Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dhorkas Dhonna Marpaung; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Nining Mularsih
S-7505
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elfianti; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Mularsih, Nining
S-7511
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Marisa; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Nining Mularsih
Abstrak:
Laki-laki Seks laki-laki (LSL) memiliki risiko yang lebih tinggi tertular HIV 26 kali lebih tinggi dibanding populasi umum. Prevalensi HIV usia dewasa antara 15-49 tahun di Indonesia adalah 0,7% pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi HIV pada kelompok LSL di puskesmas yang memberikan layanan PrEP di Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari aplikasi App.prepid.org, SIHA dan rekam medis pasien di Puskesmas yang memberikan layanan PrEP di Jakarta. Populasi penelitian adalah semua LSL yang dilayani di puskesmas yang memberikan layanan PrEP di Jakarta, sampel 408 orang adalah seseorang LSL, berusia >17 tahun yang diperiksa data di aplikasi App.prepid.org, SIHA dan rekam medis nya lengkap. Variabel yang diteliti antara lain penggunaan PrEP, usia, tingkat pendidikan, penggunaan kondom, status HIV pasangan tetap, status HIV pasangan lainnya, riwayat IMS dalam 6 bulan terakhir. Hasil penelitian berdasarkan analisis multivariat menggunakan SPSS, untuk uji statistic p-value < 0,05 menunjukkan faktor Pendidikan perguruan tinggi (HR 0,028 CI 95% 0,002-0,486) dan penggunaan kondom (HR 0,205 CI 95% 0,026-1,624) menurunkan risiko infeksi HIV sedangkan status pasangan tetap ODHIV (HR 2,990 CI 95% 0,829-10,792) dan riwayat IMS dalam 6 bulan terakhir (HR 4,872 CI 95% 1,681-14,119) dapat mengingkatkan risiko terinfeksi HIV.

Men sex men (MSM) have a 26 times higher risk of HIV infection than the general population. The prevalence of HIV among adults aged 15-49 in Indonesia is 0,7% by 2022. This research aims to identify factors associated with the incidence of HIV infection in the MSM group in the puskesmas that provide PrEP services in Jakarta. The study uses a retrospective cohort design using secondary data from the App.prepid.org application, SIHA and medical records of patients in Puskesmas who provide PrEP services in Jakarta. The population of the study is all MSMs served in the PrEP service in Jakarta, the sample of 408 people is someone MSM, aged >17 years who examined the data in the app.preped.org, SIHA and his complete medical records. The variables studied include PrEP use, age, education level, condom use, history of a spouse staying with PLHIV, other spouse status unknown, history of STIs in the last 6 months. Research results based on multivariate analysis using SPSS, for a statistical test p-value < 0,05 showed that college education level (HR 0.028 CI 95% 0.002-0.486) and condom use (HR 0.205 CI 95% 0.026-1.624) reduced the risk of HIV infection while permanent partner status of PLHIV (HR 2.990 CI 95% 0.829-10.792) and history of STIs in the last 6 months (HR 4.872 CI 95% 1.681-14.119) can increase the risk of HIV infection.
Read More
T-7100
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ruth Tabitha; Pembimbing: Syahrizal Syarief: Penguji: Rizka Maulida, Nining Mularsih
Abstrak:
Stroke menjadi salah satu faktor risiko kematian dan disabilitas kedua di dunia dengan 12.2 juta kasus baru secara global. Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara tertinggi yang mengalami stroke di di Asia dengan prevalensi mencapai 8.3% dari 1000 populasi. Faktor risiko terbesar untuk terjadinya stroke adalah hipertensi dan diabetes mellitus. Hipertensi memicu 6 kali lebih tinggi terjadi stroke sedangkan diabetes mellitus meningkatkan sebesar 1.6 kali hingga 8 kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efek gabungan diabetes mellitus dan hipertensi dengan kejadian penyakit stroke di Indonesia pada tahun 2014 menggunakan data IFLS-5. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan analisis menggunakan unconditional logistic regression. Berdasarkan hasil multivariat, didapatkan hasil bahwa pada usia < 55 tahun, responden yang menderita diabetes mellitus dan tidak hipertensi berisiko 2.52 kali lebih besar untuk terkena stroke, menderita hipertensi dan tidak diabetes mellitus berisiko 10.21 kali sedangkan yang menderita keduanya berisiko 49.36 kali. Pada usia > 55 tahun, besar risiko pada variabel yang sama adalah sebesar 1.47 kali,  5.97 kali dan 28.86 kali. Terdapat peningkatkan yang signifikan untuk terkena stroke pada responden yang menderita hipertensi dan diabetes mellitus pada setiap golongan umur dibandingkan pada responden yang hanya menderita hipertensi atau hanya menderita diabetes mellitus.

Stroke is the second leading risk factor for death and disability in the world with 12.2 million new cases globally. Indonesia ranks as the country with the highest stroke rate in Asia with a prevalence of 8.3% out of 1000 population. The biggest risk factors for stroke are hypertension and diabetes mellitus. Hypertension triggers 6 times higher stroke occurrence while diabetes mellitus increases it by 1.6 times to 8 times. This study aims to determine the association of the combined effects of diabetes mellitus and hypertension with the incidence of stroke in Indonesia in 2014 using IFLS-5 data. The research method used was cross-sectional with analysis using unconditional logistic regression. Based on multivariate results, it was found that at the age of < 55 years, respondents with diabetes mellitus and no hypertension had a 2.52 times greater risk of stroke, hypertension and no diabetes mellitus had a 10.21 times risk, while those with both had a 49.36 times risk. At age > 55 years, the risk for the same variables was 1.47 times, 5.97 times and 28.86 times. There was a significant increase in the risk of stroke among respondents with both hypertension and diabetes mellitus in every age group compared to those with only hypertension or only diabetes mellitus.
Read More
T-7392
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Permata Hati Gea; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Trisari Anggondowati, Misti, Nining Mularsih
Abstrak: Pendahuluan. Kadar HbA1c tinggi berpotensi menimbulkan berbagai implikasi kesehatan, terutama berkaitan dengan penyakit metabolik dan kardiovaskular. Kualitas tidur buruk dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya HbA1c tinggi melalui berbagai mekanisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur terhadap kadar HbA1c tinggi di Indonesia. Metodologi. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014. Besar sampel berjumlah 4223 dengan metode total sampling. Data dianalisis secara deskriptif, serta estimasi menggunakan analisis multiple logistic regression. Analisis data menggunakan sofware STATA 13. Hasil Penelitian. Prevalensi kadar HbA1c tinggi sebesar 6,06%, sementara prevalensi kualitas tidur buruk adalah 15,16%. Sebesar 15,47% yang mengalami kadar HbA1c tinggi memiliki kualitas tidur buruk. Pada analisis model akhir menunjukkan bahwa mereka dengan kualitas tidur buruk terbukti secara statistik berhubungan signifikan (p<0,001) serta meningkatkan risiko terjadinya HbA1c tinggi sebesar empat kali lipat dibandingkan pada kelompok dengan kualitas tidur baik (PR= 3,99; 3,0563-5,2173). Tidak ditemukan adanya confounder yang dapat mengganggu hubungan kadar HbA1c tinggi dengan kualitas tidur buruk pada penelitian ini. Meski demikian, mereka yang berumur ≥45 tahun, perempuan, terdiagnosa hipertensi, dan memiliki IMT ≥23 kg/m2 memiliki risiko lebih besar terjadinya HbA1c tinggi pada kelompok kualitas tidur buruk. Kesimpulan. Kualitas tidur buruk terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian kadar HbA1c tinggi. Hal ini mengharuskan adanya intervensi edukasi dan konseling kesehatan pada populasi usia produktif terkait menjaga kualitas tidur berdasarkan komponen-komponen kualitas tidur baik untuk mempertahankan kadar HbA1c normal.
Introduction. High HbA1c can potentially cause various health implications, primarily related to metabolic and cardiovascular diseases. Poor sleep quality increases the risk of elevated HbA1c levels through multiple mechanisms. This study aims to determine the association between sleep quality and high HbA1c levels in Indonesia's productive age population of 20-59 years. Methodology. This study was conducted cross-sectionally using Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 data in 2014. The sample size was 4223 using the total sampling method. Data were analyzed descriptively and estimated using multiple logistic regression analysis. The data were analyzed using STATA 13 software. Results. The prevalence of high HbA1c levels was 6.06%, while the prevalence of poor sleep quality was 15.16%. A total of 15.47% who experienced high HbA1c levels had poor sleep quality. The final model analysis showed that those with poor sleep quality were statistically significantly associated (p<0.001) and increased the risk of high HbA1c by four times compared to those with good sleep quality (PR= 3.99; 3.0563-5.2173). There were no confounders that could interfere with the association of high HbA1c levels with poor sleep quality in this study. However, those who were ≥45 years old, female, hypertension, and BMI ≥23 kg/m2 had a greater risk of high HbA1c in poor sleep quality. Conclusion. Poor sleep quality was shown to be significantly associated with the incidence of high HbA1c levels. Requires educational interventions and health counselling in the productive age population related to maintaining sleep quality based on the components of good sleep quality for maintaining normal HbA1c levels.
Read More
T-7017
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Farhan Dwi Yulianto; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Putri Bungsu, Nining Mularsih, Sulistyo
Abstrak:

Abstrak Proporsi keberhasilan pengobatan pasien TBC di Jakarta Barat trend-nya mengalami penurunan dari tahun 2020 hingga 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan pengobatan, co-infeksi HIV, dan riwayat pengobatan dengan ketidakberhasilan pengobatan TBC SO di Kota Jakarta Barat tahun 2022. Desain studi penelitian yaitu kohort retrospektif, bersumber dari laporan TB03.SO Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) Kota Jakarta Barat tahun 2022. Analisis penelitian meliputi analisis deskriptif, survival dengan Kaplan Meier, dan multivariat (cox regression). Dari 2116 pasien yang terdapat 1846 pasien menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan insiden rate kumulatif: 4,9/1000 orang-minggu; probabilitas survival kumulatif: 70,5%. Pada kelompok negatif DM, tidak patuh minum obat HR: 47,78 kali (95% CI: 32,59-70,03; p-value: <0,001). Pada kelompok ada riwayat pengobatan, tidak patuh minum obat HR: 26,28 (95% CI: 12,54-55,03; p-value: <0,001) setelah dikontrol variabel jenis kelamin. Pada kelompok patuh pengobatan, pada saat pasien TBC SO memiliki riwayat pengobatan sebelumnya memiliki HR: 2,3 (95% CI: 1,06-5,01; p-value: 0,035). Diharapkan menguatkan koordinasi dengan poli lainnya (Poli HIV/PDP atau Poli Penyakit Dalam) untuk memantau keteraturan minum OAT dan juga obat untuk penyakit penyerta lainnya untuk kasus TBC dengan komorbid. Perlu dilakukan pemantauan efek samping, konsultasi, tatalaksana efek samping sesuai standar, dan juga follow up pengobatan pasien. Kata kunci: Ketidakberhasilan Pengobatan, TBC Sensitif Obat, Analisis Survival


Abstract The proportion of successful treatment for TB patients treated in West Jakarta has decreased by 83.40% (2020), 79.36% (2021), and 77.18% (2022) (22.82% failure) . This study aims to determine the relationship between treatment adherence, HIV co-infection, and previous treatment history with TB SO patient survival and treatment failure in West Jakarta City in 2022. The study design of this research is a retrospective cohort with data sourced from the TB03.SO System report. Information on Tuberculosis (TBC SO) for West Jakarta City for the period January-December 2022. The analysis used in this research is descriptive analysis, survival using Kaplan Meier, and multivariate using cox regression. Of the 2116 eligible patients in this study, 1846 patients were included in the research sample. The results showed that the cumulative incidence rate was 4.9/1000 person-weeks with a cumulative survival probability of 70.5%. in the DM negative group, when TB SO patients were non-compliant with taking medication HR: 47.78 times (95% CI: 32.59-70.03; p-value: <0.001) after controlling for the gender variable. The results of the multivariate analysis showed that in the group with no history of treatment, when TB patients did not adhere to taking medication, the HR was: 65.65 times (95% CI: 43.09-100.03; p-value: <0.001) after controlling for variables gender. In the group with a history of treatment, when TB patients did not comply with taking medication, the HR was 26.28 times (95% CI: 12.54-55.03; p-value: <0.001) after controlling for the gender variable. in the treatment adherent group, when TB SO patients had a history of previous treatment, the HR was: 2.3 times (95% CI: 1.06-5.01; p-value: 0.035). It is hoped that coordination with other polyclinics (HIV/PDP Polyclinic or Internal Medicine Polyclinic) will be strengthened to monitor the regularity of taking OAT and also medication for other comorbidities for TB cases with comorbidities, for example ARVs for HIV patients and DM therapy for DM patients. It is necessary to monitor side effects, consult, manage side effects according to standards, and also follow up on patient treatment so as to increase treatment compliance and reduce the rate of treatment failure. Key words: Treatment Unsuccessful, Drug-Sensitive Tuberculosis, Survival Analysis

Read More
T-7134
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Izzatul Mardiah Saini; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Nining Mularsih, Tiopan Sipahutar
Abstrak:
Penanggulangan dan pengobatan tuberkulosis semakin sulit dan menantang dengan munculnya varian mycrobacterium tuberculosis yang resisten terhadap obat. Tuberkulosis yang resisten terhadap obat merupakan risiko kesehatan global dan dapat mmenyebabkan tingginya angka kematian. DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang tercatat sebagai provinsi dengan angka kejadian tuberkulosis dan TB-RO tertinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan diabetes mellitus dan HIV dengan ketahanan hidup pasien TB-RO selama masa pengobatan di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif pada 1100 pasien TB-RO yang menjalani pengobatan pada Januari 2021-Desember 2023 dan tercatat pada Sistem Informasi Tuberkulosis. Analisis yang dilakukan analisis univariat, kaplan-meier, bivariat menggunakan regresi cox dan multivariat dengan cox proportional hazard. Hasil penelitian ini menunjukkan 18,8% pasien TB-RO mengalami kematian dengan incidence rate kematian 15 per 1000 orang-bulan dengan probabilitas survival kumulatif sebesar 79,69%. Status HIV positif (HR 2,17; 95% CI: 1.14 – 4,12) berhubungan dengan ketahanan hidup pasien TB-RO. Status HIV positif pada pasien tuberkulosis yang resistan terhadap obat dapat mempercepat kematiannya. Pentingnya peningkatan kolaborasi program terutama TB-HIV agar pasien TB-RO dengan HIV mendapatkan pengobatan dan pemantauan yang tepat

The prevention and treatment of tuberculosis have become increasingly complicated and challenging with the emergence of drug-resistant variants of Mycobacterium tuberculosis. Drug-resistant tuberculosis poses a global health risk and can lead to high mortality rates. DKI Jakarta is one of the provinces in Indonesia with the highest incidence of tuberculosis and drug-resistant TB (TB-DR). The objective of this study is to investigate the relationship between diabetes mellitus and HIV with the survival of TB-DR patients during treatment in DKI Jakarta Province. The study design is a retrospective cohort study involving 1100 TB-DR patients who underwent treatment from January 2021 to December 2023 and were registered in the Tuberculosis Information System. The analysis included univariate analysis, Kaplan-Meier analysis, bivariate analysis using Cox regression, and multivariate analysis with Cox proportional hazard. The results of the study showed that 18.8% of TB-DR patients experienced mortality, with an incidence rate of 15 per 1000 person-months and a cumulative survival probability of 79.69%. HIV-positive status (HR 2.17; 95% CI: 1.14 – 4.12) was associated with the survival of TB-DR patients. Being HIV-positive in drug-resistant tuberculosis patients can accelerate their mortality. The importance of enhancing collaborative programs, especially TB-HIV programs, is crucial to ensure that TB-DR patients with HIV receive appropriate treatment and monitoring.
Read More
T-7011
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qonita Nur Salamah; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Putri Bungsu, Nining Mularsih, Wahyu Manggala Putra
Abstrak:

Tuberkulosis sensitif obat (TB SO) salah satu penyakit infeksius penyebab kematian utama dunia. Terjadi peningkatan kematian pasien TB SO di Provinsi DKI Jakarta. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor usia, jenis kelamin, status bekerja, klasifikasi lokasi anatomi, klasifikasi riwayat pengobatan, komorbid DM, dan status HIV dengan kematian pasien TB SO selama masa pengobatan di Provinsi DKI Jakarta. Metode : Desain studi penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan metode analisis survival Kaplan meier. Hasil : Hasil menunjukkan proporsi kematian pasien sebesar 4,5% dengan probabilitas kesintasan mencapai 90,1%. Faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kematian pasien adalah usia >40 tahun (Hazard Ratio (HR) 2,3; 95% Confidence Interval (95% CI) 1,925-2,629), jenis kelamin laki-laki (HR 1,2; 95% CI 1,047-1,396), pasien kambuh dan lainnya (HR 2,8; 95% CI 2,351-3,339), memiliki komorbid DM (HR 1,4; 95% CI 1,159-1,598), dan status positif HIV (HR 4,7; 95% CI 3,879-5,623). Kesimpulan : Faktor usia, jenis kelamin, riwayat pengobatan, komorbid DM, dan status HIV merupakan faktor kematian pasien TB SO di Provinsi DKI Jakarta. Saran berupa dilakukan audit penyebab kematian dan peningkatan standar prosedur layanan oleh pihak Dinas Kesehatan Provinsi direkomendasikan.


Drug-sensitive tuberculosis (TB SO) is one of the world's leading causes of death. There has been an increase in the deaths of TB SO patients in DKI Jakarta Province. Objective: This study aimed to determine the influence of age, gender, work status, anatomical location classification, treatment history classification, DM comorbidities, and HIV status on the death of TB SO patients during the treatment period in DKI Jakarta Province. Methods: The study design of this research was a retrospective cohort with the Kaplan-Meier survival analysis method. Results: The results showed that the proportion of patient deaths was 4.5% with survival probability was 90.1%. Factors of death were age >40 years (Hazard Ratio (HR) 2.3; 95% Confidence Interval (95% CI) 1.925-2.629), male gender (HR 1.2; 95% CI 1.047-1.396), patient relapse and others ( HR 2.8; 95% CI 2.351-3.339), having comorbid DM (HR 1.4; 95% CI 1.159-1.598), and HIV positive (HR 4.7; 95% CI 3.879-5.623). Conclusion: Age, gender, treatment history, comorbid DM, and HIV status are death factors of TB SO patients in DKI Jakarta Province. Suggestions in the form of an audit of the causes of death and improving standard service procedures by the Provincial Health Service are recommended.

Read More
T-6946
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wardah Hanifah; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Trisari Anggondowati, Agung Dwi Laksono, Nining Mularsih
Abstrak:
Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat khususnya pada kelompok usia dewasa dan tinggal di perkotaan. Obesitas sentral dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, wanita cenderung kurang aktivitas fisik sehingga risiko mengalami obesitas sentral semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa (≥ 18 tahun) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain studi cross sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Sebanyak 2.922 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis dengan regresi cox menunjukkan perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu tidak terdapat hubungan secara statistik antara aktivitas fisik sedang (APR=1,04 ; 95%=0,81-1,34) dan aktivitas fisik ringan (APR=0,99 ; 95% CI=0,76-1,29) dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa di Provinsi DKI Jakarta setelah dikontrol oleh variabel usia, pendidikan, pekerjaan, serta konsumsi buah dan sayur. Meskipun begitu, aktivitas fisik tetap memberi manfaat untuk kesehatan. Memperkuat intensitas aktivitas fisik, skrining kesehatan secara rutin khususnya pengukuran lingkar perut, serta membiasakan aktivitas fisik cukup sejak dini untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah obesitas sentral pada kelompok wanita usia dewasa.

Women has a higher risk of developing central obesity than men. The prevalence of central obesity continues to increase, especially in the adult age group and those living in urban areas. Central obesity is influenced by many factors, one of which is physical activity which has many health benefits. However, women tend to lack physical activity and the risk of women developing central obesity is greater. This study aims to determine the relationship between physical activity and central obesity in the adult women (≥ 18 years) in DKI Jakarta Province. This research has a cross-sectional study design using Riskesdas data on 2018. A total of 2,922 subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis using cox regression show a difference from previous research that there is no statistical relationship between moderate physical activity (APR = 1.04 ; 95% CI =0.81-1,34) and low physical activity (APR = 0.99 ; 95% CI = 0.76-1.29) with central obesity in the adult women population in DKI Jakarta Province after controlled by the age, education, occupation, consumption of fruit and vegetables variables. Even so, physical activity still provides health benefits. Strengthening the intensity of physical activity, regular health screening especially waist circumference, and getting used to sufficient physical activity from an early age to increase physical activity and prevent central obesity in adult women.
Read More
T-6919
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhira Silmi Alifa; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dadan Erwandi, Kartika Anggun Dimar Setio, Nining Mularsih, Sugiharto Isnadi
Abstrak:
Prevalensi HIV pada ibu rumah tangga di Indonesia terus meningkat. Ibu dengan HIV menghadapi tekanan psikologis dan sosial yang kompleks selama kehamilan dan setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan menggali strategi coping yang digunakan oleh ibu dengan HIV dalam menghadapi stresor internal dan eksternal, merujuk pada Transactional Model of Stress and Coping oleh Lazarus dan Folkman (1984). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan lima informan utama dan sejumlah informan kunci dari keluarga, tenaga kesehatan, serta Dinas Kesehatan dan KPA Provinsi DK Jakarta. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk menelaah pengalaman informan. Hasil menunjukkan bahwa ibu menghadapi stresor seperti stigma internal, ketakutan penularan vertikal, rasa bersalah, tekanan sosial, dan kesulitan ekonomi. Sumber daya coping berkembang seiring proses penerimaan diri dan adanya akses informasi kesehatan. Adapun dukungan pasangan, keluarga, dan lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membangun Strategi coping yang digunakan mencakup problem-focused coping (kepatuhan ARV, mencari layanan kesehatan dan bantuan) dan emotion-focused coping (misalnya penerimaan diri, pendekatan religius, afirmasi positif, dan aktivitas rekreasi). Penelitian ini menekankan pentingnya sistem dukungan psikososial dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dengan HIV. Adapun hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan intervensi dukungan psikososial bagi ibu dengan HIV.

The prevalence of HIV among housewives in Indonesia continues to rise. Mothers living with HIV (MLWH) face complex psychological and social pressures during pregnancy and postpartum. This study aims to explore the coping strategies employed by MLWH in dealing with internal and external stressors, drawing on the Transactional Model of Stress and Coping by Lazarus and Folkman (1984). A qualitative case study approach was used, involving five primary informants and several key informants, including family members, healthcare providers, and representatives from the Jakarta Provincial Health Office and AIDS Commission (KPA). Thematic analysis was applied to examine informants’ experiences. The findings reveal that mothers experience a range of stressors such as internalized stigma, fear of vertical transmission, guilt, social pressure, and economic hardship. Coping resources evolved alongside self-acceptance and access to health information. Support from partners, family, and the social environment plays a crucial role in developing coping, which include both problem-focused coping (e.g., adherence to ARV therapy, seeking healthcare services and assistance) and emotion-focused coping (e.g., self-acceptance, religious approaches, positive affirmation, and recreational activities). This study highlights the importance of psychosocial support systems in enhancing the well-being of MLWH and may inform the development of psychosocial support interventions for MLWH.
Read More
T-7278
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive