juga terhadap pemasaran layanan, serta kebijakan pengembangan Rumah sakit dengan layanan unggulan sesuai kebutuhan masyarakat sekitarnya. Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 4 RSUD di Jakarta Pusat  cukup berhasil menjadi RSUD Kelas D  di tahun 2017 dengan terus memperbaiki dan melengkapi sumber daya manusia termasuk Dokter Spesialis dan melengkapi sarana prasarana kesehatan rumah sakit yang belum terpenuhi secara optimal. Kata Kunci  :  RSUD KELAS D ,  Evaluasi


ABSTRACT Name : Alifianti Lestari Study Program : Magister of Hospital Administration Title : EVALUATION OF PUSKESMAS KECAMATAN DEVELOPMENT BECOMING CLASS D HOSPITAL WITH CASE STUDY IN 4 HOSPITALS IN CENTRAL JAKARTA 2017. This research was conducted with qualitative approach which generally aimed to get the evaluation result of development of Puskesmas Kecamatan into Class D Hospital in Central Jakarta in 2017. The research was conducted for two months (April - May 2017) by taking the location in 4 Central Jakarta Public Hospital namely: Kemayoran Hospital, Cempaka Putih Public Hospital, Johar Baru Hospital and RSUD Sawah Besar. Data collection through primary data is in-depth interview, completed with document review and field observation, then secondary data coming from 4 hospitals in Central Jakarta. The results showed many causes that greatly affect the health services provided in 4 Central Jakarta hospitals. As the availability of Specialist Doctors who are not easy to cooperate with RSUD Class D in Central Jakarta. One of them is because there is no specialist doctor's income agreement. In addition, the completeness of infrastructure facilities also affect the provision of services to the public, the location of hospitals that are less strategic also affect the marketing of services, as well as development policies of hospitals with excellent service according to the needs of the surrounding community. So in this study it can be concluded that 4 hospitals in Central Jakarta succeeded in becoming RSUD Class D in 2017 by continuously improving and completing human resources including Specialist Doctor and equipping hospital health infrastructure facilities that have not been fulfilled optimally. Keywords: RSUD CLASS D, Evaluation

Read More
B-1878
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atik Ruli Winarti; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Nurhayati Adnan Prihartono, Dwi Oktavia TL Handayani, Monica Hutabarat
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Atik Ruli Winarti Program Studi : Magister Epidemiologi Judul                 : Potensi Penyakit Diabetes Mellitus Sebagai Risiko Depresi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Tahun 2019 Pembimbing : Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita Hatma, MPH Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan keluhan penyerta, sehingga dapat mempengaruhi kondisi psikologis pasien. Salah satu gangguan psikologis yang dapat mucul adalah depresi. Kehadiran depresi dan kecemasan pada pasien diabetes akan memperburuk prognosis diabetes, meningkatkan ketidakpatuhan terhadap perawatan medis, mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penyakit diabetes mellitus sebagai risiko depresi yang berbasis pada pelayanan kesehatan dasar, karena Puskesmas Cilandak menerapkan aplikasi e-jiwa dalam android untuk pendeteksian dini gangguan kesehatan mental. Desain studi dalam penelitian ini adalah case control, dimana kriteria kasus dan kontrol adalah sama, kasus adalah subyek penelitian yang berobat jalan di Poli Umum dan Poli Penyakit Tidak Menular yang menjawab “iya” ≥ 5 nomor pada pertanyaan nomor 1-20 dan kontrol adalah yang menjawab “iya” ≤ 4 nomor pada pertanyaan nomor 1-20 pada SRQ 29. Hasil penelitian ini responden yang mengalami diabetes mellitus beresiko 2,34 kali untuk terkena depresi dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami diabetes mellitus setelah dikontrol tingkat pendidikan dan penghasilan (95%CI; 1,37-3,99). Puskesmas sebaiknya membuat program untuk masyarakat yang datang ke Posbindu jika GDS ≥ 200 mg/dl maka akan dilakukan skrining gangguan kesehatan mental dengan menggunakan aplikasi e-jiwa, kemudian jika hasil skrining kuning dan merah maka pasien dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan dan pendiagnosaan lebih lanjut oleh dokter umum di Poli Konseling dan mendapatkan layanan konseling dengan psikolog klinis. Untuk masyarakat yang berkunjung rawat jalan di Puskesmas, perlu adanya skrining e-jiwa dan konseling oleh psikolog klinis di Poli Penyakit Tidak Menular sesuai tatanan yang ada. Kata kunci: diabetes mellitus, SRQ 29, depresi


ABSTRACT Name : Atik Ruli Winarti Study Program : Master of Epidemiology Title : The Potential of Diabetes Mellitus As A Risk For Depression In Cilandak Sub District Health Center Counsellor : Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita Hatma, MPH Diabetes is a chronic disease that can cause comorbid complaints, which can affect the psychological condition of the patient. One of the psychological disorders that can arise is depression. The presence of depression and anxiety in diabetic patients will worsen the prognosis of diabetes, increase non-compliance with medical care, reduce quality of life and increase mortality. This study aims to determine the potential of diabetes mellitus as a risk of depression based on basic health services, because the Cilandak Health Center implements e-jiwa applications in android. The study design in this study was case control, where the criteria for cases and controls were the same, the case was the subject of outpatient research at the General Poly and the Non-Communicable Disease Poly who answered "yes" ≥ 5 numbers in question and controls were those answer "yes" ≤ 4 numbers in question number 1-20 in SRQ 29. The results of this study respondents who have diabetes mellitus are at risk of 2.34 times for depression compared with respondents who did not have diabetes mellitus after being controlled by education and income levels (95% CI; 1.37-3.99). Puskesmas should make a program for Posbindu if GDS ≥ 200 mg / dl, then screening using e-jiwa application, then if the results of screening are yellow and red the patient is referred to the Puskesmas for further examination and diagnosis. General practitioner at Poli Counseling and get counseling services with a clinical psychologist. For people who visit outpatient care in Puskesmas, it is necessary to have e-jiwa screening and counseling by a clinical psychologist at the Poly NonCommunicable Disease according to the existing order. Key words: diabetes mellitus, SRQ 29, depression

Read More
T-5730
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inggariwati; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dwi Oktavia T.L. Handayani, , Sholah Imari
Abstrak: Awal tahun 2019 terjadi peningkatan insiden DBD di hampir seluruh wilayah Indonesia Data 2014 s/d 2015 menunjukkan DKI Jakarta selalu memiliki IR DBD di atas angka Nasional. Pola peningkatan IR DBD di DKI Jakarta sangat bervariasi antar Kelurahan, beberapa Kelurahan mengalami peningkatan kasus sangat tinggi sementara Kelurahan lain justru turun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan IR DBD per Kelurahan, ihak Sekolah perlu dilibatkan dalam gerakan PSN ini sebab proporsi usia Sekolah SD sd SMA yang tinggi berperan dalam peningkatan IR DBD, Dinas Kesehatan beserta jajarannya perlu memberikan feed back pelaporan DBD kepada masyarakat dan lintas sektor di tingkat Kelurahan secara rutin agar masyarakat dan aparat Kelurahan senantiasa waspada terhadap potensi peningkatan kasus DBD di wilayahnya, untuk menjaga kualitas PE DBD hendaknya senantiasa mendapat pembinaan dari Dinkes dan Sudinkes
Read More
T-5765
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Setyanti; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Mondastri Korib Sudaryo, Chita Septiawati, Dwi Oktavia TL Handayani
Abstrak: Latar Belakang: Sejarah mencatat telah terjadi empat kali pandemi Influenza dengan penularan besar dan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hingga akhir tahun 2016 didapatkan proporsi kasus positif Influenza sebesar 11% di Indonesia. Keparahan Influenza pada pasien Severe Acute Respiratory Infection (SARI) belum diketahui. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keparahan Influenza berdasarkan data sekunder surveilans Influenza di rumah sakit sentinel di Jakarta Timur tahun 2011-2014 Kementerian Kesehatan RI. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder surveilans Influenza di 6 (enam) rumah sakit sentinel pada pasien Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di Jakarta Timur pada September 2011 hingga Agustus 2014. Dengan responden berasal dari pasien rawat inap di rumah sakit sentinel tersebut yang positif Influenza (PCR-RT Influenza). Keparahan dinilai berdasarkan lama rawat inap (>4 hari), dirawat di ruang HCU/ICU dan penggunaan ventilator mekanik. Variabel yang diukur adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, penyakit pernapasan penyerta, penyakit kronis penyerta, kontak anggota serumah demam yang disertai batuk/nyeri tenggorok, waktu mencari pengobatan, status rokok,musim dan tipe Influenza. Analisis yang digunakan adalah Cox Regression yang mengestimasi nilai Prevalence Ratio (PR). Hasil: Terdapat 571 kasus Influenza positif dengan 259 Influenza Berat dan 312 Influenza Sedang. Hasil analisis multivariat yang menggunakan analisis Cox Regression mengungkapkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan Influenza Berat: adalah usia ≥65 tahun memiliki Prevalence Ratio 1,63 kali (p value= 0,025, CI 95%= 1,065-2,506) mengalami Influenza Berat dibandingkan usia 5-64 tahun. Selain itu faktor risiko lainnya adalah terkena Influenza saat musim hujan (PR=1,59, CI 95%= 1,061-2,398) dan waktu berobat ≤3 hari (PR=1,43; CI 95%=1,121-1,841). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara umur, musim dan waktu berobat dengan keparahan Influenza pada pasien SARI di rumah sakit sentinel Jakarta Timur. Kata Kunci: faktor risiko, keparahan Influenza, SARI, rumah sakit sentinel.
Background: There have been four times of Influenza pandemic with high transmission, high morbidity and mortality in history. Up to the end of 2016 there were 11% of Influenza positive cases in Indonesia. Influenza severity in Severe Acute Respiratory Infections (SARI) is unknown. Objectives: This study aims to determine the severity of Influenza based on secondary data of Influenza surveillance at Sentinel Hospital in East Jakarta 2011-2014 Ministry of Health RI. Method: This study used cross sectional study design using secondary data of Influenza surveillance at 6 (six) Sentinel hospitals in East Jakarta from September 2011 to August 2014. Respondents coming from inpatients with positive Influenza by RT-PCR in sentinel hospital. Severity assessed by length of stay (>4 days), admission to HCU/ICU chambers and use of mechanical ventilators. Independent variables in this research were age, sex, occupation, respiratory disease, chronic disease, contact household with fever and cough/sore throat, time to seek treatment, cigarette status, season and type of Influenza. The analysis used Cox Regression to estimates Prevalence Ratio (PR). Results: There were 571 cases of positive Influenza with 259 Severe Influenza and 312 Moderate Influenza. The results of a multivariate analysis using Cox Regression analysis revealed that risk factors associated with severe influenza ≥65 years had Prevalence Ratio of 1,63 times (p value = 0,025, 95% CI = 1,065-2,506) had Severe Influenza than in 5-64 years. In addition, other risk factors were affected by Influenza during the rainy season (PR = 1.59, 95% CI = 1,061-2,398) and treatment time ≤3 days (PR = 1,43; 95% CI = 1,121-1,841). Conclusion: This study concluded that factors associated with Influenza severity in SARI patients at Sentinel hospital in East Jakarta were age, season and time to seek treatment. Keywords: Influenza severity, risk factor, SARI, sentinel hospital.
Read More
T-4878
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive