Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Meliana Zailani; Pembimbing: Ahmad Djojosugito; Bambang Sutrisna; Amal C. Sjaaf
D-102
Depok : FKM-UI, 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Hadian Rahim; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo, Chehab Rukny Hilmy, Bambang Sutrisna
D-92
Depok : FKM UI, 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farid Yudoyono; Pembimbing : Ratna Djuwita; Penguji : Bambang Sutrisna, Asri C. Adisasmita, M.Zafirullah Arifin
Abstrak: Latar Belakang: Cedera otak traumatika akibat kecelakaan lalu lintas masih merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Cedera otak sekunder dideskripsikan sebagai konsekuensi gangguan fisiologis, seperti iskemia, reperfusi, dan hipoksia pada area otak yang beresiko, beberapa saat setelah terjadinya cedera awal (cedera otak primer). Cedera otak sekunder sensitif terhadap terapi dan proses terjadinya dapat dicegah dan dimodifikasi. Metode: Penelitian kohort retrospektif dengan data primer rekam medis. Data yang terdiri dari beberapa variabel yang dikumpulkan secara retrospektif dari catatan medis pasien. RS. Hasan Sadikin, Bandung Jawa Barat, Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada 2011-2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 647 pasien. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan analisis multivariate cox proportional hazard dengan model matematis yang selanjutnya akan dibuat model skoring. Analisis roctab digunakan untuk menentukan nilai cut-off setiap variabel numerik. Hasil: Variabel perdarahan otak, tingkat kesadaran, dan edema serebri merupakan faktor resiko outcome, sedangkan variabel peningkatan tekanan intrakranial, kadar elektrolit natrium dan klorida, serta terapi diuretik merupakan faktor resiko untuk terjadinya outcome kematian pada pasien ensefalitis anak. Berdasarkan hasil analisis multivariat skoring didapatkan urutan faktor prognostik yang dominan menyebabkan kematian, yaitu Variabel usia memilik HR sebesar 1,00, natrium mempunyai HR 0,8, Perdarahan otak pada CT Scan kepala mempunyai HR sebesar 1,73, edema serebri mempunyai HR 2,53, hipoksia mempunyai HR sebesar 2,13, farktur maksillofascial mempunyai HR sebesar 0,6, hipotensi memiliki HR 0,7 dan pembedahan/trepanasi mempunyai HR 0,388 Berdasarkan analisis tersebut maka natrium, GCS, hipotensi, pembedahan dan MFS fraktur merupakan faktor proteksi outcome sedangkan usia, perdarahan otak pada CT Scan, edema serebri, hipoksia merupakan faktor resiko terjadinya outcome kematian pada pasien cedera kepala berat. Dari hasil mulitvariat yang telah dilakukan sebelumnya apabila skor -69 s/d -47 mengalami resiko rendah untuk mengalami kematian, skor -46 s/d -20 mengalami resiko sedang untuk terjadinya kematian dan skor >-19 akan mengalami resiko tinggi terjadinya kematian. Kesimpulan: Model skoring prognosis yang telah terbentuk ini mampu memprediksi sebesar 84,75 % faktor faktor yang berhubungan dengan prognosis cedera otak traumatika berat. Apabila ada 100 pasien cedera kepala berat dengan adanya semua variabel maka 76 pasien akan meninggal dan bila 100 pasien cedera kepala berat tanpa adanya semua variabel maka 25 pasien akan meninggal. Kata Kunci : Skoring, Model Prognosis, Cedera Otak Traumatika Berat
Read More
T-4523
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jusnan Calamento Mokoginta; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Bambang Sutrisna, Wahyu Sulistiadi, Sayfuddin Zuhri
Abstrak:

Rurnah Sakit Tugu Ibu adalah salah satu Rumah Sakit di Kota Depok yang didirlkan sebagai respons atas kebutuhan pelayanan kesehatan di kota Depok dan sekitarnya. Layalcnya Industri jasa yang lain, pelayanan yang ada mensyaratkan kualitas pelayanan yang bermutu tinggi dalarn memenuhi kepuasan pelanggan sesuai tuntutan lingkungan yang berubah pesat. Pengelola Rumah Sakit harus dapat memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada untuk memperoleh hasil yang baik. Untuk itu diperlukan sistem keuangan yang baik, upaya-upaya yang fokus pada kepuasan pelanggan, kinerja bisnis yang profesional dan peningkatan mutu sumberdaya manusia. Pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinelja keempat aspek tersebut adalah dengan menggunakan Balance Scorecard. Untuk itulah Penggunaan konsep Balanced Scorecard sangat diperlukan Rumah sakit Tugu Ibu dalam rangka ingin mengetahui kinelja yang ada selama. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan tujuan ingin mengetahui potret kinerja rumah sakit Tugu Ibu pada tahun 2004~2006 dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Data primer yang diperoleh melalui survei terhadap 84 orang pasien dan 84 orang karyawan pada Instalasi Rawat Inap dan wawancara mendalam pada pihak terkait serta data selcunder diperoleh dari Laporan Keuangan, Laporan Kepegawaian, Profil Rumah Sakit dan evaluasi koniirmatif terhadap penanggung jawah kegiatan yang diteliti. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada perspektif keuangan terdapat pertumbuhan tingkat pendapatan, realisasi pendapatan masih dibawah target dan 11-end CRR yang meningkat. Pada perspektif pelanggan diketahui bahwa tingkat pertumbuhan pelanggan positif dengan pangsa pasar berkisar 20% dari Rumah Sakit di wilayah Kota Depok Serta hasil survey didapatkan tingkat kepuasan pasien 83, %. Dari Important-Performance Analysis didapatkan 9 aspek deli ke 5 dimensi Servqual yang perlu mendapatkan prioritas utama untuk diperbaiki. Pada perspektif proses bisnis internal didapatkan tingkat produktivitas yang positif dan kinerja operasional pada pelayanan ( Rasio pasien terlmdap dokter, Rasio pasien terhadap perawat., BOR, AVLOS, TOL BTO ) masih belum eiisien yaitu 57,5% berdasarkan indikator penilaian RS Perjan (2002). Pada perspektif perturnbuhan dan pembelajaran didapatkan basil sunrei bahwa tingkat kepuasan kexja karyawan tertinggi pada aspek kesempatan untuk mengikuti pendidikan, kursus dan pelatihan (72,2%) dan terendah pada aspek pengharapan akan kesejahteraan, promosi dan jaminan hari tua yaitu (46,5%). Untuk kapabilitas sistem informasi didapatkan tingkat kepuasan tertinggi bagi karyawan ada pada aspek ketersediaan informasi (77,4%) dan terehdah pada aspek kemudahan mengakses informasi (60,7%). Tum over cukup tinggi pada mhun 2004 (6,7%) dan terendah pada tahun 2005 yaitu 1,3%. Dari hasil penelitian keempat aspek dengan pendekatan konsep Balanced Scorecard diperoleh kesimpulan bahwa kinerja Instalasi Rawat Inap RS Tugu Ibu sudah cukup baik.


 

Rumah Sakit Tugu Ibu is a hospital at Depok founded as response for health service requirement at Depok town and its surroundings. As the other service industries, public require a high service quality to fulfill customers satisfaction according to environment demand which is changing fastly. Hospital organizer has to exploit entire resource to obtain good result. For that objective need financial system support and all effort focused on customer’s satisfactions, professionally business performance, human resources improvement. Approach can be used to increase performance of four aspects by utilizing Balance Scorecard. For that require very much by Rurnah Sakit Tugu Ibu in order to know the existing performance at mean time. This research has character of analytic descriptive to 'know portrait performance of Inpatient Care Rumah Sakit Tugu Ibu in 2004-2006 by using Balanced Scorecard approach. Primary data obtained through survey on 84 patients and 84 employees at Inpatient Care Installation unit and deep interview on relevant circumstantial and also secondary data which was obtained from financial statement, employees report, hospital profile and contirmative evaluating on personnel on charge on this activity researched. From research result obtained that in financial perspective there are increasing of earnings, earnings realization still below and increasing CRR trend. In customers perspective known there are positively customer growth on captive market around 20% at hospitals at Depok and survey result obtained patients satisfaction at 83%. And from Important. Performance Analysis obtained 9 aspects for the fifth dimension require first priority to improve. In perspective internal business process found productivity level which are positive and the operational performance service ( ratio patient to doctor, ratio patient to nurse, BGR, AVLOS. TOL BTO ) not enough efficient yet. Which are 57, 5 %, bases on assessment indicator of RS Perjan (2002). On growth and learning perspective found survey result that the highest satisfaction on employee working has laid down on aspect of opportunity to get the training, course or any educational event (72,2%) and the lowest on aspect of prosperity expectation, old day guarantee (pension) and promotion that is ( 46,5%). For information capability system got a highest satisfaction level for employees where is information availability aspect (77,4%) and the lowest at the simplicity aspect to access information (60,7%). Turn over at the high level in the year 2004 (6, 7%) and lowest in the year 2005 that is 1, 3%. From research result on the fourth aspect with approach Balanced Scorecard concept obtained conclusion that in house care unit performance RS Tugu Ibu has good enough.

Read More
B-866
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meliana Zailani; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Syahrizal Syarief; Amal C. Sjaaf; Bambang Sutrisna; dkk.
Abstrak:
ABSTRAK
 
BOR yang rendah, biaya satuan rawat inap yang makin meningkat serta rasio tempat tidur per penduduk yang masih rendah, merupakan hal yang mendasari perlunya perbaikan mutu admisi rumah sakit. Penelitian potong lintang digunakan untuk mengetahui besaran masalah ketidaktepatan admisi. Sebagai instrumen pengukuran ketepatan admisi digunakan Protokol Evaluasi Ketepatan Admisi yang mengacu pada Evaluation Appropriateness Protocol for Appropriateness Admission. Rancangan penelitian kasus kontrol dipilih unluk melihat faktor penyebab dan peranannya.
 
 
Tujuan
 
Mengetahui besaran masalah ketidaktepatan admisi dan faktor penyebabnya, serta mengembangkan model diagnostik prakiraan ketidaktepatan admisi.
 
 
Metodologi dan Cara Penelitian
 
Penelitian dilakukan di ruang rawat inap bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Bedah RSCM bulan Nopember 2000 sampai dengan Mei 2001.Uji validasi dan reliabilitas dilakukan pada tahap persiapan. Besar sampel penelitian potong lintang 323. Besar sampel penelitian kasus kontrol dengan sampel 570, 190 kasus dan 380 kontrol. Sampel diambil secara acak dari populasi penelitian yang terpilih.
 
 
Hasil penelitian
 
Uji validasi menghasilkan sensitivitas 87,5%,spesifisitas 66,6%, LR 2,65
 
Rasio ketidaktepatan admisi di RSCM 31, 6%
 
Variabel yang berperan terhadap ketidaktepatan admisi, variabel Rujukan (OR 7,564; CI95% 3,781; 15, 131) dari Faktor rujukan, variabel Jaminan pihak ketiga dari Faktor Jaminan Pihak ketiga (OR 4,089; CI95%2, 193-7, 625); variabel perencanaan pemeriksaan atau tindakan medis (OR 3,26; CI 95% 1,194; 8,897)dan variabel pelaksanaan asuhan keperawatan (OR 2,309; CI95% 1,481-3,599) dari faktor Pelayanan Provider; variabel Waktu admisi dari Faktor sikap pasien.(ORO, 115,CI 95% 0,072;0,814 )Variabel Kelengkapan pemeriksaan medis (or 1,475 95%Cl 0,949; 2,291) dari Ketersediaan Geografis(OR 3,405; 95%CI 0,895; 12,949) meskipun perannya secara statistik tidak bermakna, tetap diikutkan dalam permodelan dengan pertimbangan dibutuhkan secara teori dan kenyataan.
 
 
Permodelan logistik regresi yang dihasillkan dikembangkan dengan pembobotan dan skoring faktor, untuk memperoleh model diagnostik yang lebih mudah dalam penentuan probabilitas ketidaktepatan admisi.
 
 
Ketidaktepatan admisi dipengaruhi oleh faktor rujukan, faktor pelayanan provider, faktor pola pembiayaan dan faktor sikap pasien.
 

ABSTRACT
 
The low rate of HOR and the increasing of inpatient unit cost and the tow rate of heal/population become the basic reasons for improving the quality of hospital admission. Admission research has to he performed for quality improvement. By means epidemiological approach a cross-sectional design was used to determine inappropriate admission and case-control study to reveal risk factor and its consequences.
 
 
The Aim of Study
 
The general aim of this study is to obtain information on the rate of inappropriate admission problem in RSCM and the influencing factors and to search out o model tier predicting diagnostics of inappropriate admission
 
 
Method
 
Population taken for research was the inpatients in inpatient installation A and B of RSCM from December 2001 to May 2002. Research performed in two stages i.e.
 
Preliminary study was taken to ensure the validation and reliability instrumentation research stages, which consist of two sub stages i.e.:
 
Cross-sectional study in search of the proportion of admission inappropriateness according to the Appropriateness Admission Evaluation Protocol, and
 
Case-control study to test the hypotheses
 
 
Samples for arts, sectional study were 323 patients and 570 were taken as samples to ease control study. where 190 patient were for case study and 3817 were taken as control.
 
 
Result and Discussion
 
Sensitivity and specificity were ST.5 and 66.6 percents
 
Kappa coefficient was 0,56 - 0.74 percents so that it was concluded that there was a good agreement.
 
Cross-sectional study indicated that inappropriate admission (proportion) was 31.6 percents.
 
Multivariate analysis results revealed that a model designed from independent and dependent variables can he constructed with inferences such as:
 
Referral Factors:
 
Patients without referral has a risk of 7.6 higher than patients with referral
 
Provider Factors:
 
Imperfect medical examination planning or medical procedure scheduling has o risk of admission inappropriateness 3.3 higher than proper medical arrangement Patient's Perception Factors:
 
Patients admitted with perception of emergency have a risk of admission inappropriateness -115 lower than patient with out emergency admission
 
Payment Scheme Factors:
 
Patient covered by the insurance company has o risk of admission inappropriateness of 4.1 higher than patients paying with other payment scheme.
 
 
Inappropriate admission s influenced by several factor, service provider's factor, payment scheme factor and patient's perception factor.
Read More
D-90
Depok : FKM UI, 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuniar Sukmawati; Pembimbing: Bastaman Basuki; Penguji: Fidiansyah, Bambang Sutrisna, Joedo Prihartono, Sudirman
Abstrak:

LATAR BELAKANG: Di Indonesia faktor yang mempengaruhi terkendalinya gejala putus opiat belum diketahui. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut dapat dipakai untuk prognostik terkendalinya gejala putus opiat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian hal tersebut.METODE: Penelitian kohor historikal pasien ketergantungan opiat yang dirawat inap di RS Ketergantungan Obat 1 Januari 2000-31 Desmber 2001. Semua pasien wanita (60 orang) yang memenuhi kriteria inklusi diambil, dan pasien laki-laki diambil 130 secara sistematik dari 914 pasien laki-laki yang masuk kriteria inklusi. Analisis data dengan survival analysis menggunakan cox proportional hazard untuk mencari perhitungan pengendalian gejala putus opiat.HASIL: Waktu yang diperlukan untuk terkendalinya gejala putus opiat antara 3 - 16 hari dengan rata-rata 9 hari. Umur terbanyak 21-30 tahun dengan rata-rata 23 tahun. Umur termuda pertama kali menyalahgunakan opiat adalah 12 tahun, lama penyalahgunaan antara 6 bulan sampai 15 tahun, cara pakai sebagian besar (88,4%) menggunakan jarum suntik. Kebanyakan adalah pengangguran (54,2%). Faktor pemberian terapi tidak bermakna secara statistik dalam pengendalian gejala putus opiat. Gender laki-laki lebih mudah terkendali 1,71 kali dibanding gender perempuan (CI 95% 1,17; 2,49; p O,006).KESIMPULAN: Perempuan lebih susah dikendalikan gejala putus opiatnya, oleh karena itu memerlukan perhatian lebih banyak dibandingkan gender laki-laki.Gender and Risk That Can Handle Opiate Withdrawal Syndrome for Opiate Dependency


 

BACKGROUND: Factors can influence opiate withdrawal syndrome in Indonesia there is no detail data. With the most important factor, could be better to manage them especially when they are being hospitalized.METHODS: Cohort historical study about opiate dependence patients who are being hospitalized in Drug Dependence Hospital Jakarta from January 1st  2000 to December 31st 2001.  All the women include in criteria as a sample (60 patients), and 130 male patients as a sample with systematic sampling from 914 patients can include in criteria. Data analysis with the survival analysis, using cox proportional hazard to find number of controlled opiate withdrawal syndrome.RESULTS: The opiate withdrawal syndrome can be controlled in 3 - 16 days and 9 days in average. The range of age is 2151 to 30 years old and 23 years old in average. The youngest age using opiate is 12 years old. The length of abuse is between 6 month to 15 years, using needle is 88,4 %, mostly is jobless (54,2%). Treatment factor is not significant statistically. Men is easier to control, it's about 1,71 times than women (CI 95 % 1,71;2,49, p = 0,006)CONCLUSIONS: Women need more attention to get at the best results opiate withdrawal syndrome.

Read More
T-1377
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bayu Firmansyah; Pembimbing: Endah Caroline Wuryaningsih; Penguji: Evi Martha, Anwar Hassan, Bambang Sutrisna; Morina Klara
Abstrak: Perilaku Pencegahan HIV-AIDS adalah semua hal yang berhubungan dengan aktifitas untuk mencegah terinfeksi HIV-AIDS. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai perilaku pencegahan HIV-AIDS pada Kelompok Berisiko Tinggi di Kabupaten Cianjur dengan menggali informasi mengenai sosiodemografi, self efficacy dan ketersediaan fasilitas.Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan disain Rapid Assesment Procedures (RAP) dengan menggunakan analisa isi.Informan kelompok berisiko tinggi pada penelitian ini sebagian besar berada pada usia produktif, berpendidikandasar, dengan lama menjadi kelompok berisiko tinggi antara 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun, dan tidak mempunyai pekerjaan lain. Adapun status perkawinan pada informan berisiko tinggi terdiri dari janda, belum menikah dan menikah.Semua informan kelompok berisiko tinggi pada penelitian ini mempunyai persepsi yang salah terutama mengenai penggunaan kondom dan mengenai HIV-AIDS.Informan kelompok berisiko tinggi masih ada yang belum terpapar penyuluhan dan belum melakukan VCT secara rutin.
Read More
T-4223
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hadyana Sukandar; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo, Ponpon S. Idjradinata; Penguji: Bambang Sutrisna, Anna Alisahbana, Ilsiana Jatiputra, Ratna Djuwita, Kusharisupeni
D-116
Depok : FKM-UI, 2006
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nicolaski Lumbun; Promotor: Nasrin Kodim; Ko-Promotor: Bambang Sutrisna, S. Soegianto, R. Rondang; Penguji: Sudijanto Kamso, Sutarmo Setiadji, Nafrialdi; Ratu Ayu Dewi Sartika
D-278
Depok : FKM-UI, 2013
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Imam Rasjidi; Promotor: Bambang Sutrisna; Ko-promotor: M. Farid Aziz, Akmal Taher; Penguji: Syahrizal Syarif, Soewarta Kosen, Laila Nuranna, Chaidir A Mocthar, Ratna Djuwita, Mondastri Korib Sudaryo, Bambang Sutrisna, Farid Aziz, Akmal Taher
D-223
Depok : FKM-UI, 2008
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive