Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Titik Sulistyowati; Pembimbing: Adi Sasongko; Penguji: Evi Martha, Lukas C. Hermawan
S-6842
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Farianti; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Syahrizal Syarif, Lukas C. Hermawan, Teti Tejayanti
Abstrak: Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang. Sebagian besar penyebab utama kematian ibu di Indonesia(60-90%) adalah akibat komplikasi persalinan (persalinan lama, diikuti olehketuban pecah dini, perdarahan dan demam). Kualitas pelayanan antenatal diduga sebagai faktor risiko kejadian komplikasi persalinan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadiankomplikasi persalinan di delapan propinsi di Indonesia setelah dikendalikanseluruh confounding. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalahcross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyaibayi/balita di delapan propinsi di Indonesia dengan jumlah sampel 2823 . Teknikpengambilan sampel pada penelitian ini adalah multistage sampling. Analisismultivariat yang digunakan adalah cox regression. Hasil analisis multivariatmenunjukkan tidak ada pengaruh kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian komplikasi persalinan setelah dikendalikan variabel penolong persalinan dancara/metode persalinan dengan prevalence ratio (PR) sebesar 0,89 (CI 95% : 0,59-1,34). Perlunya peningkatan kualitas pelayanan antenatal terpadu dan terintegrasi agar dapat mencegah, mendeteksi dini dan menanggulangi kejadian komplikasi persalinan serta diharapkan adanya penelitian selanjutnya yang meneliti spesifik jenis ANC yang dapat menurunkan komplikasi persalinan. Kata kunci: Komplikasi persalinan, kualitas, pelayanan anatenatal
Mortality and morbidity on pregnant women and maternity is still big problem indeveloping countries. Mostly caused of maternal mortality in Indonesia aredelivery complication (prolonged labor, water broke, vaginal bleeding, and fever).Quality of antenatal care may be a risk factor of delivery complications. Thepurpose of this study to know how much effect quality of antenatal care todelivery complications after adjusted all confounding. This study used the crosssectional design. Respondent of this study are mother who had infant/childrenunder five years at eight provinces in Indonesia and number of respondent were2823 took with multistage sampling. The multivariate analysis used coxregression. There was not effect of antenatal care to delivery complications afteradjusted delivery helper and methods of delivery with prevalence ratio (PR)sebesar 0,89 (CI 95% : 0,59-1,34). Needed to increasing the comprehensive andintegrated quality of antenatal care to prevent, early detection, and to controlled ofdelivery complication and another similar studies was still needed that examinedspecific of ANC which can reduced delivery complications.Keyword:Delivery complications, quality, antenatal care
Read More
T-4153
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wira Hartiti; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Renti Mahkota, Lukas C. Hermawan, Yuslely Usman
Abstrak: Preeklamsia/eklamsia merupakan salah satu penyebab utama penyumbangkematian ibu di Indonesia.Angka kematian ibu di Indonesia saat ini tergolongmasih tinggi di negara Asia.Salah satu penyebab terjadinya preeklamsia/eklamsiadiduga adalah adanya obesitas pada ibu. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui distribusi dan prevalensi faktor-faktor yang dapat mempengaruhiterjadinya preeklamsia/eklamsia serta mengetahui hubungan antara obesitasdengan kejadian preeklamsia/eklamsia pada ibu saat hamil atau bersalin diIndonesia tahun 2010 setelah dikendalikan oleh variabel usia ibu, jumlah paritas,pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi, berat badan lahir bayi,riwayat merokok, riwayat abortus, kunjungan pelayanan antenatal dan kualitaspelayanan antenatal. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalahcross sectional menggunakan analisis multivariat dengan uji regresi logisticganda. Sampel penelitian dengan mengambil semua sampel Riset KesehatanDasar tahun 2010 yang eligible dari 33 provinsi yaitu sebanyak 5.112 responden(obesitas sebanyak 680 responden dan tidak obesitas sebanyak 4.432 responden),yang diambil dengan metode stratified two stagecluster design. Hasil penelitianterlihat prevalensi obesitas sebesar 13,30% dan preeklamsia/eklamsia sebesar3,91%. Terdapat hubungan obesitas dengan kejadian preeklamsia/eklamsia dengan Odd Ratio (OR) sebesar 1,88 (95% CI 1,33-2,66) setelah dikontrol olehvariabel usia ibu, berat badan lahir dan riwayat merokok. Jadi obesitas merupakansalah satu faktor yang cukup penting dalam menyebabkan terjadinya preeklamsia/eklamsia.Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat perlu berperanaktif dalam upaya pencegahan terjadinya preeklamsia/eklamsia dengan menjaga berat badan ideal sejak usia remaja sehingga tidak mengalami obesitas pada saathamil. Kata kunci : Preeklamsia/eklamsia, obesitas, Riset Kesehatan Dasar 2010
Preeclampsia/eclampsia is one of the major causes of maternal mortality inIndonesia. The maternal mortality rate in Indonesia is still relatively high in Asiancountries. One of the causes of preeclampsia/eclampsia is maternal obesity. Theaim of this studyis to know the distribution and prevalence of the factors thatcould affect the occurrence of preeclampsia/eclampsia and to know theassociation of the obesity and preeclampsia/eclampsia in the mother duringpregnancy or delivery in Indonesiain 2010,after controlled by maternal age,parity, mother's occupation, mother's education level, economic status, birthweight, history of smoking, history of abortion, antenatal visits and quality ofantenatal care variable. Study design is cross-sectional using multivariate analysiswith multiple logistic regression. The study sample by taking all sampled thateligible in 2010 Basic Health Survey are 5,112 respondents (680 respondentsobese and 4,432 respondents non-obese). Study result is shown the prevalence ofobesity was 13.30% and preeclampsia/eclampsia was 3.91%. There is arelationship of obesity and preeclampsia/eclampsia with Odds Ratios (OR) of1,88 (95% CI1,33 to 2,66) after controlled by maternal age, birth weight andsmoking history variable. So, obesity is a significant factor in the cause ofpreeclampsia/eclampsia. Therefore, the government and community should playan active role in the prevention of preeclampsia/eclampsia with maintaining ahealthy weight since their teens so not obese during pregnancy.Key word : Preeclampsia/eclampsia, obesity, 2010 Basic Health Survey
Read More
T-4154
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cicilya Candi; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Dian Ayubi, Mieke Savitri, Lukas C. Hermawan, Dhian Probhoyekti
T-4547
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dakhlan Choeron; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Tris Eryando; Artha Prabawa, Lukas C. Hermawan, Boga Hardana
T-4227
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Rahayu Ningsih; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo, Iwan Ariawan; Penguji: Mieke Savitri, Lukas C. Hermawan, Ganda Raja Partogi Sinaga,
Abstrak: Faktor penyebab tingginya AKI (346/100.000KH) yaitu belum tercapainyaindikator pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan. Pertolongan persalinan difasilitas kesehatan dipengaruhi oleh faktor individu dan provinsi. Penelitian inibertujuan melihat pengaruh dan besar kontribusi faktor individu dan provinsiterhadap pertolongan persalinan di enam provinsi di Indonesia berdasarkan dataSDKI dan profil kesehatan Indonesia tahun 2012. Hasil analisis multilevel regresilogistik multinomial menunjukan, determinan pertolongan persalinan meliputiasuhan kehamilan, daerah, asuransi kesehatan, indeks kepemilikan, pekerjaansuami, pekerjaan, pendidikan ibu, paritas, umur, rasio bidan, rasio puskesmas, rasiotempat tidur rumah sakit dan kepadatan penduduk. Faktor provinsi menurunkan24.22% variasi pertolongan persalinan di Indonesia.Kata Kunci :Pertolongan persalinan, faktor individu, faktor provinsi, multilevel regresi logistikmultinomial
The high maternal mortality rate (346 per 100.000 live birth) in Indonesia is causedby several factors, one of it is that Indonesia has not been achieved the indicator ofaid deliveries in health facilities. This study aims to look at the influence and thecontribution of individual factors and province factor on deliveries in six provincesin Indonesia based on data from Demographic and Health Survey and healthprofiles of Indonesia in 2012. Based on the analysis of multilevel multinomiallogistic regression, the determinant of delivery aid is the individual factors includethe antenatal care, regions, health insurance, household wealth index, husband'soccupation, employment and education of women of childbearing age, parity andthe age of them. The determinant factor of the province covers the ratio of healthcenters, the ratio of beds and population density. Contextual variables (provincefactors) decrease 24.22% variation deliveries at six provinces in Indonesia.Keywords :Maternal mortality, Deliveries, individual factors, provinces factors, multilevellogistic regression multinomial.
Read More
T-4620
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mona Lisa; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Besral, Hadi Pratomo, Lukas C. Hermawan, Ingan Ukur Taringan
Abstrak: Kelangsungan hidup bayi didefinisikan sebagai kemampuan bayi untuk bertahan hidup menjalani kehidupan sampai berusia 1 tahun. Tahun 2012, AKB Indonesia sebesar 32 per-1000 kelahiran hidup. Status ekonomi akan mempengaruhi kekangsungan hidup bayi melalui faktor maternal, gizi, kondisi janin saat lahir, pengendalian penyakit dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat lahir menurut usia kehamilan terhadap kelangsungan hidup bayi di Indonesia. Metode penelitiannya adalah kohort retrospektif dengan pemanfaatan 13.295 data anak yang terdapat pada data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelangsungan hidup bayi berat lahir kecil masa kehamilan memiliki probabilitas paling rendah sebesar 97%. Hasil cox regresi diperoleh berat lahir kecil masa kehamilan pada status ekonomi kaya, HR=8,95, pada ekonomi menengah, HR=3,72, dan pada ekonomi miskin, HR=7,36. Kecil masa kehamilan memiliki kontribusi terhadap kematian bayi di populasi sebesar 42%. Peningkatan kualitas antenatal care selama kehamilan dan sosialisasi metode perawatan kanguru pada bayi baru lahir merupakan salah satu alternatif untuk menurunkan kejadian kecil masa kehamilan. Kata kunci: Kelangsungan hidup bayi, kecil masa kehamilan, status ekonomi Infant survival is defined as the ability of infants to survive through life until the age of 1 year. In 2012, Indonesia IMR reported as 32 per 1,000 live births. Sosioeconomic status will affect infant suvival through maternal factors, nutrition, fetal condition at birth, disease control and environment. This study aims to determine the effect of birth weight for gestational age on the infants survival in Indonesia. The Method of study is a retrospective cohort, utilize of data 13 295 child data contained in the Riskesdas data 2013. Result of the analysis showed that the survival of small for gestatioanal age had the lowest probability of 97%. Results cox regression showed that small for gestational age on the high economic status , HR = 8.95, the middle-income status, HR = 3.72, and the poor economic status, HR = 7.36. Small for gestational age have contributed to infant mortality in the population by 42%. Improving the quality of antenatal care for during pragnancy and socialization of kangaroo care method for birth weight small for gestational age is an alternative to decrease the incidence of small for gestational age. Keywords: Infant survival, small for gestational age, economic status
Read More
T-4814
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Kusharisupeni, Endang Laksminingsih Achadi, Abbas Basuni Jahari, Lukas C. Hermawan
Abstrak:

Abstrak

Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan angka nasional BBLR sebesar 11,1% sementara di Kalimantan Barat angka BBLR jauh lebih tinggi yaitu 13,9%. Selain itu angka penimbangan berat lahir baru mencapai 70% dan 66,6% persalinan dilakukan di rumah. Fenomena tersebut ditambah dengan isu ketersediaan timbangan yang terkalibrasi dan tenaga kesehatan yang terampil menimbulkan potensi adanya kasus BBLR yang tidak terdeteksi pada neonatus yang tidak ditimbang, sementara BBLR memiliki dampak yang signifikan pada status gizi dan status kesehatan pada fase kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran pengganti yang akurat, sederhana dan mudah sebagai pengganti penimbangan untuk dapat mengidentifikasi kasus BBLR.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengukuran pengganti yang memiliki validitas optimal dalam mendeteksi kasus BBLR. Penelitian ini berlangsung mulai September hingga Desember 2011. Disain yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 584 bayi yang diambil menggunakan teknik purposive sampling pada fasilitas bersalin yang adan di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Variabel yang dikumpulkan meliputi berat lahir, lingkar betis, lingkar dada, lingkar lengan atas dan lingkar kepala. Berat lahir diukur dengan cara penimbangan, sementara lingkar betis, lingkar dada, lingkar lengan atas dan lingkar kepala diukur dengan cara melingkarkan pita ukur. Uji korelasi dan ROC dilakukan untuk menentukan pengukuran terbaik pengganti berat lahir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar betis memiliki nilai koefisien korelasi yang paling tinggi (0,70) dibandingkan pengukuran lainnya (lingkar dada 0,67; lingkar lengan lengan atas 0,66; dan lingkar kepala 0,61). Kurva ROC untuk lingkar betis memiliki nilai AUC 90,2% dengan sensitivitas 90,4%; spesifisitas 78,9%; nilai prediksi positif 29,6%; dan nilai prediksi negatif 98,8% pada cut off 10,25 cm.Penelitian ini menyimpulkan bahwa lingkar betis merupakan pengukuran pengganti yang terbaik untuk mendeteksi BBLR. Namun demikian masih diperlukan penelitian serupa di wilayah geografis yang lain di Indonesia untuk memvalidasi temuan ini terkait dengan variasi etnis dan penentuan cut off yang dapat diaplikasikan secara nasional.


Basic Health Research (2010) showed national prevalence of LBW about 11,1%,meanwhile in West Borneo Province the prevalence of LBW was higher than the national prevalence (13,9%). Furthermore, in West Borneo Province only 70% of newborns who are weighed at birth dan about 66,6% of birth was done at home. In addition, availibility of standarized weighing scale and skilled birth attendant make a potentional loss of identification of LBW babies. Therefore it is necessary to find an accurate, simple and easy measurement as a surrogate for birth weighing in order to identify LBW babies. The objective of this study was to find a surrogate measurement for birth weighing with optimal validity in order to identify LBW babies. This study was conducted from September to December 2011 with cross sectional design. The sample size of this study was 584 newborns that was obtained from maternity facilities in Kota Pontianak and Kabupaten Kubu Raya with purposive sampling procedure. Variables of this study including birth weight, calf circumference (CC), chest circumference (ChC), mid-upper arm circumference (MUAC) and head circumference (HC). Birth weight was measured by weighing the neonate meanwhile the other variables was measured by placing non-strecthable measuring tape. Pearson correlation and ROC analysis was used to determine the best surrogate.

Result of this study showed that calf circumference had the highest correlation coefficient (0,70) compared with other measurement (ChC 0,67; MUAC 0,66; and HC 0,61). AUC for calf circumference ROC curve was 90,2% with sensitivity of 90,4%; specifivity of 78,9%, postive predictive value of 29,6%; and negative predictive value of 98,8% at 10,25 cm cut-off point. This study suggested that calf circumference was the best surrogate to identify LBW babies. However another similar study at another location in Indonesia were still needed to validate this result related to ethnic variation and determination of cut off point that can be applied nationally.

 

Read More
T-3478
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andy Yussianto; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Lukas C Hermawan, Carmelia Basri
Abstrak:

Studi ekologi ini dilakukan untuk mempelajari dan memahami hubungan antara kegiatan mobilisasi masyarakat dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas di Propinsi Banten dengan memperhatikan varasi geografis Puskesmas.  Sampel pada studi ini adalah seluruh desa/kelurahan (1.532 desa/kelurahan) dan Puskesmas (208 puskesmas) yang ada di Propinsi Banten pada tahun 2010. Sebanyak 4.685 orang menjadi responden yang terdiri dari 1.532 kepala/sekretaris desa/kelurahan, 1.532 koordinator kader dan 1.414 Bidan di desa serta 208 Kepala Puskesmas/ Penanggung Jawab Program KIA/Imunisasi. Hasil penelitian ini menemukan  rata-rata persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas di propinsi Banten adalah 73.51% dan rata-rata persentase desa dalam wilayah kerja Puskesmas yang melaksanakan seluruh kegiatan mobilisasi masyarakat adalah 21.33%. Terdapat korelasi yang bervariasi antara kegiatan mobilisasi masyarakat di tingkat desa dengan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas sesuai dengan wilayah geografis Puskesmas. Hubungan paling kuat antara kegiatan mobilisasi masyarakat dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terdapat di Puskesmas Bayah dengan koefisien 54%. Faktor Geografis sangat berpengaruh terhadap kegiatan mobilisasi masyarakat dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dengan analisis Geographically Weighted Regression (GWR) diperoleh peningkatan R-square menjadi 46.29% dengan bandwith optimum sebesar 0.25279 dan penurunan nilai AIC menjadi 1709.22. Kata kunci: mobilisasi masyarakat, persalinan tenaga kesehatan, geografis puskesmas, geographically weighted regression.


 A Ecology study was conducted to ascertain and understand the relationship between community mobilization activities and delivery assistance by health professionals in the working area of  health centers at Banten Province with attention to Geographic variation in Health Center. Samples was the entire village (1.532 village) and health centers (208 health center) at Banten Province on 2010. A total of 4.685 respondents are consisting of 1.532 head/secretary of village, 1.532 coordinator cadres, 1.414 village midwife and 208 head of health center or responsible person  for MCH/Immunisation program. This study found that average 73.51% of delivery assistance by health professionals and average 21,33% of village carried out community mobilization activities in the working area of health centers at Banten province. There are different relationships between community mobilizations activities at the village and delivery by health personnel at the public health center depend on geographic region. The strongest relationships is Bayah public health center with coefficient 54%. Geographical factors affect the activities of community mobilization and delivery assistance by health professionals. With Geographially Weighted Regression (GWR) was obtained an increase in R-square to 46.29% with the optimum bandwidth of 0.25279 and a decrease in the value of AIC to 1709.22. Key words: community mobilization, delivery of health workers, geographic centers, geographically weighted regression

Read More
T-3677
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pony Natalia Heryadi; Pembimbing: Endah Wuryaningsih; Penguji: Luknis Sabri, Evi Martha, Harni Koesno, Lukas C. Hermawan
Abstrak:

Pemanfaatnn jasa dukun bayi untuk menanpni kehamilan dan pelsalinan merupakan salah satu faktor penghambat upaya peningkazan akses pelayanan KIA melalui penempaum bidan di desa. Oleh karma itu perm promosi kcsehatan melalui pendekatan kemitraan bidan di desa dan dukun bayi menjadi sangat panting. Upaya kemitraan telah dilaksanakan di Kabupaten Katingan namun belum pemah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mempemleh informasi yang mendalam mengenai kemitraan bidan di desa dan dukun bayi di Kabupatcn Katingan, hal internal dan ckstemal apa saja yang berkaitan, sem mengidentifikasi hal-hal yang mendukung dan menghambat bemjalannya kemitman. Penelitian dilakukan di enam dcsa di Riga kecamatan di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tcngah yang telah melaksanakan upaya kemitraan, menggunakxm pendekatan kualitatif bemdesain RAP, dengan cara wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Infonnan penelitian adalah bidan di desa yang bemnitra, bidan kooxdinator, kepala Puskesmas, pengelola KIA Dinkcs Kntingan, Ketua [BI Katingan, dukun bayi yang bennilra dan anggota masyarakat (tokoh masyarakat dan kader posyandu). Hasil penclitian menunjukkan bahwa dilihat dari tahap kerjasama dan pembagian perannya, kemitraan bidan di desa dan dukun bayi di Kabupatzn Katingan ada yang sudah baik dan ada yang masih kurang, scrta memiliki kecenderungan hubungan deugan persepsi dukun bayi terhadap manfaat dan hambatan kemitraan, sikap bidan di desa dan duinm bayi daiam bermitra, motivasi dukun bayi, scrta pendekatan personal bidan di dcsa kepada dukun bayi. Pendukung kemitraan bidan di desa dan dukun bayi antara lain persepsi dukun bayi bahwa kemitraan memberikan rasa aman, sikap positif antara bidan dan duknn bayi, kebutuhanakmlrasaanmnyangmemotivasidukunbaydunmkbermiumserta intensitas komunikasi interpersonal bidan dan dukun bayi yang [ebih sexing dan lebih baik. Penghambat kemitraan antara lain pexsepsi dukun bayi yang kelim tentang manfaat kemitraan, keluarga tidak sctuju dukun bayi memanggil bidan di desa kamna alasan biaya dan ada! istiadat, proses persalinan yang terlalu ocpat, sikap negatif antara bidan dan dukun bayi, kebutuhan aktualisasi diri dukun bayi, intcnsitas komunikasi bidan-dukun yang kutang baik, bclum meratanya tenaga bidandi seluruh desa, serza pcndekatan seoara koe1sif7ancaman bidan di desa untuk mengubah perilaku dukun bayi. Masih di temukan mgenerasi dukun bayi dan kcbiaseum langsung memandikan bayi baru lahir, baik olch kcluarga, dukun bayi dan bidan di desa. Dengan demikian perlu dilakukan strategi pemctataan bidan di desa melalui insentif dan supervisi yang ketat khususnya di daerah terpencil, upaya pembinaan kcmitraan yang betkesinambungan, pclatihan komunikasi interpersonal bagi bidan di desa, sosialimi Iamkesnas untuk meaingkatkan persalinan dengan bidan di desa, melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam pembinaan kemitraan, menetapkan sistem pembagian pembayamn antara bidan di desa dan dukun bayi dcngan dana bergulir khususnya bagi kcluarga mislcin, menetapkan pcrtemuan rutin antara bidan di desa dan dukun bayi untuk mengetahui perkembangan kemitraan, Iebih pmaktif dan intcns melakukan pendekatan personal untuk mengubah persepsi dukun bayi tentang perannya saat ANC, persalinan, setelah bayi {ahh' dan nifas, sorta melakukan penyuluhan kepada masyarakat tcntang pencegahan hipotermia dengan menunda memandikan bayi bam Iahir.


Utilization of the Traditional Birth Attendants ('I`BAs] to handle pregnancy and childbirth is one of the factors which barricade etforts to increase access to maternal and health services through the placement of midwives in the villages. Therefore, the role of health promotion through partnership approach is very important. It has been undertaken in Katingan Region, but research to obtain infomation about how depth is partnership between village michvives and TBA in Katingan, to know related internal and external things, and to identify things that support and hinder the flow of partnership has never done. Research was conducted in six villages in three Katingan subdistricts in Central Kalimantan Province, which have been in partnership effort. use qualitative approach and RAP design, with depth interviews and focus group discussions methods to obtain data. Research informants are village midwives who have partnership with TBA, the midwife coordinators, head of public health centers, managers of ruatemal and child health programme of health district in Katingan, chairman of IBI Katiugan, TBAs who have partnership with village midwive, and member ofthe communities (community leaders and or Posyandu cadres). Base on partnership stage and role division, results of research shows that there have been good and less partnership between villages midwives and TBAS in Katingan. It is likely related to 'l'BA?s benefits dan barrier perceptions, attitudes between village midwives and the TBA, TBA?s motivation, and midwives personal approach to the TBAS. 'l'BA?s perception that partnership will give her a safe labor, positive attitudes to each other, TBA?s safety feeling that motivate her to have partnership, and the intensity of interpersonal communication between midwives and TBA which are more olien beside better quality, support the partnership. Wrong TBA?s perception about the benefits of partnership, the lixrnily who do not agree to pick the midwive up because of costs and custom reasons, immediately labor process, negative attitudes and less communication intensity to each other, TBA seltl actualization needs, villages without midwive, coersive approach to change TBA?s behaviour, hind the partnership. 'l'BAs regeneration and the practice of bathe the new hom are still found. Thus, some efforts and strategies like giving more incentives and strict supervision esspesially to village midwife in remote area, sustainable partnership programme, midwives interpersonal communication training, increasing Jamkesmas socialization, involving traditional leaders, community leaders, and religious lwders in partnership activities, setting a payment sharing system to village midwife and TBA i.e revolving iimd system mpecially to poor family, setting a regular meetings between midwives and 'I'BAs to talk about partnership, more proactive and intensely do personal approach to TBA to change her perception about her roles in antenatal care, labor process, and post natal, and develop community education about hypotermia prevention by delay a new born baths, all need to be done.

Read More
T-2981
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive