Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39377 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ester Marini Lubis; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Dumilah Ayuningtyas, Emilia Amir
T-4256
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Anita Putri Simanullang; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Septiara Putri, Agustin Indracahyani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membahas Penerapan Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Covid-19 di RSUI Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan komponen strategi pengendalian infeksi di pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh World Health Organization tahun 2020. Responden dalam penelitian ini adalah 5 orang anggota Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terkait penerapan PPI COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Read More
S-10541
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Melati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Dumilah Ayuningtyas, Emilia Amir
Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara variabel kepemimpinan dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 19,32%, ada hubungan antara variabel perencanaan strategis dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 10,35%, ada hubungan variabel fokus pada pelanggan/pasien dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 18,75%, ada hubungan antara manajemen pengukuran analisis dan pengetahuan dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 4,75%, ada hubungan antara fokus pada tim/staf dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati 36%, ada hubungan antara manajemen proses dengan hasil-hasil kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebesar 13,33% Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati untuk selalu memperhatikan kebutuhan staf/tim terutama dalam peningkatan kompetensi staf/tim, serta kepada pihak Kementerian Kesehatan agar membuat kebijakan berupa penyusunan instrument monitoring dan evaluasi pasca akreditasi sebagai suatu alat untuk menilai rumah sakit yang telah terakreditasi sehingga diharapkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang terakreditasi dapat tetap dipertahankan bahkan semakin meningkat. Kata Kunci : Mutu Pelayanan, Akreditasi Versi 2012, Kriteria Malcolm Baldrige.
Read More
T-4262
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aisy Mutiara Rachmawati; Pembimbing: Atik Nurwayuni; Penguji: Masyitoh, Ika Wahju Nusati
S-9453
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ferzah; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Agus Rahmanto
Abstrak: Pada tahun 2014, terdapat permasalahan di bagian logistik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budi Kemuliaan yang berkaitan dengan pengendalian logistik yaitu ketidaksesuaian pencatatan kartu stok dengan jumlah persediaan aktual dan terjadinya penumpukan barang umum tidak rutin. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengendalian barang umum dan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pengendalian barang umum di bagian logistik RSIA Budi Kemuliaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan sarana pengendalian yang mempengaruhi fungsi pengendalian logistik, yaitu struktur organisasi, kebijakan, sumber daya manusia, prosedur, perencanaan, pencatatan, pelaporan dan pemeriksaan internal. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan empat titik strategis pengendalian logistik yang belum optimal diantaranya pelaksanaan prosedur pengadaan, pelaksanaan pencatatan inventarisasi, pelaksanaan penyimpanan, dan pelaksanaan pendistribusian. Hal tersebut menyebabkan keterlambatan pengadaan barang umum, kekurangan persediaan barang rutin, dan penumpukan barang tidak rutin.
Kata Kunci: Barang Umum; Logistik; Pengendalian; RSIA Budi Kemuliaan

In 2014, there were problems in the logistics control at Budi Kemuliaan Mother and Child Hospital (RSIA) which is a mismatch between the recording of stock card with the number of actual inventory and the accumulation of non routine general goods in the warehouse. This qualitative study aims to describe general goods control and its controlling in the logistics unit of RSIA Budi Kemuliaan. The results showed that there were eight control measures that affect the function of logistics control which are organizational structure, policies, human resources, procedures, planning, recording, reporting and internal audit. The conclusion of this study indicate four strategic points of control that not optimal including the implementation of procurement procedures, the implementation of recording inventory, implementation of storage, and implementatiton of distribution. These cause delays in procurement general goods, inventory shortage routine and non-routine accumulation of general goods.
Keywords: Control; General Goods; Logistics; RSIA Budi Kemuliaan
Read More
S-8590
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Puspitasari; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Amila Megraini, Dumilah Ayuningtyas, Oscar Primadi, Rahmad Kurniadi
Abstrak: Ketersediaan data dan informasi yang handal, akurat dan tepat waktu hingga saatini masih harus ditingkatkan. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang ada saat inibelum mampu menjawab seluruh kebutuhan stakeholder, baik internal maupunekternal Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) merupakanunit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas di bidang data daninformasi kesehatan dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.Penelitian yang berjudul Rencana Aksi Pusat Data dan Informasi KementerianKesehatan Tahun 2016-2019 dengan Pendekatan Balanced Scorecard,dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untukmerumuskan visi, misi, tujuan jangka panjang, gambaran posisi Pusdatin, strategi,KPI, dan kegiatan untuk empat tahun ke depan. Metode penelitian ini adalahdeskriptif kualitatif melalui telaah dokumen, wawancara mendalam, diskusikelompok terarah dan Concensus Decision Making Goup (CDMG) dengan TimNSPK Pusdatin.Berdasarkan hasil skor EFE (2,25) dan IFE (2,64) pada analisis situasi, makadiketahui posisi Pusdatin pada matriks IE adalah Hold and Maintain. Sedangkanpada Matriks TOWS berada pada kuadran 2 (Internal Fix-it Quadrant) dankuadran 3 (External Fix-it Quadrant). Terdapat dua strategi besar yangdirumuskan dari enam strategi hasil matrik QSPM. Strategi pertama OptimalisasiSIK melalui integrasi sektoral dan advokasi dan kedua Good governance melaluitata kelola data dan informasi, SDM, dan penganggaran.Kata Kunci:Rencana Strategis, Balanced Scorecard, Data dan Informasi, Sistem InformasiKesehatan (SIK)
Read More
T-4409
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Clara Josephine Ayal; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Ugi Sugiri, Mieke Savitri
S-9534
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eni Dwijayanti; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Mardiati Nadjib, Kurnia Sari, Mary S. Maryam, Wirabrata
Abstrak:

ABSTRAK Kemajuan teknologi dalam peralatan kedokteran menciptakan alternatif baru dalam pelayanan kedokteran, termasuk di oftalmologi. Salah satu cara operasi katarak yang baru disebut fakoemulsifikasi (Fako) yang memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional yaitu Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas biaya dari dua metode operasi katarak yaitu Fako dan EKEK yang dilakukan di RSUP Fatmawati di Jakarta. Penelitian ini deskriptif, namun beberapa pendekatan analitis juga digunakan. Pengambilan data secara cross sectional dengan sampel sebanyak 192 pasien operasi katarak (96 pasien Fako dan 96 pasien EKEK) yang dipilih secara acak dari 300 populasi. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien yang menjalani operasi katarak pada tahun 2009 di rumah sakit untuk mengetahui tiga indikator keberhasilan operasi. Activity-based costing (ABC) digunakan untuk menghitung biaya dari setiap metode, dan teknik pembobotan oleh duabelas dokter mata dari RSUP Fatmawati dan RSU Dr. Sardjito dilakukan untuk mendapatkan nilai tunggal (indeks komposit) dari efektivitas operasi katarak. Biaya yang dihitung adalah biaya langsung yang berhubungan dengan operasi katarak, yaitu biaya pemeriksaan mata, biaya laboratorium, biaya rontgen thorax, biaya konsultasi, biaya operasi, biaya pelayanan farmasi, dan biaya administrasi. Efektivitas diperoleh melalui pembobotan tiga indikator keberhasilan operasi katarak, yaitu ketajaman visus pasca operasi, tidak adanya astigmat pasca operasi, dan tidak adanya komplikasi intra-operasi dan pasca-operasi. Perhitungan efektivitas operasi katarak dilakukan dengan modifikasi metode Bayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan normatif operasi Fako sebesar Rp. 4.419.755,17, yang lebih mahal dibandingkan EKEK (Rp. 3.369.549,24). Biaya obat-obatan dan bahan medis adalah komponen biaya terbesar pada operasi katarak di RSUP Fatmawati. Hasil penelitian menunjukkan ketajaman visus pasca-operasi untuk grup Fako secara signifikan lebih baik daripada kelompok EKEK (p <0,05 dan odds ratio = 28.5). Dalam hal tidak adanya astigmat pasca-operasi, kelompok Fako secara signifikan lebih baik daripada kelompok EKEK (p <0,05, rasio odds = 22.7). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok untuk tidak adanya komplikasi intra-operasi dan pasca-operasi (p> 0,05). Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa Average Cost-effectiveness Ratios (ACER) metode Fako lebih rendah (Rp.1.379.326,08) dibandingkan dengan ACER EKEK (Rp. 1.485.113,49). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, dalam penelitian ini metode Fako lebih cost effective daripada metode EKEK. Disarankan penelitian lebih lanjut yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pasien operasi katarak dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif terhadap dua teknik operasi katarak dan pilihan yang lebih baik terhadap teknik operasi yang dapat ditawarkan untuk populasi yang lebih luas.


 

Abstract Technological advancement in medical equipment has created new alternatives in medical care, including in ophthalmology. One of the new cataract operation called Phacoemulsification (Phaco) provides better results as compared to conventional Extracapsular Cataract Extraction (ECCE). This study aimed at exploring the cost-effectiveness of two methods of cataract surgeries i.e. Phaco and ECCE done at Fatmawati General Hospital in Jakarta. It was a descriptive inquiry in nature; however, some analytical approaches were also used. A cross sectional examination of a sample of 192 cataract surgery patients (96 phaco patients and 96 ECCE patients) was randomly selected from 300 populations. Secondary data were obtained from patients? medical records undergoing cataract surgeries in 2009 at the hospital to explore three success indicators of the surgeries. Activity-based costing (ABC) was used to calculate the costs of each method, and weighing technique of twelve peer ophthalmologists from Fatmawati General Hospital and Dr. Sardjito General Hospital was done to obtain a single value (composite index) of the effectiveness indicators of the cataract surgery. The costs were calculated for direct costs relevant to cataract surgery, i.e. the costs of eye examinations, laboratory tests, thorax roentgen, consultation, surgical fees, pharmaceutical services, and administrative costs. The effectiveness were obtained through the weighing of three success indicators of cataract surgery, i.e. post-operative visual acuity, the absence of post-operative astigmatism, and the absence of intra-operative and post-operative complications. The calculation of effectiveness of cataract surgery was performed by modified Bayes Method. The findings of the study showed that the normative unit cost of Phaco surgery was Rp. 4.419.755,17, which was more expensive than that of ECCE (Rp. 3.369.549,24). The costs of medicines and medical supplies were the largest cost components in cataract surgery in Fatmawati General Hospital. The result of study showed that post-operative visual acuity for Phaco group was significantly better than ECCE group (p 0.05). The result of this study also found that the average cost-effectiveness ratio (ACER) of Phaco method was lower (Rp.1.379.326,08) than that of ECCE (Rp. 1.485.113,49). Therefore, it was concluded that, in this study, Phaco method was more cost effective than ECCE method.More rigorous studies covering all the costs incurred to patients of cataract surgeries using a bigger sample size were suggested, so that a more comprehensive understanding of the two cataract surgery techniques could be obtained and a better choice of the surgery technique could be offered for wider population.

Read More
T-3280
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dimas Ragil Paramadhika; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Masyitoh, Arimurni Pardoko
Abstrak: SISTEM RUJUK KELUAR (DITUJUKAN KE RUMAH SAKIT LAIN) DIWAJIBKAN BAGI PASIEN DENGAN KONDISI DARURAT DAN STABIL, SETELAH DI REKOMENDASIKAN OLEH DOKTER. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR RUJUK KELUAR DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2017. PENGUMPULAN DATA STUDI OBSERVASIONAL DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF INI DILAKUKAN SECARA RETROSPEKTIF.

HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN BAHWA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DOKTER DALAM MENGISI FORMULIR RUJUK KELUAR RUMAH SAKIT ADALAH FAKTOR PENGETAHUAN DOKTER, BEBAN KERJA DOKTER, KETERSEDIAAN SOP, FAKTOR PENGAWASAN DAN SISTEM PENGHARGAN DAN SANKSI. SESUAI SOP KETERLIBATAN PERAWAT DAPAT MEMBANTU PENGISIAN FORMULIR RUJUK KELUAR.

KATA KUNCI : RUJUKAN, KEPATUHAN, DOKTER, FORMULIR REFERRAL

SYSTEMS (TRANSFERRING PATIENT) FROM ONE HOSPITAL TO THE OTHER HOSPITAL HAS BEEN SET UP AND USING A SPECIAL FORM TO BE FILLED OUT BY ASSIGNED DOCTOR. THIS STUDY AIMS TO ANALYZE THE FACTORS RELATED TO THE COMPLETION OF THE FORM FILLED OUT BY THE DOCTORS IN FATMAWATI HOSPITAL. THIS OBSERVATIONAL STUDY WAS DONE USING QUALITATIVE AND QUANTITATIVE APPROACH .

THE STUDY REVEALED THAT FACTORS RELATED TO PHYSICIAN COMPLIANCE TO FILL OUT THE FORM WERE KNOWLEDGE OF PHYSICIAN ON THE IMPORTANCE OF THE COMPLETENESS OF THE FORM, WORKLOAD, NO STANDARD PROCEDURE, NO SYSTEMATIC MONITORING PROCESS. ACCORDING TO THE PROCEDURE, THE NURSE IS EXPECTED TO HELP IN COMPLETING THE FORM

KEYWORDS : REFERRAL, COMPLIANCE, DOCTORS, FORMS
Read More
S-9529
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Himala Azzahra Putri; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Dewi Lestarini
Abstrak: Waktu tunggu pasien Rawat Jalan Reguler RSUP Fatmawati masih melebihi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu ≤ 60 menit. Waktu tunggu menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpuasan pasien pada pelayanan pasien rawat jalan. Pada bulan Desember tahun 2016, RSUP Fatmawati membuka pelayanan rawat jalan eksekutif bagi pasien BPJS di Instalasi Griya Husada. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator yang paling penting dan luas dalam mengukur kualitas dan hasil dari pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui determinan faktor kepuasan pasien BPJS pada pelayanan rawat jalan eksekutif di Instalasi Griya Husada RSUP Fatmawati. Penelitian inimenggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner skala likert kepada 100 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 95% pasien BPJS yang merasa puas pada pelayanan rawat jalan eksekutif di Instalasi Griya Husada RSUP Fatmawati. Adapun faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah tangibles (OR=11,2 dan nilai p=0,024). Oleh sebab itu, rumah sakit disarankan untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang ada di pelayanan rawat jalan eksekutif.
Kata kunci : Kepuasan, rawat jalan eksekutif, tangibles

Waiting times on regular outpatient at Fatmawati Central Hospital still exceeds minimun healthcare service standard (≤ 60 minute). Waiting times can becontributing factor influence outpatient dissatisfaction. In December 2016, Fatmawati Central Hospital opened excevutive outpaient for BPJS patients. Patient satisfaction can be one of the indicators for measurement health care service and evaluation. The purpose of this research is to know determinant factor on BPJS patient satisfaction in Griya Husada executive outpatient at Fatmawati Central Hospital 2018. This research uses cross sectional design with questionnare based on likert scale from 100 respondent. The result shows that patient satisfaction on BPJS patient is 95%. Factor that influence patient satisfaction is tangibles (OR=11,2 and p-value=0,024). Therefore, it is important for Fatmawati Central Hospital to improve in facilities and infrastructure in executive outpatient.
Keywords : Executive outpatient, satisfaction, tangibles
Read More
S-9678
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive