Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nurul Khasanah; Pemb. Hafizurrachman; Penguji: Mieke Savitri, Edy Suhartono
S-5421
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ellya Niken Prastiwi; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Purnawan Junaid, Suhartono
Abstrak: Sebagai penyedia layanan publik, RSUD lebih berorientasi kepada efisiensi dan produktifitas dibadingkan profit, salah satu ukuran keberhasilan adalah mutu layanan yang memenuhi standar pelayanan minimum (SPM). Pendekatan komprehensif tentang mutu layanan mencakup struktur input, proses, dan output. Komponen struktur input meliputi sumber daya manusia, standar prosedur operasional dan peralatan, struktur proses meliputi pelayanan medis dan pelayanan paramedis, struktur output merupakan perubahan kondisi dan status kesehatan pasien setelah mendapatkan akses fasilitas yang ada di dalam input dan proses. 
Untuk Rumah Sakit, salah satu indikator penting kualitas layanan adalah net death rate (NDR). Salah satu unit pelayanan sentral pada rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan adalah unit intensive care unit (ICU). Selama periode 2007-2009, tingkat kematian pasien di ICU RSUD Bekasi berada di atas standar pelayanan minimum (SPM) Departemen Kesehatan, dan belum pernah dilakukan penelitian terhadap kesenjangan tersebut.
 Penelitian lain yang relevan menunjukkan adanya hubungan antara mutu layanan dan pelaksanaan layanan, sumber daya manusia, standard operating procedures (SOP), dan peralatan penunjang medis. Penelitian lainnya menunjukkan kinerja yang rendah pada aspek manajemen, SDM, pelaksanaan pekerjaan, dan pengembangan.
 
Penelitian ini menggambarkan distribusi kematian, dan hubungan struktur input dan proses terhadap sruktur output kematian pasien di atas 48 jam di ICU RSUD Bekasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi analitis kualitatif dengan metode pengukuran retrospektif berupa audit kematian pasien ICU di atas 48 jam tahun 2009. Data primer yang digunakan adalah dari wawancara dan data sekunder dari dokumen rekam medik.
 
Hasil penelitian menunjukkan proporsi terbanyak kematian pasien di atas 48 jam adalah sebagai berikut:
 
- Menurut cara bayar adalah pasien umum
 
- Menurut asal masuk adalah pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 
- Menurut lama perawatan pasien adalah 5-7 hari
 
- Menurut resume audit adalah kasus terminal dan kasus infeksi nosokomial
 
- Menurut keahlian dokter adalah dokter dengan keahlian saraf
 
Berdasarkan hubungan struktur input, proses, dan struktur output, hasil penelitian mendukung kesimpulan bahwa output mutu layanan ICU yang rendah, yang diindikasikan dengan tingkat kematian di atas standar berlaku, sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang kurang memadai secara mutu dan jumlah, SOP yang tidak lengkap, peralatan medis yang kurang lengkap, dan proses penatalaksanaan medis serta paramedis yang kurang memadai.
 
As a public service provider, RSUD must be more efficiency and productivity oriented rather than profit. One of result measurements is service quality compliance to minimum service standard. Comprehensive approach on service quality covers input structure, process, and output. Component of input structure comprises human resource, standard operating procedures, and equipment. Process structure comprises medical and paramedical services. Output structure is change in patient?s health condition and status after accessing facilities in input and process.
 Service quality measurement is performed by comparing performance indicators to health service standard which is stipulated previously. Health service standard is a standard, indicator, or limit which enables measurement on service quality by group of input structure, process, and output. Service quality measurement can be performed using prospective measurement (before servicing), concurrent measurement (while servicing), and retrospective measurement (after servicing).
 
For hospital, one of important health service indicators are net death rate (NDR). As health service provider, one of hospital?s central service units is intensive care unit (ICU). As of 2007-2009 period, death rate at RSUD Bekasi ICU was above minimum service standard stipulated by ministry of health, and no research regarding to the gap has ever been conducted previously.
 
Another relevant research showed considerable correlation between quality service and service process, human resource, standard operating procedures (SOP), as well as medical support equipment. The other one showed low performance on management, human resource, process, and development aspects.
 
This research depicts death distribution of ICU patient, and relation of input structure and process to over 48 hours death ICU patient output structure at RSUD Bekasi. Research design applied here is qualitative analytical description using retrospective measurement method in form of over 48 hours ICU patient death audit in 2009. Primary data used in this research is sourced from interview, and secondary data comes from medical records.
 
Research result shows that the largest proportion of over 48 hours death ICU patient grouped by term of payment, patient origin, nursing period, audit resume, and doctor specialty are as follows:
 
- By term of payment is common patients
 
- By patient origin is emergency unit originated patients
 
- By nursing period is 5-7 nursing days patients
 
- By audit resume is terminal case and nosokomial infection patients
 
- By doctor specialty is neurolog related patients
 Based on relation of input structure and process to output structure, the result supports conclusion that low quality ICU service, which was indicated by higher death rate above the prevailing standard, is considerably determined by inadequacy of both human resource quality and quantity, insufficiency of standard operating procedures and medical support equipment, as well as lack of medical and paramedical process.
Read More
B-1217
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Agustanti; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Peter A.W. Pattinama, Suhartono
S-4591
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Linda Nurmalasari; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Peter A.W. Pattinama, Suhartono
S-4589
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dasim; Pembimbing : Sandi Iljanto; Penguji: Anwar Hasan, Heni Setyowati, Suhartono
T-4000
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyu Saptonohadi; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Pujiyanto, Tony Suhartono, Iwan Turniawan
Abstrak:

Penyakit Flu Buruag (Avian Influenza) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tidak saja bardampak pada isu kesehatan tetapi telah berdampak pada aspek idiologi, politik, ekonomio bahkan pertahanan keamanan. DKI Jakarta sebagai Ibukota negam RI menempati urutan kedua setelah Jawa Barat dalam jumlah kasus Confirm AI hingga 2007 yaita 26 kasus 23 diantaranya meninggal dunia Untak itu Pemda DKI telah menerbitkan Pergub nomor 15 Tahun 2007 dan Perdn nomor 4 Tahun 2007 sebagai langkab tindak lanjut pengendalian AI di DKI Jakarta Kedua kebijakan ini mengatur aspek pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas di DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Januari hingga Desember 2007 telah melaksanakan tindakan di lapangan sebagai implementasi dari pergub dan perda yang telab dibuatnya dalam adalah langkah implementasi produk kebijakan yaitu pergub no 15 dan Perda no 4 talmn 2007 di lapangan atau di masyarakat Sedangkan outcome adalah dampuk yang ditimbulkan dilihat dari jumlah mobiditas dan mortalitas pra kebijakan dan pesca kebijakan. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitataif dengan melaksnakan wawancara mendalam terhadap informan utama yang terlibat dalam pembuatan kebijakan, dan infurmau pendukung yang akan dimintai infonnasinya terkait implementasi kebijakan. Data primer dari basil wawancara akan dikonfirmasi dengan data sekander, telaab terbadap dokumen dan observasi di lapangan. Analisis data dilakukan dangan analisis isi (Contens Analysis), terbadap data primer dan interpretasi dilengkapi data sekunder. Hasil disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik agar mudab dipahami oleh pengguna kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pergub nomor 15 dan Perda nomor 4 tahun 2007 telah merujuk pada peraturan yang lebih tinggi. Terbitnya kebijakan ini diintrndusir oleh situasi perkembangan kasus AI global, nasional maupun lokal DKI, disamping itu pengarub tekanan masyarakat interest group, dan aspek kepemimpinan stakeholder kunci yaitu Gubemur Sutiyoso. Beberapa irnplementasi kebijakan yang berhasil adalah sosialisasi pergub sudab baik namun perda masih harus dilakukan terus. Koordinasi, komunikasi dan informasi antar instansi terkait telah be!jalan dengan baik. Depopulasi sektor 4 peternakan telah dilaksanakan namun belurn tantas. Vaksinasi tidaklagi menjadi strategi utarna pengendalian oamun bwsecurity adalah strategi piliban yang dianjurkan. Sertifikasi kesebatan hewan terintegrasi, termasuk pelibatan unsur TNI/Polri Perda yang akan dibuat tersebut perlu dilengk.api dengan kajian ukademis yang mendalarn, serta mempertimbangkan aspek geografi, demografi dan kekayaan alam serta aspek Ipoleksosbudhankam DKI Jakarta.


 

Avian Influenza illness is one of society healthiness which is not only effected of healthy, but also about the effect of ideology, politics, economy, social, culture even defend and security, DKI Jakarta as capital of Indonesian Republic state, take a place as second number after West Java in case of Confonn AI up to 2007 i.e 26 cases among others 23 are die. Therefore the DKI Regional Regulation number 15 of the year 2007 and Regional Regulation number 4 of the year 2007 as further step to bridle AI in DK1 Jakarta. This both prudent are to regaled bridling aspect to take are bridling and hen circulation in DKI Jakarta. The province Government of DKI Jakarta in January up to December 2007 has done field activities as implementation of Governor's and and Regional regulation, and the method which is used in policy making. Policy output is a step to policy product this are Governor Regulation number 15 and Regional regulation number 4 of the year 2007 in the field or society. While outcome is as result which is emerged seeing from the sum of morbidity and mortality after policy. Research planning is using qualitative approach and doing deep interview against better informan who is involved in policy making of supporter informan who want to ask by us about the involved infoimation with policy implementation, The primer datas of interview process will be confirmed with the secondary data analysis about document and field observation. Data analysis is doing by content analysis of primer data and interpretation fulfilled with secondary data. The products will be served in the form of narration, table and graft so that easy to be understand by policy user. The research products indicate that Governor Regulation number 15 and Regional Regulation number 4 of the year 2007 have been revocationed to the higher regulation. This policy emerging has been introduced by the situation development cases of global AI, national as well as local DKI and beside that also the effect of society pressing, interest group and aspect of stakeholder leadership as the key it is Governor Sutiyoso. Some policy implementation which is Successes are as socialization of better Governor Regulation, but the Regional Regulation must be done further. Coordination, communication and Governor Regulation and information inter involved instances are going better. Population of 4 domestic cattle's have been done but it is not clearly yet. what are suggested by President Instruction (lnpres) nwnbcr I of 1he year 2007 about Instruction of intensive increasing of AI bridling integrated include involved side of TNl/Polri. The Regional Regulation which will be made as above is necessary been full filled by deep academic wisdom and aspect geographic balance, demografic and nature forces and aspect of poleksosbudhankam of DKI Jakarta.

Read More
T-2766
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Kurnia Cahyaningsih; Pembimbing : Adang Bachtiar; Penguji : Puput Oktamianti, Suhartono, Ni Made Sumartini
T-4721
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lintang Dian Saraswati; Ratna Djuwita Hatma, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Suhartono, Praba Ginandjar
Abstrak:

Latar belakang: Tenaga kesehatan berpotensi untuk terkena Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HepatitIs C, dan Virus Hepatitis B yang penularannya lewat darah. Tertusuk jarum suntik dapat membahayakan tenaga kesehatan di rumah sakit. Tujuan: Diketahuinya riwayat tertusuk jarum suntik yang berhubungan dengan terjadinya kejadian Hepatitis B atau C pada tenaga kesehatan di RS Dr.Kariadi Semarang Tahun 2008. Metode: Desain cross sectional dengan melakukan wawancara dan pengambilan darah pada 225 kelompok terpapar (kelompok riwayat tertusuk jarum suntik >2 kali) dan 225 kelompok riwayat tertusuk jarum suntik < 2 kali). Analisis data univariat, bivariat dan multivariat dengan interaksi dan confounding. Hasil dan diskusi: Riwayat tertusuk jarum suntik >2 kali berisiko 48,99 kali untuk mengalami Hepatitis B atau C dibandingkan dengan riwayat tertusuk jarum suntik < 2 kali dengan POR sebesar 48,99 95%CI (9,494-252,85) P value 0,000 dan terdapat satu variabel confounding yaitu frekuensi menyuntik yang dapat mendistorsi efek riwayat tertusuk jarum suntik dengan kejadian Hepatitis B atau C. Kesimpulan dan saran: Tenaga kesehatan yang riwayat tertusuk jarum suntik >2 kali dalam 6 bulan memperbesar risiko mengalami kejadian Hepatitis B atau C bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang riwayat tertusuk jarum suntik < 2 kali dalam 6 bulan, setelah dikendalikan oleh Riwayat Medis, Paparan Pekerjaan Modis, Unit kerja, Lama Kerja, Jenis Kelamin, Frekuensi Menyuntik, dan Kewaspadaan Universal di RS Dr. Katiadi Tabun 2008. Di anjurkan supaya tenaga kesehatan di RS Dr. Kariadi tidak sampai tertusuk lebih dari satu kali agar tidak terkena Hepatitis B atau C dengan cara meningkatkan praktek pencegahan infeksi, melakukan general check up dimana pemeriksaan Hepatitis B atau C termasuk didalamnya dan dilakukan setahun sekali, bagi tenaga kesehatan yang tertusuk jarum suntik lebih dan sekali sebaiknya segera memeriksakan diri secepatnya untuk mengetahui lebih dini apakah mengalami Hepatitis B atau C, dan sebaiknya tenaga kesehatan dalam sebulan menyuntik tidak lebih dari 8 kali agar tidak mengalami hepetitis B atau C.


Background: Healthcare workers (HCWs) are potentially at risk for human immunodefiCiency virus (HIV), Hepatitis B virus (HBV) and Hepatitis C virus (HeV) infection through occupational exposures to blood and bloody body fluids. Needle stick injuries put healthcare workers at risk of life-threatening infections such as Hepatitis C and Hepatitis B. Aims: A study was designed to determine the risk of needle stick injuries of Hepatitis B Virus (HBV) or Hepatitis C virus (HCV) infections among health care workers in Dr. Kariadi Hospital 2008. Method: Designed cross sectional by interview and blood examination on 225 exposed group (had needle stick injuries more than once in. 6 month ago) and on 225 unexposed group (had needle stick injuries less than twice in 6 month ago). Analysis of data univariate, bivariate and multivariate with interaction and confounding. Results: Needle stick injuries more than once related to Hepatitis B or C with POR 48,99 95%CI (9,494-252,85) P value 0,000 and frequencies of suturing is a confounder. Conclusion: Needle stick injuries more than once related to Hepatitis B or C after controlled by medical history, duration of working, exposure on medical occupation, workplace, sex, universal precautions. and frequencies of suturing. Suggested to health care workers in Dr. Kariadi Hospital do not get needle stick injuries more than once in order to prevent Hepatitis B or C by increasing universal precautions, do general check up including Hepatitis B and C, health care workers who had needle stick injuries more than once are supposed to immediately check up for early diagnostic Hepatitis B or C, and suggested to saturing not more than eight times in a month.

Read More
T-2899
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosmaitaliza; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Dian Ayubi, Ratu Ayu Dewi Sartika, Suhartono, Kusnadi, Thoyib
T-4229
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive