Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30820 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
AA Made Naradipa; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Mieke Savitri, Syahrul Amri, Rahma Indira Wardani
Abstrak: Tesis ini membahas tentang kesesuaian pengelompokan tindakan medis pasienAskes di RSU Puri Raharja, dimana selama periode Juli-Agustus 2013 diketahuimasih terjadi 49,2% ketidaksesuaian TMO yang ditetapkan oleh dokter dan PTAskes. Tesis ini membahas hubungan antara variable organisasi dan individuterhadap kesesuaian pengelompokan TMO. Desain penelitian adalah kombinasimetode kuantitatif dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan parapejabat tidak memfasilitasi pertemuan antara dokter dan Askes, para dokter tidakdiikutkan dalam setiap tahapan-tahapan dan sosialisasi kerjasama dengan Askesdan tidak ada keterbukaan tentang jasa medis Askes, oleh karena itu pejabat yangberwenang memfasilitasi pertemuan antara dokter dan pihak Askes, melibatkanpara dokter disetiap kerjasama dengan pihak ketiga apalagi yang menyangkutTMO dan jasa medis serta menyampaikan secara terbuka perhitungan jasamedisnya.Kata kunci :Tindakan Medis Operatif, Askes, dokter bedah
This thesis discusses about compatibility grouping of medical action on Askespatients in the Puri Raharja hospital, where during the period from July to August2013 are still known to occur 49.2% discrepancy TMO setby doctors and PT Askes. This thesis explores therelationship between organizational and individual variables onthe suitability grouping TMO. The study design was a combination of quantitativemethods and qualitative methods. Results showed officials do not facilitatemeetings between doctors and Askes, the doctors are not included in each of thestages and socialization cooperation with Askes andno disclosure of medical services Askes, therefore the authorities to facilitate ameeting between the doctor and the Askes, doctors involved in each partnership witha third party concerning especially TMO and medical services as wellas delivering medical services openly calculations.Keywords :Operative Medical Action, Askes, Surgeon
Read More
B-1608
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Dewa Putu Bagus Supriadi; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Vetty Yulanti, Mieke Savitri, Budi Hartono, Budhimuljono Adhiwirawan
Abstrak: Tesis ini membahas tentang pemahaman manajer terhadap implementasi pay forposition di RSU Puri Raharja. Pay for position ini sudah dilaksanakan pada 01mei 2013. Selama pelaksanaan ini periode Oktober-Januari 2013 diketahui masihada keluhan baik formal maupun informal tentang pay for position ini. Tesis inimembahas hubungan antara variabel organisasi dan individu terhadap persepsipemahaman manajer terhadap pay for position. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pemahamanpara manajer tentang pay for position masih kurang, masih memahami secaraumum saja dan tidak mendetail. Pay for position juga belum didasarkan atasresiko dan beban kerja sehingga keadilan belum dirasakan. Pejabat dan unitterkait belum paham betul tentang sistem pay for position. Pimpinan sendirimempunyai komitmen agar sistem pay for position ini bisa mencapai tujuannyadalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. Tahapan-tahapan, sosialisasi sertapenyebaran pedoman belum maksimal, karena dari konsultan lebih seringberhubungan dengan manajer SDM. Manajer yang lain dilibatkan sebatasinformasi terhadap system pay for position ini. Kondisi ini menyebabkanketidakpahaman para manajer tentang pay for position , ditambah lagi denganmundurnya manajer SDM yang mengikuti proses sosialisasi dari awal.Kata kunci : Pay for position, pemahaman, manajer
Read More
B-1675
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Wahyu Daruki; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Ede Surya Darmawan, Amal Chalik Sjaaf, Made Koen Wirawan, Ni Ketut Agustiani
Abstrak:
Tesis ini membahas evaluasi implementasi clinical pathway, dengan tujuan diketahui implementasi Clinical Pathway dan analisa biaya satuan dari tindakan Sectio Caesarea di RSU Bhakti Rahayu Denpasar. Desain penelitian yan digunakan yaitu mix method yaitu desain penelitian kuantitatif dan kualitatif, yang diperoleh dari data billing pasien dan wawancara mendalam. Penelitian dilakukan pada bulan April 2019 hingga Juli 2020. Hasil yang didapatkan adalah masih terdapat variasi pada beberapa layanan yang diberikan sehingga mendapatkan biaya yang berbeda antara total biaya tindakan yang sesuai dengan clinical pathway sebesar Rp 1.920.000,- dengan biaya riil pelayanan yang diberikan sebesar Rp 3.319.281,- yang berarti masih terdapat selisih sebesar Rp 1.399.281

This thesis discusses the evaluation of clinical pathway implementation, with the aim of knowing the implementation of Clinical Pathway and unit cost analysis of the Sectio Caesarea action at Bhakti Rahayu General Hospital Denpasar. The research design used is the mix method, namely quantitative and qualitative research designs, obtained from patient billing data and in-depth interviews. The study was conducted in April 2019 to July 2020. The results obtained are still variations in some of the services provided so that they get different costs between the total cost of action in accordance with the clinical pathway of Rp 1,920,000, - with the real cost of services provided at IDR 3,319,281, - which means there is still a difference of IDR 1,399,281, -.

Read More
B-2145
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mavkren J. Kambuaya; Pembimbing : Dumilah Ayuningtyas; Penguj: Mieke Savitri, Takdir Mostavan, Amila Megraini, Puput Oktamianti
Abstrak: ABSTRAK
 Menjelang diterapkannya Sistem Jaminan Sosial Nasional tahun 2014,rumah sakit wajib menyelenggarakan administrasi rekam medis yang tertib yakni rekam medis lengkap,dan akurat sesuai dengan pelayanan yang telah diberikan. Selain itu, ketidaklengkapan dalam pengisian rekam medis akan sangat mempengaruhi mutu rekam medis dan mencerminkan mutu pelayanan di suatu rumah sakit (Depkes,2006). Dari hasil pengamatan pendahuluan, masih ada keluhan dari pasien,perawat dan dokter terhadap sistem rekam medis rawat jalan di unit RSU Bhakti Yudha Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem rekam medis rawat jalan (input, process, output, feedback, dan control) di Unit Rekam Medik RSU Bhakti Yudha Depok tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian Mix Methods dengan pendekatan studi kasus. Cara pengumpulan data melalui observasi partisipatif moderat, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil: sistem rekam medis rawat jalan belum berjalan secara optimal sehingga berpengaruh pada output yakni rekam medis rawat jalan tidak akurat,tidak lengkap dan tidak aman secara fisik. Ini disebabkan oleh tidak dilakukannya analisis kelengkapan rekam medis rawat jalan, serta proses pengiriman rekam medis yang tidak aman. Saran : supervisor rekam medis menunjuk seorang petugas rekam medis yang khusus menangani penaataan berkas rekam medis rawat jalan, sekaligus melakukan analisis kelengkapan rekam medis dan kepada manajemen rumah sakit agar mempertimbangkan metode alternatif untuk mengirimkan rekam medis.
 

 ABSTRACT
 Towards the implementation of the National Social Security System (SJSN) in 2014, hospital must conduct an orderly administration of the medical record namely medical records complete, accurate and in accordance with the service provided. Moreover, the incompleteness of the charging medical records will greatly affect the quality of medical records and reflect the quality of care in a hospital (Depkes, 2006). From preliminary observations, there were still complaints from patients, nurses and doctors about the outpatient medical record systems in Bhakti Yudha Hospital. This study aims to analyze the outpatient medical record system (input, process, output, feedback, and control) at the Medical Records Unit of Bhakti Yudha Hospital in 2013. The method used was Mix Methods with a case study approach. The data collected through participant observation moderate, in-depth interviews, and documentation. Result : The outpatient medical record system was not running optimally, so that the effect on the output of the outpatient medical record are inaccurate, incomplete and not secure. This is due to the completeness analysis of outpatient medical records was never had been assessed, as well as the delivery method of medical records that is not safe. Advice for the Medical Record Supervisor is appoint a medical record officer who specializes in assembling the outpatient medical record, as well as to analyze the completeness of the medical records and suggest to hospital management to consider alternative methods to delivery the medical records.
 
Key words : system analysis, medical record, outpatient.
Read More
B-1541
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fera Retno Mangentang; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Amila Megraini, Eko Budi Santosa
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fera Retno Mangentang; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Amila Megraini, Budi Santosa
Abstrak: Resume medis merupakan ringkasan seluruh masa perawatan dan pengobatan yangdilakukan oleh dokter kepada pasien. Kelengkapan resume medis adalah cerminanmutu rekam medis dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Penulisandiagnosis diisi lengkap dan sesuai arahan pada ICD-10. Penelitian dengan mixmethod, penelitian kuantitatif desain potong lintang untuk mengetahui hubungankarakteristik dokter dengan kelengkapan resume medis dan kesesuaian penulisandiagnosis berdasarkan ICD-10 sebelum dan sesudah JKN. Penelitian kualitatif untukmenggali informasi kelengkapan resume medis dan kesesuaian penulisan diagnosisberdasarkan ICD-10. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik dokter berhubungandengan kelengkapan dan kesesuaian penulisan diagnosis berdasarkan ICD-10. Rumahsakit harus menerapkan SIMRS guna peningkatan kecepatan dan ketepatan pengisianrekam medis termasuk resume medis.Kata kunci: Diagnosis, ICD-10, resume medis
Medical Resume is summary of the whole treatment and medication that performedby doctor to patient. Resume medical completeness is reflections of the medicalrecord quality and service which given by Hospital. Diagnosis Writing filledcomplete and according to ICD-10. Research with mix method, Quantitative researchdesign cross-sectional to know relationship doctor characteristic with MedicalResume completeness and diagnosis writing suitability based on ICD-10 before andafter JKN. Qualitative Research for dig information medic resume completeness anddiagnose writing suitability based on ICD-10. Research Result showing the doctorcharacteristic correspond with completeness and suitability diagnosis writing basedon ICD-10. The hospital must apply SIMRS in order to increase speed and accuracymedical record filling including medical resume.Key word : Diagnosis, ICD-10, Medical Resume,
Read More
B-1704
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muchamad; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Puput Oktamianti, Budiman Widjaja
Abstrak: Keselamatan pasien adalah merupakan suatu sistem yang memberikan keamanan asuhan kepada pasien. Keselamatan pasien merupakan masalah yang serius dalam kesehatan masyarakat secara global. Kewajiban setiap fasilitas kesehatan memberikan pelayanan sesuai dengan Standart Prosedur operasional (SPO) keselamatan pasien telah diatur dalam beberapa peraturan dan undang undangyang berlaku. Dalam penelitian sebelumnya telah disampaikan pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat masih rendah. Masih rendahnya pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat di RSIA H amarinda menjadi dasar peneliti melakukan penelitian. Pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Analisis faktor penyebab menggunakan teori sarana manajemen 5M (Men, Machines, Money, Methods, Materials) sebagai unsur input, dan atas dasar teori sistem yang terdiri dari unsur input,proses,output. Faktor yang menyebabkan kendala dalam pelaksanaan SPO keselamatan pasien rawat inap adalah unsur input 5M, dan unsur proses yang terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Unsur input dan proses adalah faktor yang penting mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan manajemen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan acuan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi kesesuaian pelaksanaan SPO keselamatan pasien. Hasil penelitian penyebab rendahnya pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat adalah pada unsur input kurang tersedianya dana, sarung tangan baik dari jumlah dan variasi ukuran, serta sabun pencuci tangan, tidak ada borang komunikasi perawat kepada pasien, materi isi SPO tidak sesuai dengan standart. Pada unsur proses, masih rendahnya komunikasi dan sosialisasi dari pihak manajemen ke perawat dan perawat ke manajemen, kurangnya motivasi dari pihak manajemen, rendahnya komitmen perawat, kurangnya koordinasi antar perawat, rendahnya kedisiplinan perawat, kurangnya pelatihan keselamatan pasien, kurangnya pengawasan oleh tim, belum diadakan evaluasi dan revisi isi dari SPO keselamatan pasien serta evaluasi inadequate policy . Pada unsur output memberikan hasil di observasi kesesuaian pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat di unit rawat inap RSIA H Samarinda masih rendah
Read More
B-2048
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhatu Anggraini Dangkeng; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Permanasari, Vetty Yulianty, Ede Surya Darmawan, Putri Zayanthy, Agus Rahmanto
Abstrak: Pendahuluan: Salah satu penilaian akreditasi adalah hak dan kewajiban pasien membuat keputusan medis. Penelitian dilakukan untuk mengetahui mutu kelengkapan dan ketepatan pelaksanaan persetujuan tindakan medis di Rumah Sakit Royal Taruma sebagai bentuk hak pasien dan kewajiban rumah sakit. Metode: menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode cross sectional. Data primer wawancara 11 orang pihak rumah sakit. Data sekunder random sampling, 96 sampel rekam medis ditelaah didalamnya 4 jenis persetujuan tindakan medis (tindakan anestesi, operasi, darah dan produk darah, tindakan berisiko tinggi), didapatkan total 174 sampel persetujuan tindakan medis. Hasil dan kesimpulan: dari telaah dokumen pada 5 aspek dalam formulir persetujuan tindakan medis, yaitu bagian identifikasi pasien, identifikasi dokter, identifikasi pemberi persetujuan, informasi penting dan autentikasi masih ditemukan ada beberapa bagian dalam persetujuan tindakan medis yang terlewat dan tidak diisi dengan lengkap. Rata-rata identifikasi pasien terisi 86.59% dan tidak terisi 13.41%. Rata-rata identifikasi dokter terisi 83.91% dan tidak terisi 16.09%. Rata-rata 78.44% identifikasi pemberi persetujuan terisi dan 21.56% tidak terisi. Rata-rata 52.11% informasi terisi dan 47.89% tidak terisi. Rata-rata 86.98% bagian autentikasi terisi, namun masih terdapat 13.02% bagian yang tidak terisi. Regulasi serta desain formulir yang berlaku mengacu pada undang-undang dan standar akreditasi, namun masih perlu diperbaiki. Dokter dan karyawan rumah sakit royal taruma mengetahui dan bersikap positif terhadap persetujuan tindakan medis. Cara komunikasi dokter dalam pelaksanaan persetujuan tindakan medis sudah sesuai dengan aturan tata cara. Kendala yang dikeluhkan oleh dokter adalah tingkat pemahaman pasien dan penundaan pemberian keputusan oleh pasien atau keluarga pasien.
Introduction: one of accreditation judgement point is patient rights and obligations to make a medical decisions. this study done to know quality of completeness and implementation accuracy of medical informed consent in Royal Taruma Hospital as patient right and hospital obligation. Methode: this study use qualitative and quantitative approachment with cross sectional methode. primary data by interviewed 11 hospital employer. Secondary data done by random sampling, 96 medical records reviewed inside by 4 type of informed consent (anesthetic procedure, operation procedure, blood dan blood product, and high risk procedure) to total 174 sample of informed consent form. Result and conclusion: from 5 aspects in medical procedures approval form reviewed, identification of patients, identification of doctor , approver identification , important information and autentication was still not with completed. The average identification patients 86.59% filled and 13.41% not filled. The average doctor identification 83.91% filled and 16.09% not filled. The average identification approver occupied 78.44% filled and 21.56% did not filled. The average health information filled 52.11% and 47.89 % did not filled. The average 86.98% autentication filled but 13.02% did not filled. Regulation and form design made based on stated bills and accreditation standart, but still need to fix. Doctor and employer have knowledge and show positif reaction toward informed consent regulation. Doctors communication on implementation informed consent are refer to hospital regulation. Obstacles that are complained by doctors are patients level of understanding and postponement decision by the patient or the patient family
Read More
B-2105
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Made Dharma Diatmika; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Vetty Yulianty Permanasari, Komang Ayu Mustriwati
Abstrak:

ABSTRAK Rumah Sakit Pendidikan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat melibatkan residen untuk berinteraksi dan melaksanakan tindakan-tindakan medis tertentu dibawah pengawasan dan pendelegasian wewenang dari dokter penanggung jawab pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan residen dalam pemberian pelayanan dan risiko tindakan medis residen yang didelegasikan padanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara dan penelusuran dokumen. Analisis data dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko tindakan medis oleh residen adalah besar karena bukan staf medis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah HBL RSUP Sanglah tidak mengatur tentang tindakan medis yang dilakukan oleh residen meskipun Undang-Undang Pendidikan Kedokteran mensyaratkan adanya perlindungan hukum bagi residen. Risiko pemberian tindakan medis yang dilakukan residen sangat berisiko mengingat hasil analisis yang dilakukan terhadap aturan perundang-undangan yang dilakukan adalah tidak adanya pengaturan secara tegas yang tertuang. Saran yang utama adalah adanya aturan pelaksana dari Undang-Undang Pendidikan Kedokteran dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan yang jelas tentang perlindungan hukum kepada residen dalam pemberian pelayanan kesehatan.


 

 ABSTRACTTeaching Hospital in the provision of health services to the community is to engage residents to interact and carry out certain medical acts under the supervision and delegation of authority from the physician in charge of the service. The purpose of this study was to determine the position of resident in service delivery and the risk of resident medical actions delegated to him. This research is a qualitative descriptive study, by conducting interviews and document searches. Data analysis is done by content analysis. The results showed that the risk of medical treatment by a resident is great because the resident is not a medical staff. 

The conclusion of this study is Sanglah HBL does not regulate medical procedures performed by residents although Medical Education Law requires the existence legal protection for residents. The risk of giving medical treatment undertaken resident is very risky because of the results of the analysis conducted on the rules of law that have been done show no rule expressly set forth.The main suggestion was made rule of implementation of Medical Education Law issued by the Ministry of Health and Ministry of Education are clear about the legal protection to the residents in the delivery of health services.;Teaching Hospital in the provision of health services to the community is to engage residents to interact and carry out certain medical acts under the supervision and delegation of authority from the physician in charge of the service. The purpose of this study was to determine the position of resident in service delivery and the risk of resident medical actions delegated to him. This research is a qualitative descriptive study, by conducting interviews and document searches. Data analysis is done by content analysis. The results showed that the risk of medical treatment by a resident is great because the resident is not a medical staff. The conclusion of this study is Sanglah HBL does not regulate medical procedures performed by residents although Medical Education Law requires the existence legal protection for residents. The risk of giving medical treatment undertaken resident is very risky because of the results of the analysis conducted on the rules of law that have been done show no rule expressly set forth.The main suggestion was made rule of implementation of Medical Education Law issued by the Ministry of Health and Ministry of Education are clear about the legal protection to the residents in the delivery of health services. , Teaching Hospital in the provision of health services to the community is to engage residents to interact and carry out certain medical acts under the supervision and delegation of authority from the physician in charge of the service. The purpose of this study was to determine the position of resident in service delivery and the risk of resident medical actions delegated to him. This research is a qualitative descriptive study, by conducting interviews and document searches. Data analysis is done by content analysis. The results showed that the risk of medical treatment by a resident is great because the resident is not a medical staff.The conclusion of this study is Sanglah HBL does not regulate medical procedures performed by residents although Medical Education Law requires the existence legal protection for residents. The risk of giving medical treatment undertaken resident is very risky because of the results of the analysis conducted on the rules of law that have been done show no rule expressly set forth. The main suggestion was made rule of implementation of Medical Education Law issued by the Ministry of Health and Ministry of Education are clear about the legal protection to the residents in the delivery of health services.

 

Read More
B-1660
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widya Sistha Prima; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Prastuti C. Soewondo, Sandi Iljanto, Amila Megraeni
Abstrak:

Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 di rumah sakit Puri Cinere terlihat bahwa ada penurunan angka BOR dan BTO. Menurunnya angka BOR dan BTO pada pasien rawat inap tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan fasilitas rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, dimana pemanfaatan fasilitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kwalitas pelayanan. Penelitian ini ingin melihat lebih lanjut mengenai pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, terutama pada lama waktu dari pelayanan pembayaran terhadap semua jenis pembayaran dan kelas perawatan yang berasal dari pasien rawat inap, dimana dengan mengetahui hal tersebut diharapkan dapat melihat lama waktu pelayanan yang diperlukan dan hambatan-hambatan yang terjadi pada pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi langsung pada bagian verifikasi dan kasir pelayanan rawat inap, yang berupa lama waktu yang diperlukan bagi verifikator dan kasir untuk menyelesaikan administrasi pasien rawat inap yang akan pulang, selain itu juga dilakukan pengambilan data yang berasal dari rekam medis guna mendapatkan waktu perintah kepulangan pasien oleh dokter yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien rawat inap yang ada dirumah sakit puri cinere. Sedangkan sampel penelitian yang diambil adalah pasien rawat inap yang akan pulang terhitung mulai tanggal 30 November sampai dengan tanggal 7 Desember 2012, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 100 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dirumah sakit Puri Cinere terdapat perbedaan dan hubungan antara waktu pelayanan dengan jenis pembayaran, selain itu lama waktu pelayanan berdasarkan kategori kelas perawatan menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik.Peneliti menyarankan, perlu adanya system yang mampu mengukur waktu tanggap (respon time) di Rumah Sakit Puri Cinere agar pihak manajemen lebih mudah melakukan pengawasan terhadap kinerja dari masing-masing titik pelayanan yang ada.


Based on the BTO and BOR inpatients data rate in 2010 to 2011, the Puri Cinere hospital had declines BOR and BTO inpatients rate. The reduced number of BOR and BTO in hospitalized patients indirectly suggests a decrease in the utilization of inpatient facilities at Puri Cinere hospital, where the utilization of these facilities are closely linked with the quality of service.This study would like to see more on inpatient care in Puri Cinere hospital, especially on service time for all types of payment and hospital care classes derived from hospitalized patients who will go home, it is expected that the service time required and the obstacles on inpatient care in hospitals Puri Cinere could occur.This type of research is a descriptive study with cross sectional approach. The data in this study were obtained through direct observation on the the cashier and verification of inpatient services, which form how long does it take for the verifier and the cashier to complete administration of inpatients who will go home, other data was also taking from the medical records, the purpose is to gain the patient return time, concerned by a physician orders. Population in the study were all inpatients who was in the Puri Cinere hospital. While the study sample is taken from hospitalized patients from 30 November to 7 December 2012, and the number of sampling as many as 100 samples.The results showed that there are time differences and relationships between service time with type of payment, in addition, the service time based hospital class category showed a statistically significant difference.Researchers suggest, the need for systems that can measure the response time at Castle Hospital Cinere in order to make management easier on monitoring the performance of each existing service points.

Read More
B-1560
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive