Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
MA Haris Budiman; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Mieke Savitri, Puji Triastuti
s-5535
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Septa Ryan Ellandi; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Septiara Putri, Puji Triastuti
Abstrak: Keselamatan pasien di rumah sakit masih menjadi isu krusial yang mendunia, karena rumah sakit merupakan institusi jasa pelayanan yang mengupayakan kesembuhan pasien. Maka keselamatan pasien menjadi suatu keniscayaan, diharapkan tidak terjadi insiden keselamatan pasien (zero insiden). Salah satu cara untuk mengendalikan peningkatan angka insiden di rumah sakit adalah dengan memanfaatkan sistem pelaporan. Penelitian ini membahas mengenai gambaran pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit di Indonesia beserta faktor-faktor yang memengaruhinya, ditinjau dari faktor individu, organisasi, dan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya informasi mengenai faktor-faktor yang brpengaruh terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Garuda Kemendikbud, Rama Kemendikbud, Directory of Open Acces Journals (DOAJ), Library UI, Science Direct, PubMed, ProQuest, dan Scopus. Hasil penelitian didapatkan bahwa rumah sakit di Indonesia sudah memiliki regulasi yang mengatur mengenai pelaporan insiden kselamatan pasien. Sistem pelaporan yang digunakan masih berbasis manual, dan praktik pelaporan belum bisa dikatakan sukses karena masih adanya budaya menghukum, jaminan kerahasiaan pelapor masih diragukan, pelaporan belum tepat waktu, dan umpan balik masi minim. Dari hasil penelitian juga diperoleh faktor yang dapat memengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit adalah faktor individu (pengetahuan, ketakutan, beban kerja, dan motivasi), faktor organisasi (umpan balik, sistem pelaporan, kerahasiaan, sosialisasi dan pelatihan, serta budaya keselamatan), dan faktor pemerintah dalam hal kebijakan.
Patient safety in hospitals is still a crucial issue worldwide, because hospitals are service institutions that seek to cure patients. So patient safety becomes a necessity, it is hoped that there will be no patient safety incidents (zero incidents). One way to control the increasing number of incidents in hospitals is to utilize a reporting system. This study discusses the description of patient safety incident reporting in hospitals in Indonesia and the factors that influence it, in terms of individual, organizational, and government factors. The purpose of this study was to obtain information about the factors that influence the reporting of patient safety incidents in hospitals in Indonesia. This study uses a literature review method with the Garuda Ministry of Education and Culture database, Rama Kemendikbud, Directory of Open Acces Journals (DOAJ), UI Library, Science Direct, PubMed, ProQuest, and Scopus. The results showed that hospitals in Indonesia already have regulations governing patient safety incident reporting. The reporting system used is still manual-based, and reporting practices cannot be said to be successful because there is still a punitive culture, guarantees for the confidentiality of whistleblowers are still in doubt, reporting is not timely, and feedback is still minimal. From the results of the study, it was also found that the factors that can affect the reporting of patient safety incidents in hospitals are individual factors (knowledge, fear, workload, and motivation), organizational factors (feedback, reporting systems, confidentiality, socialization and training, and safety culture), and government factors in terms of policy
Read More
S-10892
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irma Guspita Dewi; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Mieke Savitri, Puji Triastuti
S-4981
Depok : FKM-UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arief Fahrozi; Pembimbing: Besral; Penguji: Farida Mutiarawati Tri Agustina, Puji Triastuti
S-4717
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Khalimah; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permansari, Dharma Irawan, Puji Triastuti
B-1670
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Gusti Agung Putu Yudihartini; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Mieke Savitri, Pujiyanto, Endang Adriyani, Puji Triastuti
Abstrak: ABSTRAK Pasien membayar pelayanan yang telah diberikan dengan value atau manfaat yang sesuai tanpa membayar lebih terhadap waste atau pemborosan yang ada dalam proses pelayanan di rumah sakit. Menghilangkan waste dalam proses pelayanan merupakan tantangan setiap rumah sakit. Tantangan rumah sakit semakin besar saat menjadi provider BPJS dan wajib memberikan pelayanan kepada pasien JKN.Sediaan farmasi merupakan pelayanan penunjang yang sangat penting dalam pelayanan pasien dan menghabiskan biaya yang sangat besar, maka rumah sakit perlu lebih efisien dalam mengelola sediaan farmasi mulai dari perencanaan, penganggaran dan pegadaan dengan tanpa mengabaikan mutu pelayanan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang proses perencanaan, penganggaran dan pengadaan obat di unit farmasi RSIA Puri Bunda dan memberikan masukan dalam perbaikan proses siklus logistik farmasi sehingga menjadi lebih efisien. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara, observasi dan Focus Discussion Group (FGD) pada proses perencanaan dan pengadaan dengan membuat value stream mapping dari seluruh proses yang ada. Pada penelitian ini didapatkan pemborosan berupa waste defect, waste inventory, waste motion, waste human potential dalam proses perencanaan, penganggaran dan pengadaan sediaan farmasi. Perbaikan berupa kaizen dilaksanakan oleh seluruh level karyawan mulai dari staf, jajaran manajemen, dan direksi rumah sakit, maupun pemilik rumah sakit. Pelaksanan kaizen tersebut dapat meningkatkan efisiensi waktu, biaya, maupun SDM dalam proses perencanaan, penganggaran dan pengadaan sediaan farmasi. Katakunci: Lean, farmasi,rumah sakit Patients will pay for services that have been provided with the appropriate value or benefit without paying more or wasting that is in the process of service in the hospital. Eliminating waste in the service process is the challenge of every hospital. Nowadays the hospital challenge is getting bigger when becoming provider of BPJS and obliged to give service to JKN patient. Pharmacy is a very important support services in patient care and costly. Hospitals need to be more efficient in managing pharmaceuticals from planning, budgeting, and procurement without neglecting service quality. Aim of this research is to get an overview of the planning, budgeting, and procurement process of medicines at pharmacy Puri Bunda Hospital and provide inputs to improve the pharmaceutical logistics cycle process. The study was conducted by interviewing, and observatian made with planning and procurement process by creating a value stream of the entire process. In this research, there was of waste defect, waste inventory, waste motion, waste human potential in planning process, budgeting, and procurement of pharmaceutical preparation. Kaizen improvements are performed by all levels of staff, management, and hospital directors, as well as to hospital owners. The implementation of kaizen can improve the efficiency of time, cost, and human resources in the process of planning, budgeting, and procurement of pharmaceutical preparations. Keyword : Lean, Pharmacy, Hospital
Read More
B-1989
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmad Id Hilmy; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: R. Sutiawan, Puji Triastuti, Kartika Sitorus
Abstrak:

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit merupakan suatu unit dimana setiap harinya terjadi aktivitas pelayanan terhadap pasien baik yang datang karena keinginan sendiri maupun rujukan dari puskesmas, rumah sakit lain, praktek dokter dan bidan. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran mengharuskan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi mutu pelayanan dan data diagnosa pelayanan. Data dan informasi pelayanan yang di berikan kepada pasien disimpan di dalam berkas rekam medis. Rekam Medis merupakan catatan yang berisikan semua informasi tentang identitas dan riwayat pasien selama menerima pelayanan medik di sebuah organisasi kesehatan yang disajikan secara kronologis sesuai dengan kejadian sampai dengan pemeriksaan, diagnosa, tindakan serta pengobatannya. Unit Rawat Jalan berkaitan erat dengan unit rekam medis karena data dan informasi yang disajikan di unit rekam medis di ambil dari unit rawat jalan yang direkapitulasi dalam bentuk laporan bulanan, triwulan dan tahunan. Permasalahan yang ada dalam Sistem Informasi Rawat Jalan di RSUD Kota Sabang adalah terkait dengan prosedur, basis data, integrasi laporan serta sarana dan prasarana yang belum mendukung dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien serta data/informasi yang belum tepat waktu dan akurat. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah metodologi / model incremental, yang menggabungkan elemen-elemen dalam model urutan linear / System Development Life Cycle (SDLC) dengan filosofi iteratif dari metoda prototipe. Metode ini terbagi dalam 4 tahap yaitu analisis sistem, desain sistem, pengkodean sistem dan uji coba sistem. Identifikasi dan analisis masalah sistem dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi pada instalasi pendaftaran, instalasi rekam medis dan beberapa informan yang terkait. Perancangan prototype dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data mysql yang bersifat open source. Uji coba prototype dilakukan menggunakan data sampel di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masayarakat Departemen Biostatistika Universitas Indonesia. Prototipe yang dihasilkan dapat mengintegrasikan data/informasi dari instalasi pendaftaran, instalasi rekam medis dan direktur rumah sakit dengan menggunakan Lacal Area Network. Komitmen staf instalasi pendaftaran, rekam medis serta direktur rumah sakit sangat diperlukan untuk memberikan masukan dalam pemeliharaan dan pengembangan sistem.


Hospital is one of health instrument that function to do elementary health's effort or reference health and or effort of support health. Outpatient in Hospital is unit where do service activity to the patient both for come because desire its self or reference from puskesmas, other hospital practice doctor and midwife. According Health Law Number 29 of Year 2004 about doctor practice, health care was given in hospital must be responsible from facet of service quality and data of service diagnosis. Data and service information that given to patient is in binded medical record. Medical Record is note that comprising of all informations about identify and patient history during accept medical service in a health organization that presented chronologically in accordance with occurence up to inspection, diagnosis, its action and medication. Ambulatory health care have correlation with medical record unit because data and information that presented in medical record unit is taken away from ambulatory health care unit that summarized in the form of monthly report, quarter and annual. Method as used in system development this is the methodologies / model incremental, that join elements in model of linear sequence / System Development Life Cycle (SDLC) with philosophy iteratif from prototype method. This Method is divided into 4 phase that is system analysises, system design, coding system and system test-drive. Identification and analysis of the system were performed by depth interview, document survey and observation of ambulatory health care installation, medical record installation, director and related informant. Prototype design is performed by using PHP programming language and open source mysql database. Prototype testing is performed by using sample data in Computer Laboratory of Biostatistic Departement of Public Health Science Faculty, University of Indonesia. Existing Prototipe will be related between registratition installation, medical record and general hospital manajement by using Local Area Network. The comitment of registration installation staff and record medical in hospital director have been needed to give input maintenance and development system.

Read More
t-3001
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dessy Rosmelita; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Adang Bachtiar, Tris Eryando, Nursyanti Sapada, Puji Triastuti
B-1494
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Wibowo; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Usman Sumantri, Puji Triastuti, Prastuti C. Soewondo
Abstrak: Terdapat selisih antara klaim INA-CBG dengan pendapatan Rumah Sakit di 4 Rumah Sakit kelas A yaitu RSUP Fatmawati, RSUP Dr. Kariadi, RSUP Dr. Sarjito dan RSUP Dr. Hasan Sadikin. Dalam 6 bulan terdapat selisih terkecil Rp 1.091.205.671 di RSUP Dr. Kariadi dan terbesar Rp 10.142.004.398 di RSUP Fatmawati. Perbedaan selisih terutama dipengaruhi perbedaan pada komponen biaya untuk jasa medis dan farmasi pada seluruh kasus yang dilayani maupun kasus sectio cesarea tingkat keparahan 3. RSUP Dr. Kariadi dan RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah Rumah Sakit yang efisien, sedangan RSUP Fatmawati dan RSUP Sarjito adalah Rumah Sakit yang inefisien.

Metode pembayaran INA-CBG meningkatkan upaya pengendalian biaya Rumah Sakit melalui pembayaran jasa medis yang lebih kecil, penggunaan obat generik serta pengendalian pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi. Setiap Rumah Sakit mempunyai karakteristik dalam melakukan pengendalian biaya untuk meningkatkan efisiensi dan dapat menjadi model pembelajaran bagi Rumah Sakit lain. RSUP Fatmawati dalam menerapkan clinical pathway, RSUP Dr. Kariadi dalam pengendalian alat medik habis pakai, RSUP Dr. Sarjito dalam menerapkan jasa pelayanan yang sama untuk semua kelas perawatan dan RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam hal kebijakan mewajibkan penggunaan obat generik.

There is a difference between the claims of INA - CBG with hospital revenue in the fourth class A hospitals; Fatmawati, Dr. Kariadi, Dr . Sarjito and Dr. Hasan Sadikin . Within 6 months, difference range between Rp 1,091,205,671 in Dr. Kariadi Hospital and Rp 10,142,004,398 in Fatmawati Hospital . The difference is mainly influenced by the difference of cost component for medical service payment and pharmacy cost in all cases and cesarean section severity level 3. Dr. Kariadi and Dr. Hasan Sadikin Hospital are an efficient hospitals, on the other hand Fatmawati and Sarjito Hosital are an inefficient hospitals.

INA-CBG payment method enhance the cost containment efforts through smaller medical service payment, the use of generic drugs, control of laboratory and radiological investigations. Each hospital has the characteristics in costs containment to enhance hospital efficiency and can be a learning model for other hospitals. Fatmawati hospital in implementing clinical pathways, Dr. Kariadi hospital in the control of medical equipment consumables, Dr. Sarjito hospital in implementing the same payment services to all class care and Dr. Hasan Sadikin hospital in policies require the use of generic drugs.
Read More
B-1593
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Achmad Muchlis; Pembimbing: Ronnie Rivany; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Puji Triastuti, Dwi Hesti Hendarti
Abstrak: Efisiensi dengan kendali mutu dan kendali biaya dapat dilakukan oleh rumah sakitdengan menerapkan perhitungan cost of treatment berbasis clinical pathway.Dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai pada 1 Januari2014, penerapan tarif INA CBG yang dikelola oleh BPJS Kesehatan menimbulkanpolemik bagi pihak rumah sakit, karena dari beberapa kasus, tarif yangdiberlakukan mengalami selisih tarif. Selisih tarif juga terjadi pada tarif antarkelas perawatan. Melihat hal tersebut penulis melakukan penelitian di rumah sakitumum Kabupaten Tangerang pada bulan April tahun 2014. Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan cost of treatment berbasis clinical pathway tindakan bedahapendiktomi serta menganalisis perbedaan biaya antar kelas perawatan sekaligusmembandingkan dengan tarif rumah sakit dan tarif INA CBG . Jenis penelitian iniadalah kuantitatif dengan pendekatan kualitatif melalui pengambilan data secaracross sectional. Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan harga yang harusdibayar untuk pelayanan yang sama (cost Shifting) pada perhitungan cost oftreatment berbasis clinical pathway perbedaan biaya yang harus dibebankankepada pasien maupun pihak penjamin adalah biaya akomodasi kamar perawatansaja. Perbedaan biaya antar kelas adalah sebagai berikut : biaya pengobatanKelas II ke biaya pengobatan kelas I sebesar 3% dan biaya pengobatan kelas II kebiaya pengobatan kelas III sebesar 3%. Dengan adanya perhitungan ini, rumahsakit dan BPJS diharapkan memiliki pedoman perhitungan penetapan tarif antarkelas perawatan berdasarkan perhitungan cost of treatment berbasis clinicalpathway.
Efficiency with quality control and cost control can be done by applying thecalculation of the hospital cost of treatment based on clinical pathways.In theimplementation of the National Health Insurance beginning on January 1, 2014,application of INA rates CBG managed by Health BPJS polemical to the hospital,because of some cases, tariffs applied to experience the difference in rates.Differences also occur in tariff rates between treatment classes. Seeing this, theauthors conducted a study in Tangerang district general hospital in April 2014.This study aimed to obtain the cost of treatment based on clinical pathwaysapendiktomi surgery and analyze the difference between the cost of treatmentclasses at the same rate compares with rates hospitals and INA CBG. Thisresearch is quantitative with qualitative approach through cross sectional dataretrieval. From the results, the difference in the price paid for the same service(cost Shifting) in the calculation of the cost of treatment based on clinicalpathways difference in cost to be borne by the patient or the guarantor is the onlytreatment room accommodation costs. The difference between the cost of the classis as follows: cost of treatment of Class II to Class I medical expenses by 3% andthe cost of treatment of Class II to Class III medical expenses by 3%. Given thiscalculation, the hospital and BPJS is expected to have guideline calculations tarifftreatment between classes based on the calculation of the cost of treatment basedon clinical pathways.
Read More
B-1622
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive