Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rizky Ariani; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Puput Oktamianti, Esti Nurwidiyanti, Eko Budi Santosa
Abstrak: Tesis ini membahas analisis kelengkapan rekam medis rawat inap RSKO Jakartatahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian mixed method yaitu penelitian secarakuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untunk mengetahui nilaikelengkapan rekam medis, dan penelitian kualitatif untuk menggali informasiterhadap input, proses, dan output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilaikelengkapan rekam medis hanya 62,6% belum mencapai standard 100%. Padapenelitian kualitatif didapatkan hasil bahwa faktor input; sumber daya manusia,material, infrastruktur, dan prosedur, faktor proses; pengisian rekam medis danmonitoring evaluasi, dapat mempengaruhi kelengkapan rekam medis (faktoroutput). Rumah sakit harus membenahi faktor input dan proses agarneningkatkatkan nilai kelengkapan rekam medis sesuai standar sehingga dapatmeningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSKO Jakarta.Kata kunci: Kelengkapan rekam medis rawat inap.
Read More
B-1719
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zaki Dinul; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Mardiati Nadjib, Amila Megraini, Esti Nurwidiyanti, Fatchanuraliyah
Abstrak: Biaya pengobatan HIV/AIDS mahal. ODHA mengeluarkan biaya sendiri yangbesar untuk membiayai pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkanOOP pada pasien HIV/AIDS rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitiananalitik deskriptif secara retrospektif dengan desain penelitian berupa desain studipotong lintang. Adapun sampel pada penelitian ini, yaitu pasien HIV/AIDS rawatjalan yang diambil secara acak sebesar 144 pasien. Rata-rata pengeluaran perkunjungan pasien sebesar Rp100.763,35 yang terdiri dari jasa dokterRp41.557,32, administrasi Rp4563,56 dan biaya tes laboratorium sebesarRp13.833,03. Rata-rata pengeluaran pasien umum dalam setahun sebesarRp999.755,10 dan pasien jaminan sebesar Rp268.116,50. Ada hubungan secarastatistik antara cara pembayaran terhadap Biaya Pengobatan setelah mengontrolvariabel status pasien, jumlah infeksi oportunistik, dan jumlah kunjungan (nilai psebesar 0,0005). Diharapkan pemerintah bisa menjamin penderita HIV/AIDSuntuk mendapatkan pengobatan agar bisa terhindar dari kerugian ekonomi.Kata kunci: biaya pengobatan, HIV/AIDS, OOP, RSKO
cost for treatment HIV/AIDS is expensive. PLHIV spent high cost for treatment (out-of-pocket). This research analized cost for treatment in outpatient with HIV/AIDS, usedcross sectional design. The sample in this research was 144 outpatient HIV/AIDS inRSKO, taken by simple random sampling. Out-of-Pocket for treatment was Rp100.763,35/visit consists of physician Rp41.557,31, medical (non-ARV) Rp5,administration Rp4.563,56, and laboratorium test Rp13.833,03. The mean for patientwith no insurance Rp999.755,10/year and with insurance Rp268.116,50. There issignificant relationship between payment and number of visit to expense (p value0,0005). Hope government could insure PLHIV for avoiding financial burden.Key words: cost for treatment, HIV/AIDS, Out-of-Pocket, RSKO
Read More
T-4060
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eliyana; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Puput Oktamianti, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Menurunnya kualitas pelayanan bukan hanya karena faktor mutu tenaga,tetapi dapat juga karena tingginya beban kerja yang berakibat perawatmenjadi letih secara fisik dan mental sehingga terjadi burnout.Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktordemografik, faktor personal dan faktor organisasi terhadap burnoutperawat pelaksana di unit rawat inap RSJ Provinsi Kalimantan Barat.Penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif potong lintangmenggunakan instrumen MBI (Maslach Burnout Inventory). Sampel yangdiambil adalah total sampling berjumlah 122 orang. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa burnout perawat pelaksana dalam kategori rendahsebesar 82,8% dan kategori sedang sebesar 17,2% serta variabel yangpaling dominan dengan burnout adalah variabel beban kerja.Kata kunci : Burnout, Perawat Pelaksana
Beside the improper quality of personnel, the decline of hospital qualitymay be caused by the high workload which resulting to nurses physicaland mental exhaustion, which lead to burnoutThe study aims to determine the relationship between demographicfactors, personal factors and organizational factors toward burnout ofnurses in the inpatient unit RSJ West Kalimantan Province.It is a quantitative study with cross-sectional approach using MBI(Maslach Burnout Inventory) instrument. Samples are the total populationamounted to 122 nurses. The results showed that 82.8% are nurses withlow category of burnout while 17.2% in middle category of burnout. Themost dominant variables related to burnout is the workload of nurses.Keywords: Burnout, Nurse Executive
Read More
B-1696
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eliyana; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Puput Oktamianti, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Menurunnya kualitas pelayanan bukan hanya karena faktor mutu tenaga,tetapi dapat juga karena tingginya beban kerja yang berakibat perawatmenjadi letih secara fisik dan mental sehingga terjadi burnout.Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktordemografik, faktor personal dan faktor organisasi terhadap burnoutperawat pelaksana di unit rawat inap RSJ Provinsi Kalimantan Barat.Penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif potong lintangmenggunakan instrumen MBI (Maslach Burnout Inventory). Sampel yangdiambil adalah total sampling berjumlah 122 orang. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa burnout perawat pelaksana dalam kategori rendahsebesar 82,8% dan kategori sedang sebesar 17,2% serta variabel yangpaling dominan dengan burnout adalah variabel beban kerja.Kata kunci : Burnout, Perawat Pelaksana
Beside the improper quality of personnel, the decline of hospital qualitymay be caused by the high workload which resulting to nurses physicaland mental exhaustion, which lead to burnoutThe study aims to determine the relationship between demographicfactors, personal factors and organizational factors toward burnout ofnurses in the inpatient unit RSJ West Kalimantan Province.It is a quantitative study with cross-sectional approach using MBI(Maslach Burnout Inventory) instrument. Samples are the total populationamounted to 122 nurses. The results showed that 82.8% are nurses withlow category of burnout while 17.2% in middle category of burnout. Themost dominant variables related to burnout is the workload of nurses.Keywords: Burnout, Nurse Executive
Read More
B-1696
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Hafsari; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Jumlah kasus HIV / AIDS setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan salah satu faktor yang menyebkan peningkatan kasus HIV adalah dengan adanya peningkatan jumlah penularan di kalangan pengguna NAPZA suntik. Masalah tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada pengguna NAPZA suntik di Klinik PTRM Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel 46 pasien NAPZA suntik di Klinik PTRM. Hasil penelitian menunjukkan status HIV ( + ) sebesar 63%, diketahui 87% penasun adalah laki-laki, 58.7% berusia 34 tahun, 71,7% memiliki tingkat pendidikan SMA, 58.7% menikah, 69.6% memiliki tingkat pengetahuan HIV yang baik, 63% penasun telah menyuntik 9 tahun, 50% penasun pertama kali menyuntik di usia < 19 tahun, 69.6% penasun menyuntik 3 kali sehari, 87% penasun berbagi jarum suntik, 43.5% penasun melakukan sterilisasi dengan air bersih, 60.9% penasun melakukan seks berisiko rendah, 80.4% penasun memanfaatkan LJSS, 52.2% telah mengikuti terapi metadon 4 tahun, 58.7% penasun mendapatkan NAPZA dari 2 sumber yang berbeda. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara usia pertamakali menyuntik (PR 1.8; P Value = 0.02), berbagi jarum suntik (PR 4.2; P Value =0.02), dan sterilisasi jarum menggunakan air bersih (PR 5.5; P Value = 0.006) dengan status HIV. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi akses terhadap jarum suntik steril bagi penasun.
Kata kunci: Status HIV, Pengguna NAPZA Suntik
Number of HIV/AIDS cases has increased every year, and one of factor that cause this rapid increases is the rise prevalence among injecting drug user.That problem encourage this study to observe the factors associated HIV status among Injecting Drug Users at Methadone Maintenance Treatment Program RSKO Jakarta in 2014. This study using cross sectional study with 46 sample of IDUs in methadone maintenance treatment program. The results shows that proportion of HIV ( + ) is 63%, most respondents (87%) are male, 58.7% aged 34 year, 71.7% have less or secondary high school, 58.7% married, 69.6% have good knowledge about HIV, 63% had injecting for 9 years, 50% first injecting drugs in < 19 years old, 69.6% injected drugs 3 times a day, 87% sharing needles, 43.5% rinsed needles with clean water, 60.9% having low risk sexual activity, 80.4% had utilize Needle and Syringe Program (NSP), 52.2% had join methadone maintenance treatment program for 4 year. The results of Chi-square test stated there are significant relationship between age of first injecting drugs(PR 1.8; P Value = 0.02), sharing needles (PR 4.2; P Value = 0.02) and rinsed needle with clean water (PR 5.5; P Value = 0.006) with HIV status. The results suggest that access of needle exchange programs should be developed.
Key words: HIV Status, Injecting Drug Users
Read More
S-8466
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Yuli Mayasari; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Jaslis Ilyas, Wachyu SUlistiadi, Esti Nurwidiyanti, Eko Budi Santosa
Abstrak: Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu Unit kerja di rumah sakit yangmelayani pasien dengan berobat jalan termasuk seluruh prosedur diagnostik sertaterapeutik. Waktu tunggu merupakan salah satu hal penting yang akanmenentukan citra awal pelayanan rumah sakit. Salah satu alat untukmengidentifikasi kebutuhan konsumen rumah sakit adalah dengan Total QualityService (TQS). Kepuasan pasien merupakan faktor utama dan tolak ukurkeberhasilan rumah sakit yang diberikan kepada pelanggan yang berdampakjumlah kunjungan meningkat dan pasien yang puas cenderung akan kembali.Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan desain potong lintang(cross sectional) dengan melakukan analisis korelasi yang menganalisa hubunganvariabel dependen dan variabel independen. Penelitian dilakukan denganmenghitung waktu tunggu poliklinik dan waktu pemeriksaan dokter, kemudiandilakukan survey kuesioner TQS terhadap 135 responden. Hasil penelitianmenyatakan bahwa waktu tunggu poliklinik, waktu pemeriksaan dokter tidakmempengaruhi kepuasan pasien. Kualitas personil, pelayanan administrasi,pengalaman perawatan medis, dan tanggung jawab sosial memiliki hubunganyang signifikan dengan kepuasan pasien. Dan faktor tanggung jawab sosialmerupakan variabel yang paling dominan dan berpengaruh terhadap kepuasanpasien di RSIA AMC Metro.Kata Kunci :Waktu Tunggu, Faktor Total Quality Service, Kepuasan Pasien
Outpatient services is one of unit working in hospitals that serve patients withoutpatient including all diagnostic and therapeutic procedures. The waiting time isone important thing that will determine the initial image of hospital services. Oneof the tools for identifying customer needs hospital is the Total Quality Service(TQS). Patient satisfaction is a major factor and a measure of the success of thehospital which is given to customers who impact the number of visits increasedand patients are satisfied tend to be returned. This research is a quantitativeresearch with cross sectional design (cross-sectional) with correlation analysis toanalyze the relationship the dependent variable and independent variables. Thestudy was conducted by calculating the waiting time and time clinic doctorexamination, then conducted a TQS questionnaire survey on 135 respondents. Thestudy states that the waiting time and the doctor's examination time did not affectpatient satisfaction. The quality of personnel, administrative services, medicalcare experiences, and social responsibility has a significant relationship withpatient satisfaction. And the social responsibility factor is the most dominantvariable and the effect on patient satisfaction in RSIA AMC Metro.Keywords:Waiting Time, Total Quality Service Factor, Patient Satisfaction
Read More
B-1724
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Yanti; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianti Permanasari, Diar Wahyu Indriati, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Rumah Sakit Badan Layanan Umum (RS BLU) Kementerian Kesehatan mempunyai fungsi yang unik, yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan, pusat pendidikan, serta penelitian. RS BLU juga mempunyai sumber pendapatan khusus di luar rupiah murni APBN, yang didapatkan dari hasil pelayanan dan non pelayanan. Sumber pendapatan BLU ini termasuk ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak dan dapat dikelola sendiri oleh RS BLU. Antara tahun 20112015 terjadi peningkatan terhadap pendapatan RS BLU namun bantuan APBN juga mengalami peningkatan. Untuk itu perencanaan anggaran sampai kepada pemanfaatan anggaran belanja RS BLU harus diupayakan sebaik mungkin, sehingga efektivitas dan efisiensi pemanfaatan APBN dapat lebih optimal. Penelitian ini membahas tentang analisis pemanfaatan anggaran belanja Rumah Sakit Badan Layanan Umum di wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang tahun 2014 dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah dengan cara tabulasi silang dan data kualitatif berupa hasil wawancara mendalam dan telaah dokumenhasil penelitian menyatakan bahwa karakteristik RS serta sumber dana memiliki kontribusi terhadap pemanfaatan anggaran belanja RS BLU
The Ministry of Health's Public Service Agency Hospital (BLU RS) has a unique function, namely as a health care center, education center, as well as research center. RS BLU also has special revenue sources beyond APBN budget, which is obtained from the service and nonservice unit. BLU source of income is included in the Non-Tax Revenues and can be managed by the RS BLU itself. Between the years of 2011-2015 there was an increase to the income of RS BLU, but subsidy of APBN was also increasing. In order to optimize the effectiveness and efficiency of APBN's utilization, RS BLU's budget planning and utilization should be pursued as good as possible. This study discusses the analysis of budget's utilization of MoH's Public Service Agency Hospitals in Jakarta, Bogor, and Tangerang during the year of 2014 by using quantitative data that is processed by cross-tabulation technique and qualitative data from indepth interviews and document analysis. The study states that the characteristics of the RS BLU and funding sources have contributed to the budget utilization of RS BLU
Read More
B-2264
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive