Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ujang Abdul Muis; Pembimbing: Budi Utomo, Matya Rahmanianti; Penguji: Toha Muhaimin, Rahmadewi, Tri Riana Lestari
Abstrak: Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi pemberian makanan prelaktal serta mempromosikan pemberian ASI eksklusif pada pemberian ASI eksklusif selama 4 hingga 6 bulan pertama serta dapat memberikan nutrisi dan kekebalan tubuh kepada bayi. Metode penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan 2017 dengan tujuan untuk mengetahui kenaikan atau penurunan proporsi serta determinan perilaku pemberian makanan dini di Indonesia. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada peningkatan proporsi pemberian makanan dini di tahun 2017. Pemberian makanan dini lebih dipengaruhi oleh sosial ekonomi, umur ibu, lokasi tempat tinggal, pendidikan ibu, paritas, dan jenis persalinan. Paritas mempengaruhi pemberian makanan dini sebesar 2,06 kali, ibu dengan umur 5-19 tahun lebih berpeluang memberikan makanan dini dibandingkan dengan umur yang lebih tua, semakin rendah tingkat pendidikan, justru semakin berpeluang untuk memberikan makanan dini. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih fokus terhadap faktor pendidikan dan sosial ekonomi dalam mengatasi cakupan pemberian makanan dini ini. Menerapkan serta pelaksanaan PP No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Jika diperlukan agar melakukan pemberian sanksi bagi institusi yang tidak melaksanakannya.
Read More
T-5544
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deby Eka Supadma; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Chandra Satrya, Triyani, Tri Riana Lestari
Abstrak: Tujuan penelitian Tingginya potensi kecelakaan kerja di bidang pelayanan prostetik ortotik menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dan perlu diteliti, terkait faktor apa saja yang berperan penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berkontribusi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada pelayanan prostetik ortotik, sehingga dapat dibuat rekomendasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk meminimalisir kecelakaan dan meningkatkan safety dalam pelayanan prostetik ortotik. Metode Penelitian ini menggunakan input berupa potensi risiko pada pelayanan prostetik ortotik, kemudian menggunakan metode systematical review sebagai acuan faktor risiko yang paling berkontribusi pada keselamatan dan kecelakaan kerja dalam pelayanan prostetik ortotik. Dari hasil pencarian yang dilakukan terhadap database (Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Sage, dan Springer Link) diperoleh 442.793 literatur. Melalui evaluasi kriteria inklusi dan eksklusi, terdapat 15 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi tersebut. Hasil Dari hasil penilaian terhadap 15 literatur, ditemukan 8 faktor yang berkontribusi terhadap pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada pelayanan prostetik ortotik. Kedelapan faktor tersebut adalah faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alat dan bahan, faktor teknologi, faktor pengelolaan hazard, faktor dukungan pemerintah, faktor dukungan dari manajemen, faktor pengetahuan/ pendidikan, serta faktor regulasi dan standar. Simpulan Hasil analisis terhadap faktor-faktor tersebut, terdapat tiga faktor yang paling berkontribusi berdasarkan presentase tertinggi, yaitu: (1) faktor pengelolaan hazard (38%), (2) faktor dukungan dari manajemen (14%), dan (3) faktor sumber daya manusia (12%)
Objectives High potential number of occupational accidents in the prosthetic orthotic services needs special attention. Investigation regarding the most contributing factors behind occupational accidents will improve occupational health and safety in the field. The purpose of this study is to determine most contributing risk factors in occupational health and safety in prosthetic orthotic services. Occupational health and safety management systems recommendations were made to minimize accidents and improve safety in prosthetic orthotic services. Method This study used input of the potential risks data in prosthetic orthotic services, and systematical review method as a reference to find the most contributing risk factors affecting occupational health and safety in prosthetic orthotic services. From the data base result (Google Scholar, Pubmed, Science Direct, Sage, dan Springer Link), obtained 442.793 literatures. Through the evaluation of inclusion and exclusion criteria, 15 literatures were selected. Results From 15 literatures, there were 8 factors contribute implementation of occupational health and safety management systems in prosthetic orthotic services. Those are; human resource factor, tools and materials resources factor, technology factor, hazard management factor, government support factor, management support factor, knowledge/ education factor, and regulatory and standard factor. Conclusions Here are the top three of the most contributing factors based on risk-based and literature review; (1) hazard management factor (38%), (2) management support factor (14%), and (3) human resource factor (12%).
Read More
T-5985
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alphyyanto Eko Sutrisno; Pembimbing: Martya Rahmaniati; Penguji: Irwan Ariawan, Sudijanto Kamso, Tri Riana Lestari, Vivi Voronika
Abstrak: Pendahuluan Penyakit difteri masih menyebar di Indonesia. Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak berada di peringkat kedua di Indonesia. Difteri bersifat menyebar antar wilayah dengan cepat sehingga perlu analisis yang mencakup hubungan antar wilayah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran difteri dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran difteri dari satu kabupaten/kota ke kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Metode Penelitian ini adalah crossectional dengan analisis multivariat menggunakan regresi autokorelasi spasial. Populasi yang digunakan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat berjumlah 27 dan menggunakan data bersumber dari BPS tahun 2017 dan Profil Kesehatan tahun 2018. Hasil Sebaran jumlah penemuan kasus difteri yang tinggi di Jawa Barat cenderung berkumpul di wilayah barat dengan nilai indeks Moran 0,2554. Terdapat 7 kabupaten/kota di kuadran 1, terdapat 6 kabupaten/kota di kuadran 2, dan sisanya 15 kabupaten/kota di kuadran 3. Variabel yang berpengaruh adalah Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan (koefisien = 0,174), Riwayat Balita yang Pernah Diimunisasi DPT (koefisien = -0,559), dan Rumah Tangga yang Memiliki Air Bersih yang Layak (koefisien = -0,300), serta pengaruh dari wilayah disekitarnya (koefisien = 0,362). Pembahasan Jumlah tenaga kesehatan lingkungan dapat menambah pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk berobat sehingga akan meningkatkan jumlah penemuan kasus difteri. Imunisasi DPT dapat meningkatkan kekebalan komunitas sehingga mengurangi penyebaran penyakit ke wilayah lainnya. Masih kurangnya partisipasi unuk imunisasi ulang diperlukan peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat. Penyediaan air bersih dapat meningkatkan PHBS untuk mengurangi kontak dengan bakteri difteri. Kedekatan wilayah berpengaruh karena mobilisasi tinggi penyebaran difteri antar wilayah. Kesimpulan Kasus penemuan difteri di Jawa Barat berpola berkumpul (tidak merata). Faktor yang mempengaruhi adalah Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan, Riwayat alita yang Pernah Diimunisasi DPT, dan Rumah Tangga dengan Air Bersih
Read More
T-5751
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive