Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Yunita Rina Sari S.; Pembimbing: Agustin Kusumayati, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Mieke Savitri, Maya Raiyan, Rahmadewi
T-5406
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ponisah; Pembimnbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Helda, Popy Irawati, Maya Raiyan
Abstrak:
Menarche yang makin dini memungkinkan remaja putri lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual sehingga memungkinkan remaja putri untuk hamil dan menjadi seorang ibu semakin besar. Riskesdas tahun 2010, prevalensi menarche dini di Provinsi Jambi 0,6%, sedangkan studi pendahuluan pada Februari 2017 di Kabupaten Tebo, prevalensi menarche dini pada siswi SMP ada 16%, dan salah satu faktor risiko menarche dini adalah keterpaparan media informasi pornografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterpaparan media informasi pornografi dengan menarche dini pada siswi SMP dan MTs di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi dari kelas VII sampai dengan kelas IX yang bersekolah di SMP dan MTs baik swasta ataupun negeri yang berada di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi tahun 2017, dan sampelnya ada 776 siswi. Hasil penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna antara keterpaparan media informasi pornografidengan menarche dini pada siswi SMP dan MTs di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi tahun 2017(p value 0,299) dengan nilai OR=1,210 (95% CI= 0,844-1,735). Perlu pengawasan dan aturan yang kuat, terkait penggunaan media yang bisa mengakses pornografi, serta program pembelajaran (KIE) terkait kesehatan reproduksi remaja khususnya dampak yang ditimbulkan darimenarche dinikarena sering terpapar pornografi. Kata kunci: keterpaparan media informasi pornografi, menarche dini Early menarche allows young women to get in touch with sexual life so as to enable them to become pregnant and being a mother in greater probability. Riskesdas in 2010, the prevalence of early young women menarche in Jambi Province is 0,6%, while preliminary study in Februari 2017 in Tebo District, the prevalence of young female student showed 16%. One that cause of early menarche exposure to pornographic information media. This study aims to determine the relationship of media exposured to pornographic informatin with early menarche on female students of junior high school in Tebo District of jambi Province in 2017. This is quantitative reseach with cross sectional design. Population in reseach is all female students of junior high school from grade 7th up to 9th who is going to either private or public junior high school in Tebo District of jambi Provice in 2017, with 776 sample students. The result of this study is there is no significant relationship between the exposure of pornographic information media with early menarche of female students junior high school intebo Districto of Jambi Province in 2017. There needs to have supervision and rules, related to the use of media that can acces pornography, well as learning programs (KIE) related to adolescent reproductive health especially impact of early menarche caused bt high exposure of pornography contents. Key word: media exposured of pornography information, early menarche
Read More
T-5087
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Deby Triana Cyntia Wulandari; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Putri Bungsu, Punto Dewo, Maya Raiyan
Abstrak:
Hipertensi saat ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, akan tetapi juga diderita oleh remaja. Hipertensi pada remaja berkaitan dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan hipertensi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5), dan analisis statistik dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami hipertensi sebesar 14,57% dan remaja yang merokok sebesar 17,99%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perokok ringan memiliki risiko 0,63 kali lebih rendah untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, sedangkan pada perokok berat tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Screening hipertensi diperlukan untuk mengetahui status hipertensi pada remaja, sehingga penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan tepat
Kata kunci : Hipertensi, Merokok, Remaja, Indonesian Family Life Survey 5
Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression. The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately
Keywords: Hypertension, Smoking, Adolescents, Indonesian Family Life Survey 5
Read More
Kata kunci : Hipertensi, Merokok, Remaja, Indonesian Family Life Survey 5
Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression. The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately
Keywords: Hypertension, Smoking, Adolescents, Indonesian Family Life Survey 5
T-5511
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fery Fadly; Pembimbing: Pandu Riono, Tris Eryando; Penguji: Endang Laksminingsih Achadi, Maya Raiyan, Eti Rohati
Abstrak:
ABSTRAK Kegemukan dan obesitas dapat terjadi pada setiap strata ekonomi dan usia sebagai faktor penyebab PTM. Masalah status gizi lainnya seperti stunting atau pendek memiliki pengaruh pada prestasi belajar anak. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya preventif mengatasi masalah status gizi anak di sekolah dengan meningkatkan kesadaran status gizi siswa. Sulitnya mendapatkan data kesehatan siswa dikarenakan belum adanya pencatatan kesehatan setiap siswa. Pencatatan yang masih manual oleh Puskesmas hanya terkait jumlah status gizi siswa, sehingga cukup sulit melakukan pemantauan siswa yang memiliki masalah kesehatan. Rancangan sistem informasi usaha kesehatan ini dibuat sebagai alat untuk melakukan pemantauan status gizi siswa SD dan membantu menentukan rencana kegiatan selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode prototipe untuk mengembangkan rancangan sistem informasi UKS. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan informasi. Proses pengumpulan informasi dilakukan dengan melaksanakan kegiatan wawancara kepada pihak yang terlibat secara langsung dengan pelaksanaan kegiatan uks. Hasil informasi yang ada kemudian digunakan untuk analisis untuk membuat rancangan sistem informasi usaha kesehatan sekolah. Informasi ditampilkan dalam bentuk grafik masalah status gizi siswa di sekolah dan data status gizi setiap siswa. Sistem ini dapat diakses secara daring (online) untuk melihat kebutuhan informasi setiap pengguna. Harapannya sistem ini dapat diterapkan sehingga dapat membantu dalam melakukan pemantauan status gizi siswa di tingkat sekolah dasar. Selain itu juga diharapkan adanya pengembangan sistem ini lebih lanjut dengan menambahkan informasi yang terkait Kata kunci: Prototipe; status gizi anak; Sistem Informasi; Usaha Kesehatan Sekolah; Overweight and obesity can occur in any strata of economy and age as a factor causing NCD. Other nutritional status problems such as stunting have an influence on children's learning achievement. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) is a preventive effort to overcome the problem of nutritional status of children in school by raising awareness of nutritional status of students. Difficult to get student health data due to the absence of health record of each student. The manual recording by the Puskesmas is only related to the number of nutritional status of the students. The design of this health information system was created as a tool for monitoring the nutritional status of elementary students and helping to determine the next activity plan. This research uses prototype method to develop UKS information system design. The involvement of users in the development of this information system to adjust to the information needs. The process of gathering information is done by conducting interviews to the parties directly involved with the implementation of UKS activities. The results of the later information were used for the analysis to make the school health business information system design. Information is displayed in graphical form of the problem of nutritional status of students in school and data of each student's nutritional status. This system can be accessed online to see the information needs of each user. The hope of this system can be applied so that it can assist in monitoring the nutritional status of students at the primary school level. It is also expected that the development of this system further by adding related information Keywords: Child Nutrition Status, Information System, School Health Business, Prototype
Read More
T-5360
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Widya Ratna Wulan' Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Evi Martha, Hadi Pratomo, Tita Srihayati, Maya Raiyan
Abstrak:
Kehamilan tidak diinginkan dan pelecehan seksual pada remaja tunagrahita akibatperilaku seksual berisiko dilaporkan masih terjadi di Kabupaten Semarang sebesar55,6%. Sekitar 25% penduduk Kabupaten Semarang adalah remaja usia 10-24 tahundengan jenis ketunaan terbesar adalah tunagrahita sehingga mempengaruhi risikotingginya perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita.
Tujuan penelitian ini adalahmengetahui determinan perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita di SekolahLuar Biasa Kabupaten Semarang Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain cross sectiona lyang dilakukan di Kabupaten Semarang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner pada 82 siswa-siswiremaja tunagrahita di 5 sekolah luar biasa tunagrahita. Data dianalisis menggunakan ujiregresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menemukan43,9% siswa-siswi memiliki perilaku seksual berisiko tinggi dengan nilai median 80,0(skala 100). Variabel pengetahuan (p=0,001), peran guru (p=0,001), dan self-efficacy(p=0,017) dengan p-value <0,05 dinyatakan berhubungan signifikan dengan perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita. Peran guru menjadi variabel dominan yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita. Perilaku seksual berisiko seperti berciuman bibir sebesar 31,7% serta memasukkan alat kelamin padapasangan masih ditemukan dalam penelitian ini. Peran aktif guru, orangtua, dan instansiterkait dapat meningkatkan pengetahuan dan self-efficay sehingga meminimalisir dampak perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita.
Kata Kunci: Perilaku Seksual Berisiko, Remaja, Tunagrahita
The sexual behavior that leads to unwanted pregnancy and sexual abuse amongintellectual disability adolescents occured in Semarang Regency of 55.6% due to lack ofsexual health knowledge and information. Approximately 25% of Semarang Regency population is adolescents aged 10-24 years with the largest intellectual disability so thataffect the high risk sexual behavior among intellectual disability adolescents.
This study aimed to determine the determinant of sexual behavior among intellectual disability adolescents in Special School Semarang Regency 2018. This study was a quantitative study with cross sectional design conducted in Semarang regency. Data were collectedby interview using questionnaires on 82 intellectual disability adolescent students in 5special schools. Data were analyzed using simple logistic regression and multiplelogistic regression test.
The results found 43.9% of students who had high-risk sexualbehavior with a median value of 80.0 (scale 100). The analysis result proved thatknowledge (p = 0,001), teacher role (p = 0,001), and self-efficacy (p = 0,017) yieldingp-value <0,05 were significant relation with sexual behavior among intellectual disability adolescents. The teachers role was the dominant factor that influences sexualbehavior among intellectual disability adolescents. Sexual behavior such as kissing lipsby 31.7% and inserting genitals in couples are still found in this study results. The teachers and parents role, as well as the relevant agencies policies improve knowledge and self-efficacy among intellectual disability adolescents could prevent high-risksexual behavior among intellectual disability adolescents.
Keywords: Sexual Behavior, Adolescent, Intellectual Disability
Read More
Tujuan penelitian ini adalahmengetahui determinan perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita di SekolahLuar Biasa Kabupaten Semarang Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain cross sectiona lyang dilakukan di Kabupaten Semarang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner pada 82 siswa-siswiremaja tunagrahita di 5 sekolah luar biasa tunagrahita. Data dianalisis menggunakan ujiregresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menemukan43,9% siswa-siswi memiliki perilaku seksual berisiko tinggi dengan nilai median 80,0(skala 100). Variabel pengetahuan (p=0,001), peran guru (p=0,001), dan self-efficacy(p=0,017) dengan p-value <0,05 dinyatakan berhubungan signifikan dengan perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita. Peran guru menjadi variabel dominan yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita. Perilaku seksual berisiko seperti berciuman bibir sebesar 31,7% serta memasukkan alat kelamin padapasangan masih ditemukan dalam penelitian ini. Peran aktif guru, orangtua, dan instansiterkait dapat meningkatkan pengetahuan dan self-efficay sehingga meminimalisir dampak perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita.
Kata Kunci: Perilaku Seksual Berisiko, Remaja, Tunagrahita
The sexual behavior that leads to unwanted pregnancy and sexual abuse amongintellectual disability adolescents occured in Semarang Regency of 55.6% due to lack ofsexual health knowledge and information. Approximately 25% of Semarang Regency population is adolescents aged 10-24 years with the largest intellectual disability so thataffect the high risk sexual behavior among intellectual disability adolescents.
This study aimed to determine the determinant of sexual behavior among intellectual disability adolescents in Special School Semarang Regency 2018. This study was a quantitative study with cross sectional design conducted in Semarang regency. Data were collectedby interview using questionnaires on 82 intellectual disability adolescent students in 5special schools. Data were analyzed using simple logistic regression and multiplelogistic regression test.
The results found 43.9% of students who had high-risk sexualbehavior with a median value of 80.0 (scale 100). The analysis result proved thatknowledge (p = 0,001), teacher role (p = 0,001), and self-efficacy (p = 0,017) yieldingp-value <0,05 were significant relation with sexual behavior among intellectual disability adolescents. The teachers role was the dominant factor that influences sexualbehavior among intellectual disability adolescents. Sexual behavior such as kissing lipsby 31.7% and inserting genitals in couples are still found in this study results. The teachers and parents role, as well as the relevant agencies policies improve knowledge and self-efficacy among intellectual disability adolescents could prevent high-risksexual behavior among intellectual disability adolescents.
Keywords: Sexual Behavior, Adolescent, Intellectual Disability
T-5348
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
