Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Agus Joko Haryanto; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Deddy Syam, Dance Pranadjaya
T-3637
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kusworo; Pembimbing: Zulkifli Djunaedi; Penguji: Fatma Lestari, I Made Sudarta, Deddy Syam
Abstrak:

Berbagai cara dan pendekatan penerapan sistim menejemen K3 telah dikembangkan, akan tetapi kecelakaan kerja masih terus terjadi terutama dalam dunia kerja Industri. Dalam kurun waktu 10 tahun terahir angka Kecelakaan Kerja dunia masih tidak berubah secara signifikan . Konstruksi merupakan sektor industri yang mempunyai tingkat bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Data menunjukkan bahwa selama berlangsungnya kegiatan pekerjaan pada tahun 2010-2011 di PT. XM telah terjadi peningkatan kejadian Kecelakaan Kerja dari 46 kejadian (2010) menjadi 98 kejadian (2011) atau terjadi peningkatan sebesar 52 kasus (113%). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui asosiasi faktor-faktor kecelakaan kerja proyek konstruksi pada PT. XM selama periode waktu 20102011. Metodologi penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data sekunder yang didapat dari laporan investigasi kecelakaan yang tercatat di PT. XM selama tahun 2010-2011. Jumlah sampel yang digunakan dari data sekunder yaitu seluruh sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan seteah mengalami proses cleaning yaitu sebanyak 98 sampel. Sampel penelitian dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (uji chi-quare). Analisis hubungan dilakukan dengan melihat nilai p terhadap α untuk melihat tingkat kemaknaan hubungan. Dari 98 sampel yang diteliti, sebagian besar kecelakaan yang terjadi merupakan kecelakaan jenis medical treatment accident (48%), disusul kemudian oleh jenis first aid accident (46,9%), dan lost time accident (5,1%). Adapun factor penyebab yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dengan frekuensi terbanyak yaitu factor briefing yang tidakcukup untuk bekerja (88) dan kurang pengawasan (81). Secara signifikan diketahui tidak ada factor yang diketahui berhubungan secara signifikan dengan timbulnya kecelakaan kerja di PT. XM selama tahun 2010-2011 (p val > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut diatas maka sebaiknya pihak manajemen terkait lebih aktif berperan khususnya dalam fungsi pengawasan, mengoptimalkan sosialisasi dan pembinaan yang terkait dengan safety di tempat kerja, dilain pihak pekerja juga diharapkan dapat turut serta dalam menciptakan suasana yang aman dan sehat di tempat kerja, disiplin dalam menggunakan APD dan meningkatkan pengetahuan penerapan safety dilokasi kerja Kata kunci: Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, konstruksi.


 Various ways and approaches to Ocupational Health and Safety application management system has been developed, but accidents still occur, especially in the industrial workforce. In the last 10 years the world's number of Accidents still did not change significantly. Construction of an industrial sector that has the level of danger and high risk of work accidents. The data show that during work activities in 2010-2011 at PT. XM has been an increased incidence of Occupational Accidents met 46 events (2010) to 98 events (2011) or an increase of 52 cases (113%). The research was conducted to determine the association of these factors on the construction project work accident  at PT. XM during the time period 2010-2011. Methodology of This study uses cross-sectional study design with secondary data sources are obtained from accident investigation reports are recorded in the PT. XM during the years 2010-2011. The number of samples used secondary data from the entire sample that met the inclusion criteria and had established after the cleaning process as many as 98 samples. The samples were analyzed by univariate (frequency distribution) and bivariate (chi-quare test). Relationship analysis done by looking at the p value of significance level α to see the relationship. Of the 98 samples studied, the majority of the accidents was the crash accident type of medical treatment (48%), followed by first aid type of accident (46.9%), and lost time accident (5.1%). The factors causing the alleged cause of the accident with the highest frequency factor insufficient briefing for work (88) and lack of supervision (81). Significantly there are no known factors that are known to be significantly associated with incidence of occupational accidents in the PT. XM during the years 2010-2011 (val p> 0.05). Based on the above it should be related to more active management role in the oversight function in particular, to optimize socialization and training related to safety in the workplace, Supervision to practical safety on site also need to enforcing by management to ensure occupational health and safety at all of the works, on the other workers are also expected to participate in creating a safe and healthy workplace, discipline in the using PPE and enhance the application of knowledge of safety on work place Key words: The factors that cause workplace accidents, construction

Read More
T-3650
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Yulianto; Pembimbing: Zulkifli Djunaedi; Penguji: Dadan Erwandi, Fari Suprada, Deddy Syam
Abstrak:

Sistem rencana tanggap darurat dibuat untuk merespon terjadinya emergensi evakuasi medis (Medivae) yang terjadi di tempat kerja guna memperkecil akibat yang lebih parah atau serius dari suatu kasus kecelakaan kerja maupun sakit keras secara cepat, tepat, benar dan akurat. Penelitian bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesiapan implementasi sistem rencana tanggap darurat sehingga dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan efisien bagi pekerja maupun perusahaan. Penelitian ini termasuk penelitian analisis deskriptif dengan disain studi evaluasi terhadap kesiapan implementasi sistem respon emergensi untuk menghadapi evakuasi medis (Medivae) di Kilang LNG Tangguh Papua yang dilakukan pada awal sampai pertengahan 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedelapan elemen emergensi respon ditemukan bahwa sistem komunikasi menempati tingkat kelayakan tertinggi (85,2 % = sangat layak), disusul Organisasi dan jalur komando di urutan kedua (82,9 % = sangat layak) dan kelayakan terendah ditemukan pada elemen transportasi laut (59,0 = tidak layak). Direkomendasikan untuk meningkatkan fasilitas transportasi pendukung evakuasi medis terutama transportasi laut, dan perlunya sosialisasi sistem emergensi respon yang lebih intensif kepada seluruh karyawan serta perlunya menyediakan jadwal rutin simulasi dan latihan emergensi evakuasi medis untuk diimplementasikan secara konsisten.


Emergency response plan was developed to response the Medical Evacuation (Medivac) at work site to minimize the impact or severity of accident or illness properly, quickly, accurately and correctly. The purpose of this research is to measure the readiness of implementation ERP system correctly, effective and efficient for workers, Type of this research is descriptive analysis by designed of evaluation study on implementation the emergency responce plan to handle medical evacuation plan at LNG Tangguh Papua since early 2007 until mid 2007. The conclusion of this research are communication system is the highest element on readiness(85,2%), followed by evacuation response and command line system (82,9%). Air and marine transportation is the lowest level of readiness (59,0%). Rekomendation has been given to improve communication of the emergency response plan for all workers, develop reguler drill and excercise for at workers consistantly, and provide medical doctor specialist on site clinic.

Read More
T-2829
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Sisharyono; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Yuni Kusminanti, Deddy Syam
Abstrak:

Kecelakaan yang diakibatkan oleh pekerjaan banyak terjadi diberbagai sektor industri, terutama sektor industri yang mempunyai resiko yang sangat tinggi diantaranya sektor industri M1GAS. Bila kecelakaan kerja terjadi, kerugian-kerugian akan diperoleh baik oleh pengusaha maupun bagi peketja. Bagi pengusaha, bila kecelakaan kerja terjadi akan berdampak pada citra perusahaan yang akan memburuk, kepercayaan dari pihak luar maupun pemegang saham (slake holder) akan menurun dan kemungkinan akan berakibat bangkrutnya perusahaan karena kehi1angan keperecayaan. Bagi pekerja, bila kecelakaan kerja tetjadi akan berdampak kehilangan sebagian atau beberapa artggota tubuhntya atau berakibat cacat permanen dan bisa juga dapat menghilangkan nyawa bagi sipekerja sendiri serta dapat pula kehilangan mata pencahariannya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi kecelakaan kerja oleh perusahaan baik yang bersifat aktif maupun pasif. Yang bersifat aktif adalah dengan melibatkan pekerja untuk berperan aktif melaksanakan program yang telah ditetapkan perusahaan sehingga perilaku pekerja akan berubah menjadi perilaku aman dan akan selalu mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan perusa.haan. Sedangkan yang bersifat pasif adalah dengan menyediakan peralatan pencegahan keeelakaan agar tidak terjadi eskalasi yang lebih besar bila kecelakaan kerja terjadi. Dalam hal mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja, PT ABC mewajibkan setiap aktifitas yang dilakukan dilingkungan perusahaan harus menggunakan surat ijin kerja yang disebut dengan Safe System of Work (SSOW). Penelitian bertujuan untuk menganaIisa pelaksanaan program Safe System of Work (SSOW) terhadap indikator keselamatan kerja dan menganalisa pelaksanaan Safe System of Work (SOW) pada setiap tahapan. Penelitian ini dilakukan dengan study evaluasi dengan metode pendekatan kualitatif terhadap orang yang terlibat dalam pelaksanaan atau pembuatan surat ijin kerja ditinjau dari segi Input-Proses-Output. Hasil penelitian didapatkan dari segi Input didapatkan pemahaman program SSOW adalah sangat baik, ini terlihat dimana 100% orang yang terlibat program ini telah mengikuti training dan 97.1% telah memahami dan mengerti tentang program SSOW. Dari segi Proses didapatkan pada awal tahun dimana pemenuhannya sangat bagus lalu menurun pada bulan April menjadi bagus dan naik kembaIi ketingkat sangat bagus pada bulan Mei dan Juni, karena pelaksanaan audit sudah menjadi pekerjaan rutin sehingga menjadi beban bagi para pekerja. Sedangkan pada segi output, dilihat dari kasus kecelakaan kerja pada tahun 2007 dan 2008 jumlahnya sama yakni 17 kasus, tetapi bila dilihat dari frequency rate pada tahun 2008 terlihat menurun dibanding tahun 2007 yaitu dari 0.31 menjadi 0.19. Untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja perlu dilakukan audit pelaksanaan SSOW oleh auditor yang benar-benar mengerti bagaimana mengaudit secara benar dan memahami prosedur dengan balk sena pelaksana.an audit tidak dilakukan setiap hari agar basil audit merupakan basil nyata pelaksanaan SSOW dilapangan bukan hanya rutinitas pekerjaan dan tidak membebani pekerja.


Many occupational accidents occurred in various industrial sectors, especially in industrial that has a high potential risk such as oil and gas industry. When accident happened, losses will be obtained both by company and for workers. When accident happened, will affecting to deteriorate the company image, loss of trusty from partnership and stake holder and possibility bankrupt of the company cause by loss of trust. When accident happened will be affected to the employee such as injury, permanent disability or fatality and also they will lose their job. Various efforts have been done by company to eliminate or reduce the accident both, active and passive. For active by entangled the workers to be active implemented the company program and followed the working procedure with the result behavior of the workers become safe behavior, whereas the passive character by putting the preventive or safety equipments in order to prevent the accident to be escalated. In order of preventing or reducing of the accident, any job activities in area PT ABC have to use permit to work called with Safe System of Work (SSOW). The aim of research is to analyze the implementation of program Safe System of Work (SSOW) to safe working indicator and to analyze the implementation of program Safe System of Work (SSOW) in each step. This research is conducted by study evaluation with qualitative method approached to the personnel involved in implementation and making permit to work evaluated from Input-Process-Output aspect. The input aspect research result for the understanding program of Safe System of Work (SSOW) is very good, it's seen 100% program involver have attended training and 97.1% have comprehended and understand concerning program of Safe System of Work (SSOW). On process aspect, at beginning of the year the accomplishment is very good then going down to good on April and returned back to very good in May and June. Whereas on output aspect, on the year 2007 and 2008 the number cases of occupational accident same i.e. 17 cases, but the frequency rate reduced on 2008 compared with 2007 from 0.31 to 0.19. To prevent or reduce occupational accident, require SSOW audit to be conducted by competent auditor, comprehend procedure and the audit not be conducted every day in order to get the audit result is reality implementation of Safe System of Work (MOW) on the field not merely routine tasks do not encumber of the worker.

Read More
T-2992
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iwan Jatmika; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Fatma Lestari, Mufti Wirawan, Masjuli, Deddy Syam
Abstrak:
Sebagian besar kasus kecelakaan besar yang terjadi di sektor minyak dan gas disebabkan oleh kurangnya/ketidaktahuan akan pengelolaan asset integrity. Pada tahun 2021-2022 terdapat lima kasus kecelakaan terkait aset integrity di PT X. Untuk menjawab hal ini, PT X membuat Asset Integrity Management System (AIMS). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis AIMS di PT X berdasarkan konsep safety resilience. Manfaat penelitian yaitu memberikan perspektif implementasi safety resilience untuk menghadapi kejadian yang dapat diperkirakan atau tidak terduga seperti kegagalan pada aset di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif dengan menggunakan desain studi analisis deskriptif, dan panduan analisis berdasarkan Resilience Analysis Grid. Unit analisis dalam penelitian ini mengambil dokumen terkait AIMS di PT X dan wawancara dengan stakeholder terkait AIMS di PT X. Hasil dari analisis empat faktor resilience pada AIMS di PT X adalah kemampuan respon (73,75%), kemampuan monitor (81,23%), kemampuan belajar (77,22%), dan kemampuan antisipasi (75,62%). Dari hasil tersebut, tingkat safety resilience pada AIMS sudah menuju level proactive dengan rata-rata sebesar 77%. Keterlibatan beberapa pihak, pembagian tanggung jawab yang jelas, dan penambahan indikator efektifitas AIMS, menjadi hal yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan resilience pada AIMS di PT X.

Most of the major accident cases that occur in the oil and gas sector are caused by the lack of / ignorance of asset integrity management. In 2021-2022 there were five cases of accidents related to asset integrity at PT X. To answer this, PT X created an Asset Integrity Management System (AIMS). The purpose of this research is to analyze AIMS at PT X based on the concept of safety resilience. The benefit of the research is to provide a perspective on the implementation of safety resilience to deal with predictable or unexpected events such as failures in assets at PT X. This research is semi-quantitative research using a descriptive analysis study design, and an analysis guide based on the Resilience Analysis Grid. The unit of analysis in this study took documents related to AIMS at PT X and interviews with stakeholders related to AIMS at PT X. The results of the analysis of the four resilience factors in AIMS at PT X are response capability (73.75%), monitoring capability (81.23%), learning capability (77.22%), and anticipation capability (75.62%). From these results, the level of safety resilience at AIMS has reached the proactive level with an average of 77%. The involvement of several parties, a clear division of responsibilities, and the addition of AIMS effectiveness indicators, are things that are needed to improve the resilience capabilities of AIMS at PT X.
Read More
T-6933
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angga Hadi Nugraha; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Hendra, Didik Triwibowo, Deddy Syam
T-4039
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Togar Robin Sialagan; Pembimbing: Candra Satrya; Penguji: Robiana Modjo, Tata Soemitra, Ridwan Zahdi Sjaaf, Deddy Syam
Abstrak:

Banyak perusahaan berupaya menampilkan kinerja Keselamatan dan Keschatan Kerja dan Lindung Lingkungan {K3LL) sebaik mungkin. Selain untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan kinerja K3LL juga merupakan implementasi tanggung jawab perusahaan untuk memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti yang telah diamanatkan dalam UU Rl no.1 tahun 1970. Dari berbagai studi kecelakaan ditemukan bahwa perilaku manusia memegang peranan penting pada terjadinya suatu kecelakaan (Heinrich ct. aL, 1980; Bird dan Germain, 1990; Wiegmann dan Shappell, 1977; Reason dan Maddox,1999). Adapun desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dari 3l respondcn pekerja di PTEGS dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi bermakna antara faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor persepsi, faktor peran rekan kerja, faktor peran penyelia pada perilaku aman di PTEGS tahun 2008 dan juga dikctahui 94% responden termasuk kategori baik dan 6% responden termasuk kategori kurang baik. Semua faktor yang diteliti berkategori baik sangat dominan (antara 87% 90%). hasil uji chi-square diketahui bahwa seluruh responden yang berkategori baik atas pengetahuan, motivasi, persepsi, peran rekan kerja dan peran penyelia juga berperilaku aman baik.


Many companies do many ways to enhance their Health, Environment (HSE) performances. TI1ese are also to show their commitments to provide the safety protection of their workers and to show their compliances with the act no.l year 1970 of Republic of Indonesia. Based on several accidents' studies found that human behavior. take the important role in the accident occurrences (Heinrich et. L, 1990; Wicgmnun and Shappdl, 1977; Rcnson and Maddox, 1999). Based on above findings and the company commitment maintain the high HSE performance, the writer do analyzing the contributing factors to safety behavior. For this purpose , the writer used descriptive analytic with cross sectional approach. The Writer collected the data from 31 respondent of PT EGS workers by structured questionaires. The data analysed use unvariate analysis and bivariate analysis. The result showed that all contributing factors (knowledge, motivation, perception, role of coworkers, and role of supervisors) had significant correlation with safety behavior at PT. EGS Indonesia in the year of 2008. Besides that it's known that 94% respondents categorized as good and 6% respondent categorized as poor good. The percentages of respondents categorized as good were very dominant (between 87% 90%). By using the chi-square tcest known that all respondents who have good category in the contributing factors also do safety behavior. Hopefully the results of this research could be contributed to the enhancement of the safety behavior and HSE performances at PT EGS.

Read More
T-3046
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edo Nur Yusuf; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Laksita Ri Hastiti, Masjuli, Deddy Syam
Abstrak:
Salah satu bentuk hazard adalah pola kerja/istirahat dan waktu kerja. Hampir 8% dari populasi pekerja melaporkan gejala kelelahan kerja . Sedangkan kelelahan kerja mempunyai efek negatif pada safety, kesehatan dan pembiayaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melindungi pekerja dari kelelahan dan sebagai deteksi dini untuk mengetahui hubungan antara tingkat kelelahan kerja dengan pola kerja/ istirahat, usia, lama bekerja, jenis pekerjaan dan indeks masa tubuh serta kondisi kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase meningkat dari awal waktu kerja 10.3% dan diakhir waktu kerja menjadi 60.3% secara pengukuran menggunakan reaction time. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kesehatan adalah faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja, sedangkan faktor pola kerja, jumlah jam kerja, lama bekerja, jenis pekerjaan, usia dan indeks masa tubuh tidak berhubungan. Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional dan pengukuran kelelahan dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu subjective feeling fatigue dengan menggunakan kuesioner Fatigue Assesment Scale (FAS) dan alat pengukur kecepatan reaksi reaction time. Pemanfaatan waktu istirahat dengan baik, pengaturan waktu kerja, program olahraga dan pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat dilakukan untuk penegelolaan kelelahan kerja di lokasi kerja.

One form of hazard is work/rest patterns and working time. Nearly 8% of the working population reports symptoms of job burnout. Meanwhile, work fatigue has a negative effect on safety, health and financing. The aim of this research is to protect workers from fatigue and for early detection to determine the relationship between the level of work fatigue and work/rest patterns, age, length of work, type of work and body mass index and health conditions. The research results show that the percentage increased from the beginning of working time to 10.3% and at the end of working time to 60.3%, measured using reaction time. The research results also show that health is a factor that is related to work fatigue, while work pattern factors, number of working hours, length of work, type of work, age and body mass index aren’t related. The design of this research is a cross sectional study and fatigue measurements are carried out using 2 methods, namely subjective feeling fatigue using the Fatigue Assessment Scale questionnaire and reaction time measuring tool. Proper use of rest time, work time management, exercise programs and regular health checks can be carried out to manage work fatigue at work sites.
Read More
T-7096
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hayu Weka Prasetya; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Laksita Ri Hastiti, Masjuli Dan Deddy SYAM
Abstrak:
Sebagai salah satu perusahaan inspeksi yang melakukan maintenance dalam area industri industri minyak dan gas bumi, PT. X memiliki fasilitasdigunakan untuk menunjang pengujian katup pengaman. penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Data didapatkan dari wawancara, observasi, serta hasil kuisioner dan pengukuran. Adapun instrument yang digunakan mengacu kuisioner SNI 9011 : 2021, subjek penelitian total pekerja pada area workshop di PT X sebanyak 30 orang. Identifikasi keluhan gangguan otot rangka, sebanyak 21 responden ( 70%) merasakan keluhan dan tidak nyaman pada bagian bahu kanan, bagian lengan kanan, pinggul kanan, bagian punggung atas dan 9 responden ( 30% ) tidak mengalami keluhan. Pada kategori umur >35 Tahun, berjumlah 84,6 % dengan hasil statistiknya Pvalue 0,22 > 0,05. Keluhan gangguan otot rangka dengan lama kerja 5-10Tahun berisiko itu sebanyak 10 orang (35,7%), hasil Pvalue 0,33 > 0,05, Inspektor yang mempunyai kebiasaan merokok berisiko keluhan gangguan otot rangka yaitu sebanyak 20 orang (76,9%) dengan hasil Pvalue 0,28> 0,05. Risiko pekerjaan dilakukan penilaian tingkat risiko dan analisis risiko ergonomi untuk ukuran katup pengaman 1x2 inch mendapatkan tingkat risiko dengan level rendah dengan skor 2 dan analisis resiko ergonomi di skor 3, Dan tingkat risiko dan analisis risiko ergonomi untuk ukuran katup pengaman 6x6 inch mendapatkan tingkat risiko dengan level sedang skor 6 dengan analisis resiko ergonomi di skor 6. Analisis risiko ergonomi untuk pengujian katup pengaman perlu diperlukan tindakan perbaikan untuk rekayasa teknik dan kontrol administrasi.

As one of the inspection companies that carries out maintenance in the oil and gas industrial area, PT. X has facilities used to support safety valve testing. The research used was descriptive qualitative research with a cross sectional approach. Data was obtained from interviews, observations, as well as the results of questionnaires and measurements. The instrument used refers to the SNI 9011: 2021 questionnaire. The total research subjects were 30 workers in the workshop area at PT X. Identification of complaints of musculoskeletal disorders, as many as 21 respondents (70%) felt complaints and discomfort in the right shoulder, right arm, right hip, upper back and 9 respondents (30%) did not experience complaints. In the age category > 35 years, the number was 84.6% with the statistical result being Pvalue 0.22 > 0.05. Complaints of musculoskeletal disorders with a length of work of 5-10 years are at risk of 10 people (35.7%), the Pvalue result is 0.33 > 0.05. Inspectors who have a smoking habit are at risk of complaints of musculoskeletal disorders, namely 20 people (76.9 %) with a Pvalue of 0.28> 0.05. Job risks were carried out by assessing the risk level and ergonomic risk analysis for the safety valve size 1x2 inch, getting a risk level with a low level with a score of 2 and ergonomic risk analysis with a score of 3, and the risk level and ergonomic risk analysis for the safety valve size 6x6 inch getting a risk level with Medium level score 6 with ergonomic risk analysis at score 6. Ergonomic risk analysis for safety valve testing requires corrective action for engineering engineering and administrative control.
Read More
T-7088
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mahendra Duta Apriono; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Abdul Kadir, Laksita Ri Hastiti, Bapak Masjuli dan Bapak Deddy Syam
Abstrak:
Industri petrokimia memiliki potensi bahaya kebakaran dan ledakan, terutama terkait dengan tangki penyimpanan bahan kimia. Penelitian ini menganalisis risiko kebakaran dan ledakan pada tangki bola bertekanan tinggi yang menyimpan propilena, serta dampak kebocoran dan potensi kebakaran atau ledakan terhadap dua perusahaan tetangga di utara dan timur laut, serta masyarakat di timur laut. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis dan deskriptif. Untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah DOW’S Fire and Explosion Index untuk mengukur tingkat risiko bahaya dan radius pajanan. Sedangkan pemodelan zona ancaman menggunakan ALOHA Hasil DOW'S FEI menunjukkan indeks risiko unit proses sebesar 115.38 (kategori intermediate) dengan radius paparan 29.07 meter yang mencakup tiga tangki berdekatan. Pemodelan ALOHA menunjukkan bahwa diameter kebocoran yang lebih besar memiliki dampak lebih luas: kebocoran gas beracun dengan diameter 150 mm dapat menyebabkan paparan 41 kali lebih jauh dibandingkan diameter 3 mm, sementara kebocoran gas mudah terbakar dapat mencapai 39.2 kali lebih jauh. Kebocoran yang menyebabkan ledakan dapat memecahkan kaca pada jarak 1.3 km, radiasi termal dari kebakaran dapat menyebabkan kematian pada jarak 122 meter dan luka bakar derajat 2 pada 181 meter, dan ledakan BLEVE dapat menyebabkan dampak mematikan hingga 1.4 km. Kesimpulannya, tangki bertekanan tinggi yang menyimpan propilena memiliki risiko kebakaran intermediate dengan dampak yang luas. Diperlukan manajemen keselamatan proses dan manajemen integritas aset yang baik untuk mencegah kecelakaan besar.

The petrochemical industry has potential fire and explosion hazards, particularly associated with chemical storage tanks. This study analyzed the risk of fire and explosion at a high-pressure spherical tank storing propylene, as well as the impact of leakage and potential fire or explosion on two neighboring companies to the north and northeast, as well as the community in the northeast. The research design was quantitative with an analytical and descriptive approach. The research instrument used was the DOW'S Fire and Explosion Index to measure the level of hazard risk and exposure radius. While modeling the threat zone using ALOHA. The DOW'S FEI results show a process unit risk index of 115.38 (intermediate category) with an exposure radius of 29.07 meters covering three adjacent tanks. ALOHA modeling shows that larger leak diameters have a wider impact: a toxic gas leak with a diameter of 150 mm can cause exposure 41 times further than a diameter of 3 mm, while a flammable gas leak can reach 39.2 times further. Leaks that cause explosions can break glass at a distance of 1.3 km, thermal radiation from fires can cause death at 122 meters and 2nd degree burns at 181 meters, and BLEVE explosions can cause lethal impacts up to 1.4 km away. In conclusion, high-pressure tanks storing propylene have an intermediate fire risk with far-reaching impacts. Good process safety management and asset integrity management are required to prevent major accidents
Read More
T-7057
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive