Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31843 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Indriwanto Sakidjan
ARSI Vol.1, No.1
Depok : Pusat Kajian AKK FKM UI, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indriwanto; Pembimbing: Pujiyanti; Penguji: Mardiati Nadjib, Atik Nurwahyuni, Hananto, Amir H. Mauzzy
B-1666
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Felicia Gunardi; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Mardiati Nadjib, Vetty Yulianty Permanasari, Budi Rahmat, Hananto Andriantoro
Abstrak:
Penyakit Jantung Bawaaan (PJB) Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan PJB sianotik (biru) yang terbanyak. Tatalaksana definitif yang dilakukan adalah dengan operasi total koreksi sedini mungkin. Sebagian besar pembiayaan untuk perawatan operasi TOF menggunakan BPJS Kesehatan berdasarkan tarif INA-CBG. Tetapi karena terdapat selisih negatif antara tarif INA-CBG lama tahun 2016 dengan tagihan perawatan operasi TOF, banyak rumah sakit tidak mau melaksanakan operasi dan langsung merujuk ke RSJPD Harapan Kita yang merupakan pusat rujukan jantung nasional. Hal ini menyebabkan antrian operasi yang panjang dan berakhir kematian. Dengan adanya tarif INA-CBG terbaru tahun 2023 yang telah mengalami kenaikan, diperlukan penelitian apakah masih terdapat selisih negatif tersebut. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tagihan perawatan operasi TOF lebih diperlukan karena biasanya kebijakan baru akan memakan waktu. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) TOF Repair perlu dilakukan analisa juga. Penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional mengambil sampel pasien perawatan operasi total koreksi TOF tahun 2022 yang sesuai kriteria sejumlah 82 pasien. Hasil penelitian didapatkan karakteristik pasien yang dioperasi di RSJPD Harapan Kita sebagian besar masih usia ≥ 1 tahun, berjenis kelamin perempuan, status gizi normal, memiliki diagnosa sekunder dan tingkat keparahan PPK derajat I (ringan) serta tingkat keparahan INA-CBG derajat II (sedang). Karakteristik tindakan dengan median lama CPB 103,5 menit dan lama AoX 55 menit dan sebagian besar tidak ada komplikasi. Karakteristik pelayanan didapatkan kelas rawat III adalah yang terbanyak dengan median lama rawat post operasi 6 hari dan lama rawat total 8 hari, sebagian besar patuh terhadap lama rawat PPK (8 hari) dan lama rawat CP (6 hari). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tagihan perawatan operasi total koreksi TOF adalah komplikasi, kelas rawat dan lama rawat CP. Masih banyak hal yang belum sesuai dengan Clinical Pathway TOF Repair RSJPD Harapan Kita yaitu lama rawat, pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi, pemakaian obat-obatan dan alkes serta BMHP. Masih terdapat selisih negatif dari nilai total tagihan perawatan pasien operasi total koreksi TOF tahun 2022 dibandingkan dengan nilai total tarif INA-CBG terbaru tahun 2023.

Tetralogy of Fallot (TOF) is the most common cyanotic (blue) Congenital Heart Disease. The definitive treatment is total corrective surgery as early as possible. Most of the financing for TOF surgery care uses BPJS Kesehatan based on the INA-CBG rate. However, because there is negative difference between the 2016 INA-CBG rate and the TOF surgery treatment bill, many hospitals do not want to carry out the operation and refer directly to the Harapan Kita Hospital which is the national heart referral center. This causes long operating queues and leads to death. With the latest 2023 INA-CBG rates which have increased, it is necessary to be analyzed whether there is still such a negative difference. Analysis of the factors related to TOF surgery treatment bills is more needed, because usually new policies will take time. Compliance with the TOF Repair Clinical Pathway (CP) need to be analyzed as well. This descriptive observational study with a cross-sectional approach took a sample of patients undergoing TOF corrective surgery at RSJPD Harapan Kita in 2022 who met the criteria for a total of 82 patients. The results showed that the characteristics of patients who were operated were mostly aged ≥ 1 year, female, normal nutritional status, had a secondary diagnosis and the severity of PPK degree I (mild) and the severity of INA-CBG degree II (moderate). Characteristics of the procedure with a median CPB duration of 103.5 minutes and AoX duration of 55 minutes and most of them had no complications. Characteristics of service was mostly obtained class III with a median postoperative length of stay of 6 days and a total length of stay of 8 days, most of them adhered to the length of stay for PPK (8 days) and the length of stay for CP (6 days). Factors related to total TOF correction surgery bills were complications, class of stay and length of stay for CP. There are still many things that are not in accordance with the Clinical Pathway TOF Repair RSJPD Harapan Kita such as the length of stay, laboratory and radiological investigations, use of drugs and medical devices as well as BMHP. There is still a negative difference in the total value of patient care bills for total TOF correction surgery in 2022 compared to the total value of the latest 2023 INA-CBG rates.
Read More
B-2393
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deo Farhan; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto, Wilda Alvernia Lumban Gaol
Abstrak: Sejak awal pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, banyak sekali permasalahan yang timbul. Permasalah yang banyak menyita perhatian beberapa pihak terkait penyelenggaraan JKN adalah mengenai sistem tarif INA-CBGs. Sistem INA-CBGs diterapkan agar ada standar pengelompokan tarif RS yang akan dibayarkan oleh BPJS Kesehatan dan mendorong efisiensi tanpa mengurangi mutu pelayanan. Terjadinya selisih negatif di beberapa kasus pada penggunaan sistem INA-CBGs membuat RS harus lebih pintar dalam mengelola biaya. Maka guna mencapai standar pengelompokan biaya dalam sistem INA-CBGs yang sesuai, ada beberapa faktor yang harus dikaji ulang dalam pembuatan sistem tersebut, seperti lama perawatan, tingkat perawatan, pemakaian obat, diagnosa maupun jenis RS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisa perbedaan biaya riil dengan INA-CBGs pada perawatan pasien rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode literature review yang menggunakan data sekunder dari pencarian online yaitu google scholar, Neliti, dan GARUDA. Hasil pencarian literatur yang masuk dalam karakteristik inklusi berjumlah 8 artikel dari tahun 2013-2021 yang membahas perbandingan tarif riil RS dengan INA-CBGs yang didalamnya terdapat faktor-faktor pemungkin adanya selilih tarif. Hasil Penelitian didapatkan faktor kelas perawatan, lama perawatan, tingkat perawatan, diagnosa, jenis perawatan, pemakaian obat, clinical pathway, dan jenis RS. Kesimpulan yang didapatkan adalah beberapa faktor menunjukan signifikan berpengaruh, lama perawatan dan clinical pathway menjadi masalah utama meningkatnya biaya dan mengakibatkan adanya selisih negatif yang merugikan RS. Rekomendasi yang diberikan adalah dengan memperbaiki clinical pathway yang berjalan di RS dan juga mengkaji ulang pembentukan tarif INA-CBGs dilihat dari rata-rata lama perawatan di RS, sehingga INA-CBGs tidak lagi dibawah tarif RS.
Since the beginning of the implementation of the National Health Insurance, many problems have arisen. The problem that has attracted the attention of several parties regarding the implementation of JKN is the INA-CBGs tariff system. The INA-CBGs system is implemented so that there is a standard for classifying hospital rates to be paid by BPJS Health and to encourage efficiency without reducing service quality. The occurrence of negative differences in several cases in the use of the INA-CBGs system makes hospitals have to be smarter in managing costs. So in order to achieve the standard cost grouping in the appropriate INA-CBGs system, there are several factors that must be reviewed in the manufacture of the system, such as length of treatment, level of care, drug use, diagnosis and type of hospital. The purpose of this study was to determine the analysis of the difference in real costs with INA-CBGs in hospital patient care in Indonesia. This study uses a literature review method that uses secondary data from online searches, namely Google Scholar, Neliti, and GARUDA. The results of the literature search that are included in the inclusion characteristics are 8 articles from 2013-2021 which discuss the comparison of real hospital rates with INA-CBGs in which there are factors that allow for tariff differences. The results of the study obtained factors of treatment class, length of treatment, level of care, diagnosis, type of treatment, drug use, clinical pathway, and type of hospital. The conclusion obtained is that several factors show a significant effect, length of treatment and clinical pathways are the main problems increasing costs and resulting in a negative difference that is detrimental to the hospital. The recommendations given are to improve the clinical pathways that run in hospitals and also review the formation of INA-CBGs rates in terms of the average length of stay in hospitals, so that INA-CBGs are no longer below hospital rates.
Read More
S-11560
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yaslina; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Sandi Iljanto, Dian Ekowati
Abstrak: Abstrak
RSKD Duren Sawit melayani kesehatan jiwa dan narkoba bagi masyarakat miskin, tidak mampu dan panti laras dengan BOR rata-rata 80%. Pendapatan rawat inap rumah sakit 77,8% berasal dari JPK Gakin dengan sistem pembayaran fee for service, namun tidak seluruh tarif klaim rawat inap dapat dibayarkan oleh JPK Gakin yang disebabkan beberapa hal yaitu pemberian obat tidak sesuai Juklak dan Juknis JPK Gakin, tarif pemeriksaan radiologi melebihi tarif PPE dan jumlah klaim yang melebihi Paket Pelayanan Essensial (PPE). Masalah tersebut mendorong direksi untuk melakukan strategi dan kebijakan internal rumah sakit dalam pengelolaan klaim rumah sakit.
 
Dari hasil penelitian ditemukan kesenjangan tarif rumah sakit dengan tarif PPE JPK Gakin dan paket tarif INACBGs, selain itu MOU antara rumah sakit dan JPK Gakin sangat penting untuk dipahami oleh kedua belah pihak, sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta kepatuhan dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan sesuai juklak dan juknis. Dengan diterapkannya sistem pembayaran paket tarif INA-CBGs pada April 2013 diharapkan rumah sakit dapat menyiapkan pelayanan yang efektif dan rasional serta melakukan costing pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai clinical pathway, bermutu dan memberikan nilai tambah bagi rumah sakit.
 

The regulation of UU 40 in 2004 about Social Assurance National system SJSN) pushed the government to implemented the program for poor civilization, SJSN was health financial system for poor civilization to cure their health. Duren Sawit hospital was psycotic hospital that belongs of DKI Jakarta Government who gives mental health and drugs abuse for poor people with Bed occupancy rate was 80%. 77,8% hospital revenues from the JPK Gakin with paid system fee for service, but hospital claim can not paid from JPK Gakin couse of the problems was given generic drugs, limitation of prices (PPE), and price of Radiology more expensive than standard of PPE Prices. This problem push the top management to make internal strategy and implementation of the MOU in the right thing, so that implication on the claim regulation.
 
The finding of this research showed that the different between hospital price and JPK Gakin Price and INA-CBGs price. Another hand that MOU, monitoring and evaluating, docters treatment was very important to handling hospital claim problems. In the future the hospital have to implement clinical pathways, efective and rasional treatment to make excellent service for patient and rasional payment.
Read More
B-1530
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putriningtyas; Pemb. Artha Prabawa; Penguji: Indang Trihandini, Mayang Anggraini Naga
S-5430
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chairunnisa; Pembimbing: Suprijanto Rijadi
B-531
Depok : FKM UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuliani; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Surya Ede Darmawan, Prastuti Soewondo, Puji Triastuti, Priscilla Kristianti
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan diagnosis prosedur dan koding pada klaim pasien rawat inap JKN di RSU Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci. Penelitian ini menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan model triangulasi. Hasil penelitian ditemukan ketidaktepatan koding dari 105 sampel klaim yang menyebabkan kerugian rumah sakit dengan selisih klaim kurang lebih 4 %. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dokter spesialis mengenai aturan koding yang masih rendah, pelatihan koding yang masih kurang bagi dokter spesialis, koder dan verifikator, beban kerja verifikator yang tinggi, rekam medis yang masih manual, ketiadaan SIMRS, alokasi anggaran yang masih rendah untuk meningkatkan kualitas rekam medis dan koding. Manajemen harus menyusun alur klaim, melaksanakan monitoring dan evaluasi klaim, melakukan pelatihan koding rutin, menyediakan SIMRS terintegrasi dengan billing system, rekam medis elektronik, dan menyusun indikator penilaian kinerja untuk remunerasi, menerapkan reward dan punishment bagi yang terlibat dalam klaim.
Read More
B-2134
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ibnu Mas`ud; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Mardiati Nadjib, Vetty Yulianty Permanasari, Soeko Nindito
B-1676
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gina Tania; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Purnawan Junadi, Zulvi Wiyanti
Abstrak: Di era JKN ini, rumah sakit dituntut harus efisien dalam mengendalikan biaya layanan agar tidak melebihi tarif INA CBGs dengan catatan mutu layanan harus tetap terjaga dengan baik. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan menganalisis biaya berdasarkan tarif rumah sakit dan klaim INA CBGs pada pasien peserta BPJS kasus sectio caesarea di RSUD dr. Doris Sylvanus pada Januari sampai Agustus Tahun 2016.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui biaya yang tidak dibayar sesuai tarif rumah sakit sebesar Rp 1.708.663.354 (42%). Biaya pelayanan persalinan sesar ringan sesuai tarif rumah sakit pada kelas 1 sebesar Rp 10.267.710,-, kelas 2 sebesar Rp 9.441.399,- dan kelas 3 sebesar Rp 8.591.730,-. Komponen biaya tertinggi adalah biaya tindakan operasi. Sehingga perlu dilakukan kajian ulang tarif pelayanan Sectio caesarea.
Kata Kunci : tarif rumah sakit, tarif INA CBGs, Sectio Caesaria.

In this National Health Insurance period, hospital ospitals are required to be efficient in controlling the cost of services so as not to exceed the tariff of INA CBGs with the quality record of the service must be maintained properly. This quantitative descriptive study aims to analyze the cost of Sectio caesarea of BPJS participants based on hospital rates and INA CBGs rates in dr. Doris Sylvanus regional public hospital on January until August 2016.
The result revealed that the unpaid cost according to hospital rates is Rp 1.708.663.354 (42%). The cost of light cesarean delivery service according to hospital rates in grade 1 is Rp 10,267,710,-, 2nd grade is Rp 9,441,399,- and grade 3rd is Rp 8,591,730,-. The highest cost component is the cost of surgery. So it is necessary to review the hospital rates of cesarean delivery service.
Keywords : hospital rate, INA CBGs rate, Sectio Caesaria
Read More
S-9621
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive