Ditemukan 38580 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rilla Fahimah, Endah Kusumowardani, Dewi Susanna
MJHR Vol.18, No.1
Depok : Universitas Indonesia, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rilla Fahimar; Pembimbing: Dewi Susana; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Endah Kusumowardani
Abstrak:
Pneumonia merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia dengan prevalensi 44%. Di Indonesia, pneumonia balita merupakan penyebab kematian nomor dua setelah diare dengan proporsi 15,5%. Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang dipengaruhi oleh pencemar fisik dankimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas udara rumah dengan kejadian pneumonia balita dengan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukan hubungan signifikan terjadi pada PM10 dan PM2.5 (p < 0.05) dengan nilai risiko 4,40 dan 3,20. Hubungan tidak signifikan terjadi antara kepadatan hunian rumah dan kamar, ventilasi rumah dan lubang penghawaan dapur, perokok dalam rumah dan penggunaan obat nyamuk bakar, SO2, NO2 dan CO (p > 0.05)dengan pneumonia.Kata kunci : Pneumonia, Balita, PM10, PM2.5
Pneumonia is number one deadly disease in the world with the prevalance of 44%.In Indonesia, pneumonia in toodler is the leading cause of death after diarrheawith proportion of 15,5%. Pneumonia is a disease caused by a virus and bacteriathat is influence by physical and chemical contaminants. Cross sectional methodused in this research to analyze the indoor air quality and incidence of pneumonia.Significant correlation occur between PM10 and PM2.5 (p < 0.05) with odd ratio4.40 and 3.24. The results of this research showing absence of the relationbetween the density of a dwelling house and room, ventilation in the house and inthe kitchen, smokers in the house and the use of mosquito coil, SO2, NO2 and CO(p > 0.05) with pneumonia.Keyword :Pneumonia, Toodler, PM10, PM2.5
Read More
Pneumonia is number one deadly disease in the world with the prevalance of 44%.In Indonesia, pneumonia in toodler is the leading cause of death after diarrheawith proportion of 15,5%. Pneumonia is a disease caused by a virus and bacteriathat is influence by physical and chemical contaminants. Cross sectional methodused in this research to analyze the indoor air quality and incidence of pneumonia.Significant correlation occur between PM10 and PM2.5 (p < 0.05) with odd ratio4.40 and 3.24. The results of this research showing absence of the relationbetween the density of a dwelling house and room, ventilation in the house and inthe kitchen, smokers in the house and the use of mosquito coil, SO2, NO2 and CO(p > 0.05) with pneumonia.Keyword :Pneumonia, Toodler, PM10, PM2.5
S-7594
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pantjawidi Djuharnoko; Pembimbing: I Made Djaja, Syahrizal Syarif
T-1799
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dortua Lince Sidabalok; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Ririn Arminsih Wulandari, Didik Supriyono, Nining Sunengsih
Abstrak:
Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar akibat infeksi pada balita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Polusi udara dalam ruangan menjadi salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pneumonia disamping faktor individu dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara PM2,5 dalam udara ruang rumah dengan kejadian pneumonia pada balita. Penelitian ini bersifat analitik observasional menggunakan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 78 balita dari wilayah kerja Puskesmas Citeureup yang terdiri dari 26 kasus dan 52 kontrol. Data penelitian dikumpulkan menggunakan alat mini particle counter dan kuesioner, serta dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi (OR=12,14; 95%CI: 1,33-110,29), status imunisasi (OR=5,51; 95%CI: 1,82-16,69), ASI eksklusif (OR=3,89; 95%CI: 1,27-11,88), luas ventilasi (OR= 4,09; 95%CI: 1,43-11,75), dan kebiasaan merokok dalam rumah (OR=4,09; 95%CI: 1,51-11,12) berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Konsentrasi PM2,5 dalam rumah berhubungan dengan pneumonia pada balita (aOR=4,092; 95%CI: 1,08-15,45) setelah dikontrol oleh status imunisasi, ASI eksklusif, luas ventilasi dan adanya orang yang merokok di dalam rumah.
Read More
Pneumonia is the major causes of death due to infection in children under five around the
world, especially in developing countries including Indonesia. Indoor air pollution is one
of the risk factors that increased the incidence of pneumonia besides individual factors
and infections. This study aimed to determine the relationship between indoor PM2,5 with
the incidence of pneumonia in children under five. This was an analytic observational
study with case control design. The sample study was 78 children under five selected
from working area of Puskesmas Citeureup consisted of 26 cases and 52 controls. The
data were collected by mini particle counter and a set of questionnaire, analyzed by chi
square and multiple logistic regression. The results showed that nutritional status
(OR=12.14; 95% CI: 1.33 to 110.29), immunization status (OR=5.51; 95% CI: 1.82 to
16.69), exclusive breastfeeding (OR=3.89; 95% CI: 1.27 to 11.88), ventilation (OR=4.09;
95% CI: 1.43 to 11.75), and smoking habits at home (OR=4.09; 95% CI: 1.51 to 11.12)
associated with the incidence of pneumonia. Indoor PM2.5 were associated with
pneumonia in children under five (aOR=4,092; 95%CI: 1.08 to 15.45) after being
controlled by immunization status, exclusive breastfeeding, ventilation and smoking
habits at home.
T-5836
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sri Suciyanti; pembimbing: Anwar Hassan; Penguji: Sutanto Priyo, Rin Dwi Septarina
S-5621
Depok : FKM UI, 2009
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Maniksulistya; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ririn Arminsih, Dwinda Ramadhoni, Diah Wati Soetojo
Abstrak:
Balita merupakan populasi yang rentan terhadap PM 2,5 di udara dikarenakan sistemimun yang belum sempurna dan jalan napasnya yang masih sempit. PM 2,5 dapat masuksampai ke alveoli paru dan melemahkan sistem pertahanan lokal saluran pernapasansehingga menyebabkan pneumonia. Angka pneumonia di Kabupaten Kubu Raya,Kalimantan Barat masih cukup tinggi dengan jumlah kasus yang terbanyak di KecamatanSungai Raya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara PM 2,5 dalamudara ruang dengan kejadian pneumonia pada balita. Metode penelitian yang digunakanadalah kasus kontrol. Total sampel sebanyak 120 sampel yang terdiri dari 60 kasus dan60 kontrol. Hasil penelitian didapatkan terdapat empat variabel yang berhubungan denganpneumonia pada balita yaitu PM 2,5 dalam udara ruang, kepadatan hunian, ventilasidapur, dan pencahayaan. PM 2,5 dalam udara ruang berhubungan dengan pneumoniapada balita setelah dikontrol dengan variabel ventilasi dapur, suhu, pencahayaan,penggunaan obat nyamuk bakar, kepadatan hunian, dan kebiasaan membuka jendeladengan OR sebesar 13,596.Kata kunci:pneumonia, balita, PM 2,5, pencemaran udara dalam ruangan
Toddlers are a population susceptible to PM 2.5 in the air due to the immune system thatis not perfect and the airway is still narrow. PM 2.5 can enter up to the pulmonary alveoliand weaken the respiratory system of the respiratory tract causing pneumonia. Thenumber of pneumonia in Kabupaten Kubu Ra ya, West Kalimantan is still quite high withthe highest number of cases in Sungai Raya District. The purpose of this study was todetermine the relationship between PM 2.5 in air space with the incidence of pneumoniain infants. The research method used is case control. A total sample of 120 samplesconsisting of 60 cases and 60 controls. The results showed that there were four variablesrelated to pneumonia in toddlers namely PM 2.5 in space air, occupancy density, kitchenventilation, and lighting. PM 2.5 in space air is associated with pneumonia in toddlersafter controlled with variables of kitchen ventilation, temperature, lighting, use ofmosquito coils, density, and the habit of opening windows with ORs of 13,596.Key words:pneumonia, toddler, PM 2.5, indoor air pollution.
Read More
Toddlers are a population susceptible to PM 2.5 in the air due to the immune system thatis not perfect and the airway is still narrow. PM 2.5 can enter up to the pulmonary alveoliand weaken the respiratory system of the respiratory tract causing pneumonia. Thenumber of pneumonia in Kabupaten Kubu Ra ya, West Kalimantan is still quite high withthe highest number of cases in Sungai Raya District. The purpose of this study was todetermine the relationship between PM 2.5 in air space with the incidence of pneumoniain infants. The research method used is case control. A total sample of 120 samplesconsisting of 60 cases and 60 controls. The results showed that there were four variablesrelated to pneumonia in toddlers namely PM 2.5 in space air, occupancy density, kitchenventilation, and lighting. PM 2.5 in space air is associated with pneumonia in toddlersafter controlled with variables of kitchen ventilation, temperature, lighting, use ofmosquito coils, density, and the habit of opening windows with ORs of 13,596.Key words:pneumonia, toddler, PM 2.5, indoor air pollution.
T-5426
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nasrin Kodim
KJKMN Vol.3, No.4
Depok : FKM UI, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
R. Djarot Darsono Wahyu Hartanto, Nasrin Kodim
KJKMN Vol.3, No.4
Depok : FKM UI, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Fuadiyati; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Eulis Wulantari
T-3401
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Erie Gusnellyanti; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Mardiati Nadjib, Vetty Yulianty Permanasari, riza Sultoni, Sutrya Fitri
T-4075
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
