Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10916 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Berita Epidemiologi, Oktober 1996, hal. 7-9. ( ket. ada di bendel 1996 - 1997 )
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadifa Fikriyuanti; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Hartono, Satria Pratama
Abstrak: Skripsi ini merupakan kajian kepustakaan (literature review) mengenai faktor risiko yang mempengaruhi leptospirosis dari segi individu dan lingkungan di wilayah Asia Pasifik. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan dan individu yang menyebabkan kasus peningkatan leptospirosis di Asia Pasifik. Skripsi ini menggunakan desain literature review dan dianalisis menggunakan metode kualitatif berdasarkan desain study case control dan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa artikel internasional dalam bentuk full text pdf dari database internasional seperti ScienceDirect, ProQuest, Scopus, dan PubMed. Analisis data yaitu deskriptif dengan menyajikan hasil sintesis data penelitian dalam bentuk teks narasi dan tabular untuk melihat perbandingan faktor risiko dari masing-masing literatur. Sebagian besar literatur berasal dari wilayah Sri Lanka, India, Laos, Vietnam, dan Malaysia. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling signifikan menyebabkan leptospirosis berdasarkan case-control study ialah jenis pekerjaan di bidang pertanian (OR 4,588), sedangkan berdasarkan cross-sectional study faktor risiko yang paling signifikan adalah keberadan tikus (p value 0,001) dan jenis pekerjaan (p value 0,005). Kesimpulan dari kajian ini adalah jenis pekerjaan dan keberadaan tikus merupakan faktor risiko yang paling signifikan menyebabkan leptospirosis. Hal ini didukung oleh jenis pekerjaan yang tergolong high risk occupational, misalnya bekerja di bidang pertanian lebih berisiko meningkatkan leptospirosis dibanding pekerjaan yang berisiko rendah.
This study is a literature review study that examine risk factors of leptospirosis from individual and environmental perspectives in the Asia Pacific region. This study aims to examine the environmental and individual risk factors that cause leptospirosis infection. This study uses a literature review study approach and analyzed using qualitative methods based on case-control study and cross-sectional study. This study uses secondary data of the international articles from the internet or websites, especially 8 international articles from the international database such as ScienceDirect, ProQuest, Scopus, and PubMed. Most of the international articles are from Sri Lanka, India, Laos, Vietnam and Malaysia. The results of this study indicate that the most significant risk factor for leptospirosis based on the case-control study is the occupation, especially in the wet cultivation sector (OR 4.588), while the most significant risk factor based on the cross-sectional study is the presence of rats (p value 0.001) and occupation (p value 0.005). The conclusion of this study is the occupation and presence of rats are the most significant risk factors for leptospirosis. This is supported by the occupation that is classified as high risk occupational, for example, working in agriculture has a higher risk of increasing leptospirosis than work with low risk.
Read More
S-10958
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Emiliana Tjitra ... [et al.]
BPK Vol.22, No.2
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 1994
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Savira Anindita; Pembimbing: Hendra; Penguji: Baiduri Widanarko, Sumaryanto, Yessie Kualasari
Abstrak: Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan pada pekerja kantoran di institusi X. Penelitian ini dilakukan di Institusi X dengan objek penelitian yaitu seluruh pegawai institusi X yang bekerja pada bidang Penyelenggara, bidang Program dan Evaluasi, bagian Tata Usaha, dan bagian Widyaiswara. Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh responden terkait kelelahan dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan, serta dilakukan pengukuran langsung lingkungan kerja, meliputi pencahayaan dan temperatur ruangan. 44,6% pekerja mengalami kelelahan dan 55,4% pekerja tidak mengalami kelelahan. Terdapat 3 buah faktor terkait pekerjaan yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya kelelahan yaitu faktor jam kerja per hari, tuntutan pekerjaan, dan job control. Sedangkan pada faktor tidak terkait pekerjaan terdapat 1 buah faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya kelelahan yaitu faktor kualitas tidur. Namun setelah melalui analisis multivariat didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan yaitu kualitas tidur. Variabel kualitas tidur memiliki nilai Odds Ratio sebesar 14,409, yang artinya pekerja dengan kualitas tidur yang buruk akan berisiko 14,409 kali mengalami kelelahan dibandingkan dengan pekerja dengan kualitas tidur yang baik setelah dikontrol oleh variabel jam kerja / hari, tuntutan pekerjaan, job control, dukungan sosial, dan status kesehatan.
Read More
T-5492
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mustika Marwah; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Dewi Susanna, Meiliana Sari
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko keberadaan agen COVID-19 dalam bentuk aerosol serta bagaimana kontrol teknik udara dalam ruangan dapat berperan terhadap risiko penularan penyakit tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menilik bagaimana kebijakan eksisting sebagai kontrol administratif dalam mengatur risiko penularan COVID-19 dengan menilik kontrol teknik udara dalam ruangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian sistematis dan kebijakan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan risiko keberadaan aerosol agen COVID-19 pada udara dalam ruangan. Selain itu, kontrol teknik udara dapat berperan dalam mereduksi risiko penularan COVID-19 via aerosol melalui (1) peningkatan pergantian udara dalam ruangan dengan udara luar ruangan, (2) penggunaan perangkat pembersih udara, serta (3) Memperhatikan tata letak perangkat ventilasi, arah dan distribusi alirah udara, serta alur udara bersih dan udara kotor pada suatu ruangan. Adapun kebijakan yang ada saat ini masih minim dalam mempertimbangkan risiko penularan COVID-19 via aerosol dalam ruangan sehingga masih dibutuhkan pengembangan kebijakan.
Read More
S-10811
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sofia Rizki Aulia; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Bambang Wispriyono, Adi Rusmiati
S-10279
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Berita Epidemiologi, Kwartal III 1995, hal. 17-30
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Joko Irianto ... [et al.]
JEK Vol.1, No.2
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2002
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyana
JEN Vol.2, Ed.1
Jakarta : [s.n.], 1998
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maj. Kesmas. Ind. (MKMI), XXVII, No.6, 1999, hal. 312-315
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive