Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Herma Krisdiana; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Jaslis Iljas, Eny Juliati
Abstrak: Beban kerja merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kelelahan. Situasi pandemi saat ini memberikan dampak nyata khususnya pada sektor kesehatan. WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada tahun 2020. Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan tenaga kesehatan sebagai sumberdaya penyedia layanan kesehatan dihadapkan pada situasi berbeda, salah satunya terjadi peningkatan pada tuntutan pekerjaan. Tingginya tuntutan pekerjaan yang diterima tenaga kesehatan akan menjadi penyebab beban kerja menjadi tinggi sehingga lebih berisiko mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya selama masa pandemi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh dengan keseluruhan responden merupakan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Sukmajaya. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Tenaga kesehatan dengan beban kerja tinggi memiliki kecenderungan sebanyak 9,9 kali mengalami kelelahan kerja tinggi. Setiap pekerjaan memiliki tuntutan yang mengharuskan pekerjanya menyelesaikan tuntutan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Namun adanya tuntutan pekerjaan yang berlebihan dan terus menerus mempengaruhi kelelahan kerja, dampak negatif yang akan timbul saat pekerja mengalami kelelahan kerja adalah tidak tercapainya suatu standar atau target yang telah ditetapkan.
Workload is one of the risk factors that cause fatigue. The current pandemic situation has a real impact, especially on the health sector. WHO has declared COVID-19 as a pandemic in 2020. The COVID-19 pandemic has caused medical workforce as a resource for health care providers to be faced with different situations, one of which is an increase in the impact on work. The high work received by the workforce will cause the workload to be higher, resulting in work fatigue. This study aims to determine the relationship between workload and work fatigue at the Sukmajaya District Health Center during the pandemic. This study used a cross sectional design. The sample used in this study was a saturated sample with all respondents being medical workfoce at the Sukmajaya District Health Center. The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between workload and work fatigue. Medical workforce with a high workload have a tendency of 9.9 times to experience high work fatigue. Every job that requires work that demands completion is in accordance with predetermined standards. However, the existence of excessive work and continuous prolonged work, the negative impact that will arise when workers experience work fatigue is not achieving a predetermined standard or target
Read More
S-11132
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farah Riyadi; Pembimbing: Kurnia Sari; Pneguji: Jaslis Ilyas, Atira Ahmad
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan perawatan ibu dan anak di Farah Mom & Baby Care tahun 2025, dengan fokus pada karakteristik pelanggan, persepsi terhadap fasilitas, serta hubungan keduanya terhadap kepuasan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional dan melibatkan 71 responden yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji univariat dan bivariat. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas pelanggan adalah perempuan berusia di atas 27 tahun, berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan menengah ke atas. Sebanyak 54,9% responden menyatakan bahwa fasilitas di Farah Mom & Baby Care belum memadai, meskipun beberapa aspek seperti kebersihan dan kenyamanan dinilai cukup baik. Tingkat kepuasan pelanggan 49,3% merasa puas. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa hanya persepsi terhadap fasilitas yang memiliki hubungan signifikan terhadap kepuasan pelanggan (p=0,000), sementara karakteristik pelanggan seperti usia, pendidikan, pendapatan, dan jarak tempuh tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Temuan ini menunjukkan pentingnya peningkatan fasilitas sebagai strategi utama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.

This study aims to assess customer satisfaction with maternal and child care services at Farah Mom & Baby Care in 2025, focusing on customer characteristics, perceptions of facilities, and their relationship to satisfaction levels. A quantitative approach with a cross-sectional design was used, involving 71 respondents selected through purposive sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed through univariate and bivariate methods. The results showed that most customers were women over the age of 27, with higher education levels and middle-to-upper income. A total of 54.9% of respondents considered the available facilities inadequate, despite positive evaluations of aspects such as cleanliness and comfort. Overall customer satisfaction 49.3% reporting satisfaction. Bivariate analysis revealed that only perceptions of facility quality had a significant relationship with customer satisfaction (p=0.000), while variables such as age, education, income, and travel distance showed no significant association. These findings highlight the importance of improving facility quality as a key strategy to enhance customer satisfaction.
Read More
S-12048
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ivoni Pollatu; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Jaslis Iljas, Wahyu Sulistiadi, Sumijatun
Abstrak: Intention to quit merupakan niat seseorang yang merupakan bagian dari perilaku berpindah. Intention to quit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya intention to quit, stress kerja, kepuasan kerja, pelanggaran kontrak psikolgis dan pengaruhnya pada tingkat intention to quit perawat di RSIA Murni Asih Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode kuantitatif. Jumlah sampel pada penelitian ini 62 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stress kerja, pelanggaran kontrak psikologis dan intention to quit tinggi terjadi pada perawat di RSIA murni Asih dan hampir sebagian perawat RSIA Murni Asih mengalami Ketidakpuasan kerja. Terdapat hubungan yang negative antara stres kerja, pelanggaran kontrak psikologis, kepuasan kerja terhadap tingkat intention to quit perawat di RSIA Murni Asih.
Kata Kunci : Intention to quit, stress kerja, kepuasan kerja, pelanggaran kontrak psikologis, perawat

Intention to quit is someone's intention which is part of moving behavior. Intention to quit is influenced by various factors. This study aims to determine the magnitude of intention to quit, work stress, job satisfaction, violation of psychology contracts and their effects at the level of intention to quit nurses at the Pure Asih Hospital in Tangerang. This research is a cross sectional study with quantitative methods. The number of samples in this study were 62 samples. The results showed that work stress, psychological contract violations and high intention to quit occurred in nurses in pure Asih Hospital and almost half of Pure Pure RSIA nurses experienced job dissatisfaction. There is a negative relationship between work stress, violation of psychological contracts, job satisfaction to the level of intention to quit nurses at Pure Asih Hospital.
Keywords: Intention to quit, work stress, job satisfaction, psychological contract violation, nurse
Read More
B-2071
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nuswil Bernolian; Pembimbing: Amal C. Sjaaf; Penguji: Purnawan Junadi, Jaslis Iljas, Baharudin; Heriyadi
Abstrak: Latar Belakang: Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses alami yang memberi kesempatan bayi untuk mencari dan mengisap air susu ibu sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. Pelaksanaan program IMD merupakan tanggung jawab semua praktisi kesehatan, mulai dari lingkup pelaksana dan manajerial rumah sakit.

Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan IMD di RSMH dan faktor-faktor yang mem, pengaruhinya.

Metode: Penelitian berdesain cross sectional dengan subjek penelitian ibu bersalin dan tenaga kesehatan di Bagian Kebidanan RSMH. Subjek dipilih secara purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Hasil: Selama periode November-Desember 2016, terdapat 19 (51,3%) pasien pascamelahirkan yang melakukan IMD dan 18 (48,6%) pasien tidak melakukan IMD. Terdapat perbedaan bermakna pada metode persalinan, dimana persalinan perabdominam mayoritas didapat pada kelompok yang tidak melakukan IMD (p = 0,003). Penelitian ini melibatkan 43 responden pelaksana (bidan dan dokter), serta 12 responden manajerial. Kondisi medis pasien yang tidak memungkinkan IMD, tidak terlaksananya IMD pada pasien pascaseksio sesaria, dukungan dan sosialisasi rumah sakit kurang mengenai IMD, serta pengetahuan ibu rendah merupakan keluhan responden pelaksana. Penelitian ini menemukan adanya disintegrasi antara pihak manajerial dan pelaksana sehingga menimbulkan ketidakjelasan pada pelaksanaan IMD. Simpulan: Peluang terlaksana atau tidaknya IMD dipengaruhi oleh kondisi medis ibu dan janin, metode persalinan, pengenalan dan dukungan rumah sakit terhadap IMD, sosialisasi kebijakan IMD, tingkat pengetahuan ibu. Tantangan melakukan IMD adalah belum ada kebijakan melakukan IMD di ruang operasi, kondisi medis ibu sering tidak memungkinkan IMD, ketidakseragaman pengetahuan manajer terkait IMD, rendahnya sosialisasi peraturan pelaksanaan IMD, ada disintegrasi antara pihak manajerial dan pelaksana, dan tidak adanya pengawasan IMD di lapangan. Kata kunci: inisiasi menyusu dini, evaluasi pelaksanaan IMD.
Read More
B-1833
Depok : American Public Health Association, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Kurniawati; Pembimbing: Mardiati Nadjib/ Penguji: Jaslis Ilyas, Ede Surya Darmawan, Tati Suryati
Abstrak: Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit menular melaluiudara yang menyerang saluran nafas atas hingga saluran nafas bawah. ISPA padabalita terutama pneumonia merupakan penyebab kematian kedua di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan fasilitas kesehatan olehbalita penderita ISPA di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013. Sampel padapenelitian cross sectional ini adalah balita penderita ISPA dan menjadi sampelRiskesdas 2013, berjumlah 23.310 orang. Hasil penelitian, 36% balita penderitaISPA memanfaatkan fasilitas kesehatan. Terdapat hubungan antara umur, waktutempuh, dan alat transportasi ke fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan fasilitaskesehatan. Akses yang dianalisis yaitu waktu tempuh dan alat transportasi yangdigunakan terbukti berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanankesehatan balita dengan ISPA. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatanfasilitas kesehatan adalah umur, waktu tempuh dan alat transportasi ke fasilitaskesehatan. Masih ada kendala akses dalam pemanfaatan fasilitas kesehatanterutama di pedesaan dan luar Pulau Jawa. Pemerintah perlu memperhatikanpeningkatan akses ke fasilitas kesehatan di pedesaan dan luar Pulau Jawa sertameningkatkan program pencegahan.Kata kunci: pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan, balita, infeksi saluranpernafasan akut (ISPA), Indonesia, Riskesdas 2013.
Acute respiratory infections (ARI) was airborne communicable diseases, attacksupper respiratory to lower respiratory track. ARI in children under 5 years,especially pneumonia was second leading cause of death in Indonesia. Theobjective of this study was to know the healthcare facilities utilization among thechildren under five with ARI in Indonesia. Samples were the children under fivewith ARI in Riskesdas 2013, amounted to 23,310. The study found that only 36%children under five with ARI utilized healthcare facilities. Factors related to theutilization were age, time, and transportation to healthcare facilities withhealthcare facilities utilization. Factors associated with utilization were age,times and transportation to healthcare facilities. It was suggested to solve barrierto access healthcare facilities in rural and outside Java island, as well ascontinuing preventive programs.Key words: utilization of healthcare facilities, children under 5 years, acuterespiratory infections (ARI) , Indonesia , Riskesdas 2013
Read More
T-4675
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eva Byuti Zumrudah; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Iljas, Hadri Pramono, Saptuti Chunanaeni
Abstrak: Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darahmanusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuankomersial. Di Negara berkembang, transfusi darah paling banyak diberikan untukperawatan komplikasi kehamilan dan persalinan, anemia yang parah pada anak-anak, trauma dan perawatan kelainan darah. Akses pada darah yang aman dapatmencegah hingga seperempat kematian ibu setiap tahun. persediaan darah adalah2% dari populasi penduduk. Persentase tertinggi kebutuhan ideal darah se-Indonesia ada di Jawa Barat namun ketersediaan darah hanya mencapai 35,4%kebutuhannya. Penelitian ini ingin mengetahui dukungan pemerintah daerahtingkat Provinsi Jawa Barat dalam pelayanan darah tahun 2010-2015. Penelitianini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulandata diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peraturan daerah provinsi tentangpenyelenggaraan kesehatan, namun belum mengacu pada peraturan baru terkaitpelayanan darah. Terdapat alokasi anggaran program rutin yang secara tidaklangsung mendukung pelayanan darah dan bantuan hibah Palang Merah IndonesiaProvinsi Jawa Barat. Bantuan hibah ini belum diperhitungkan dalam biayapengganti pengolahan darah tingkat provinsi. Jumlah Unit Transfusi Darah dinilaimencukupi namun jumlah Bank Darah Rumah Sakit masih sedikit. Sisteminformasi manajemen yang terintegrasi dengan Unit Transfusi Darah Pusat PMImasih sedikit. Tidak terdapat tenaga kesehatan PNS tingkat provinsi yangdiperbantukan di UTD. Data Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat pendonordarah melalui desa siaga aktif belum dipetakan. Komunikasi data antara DinasKesehatan dan UTD masih lemah. Tren jumlah pendonor, jumlah produksikomponen darah dan tingkat partisipasi masyarakat semakin besar. Trenpenggunaan darah meningkat di bidang kebidanan. Diperlukan sosialisasiperaturan-peraturan terbaru, penyesuaian peraturan daerah dengan kebijakannasional, penerapan jejaring pelayanan darah provinsi dan pelaksanaan programquick win pelayanan darah.Kata kunci: pelayanan darah, kebutuhan darah, dukungan pemerintah daerah,program quick win pelayanan darah.
Blood service is one of health services that utilize human blood as the basematerial for humanitarian and not for commercial purposes. In developingcountries, most blood transfusions are given for pregnancy and childbirthcomplication treatment, severe anemia in children, trauma and blood disorders.Access to safe blood can prevent up to a quarter of maternal deaths annually.Blood supply recommendation is 2% of the population. The highest percentage ofblood needs in Indonesia is in West Java which in 2013 availability of bloodaccounted for 35.4% needs. This study investigated the local government supportof West Java province for blood service 2010-2015. This study was qualitativedesign with case study approach. The data collection obtained through in-depthinterviews, observation, and study literature. The results showed there wereprovincial regulations on health administration, but not comply with the newregulations. There was a regular program budget allocation, which indirectlysupport the blood service and grants to Indonesia Red Cross branch West Java.This grant has not been taken into account in provincial level of blood processingcharge. Blood transfusion services were considered sufficient but the numberhospital blood banks were still small. Management information system amongBTS-es integrated with Indonesia Red Cross Central BTS were small. There wereno civil servants in provincial level employed at BTS. Blood donor data throughDesa Siaga Aktif were not available. Data communication between the ProvincialHealth Office and BTS was still weak. There were rising trend in the number ofdonors, blood component production and level of community participation. Therewas increasing blood use trend in obstetrics. Socialization of recent regulations isneeded, adjustment of local regulations with national policy, the implementationof the provincial network of blood services and the blood service quick-winprogram should be endorsed.Key words : blood service, blood requirement, local government role, bloodservice quick win program
Read More
T-4751
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hario Wicaksono; Pembimbing: Sandi Iljanto; Jaslis Ilyas, Pujiyanto, Erni Endah, Sitti Nuraini
Abstrak: Komitmen organisasi pegawai di sektor publik sangat diperlukan, terutama yangbersentuhan dengan pelayanan kepada masyarakat.Saat ini terdapat penilaian yangberedar dimasyarakat terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di indonesiayang masih cukup rendah, khususnya pada pekerja yang bekerja di pemerintahan,atau yang dikenal dengan sebutan pegawai negeri sipil (PNS). Penelitian inibertujuan mengetahui hubungan antara motivasi dan iklim komunikasi organisasidengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatanmenggunakan studi cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruhpegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dengan status PNS. Jumlah Totalpopulasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 143 orang. Berdasarkan hipotesapenelitian mengenai hubungan antara motivasi dengan komitmen organisasi PNSSekretariat Badan PPSDM Kesehatan menggunakan uji korelasi pearsondidapatkan nilai korelasi sebesar (r=0,616) yang menyatakan motivasimenunjukkan hubungan yang kuat dengan komitmen organisasi (Sugiyono, 2010)dan nilai signifikansi (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasiberhubungan secara signifikan dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat BadanPPSDM Kesehatan, selanjutnya hipotesa penelitian mengenai hubungan antaraiklim komunikasi organisasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat BadanPPSDM Kesehatan didapatkan nilai korelasi sebesar (r=0,523) dan mempunyainilai signifikansi (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasiorganisasi berhubungan secara signifikan dengan komitmen organisasi PNSSekretariat Badan PPSDM Kesehatan. Dalam analisis multivariat ditemukan bahwamotivasi adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan komitmenorganisasi, sementara iklim komunikasi organisasi tidak memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap komitmen organisasi setelah dilakukan uji secara bersama.Dengan tidak signifikannya variabel iklim komunikasi organisasi setelah dilakukanuji secara bersama-sama dengan variabel motivasi bukan berarti variabel iklimkomunikasi organisasi ini menjadi tidak penting, namun variabel lain harus dapatmenjadi bahan pertimbangan dan dapat diteliti kembali untuk dikombinasikansehingga menjadi variabel yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi jika diuji secara bersama-sama.Kata kunci: pegawai negeri sipil, motivasi, iklim komunikasi organisasi, komitmenorganisasi
Organizational commitment of employees in the public sector is necessary,especially in contact with public services. Currently, in the community assessmentof the quality of human resources (HR) in Indonesia is still low, especially inworkers who work in government, or known as civil servants (PNS). This studyaims to determine the relationship between motivation and organizationalcommunication climate and organizational commitment Civil Servant of Secretaryof The Agency for Development and Empowerment Human Resources of Healthusing a cross sectional study. The population of this research are all employees ofSecretary of The Agency for Development and Empowerment Human Resourcesof Health with civil servant status. Total population in this study were a total of 143people. Based on the research hypotheses on the relationship between motivationand organizational commitment using Pearson correlation test obtained correlationvalue of (r = 0.616), which states the motivation showed a strong relationship withorganizational commitment (Sugiyono, 2010) and the value of significance (p =0.000 ), so it can be concluded that motivation significantly related toorganizational commitment, further research hypothesis on the relationship betweenorganizational communication climate and organizational commitment obtained acorrelation value of (r = 0.523) and has a significance value ( p = 0.000), so it canbe concluded that organizational communication climate significantly related toorganizational commitment. In multivariate analysis found that motivation is themost dominant variable related to organizational commitment, while theorganizational communication climate does not have a significant effect onorganizational commitment after the test together. With no significant climatevariables organizational communications after the test together with the variables ofmotivation not mean organizational communications climate variables is notimportant, but the other variables must be taken into consideration and be examinedagain to be combined so that a variable that affects the organizational commitmentif tested together.Keywords : civil servants , motivation , organizational communication climate ,organizational commitment
Read More
T-4784
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reffi Fitri; Pembimbing: Alex Papilaya; Penguji: Jaslis Iljas, Dumilah Ayuningtyas, Henny Hana
B-1002
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raras Setyaningrum; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Wahyu Sulistiadi, Firman Rachmatullah, Aisyah Asy`ari
T-4833
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agustina Syahroel; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Iljas, Mieke Savitri, Budi Hartono, Deden Sudendi
Abstrak: Abstrak

Tesis ini membahas hubungan kualitas pelayanan di unit rawat jalan kebidanan dengan loyalitas pasien terhadap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang tahun 2013.

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui faktor penentu loyalitas pasien di Unit Rawat Jalan Kebidanan RSUD Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian cross section dengan menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei terhadap para pasien yang datang di Unit Rawat Jalan Kebidanan. Sifat penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien terhadap pelayanan di unit rawat jalan kebidanan RSUD Karawang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey explanatory yang terdiri dari variable bebas yang mewakili kualitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari lima subvariabel dan variable terikat yang mewakili loyalitas pasien. Survey ini dilakukan terhadap 100 orang responden melalui pengisian kuesioner yang pernyataan-pernyataannya mewakili variabel-variabel tersebut dengan penilaian menggunakan skala likert. Hasil analisis deskriptif variable kualitas pelayanan dan loyalita sdiperoleh skor rata-rata 3,542 -3,741 yang tergolong kategorip uas/loyal. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson diperoleh antar variabel yang diteliti semuanya berkorelasi positip bermakna(p<0,001). Hasil analisis penelitian dengan metode Regresi Linier Multipel diperoleh hasil variabel X5 (emphaty) merupakan faktor yang paling kuat berhubungan dengan loyalitas pasien dengan koefisien B = 0,426, kemudian menyusul X2 (responsiveness), X1 (tangible),dan X3 (reliability), sedangkan variabel X4 (assurance) secara multivariabel tidak berhubungan bermakna(p=0,121).


This tesis discusses the relationship beetwen service quality in obstetric out patient unit with patient loyalty in Karawang Public Hospital 2013. The main purpose ofthis research is to find out determinant factor of patient loyalty in obstetric out patient unit in Karawang Public Hospital. This study is a cross sectional study using quantitative method by performing survey to patients who came in obstetric out patient unit. This is a descriptive and verificatives tudy. In this research, hypotesis that will be tested is relationship beetwen service quality in obstetric out patient unit with patient loyalty in Karawang Public Hospital. This study performed with survey explanatory method with independent variable that represent healthy service quality consist of five subvariables and dependent variable that represent patient loyalty. This survey performed to 100 respondents who fill the quesioner consists of that variables above withlikert scale. From analysis variable descriptive service quality and loyalty got score rate 3,542 -3,741 that include satisfied/ loyal category. Correlation analysis using Pearson Correlation shows that all variablehas positive correlation (p<0,001). Research analysis with Multiple Linier Regretion method shows that variable X5 (emphaty) has strongest factor relationship with patient loyalty with B coeffisient= 0,426, then X2 factor (responsiveness), X1 factor (tangible), and X3 factor (reliability), where variable X4 (assurance) with multivariable method has no relationship (p=0,121).

 

Read More
B-1567
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive