Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yunita Hapsari; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Helen Andriani, Dyah Eko Judihartanti, Susi Aswiyarti
Abstrak:
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, Pemerintah melakukan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. PONEK adalah pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan diselenggarakan oleh rumah sakit dengan 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Rumah Sakit Umum Adhyaksa adalah salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan PONEK, namun berdasarkan evaluasi kinerja yang pernah dilakukan rumah sakit belum memenuhi kriteria baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Rapid Asessment Procedure (RAP). Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada 13 orang informan, telaah dokumen dan observasi. Hasil penelitian berdasarkan unsur input yaitu pada sumber daya manusia masih kurangnya tim PONEK, pelatihan yang perlu ditingkatkan, belum adanya prosedur pendelegasian wewenang, struktur organisasi menunjukkan terlalu kompleks diperlukan kejelasan struktur sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman fungsi dan tanggung jawab dalam PONEK, belum ada monitoring kepatuhan SPO, sosialisasi SPO yang masih kurang, peralatan dan perlengkapan sudah cukup lengkap, sistem informasi yang belum memadai, pada unsur proses belum optimal pada pelayanan penunjang yang belum berjalannya bank darah rumah sakit, pemantauan dan evaluasi yang belum dilakukan, dan aspek disposisi yang belum menunjukkan komitmen terhadap pelaksanaan program yang disebabkan kurangnya pengarahan, koordinasi dan komunikasi. Pada output belum tercapainya indikator operasi sectio caesarea dan belum adanya angka keterlambatan operasi karena jadwal operasi yang belum terorganisir. Kesimpulan adalah implementasi PONEK belum berjalan optimal belum sesuai dengan standar penyelenggaraan PONEK 24 jam. Rekomendasi perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, perbaikan fasilitas, perlu adanya regulasi terkait pelayanan maternal neonatal pada forensik klinik, pengembangan sistem informasi, meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan koordinasi, meningkatkan fungsi pengarahan, pemantauan dan evaluasi, peningkatan fungsi RS menjadi RS mampu PONEK sehingga dapat menjalin koordinasi dan jejaring fasilitas kesehatan lain.

PONEK is a comprehensive maternal and neonatal emergency service and is organized by the hospital 24 hours a day and 7 days a week. The purpose of this study was to investigate the implementation of PONEK in RSU Adhyaksa. This study uses a qualitative approach with the Rapid Assessment Procedure (RAP) method. Data was collected through in-depth interviews with 13 informants, document review, and observation. The results of the research based on input elements, namely the lack of a PONEK team in human resources, training that needs to be improved, there is no compliance monitoring SPO, socialization of SPO that is still lacking, the information system is inadequate, the process element is not optimal, the support services that are not yet running the hospital blood bank, monitoring and evaluation that have not been carried out, and aspects of disposition that have not shown a commitment to program implementation due to lack of direction, coordination and communication. In the output, the indicators of sectio cesarean operation have not yet been achieved. The conclusion is that the implementation of PONEK has not run optimally yet not by following the 24-hour PONEK implementation standard. Recommendations need regulations related to neonatal maternal services in clinical forensics, improve communication, socialization, and coordination, improve the function of direction, monitoring and evaluation, increase the function of hospitals to become hospitals capable of PONEK can establish coordination and networks of other health facilities.

Read More
T-5937
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angesti Drea Habsari; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Puput Oktamianti, Danang Suryo Wibowo, Dyah Eko Judihartanti
Abstrak:
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran sentral dalam suatu organisasi. Semakin tinggi tingkat pemanfaatan SDM, semakin tinggi hasil guna sumber daya lainnya. Oleh karena itu penyusunan rencana strategis menjadi penting dalam memenuhi kebutuhan SDM yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi pengembangan SDM Tahun 2020-2024. RSU Adhyaksa adalah rumah sakit milik Kejaksaan dan saat ini berada dalam pengelolaan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014-2024. Melalui pendekatan kualitatif, dilakukan penelitian dengan analisis SWOT untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan pengembangan SDM di RSU Adhyaksa, melalui wawancara mendalam dan diskusi terarah. Hasil penelitian ini adalah penetapan strategi pengembangan SDM melalui optimalisasi pengelolaan SDM dan pemenuhan ketenagaan yang berkompeten untuk mewujudkan tata kelola RS yang baik .

Human Resources (HR) plays an important role in an organization. The more optimize HR utilization rate, the higher utilization rate of other resources. Therefore, making strategic planning is important to fulfil the HR need as the hospital requires. The focus of this study is a strategic planning of human resources development at Adhyaksa General Hospital (AGH) in 2020-2024. AGH is a hospital of National General Attorney and right now being managed by Jakarta Health Agency of DKI Jakarta Province from 2014-2024. The focus of this study is to form a strategic planning of HR Development at ADH. Using qualitative approach, the study was held using SWOT model analysis to determine internal and external factors of HR Development. The result of this study is the strategic planning through HR management optimalization and providing competent staffs to achieve good hospital governance.

Read More
B-2141
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuki Melati Indriana; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Helen Andriani, Adang Bachtiar, Dyah Eko Judihartanti, Hari Sulistiyono
Abstrak: Mendaki gunung telah menjadi salah satu pilihan aktivitas luar ruangan dengan pertumbuhan peminat paling cepat. Beberapa motivasi individu yang mendorong individu untuk terlibat dalam aktivitas pendakian gunung antara lain untuk mendapatkan pengalaman di alam bebas, relaksasi, kegiatan kebugaran, pengurangan stress, mendapatkan kesenangan, dan untuk alasan kesehatan. Pada aktivitas pendakian Gunung Ciremai, jumlah pendaki mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebanyak 41.460 pendaki melakukan aktivitas pendakian sepanjang tahun 2017 dan meningkat menjadi 46.995 pendaki sepanjang tahun 2018. Sejumlah risiko yang terlibat dalam aktivitas pendakian gunung seperti intensitas cidera fisik yang parah hingga kematian menjadikan pendakian gunung sebagai salah satu olahraga ekstrim. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis yang bertujuan untuk melakukan manajemen risiko pada aktivitas dan jalur pendakian Gunung Ciremai. Dari hasil identifikasi risiko diketahui risiko yang paling sering muncul dalam aktivitas pendakian gunung ciremai adalah terjatuh dan tergelincir. Kemudian, hasil analisis risiko menunjukkan sejumlah potensi bahaya juga memiliki nilai risiko yang cukup tinggi meliputi faktor cuaca, perilaku berlari ketika turun gunung, dan tidak lengkapnya peralatan pendakian. Faktor cuaca memiliki peran yang cukup besar dalam terjadinya sejumlah insiden seperti dehidrasi, hipotermia, dan pohon tumbang. Faktor cuaca ini semakin diperparah dengan ketidak lengkapan dan ketidak sesuaian peralatan pendakian yang digunakan untuk aktivitas pendakian gunung, sehingga menyebabkan risiko pendaki untuk berada dalam situasi berbahaya semakin tinggi. Perilaku ini berkaitan dengan persepsi risiko pendaki terhadap aktivitas pendakian. Persepsi risiko ini juga mempengaruhi perilaku berisiko yang dilakukan oleh pendaki seperti berlari ketika turun gunung
Read More
B-2233
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive