Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40189 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Amelia Hidayah; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Tiara Luthfie
Abstrak: Kejadian overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Jakarta Timur tahun 2013 tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi overweight dan obesitas di Kota Bogor dan Kota Bekasi. Anak usia sekolah yang mengalami overweight sebelum menarche, 60% lebih berakibat pada kejadian obesitas dan memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit diabetes mellitus serta dapat berlanjut menjadi penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Timur tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 157 siswa berusia 6-9 tahun dari 6 sekolah dasar di Jakarta Timur selama bulan MaretJuni 2016. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan dengan microtoise dan berat badan siswa menggunakan timbangan digital merk camry serta pengisian kuesioner mandiri oleh orangtua siswa. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat serta analisis multivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan jajan merupakan faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan jajan sering berisiko 4,9 kali untuk mengalami overweight dan obesitas dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan jajan jarang. Untuk itu perlu adanya program penyuluhan pemilihan makanan dan jajanan, membiasakan sarapan pagi dan membawa bekal bagi siswa dan orangtua. Kata kunci : Kebiasaan jajan, overweight dan obesitas, anak usia sekolah The prevalence of overwight and obesity among school-aged children in East Jakarta at 2013 was higer than Bogor and Bekasi. School-aged children who had overweight before menarche, more than 60% of them will be obese and increasing the risk to have diabetes mellitus type 2 and cardiovarcular disease. The aim of this study is to investigate snacking frequences as dominant factor related to over nutrition among school-aged children at first years elementry school in East Jakarta 2016. A cross sectional study was perform on 157 participant aged 6-8 in 6 elementry school in East Jakarta during March to June 2016. Data collected by measurement of height using microtoise, weight using camry digital scale and self administered quesionnaire by the mothers of children. The analysis that used in this study are univariate, bivariate and multivariate analysis. The result showed that snacking frequences is a dominant factor of over nutrition among school-aged children. The students who had snacking frequances > 3 times/day increase 4,9 times of risk become over nutrition compared with children who had ≤ 3 times/day snacking frequances. Reseacher suggest the parents to reduce snacking frequences, routine breakfast and bring food box to school for children. Key words: snacking frequences, overweight, obesity, children.
Read More
S-9176
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Awalia Maharani; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Tiara Luthfie
Abstrak: Overweight dan obesitas pada anak usia sekolah erat kaitannya dengan risikoobesitas saat dewasa dan berlanjut menjadi penyakit tidak menular, sepertidiabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominanterhadap overweight dan obesitas pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Selatan.Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yangmelibatkan 153 sampel kelas 1 usia 6-9 tahun di 6 SD di Jakarta Selatan.Pengukuran overweight dan obesitas menggunakan nilai Z-score indeks IMT/U.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32% siswa mengalami overweight danobesitas. Dari beberapa variabel yang diteliti, terdapat perbedaan bermaknakejadian overweight dan obesitas berdasarkan frekuensi konsumsi lemak,frekuensi konsumsi serat, aktivitas fisik, screen time, dan pekerjaan ibu. Analisismultivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan screentime sebagai faktor dominan terhadap kejadian overweight dan obesitas setelahdikontrol dengan variabel frekuensi konsumsi lemak, frekuensi konsumsi serat,aktivitas fisik, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Berdasarkan hasil penelitian,disarankan bagi sekolah untuk memantau status gizi siswa. Orang tua siswadiharapkan untuk membatasi waktu anak untuk menonton TV, bermaingames/laptop/komputer di rumah dan mengajak anak untuk melakukan aktivitasdi luar rumah.Kata Kunci :Overweight dan obesitas, anak usia sekolah, IMT/U, screen time, aktivitas fisik
Overweight and obesity on school-age children associated with risk of obesity onadulthood and would be continued become non-communicable disease, such asDiabetes Mellitus type 2. The purpose of this study is to determine the dominantfactor of overweight and obesity on 1st grade elementary school students at SouthJakarta. This study used cross sectional design with 153 sampels amongelementary school students aged 6-9 years old at South Jakarta. In this study,overweight and obesity measured using Z-score index IMT/U. The result of thisstudy shows that 32% students are overweight and obesity and there weresignificant differences of overweight and obesity based on fat consumptionfrequency, fiber consumption frequency, physical activity, screen time, andmaternal employment. Multivariate analysis using multiple regression logicticshows that screen time as dominant factor of overweight and obesity aftercontrolled by fat consumption frequency, fiber consumption frequency, physicalactivity, and maternal education, maternal employment. According to these result,it was expected for school to monitor nutritional status of their studentsperiodically. Parents are suggested to control children‟s time for watching TV andplaying games/laptop/computer at home and they must consider to take theirchildren for outdoor activities.Key words :Overweight and obesity, school-age children, IMT/U, screen time, physicalactivity.
Read More
S-9220
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nimas Mita Etika M; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Rahmawati
Abstrak: Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh malnutrisi kronis pada anak yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif serta fisik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016. Penelitian ini berdesain studi cross sectional, menggunakan data primer dengan sampel 182 orang siswa dari 6 sekolah dasar negeri di Jakarta Barat yang dilakukan pada April-Mei 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan food frequency questionnaire secara mandiri oleh responden. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 21,4% siswa mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata frekuensi konsumsi seng, zat besi, vitamin A, dan protein serta ada perbedaan proporsi antara berat badan lahir (OR=6,31), pemberian ASI eksklusif (OR=2,62), riwayat penyakit infeksi (OR=2,86), status imunisasi dasar (OR=3,45), suplementasi vitamin A (OR=2,46), pengetahuan gizi dan kesehatan ibu (OR=2,77), pola asuh makan (OR=6,41), jumlah anggota keluarga (OR=2,97), dan pendapatan keluarga (OR=2,88) dengan kejadian stunting. Analisis regresi menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi seng merupakan faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016. Kata kunci: stunting, frekuensi konsumsi seng, siswa sekolah dasar
Stunting is linear growth retardation because of chronic malnutrition that associated with decline of cognitive function and physic skill in children. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurence among 1st grade primary school student in Jakarta Barat, 2016. This research was descriptive study with cross sectional design that using primary data and included 182 students from 1st grade of 6 public elementary school that located in Jakarta Barat. Data were collected through the questionnaire and food frequency questionnaire. The result showed prevalence of stunting was 21,4%. The independent t-test analysis showed that food consumption frequency of zinc, iron, vitamin A, and protein had a significant difference with stunting. Chi square analysis also showed that birth weight (OR=6,31), exclusive breast-feeding (OR=2,62), history of infection (OR=2,86), basic immunization status (OR=3,45), suplementation of Vitamin A, maternal health and nutrition knowledge (OR=2,77), care feeding (OR=2,88), family size, dan family income (OR=2,88) had a significant association with stunting. Regresi binary logistic showed that consumption frequency of zinc as dominant factor of stunting occurence among 1st grade primary school stundent, Jakarta Barat in 2016. Keywords: stunting, consumption frequency of zinc, primary school student
Read More
S-9084
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Metsy Wendhiani; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Wahyu Kurnia, Rahmawati
Abstrak: Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya riwayat penyakit infeksisebagai faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Pusattahun 2016. Penelitian ini menggunakan penelitian dengan desain studi cross-sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 160 responden di 6 sekolahdasar negeri di Jakarta Pusat. Hasil penelitian menunjukkan sebesr 18,8% siswamengalami stunting. Pada penelitian ini ditemukan bahwa kejadian stuntingmemiliki perbedaan yang bermakna secara statistik kepada riwayat penyakitinfeksi, riwayat ASI eksklusif, status imunisasi, suplementasi vitamin A,pemanfaatan pelayanan kesehatan, frekuensi konsumsi makanan sumber protein,frekuensi konsumsi makanan sumber zinc, frekuensi konsumsi makanan sumberzat besi, frekuensi konsumsi makanan sumber vitamin A, pengetahuan Ibu tentanggizi dan kesehatan, pola asuh makan, pendapatan keluarga dan jumlah anggotakeluarga. Hasil pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa riwayat penyakitinfeksi sebagai faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di JakartaPusat tahun 2016. Peneliti menyarankan pada pemerintah dan sekolah agardiadakan pendidikan gizi terkait gizi seimbang, penyakit infeksi, sosialiasi terkaitsanitasi total yang baik dan pemantauan status gizi anak secara berkala.Kata kunci : Stunting, anak usia sekolah, sekolah dasar.
Read More
S-9131
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Radina Aryanti Putri; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Kusharisupeni Djokoujono, Rahmawati
Abstrak: Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang dominan pada siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode Multistage Sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 156 siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016 dengan responden yang memberikan informasi penelitian yaitu ibu dari siswa tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2016. Data penelitian diperoleh melalui angket, formulir FFQ, dan pengukuran antropometri. Uji yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Chi-square dan uji T-independent, sedangkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19,2% siswa mengalami stunting dan terdapat perbedaan proporsi bermakna antara stunting menurut ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, sanitasi dan kebersihan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, suplementasi vitamin A, status imunisasi, pola asuh, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi (protein, vitamin A, zat besi, dan seng). Kemudian, dari hasil analisis regresi logistik didapatkan suplementasi vitamin A sebagai faktor dominan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dapat melakukan perbaikan gizi siswa sekolah dasar baik melalui pemantauan status gizi berkala, muatan gizi di sekolah, perbaikan sanitasi dan lingkungan. Selain itu, sekolah dapat mendukung kinerja pemerintah melalui program sekolah sehat dan edukasi terhadap orang tua siswa. Kata kunci: Stunting, siswa sekolah dasar kelas 1, suplementasi vitamin A
Read More
S-9057
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Milla Ilfariza; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Asih Setiarini, Hera Ganefi
Abstrak: Prevalensi overweight dan obesitas pada remaja setiap tahun meningkat pesat di seluruh dunia. Kejadian overweight dan obesitas pada remaja akan bermanifestasi menjadi penyakit kronis di masa dewasa. Menurut data Riskesdas tahun 2010 prevalensi penduduk usia 13-15 tahun di Indonesia yang mengalami status gizi overweight dan obesitas sebesar 2,5% yang kemudian meningkat menjadi 10,8% pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi serat dan faktor-faktor lainnya dengan overweight dan obesitas pada siswa SMPN 98 Jakarta Tahun 2017. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan 208 siswa dari kelas 7 dan 8 dengan metode total sampling dari 6 kelas selama April-Mei 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 29,8% responden memiliki status gizi overweight dan obesitas. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square menunjukkan hubungan antara kebiasaan konsumsi serat, kebiasaan sarapan dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu melakukan upaya pemantauan satus gizi remaja, progam penyuluhan gizi serta memasang media poster berkaitan dengan anjuran sayur dan buah. Kata Kunci Kebiasaan konsumsi serat, overweight dan obesitas, siswa SMP The prevalence overweight and obesity in adolescents increasing rapidly around the world every year. The incidence of overweight and obesity in adolescents will manifest as a chronic disease in adulthood. According to Riskesdas data in 2010 the prevalence of overweight and obesity in adolescent 13- 15 years old of 2,5% which then increased to 10,8% in 2013.The aim of this study to determine the relationship between fiber consumption habits and other factors with overweight and obesity in Junior High School Student of 98 Junior High School South Jakarta 2017. The design study used cross sectional with 208 student from grades 7th and 8th with a total sampling method from 6 classes during Aptil-May 2017. This study used univariate and bivariate analysis. Based from the result 29,8% of respondents had overweight and obesity and from analysis data by chi-square test, there were significantly relationship between fiber consumption habits, breakfast habits and duration of sleep with overweight and obesity. Therefore, the school should make efforts to monitor the nutritional status of adolescents, nutrition counseling program and putting up poster media related to vegetable and fruit recommendations. Key words fiber consumption habits, overweight and obesity, junior high school
Read More
S-9511
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reny Hariyani Tandi Liling; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Eti Rohati
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang kegemukan serta faktor-faktor penyebabkegemukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 6 di Jakarta Utara. Tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui besaran prevalensi kegemukan dan membuktikan durasitidur sebagai faktor dominan dari kegemukan pada populasi studi. Penelitian inimenggunakan desain penelitian studi cross sectional. Proses pengambilan data meliputipengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan yang telah divalidasiserta microtoise, wawancara food recall 24 jam, pengisian kuesioner untuk mengetahuiinformasi terkait aktivitas fisik, pola makan, dan durasi tidur. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 52,3% siswa-siswi yang gemuk (IMT/U Z-score >1,00standar deviasi). Faktor risiko yang berhubungan dengan kegemukan ialah durasi tidur.Peneliti merekomendasikan agar dilakukan edukasi mengenai Gerakan Masyarakat Sehat(GERMAS) pada siswa-siswi.
Kata kunci: Status gizi; Kegemukan; Anak Sekolah; Durasi Tidur
This study discusses the obesity and factors causing obesity in 6th grade elementary schoolstudents in North Jakarta. The purposes of this study were to determine the prevalence ofobesity and prove the priority to sleep as the dominant factor of obesity in the studypopulation. This study used cross sectional study design. The data collection processincludes anthropometric measurements using validated weight scales and microtoise, 24-hour food recall interview, filling out questionnaires to find out related information, diet,and sleep duration. The results showed that there were 52.3% students having obesity(IMT/U Z-score> 1.00 standard deviation). The factors associated with obesity is sleepduration. Researcher recommends to educate students about Gerakan Masyarakat Sehat(GERMAS) to students.
Key words: Nutritional status; Obesity; School children; Sleep duration.
Read More
S-9791
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Leonika Aryani; Pembimbing: Engkys Kusdinar Achmad; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Iip Syaiful
Abstrak: Prevalensi overweight pada remaja semakin meningkat setiap tahunnya baik dinegara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia dan telah menjadimasalah kesehatan yang serius. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian menggunakandesain studi cross-sectional mengenai perbedaan asupan (energi, protein, lemak,karbohidrat, dan serat), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, durasi tidur, danpengetahuan gizi pada kejadian overweight siswa-siswi SMAK 2 PENABUR Jakartasebelum dan setelah dikontrol oleh jenis kelamin. Uji statistik yang digunakan yaituChi Square yang melibatkan 121 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwasebanyak 33,1% remaja mengalami overweight. Variabel yang memiliki perbedaanproporsi bermakna (P value ≤0,05) pada kejadian overweight sebelum dan setelahdikontrol oleh jenis kelamin antara lain asupan (energi, protein, lemak, dankarbohidrat), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan durasi tidur (OR. Oleh sebab itu,sangat diperlukan berbagai usaha baik dari pihak sekolah maupun pihak orang tua untuk lebih memperhatikan status gizi remaja salah satunya dengan mengadakan penimbangan berat badan secara rutin (minimal sekali dalam sebulan) .Kata kunci : Aktivitas fisik, asupan, kebiasaan sarapan, overweight, remaja.
Read More
S-8461
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dania Anisa Dersyaninda D. H.; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Anies Irawati
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik.
Read More
S-10630
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Winda Natasya; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Eko Aditya Meinarno, Salimar
Abstrak: Gangguan mental emosional merupakan keadaan penderitaan emosional atau perubahan psikologis yang dialami seseorang ditandai dengan adanya gejala depresi, kecemasan, dan perasaan tidak enak (rasa lelah, sulit tidur, kehilangan motivasi). Hubungan antara faktor pola makan dan gaya hidup terhadap kesehatan mental mulai menjadi perhatian belakangan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang memengaruhi kejadian gangguan mental emosional pada siswasiswi SMA Negeri 1 Jakarta tahun 2018. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan metode cross sectional, menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner, pengukuran antropometri, dan wawancara food recall 1x24 jam dari 156 responden yang dipilih dengan cara nonprobability sampling (consecutive sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 34,6% responden mengalami gangguan mental emosional. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kualitas diet, moderasi diet, balansi diet, dan uang saku dengan kejadian gangguan mental emosional pada responden. Moderasi diet ditemukan sebagai faktor dominan dari kejadian gangguan mental emosional pada siswasiswi SMA Negeri 1 Jakarta tahun 2018. Siswa-siswi yang moderasi dietnya buruk atau dengan kata lain mengonsumsi total lemak, lemak jenuh, kolesterol, natrium, dan makanan kalori kosong (gula, minyak, alkohol) secara berlebih berisiko 3,628 kali besar mengalami kejadian gangguan mental emosional dibandingkan yang memiliki moderasi diet baik. Perlu dilakukan upaya edukasi mengenai pentingnya diet yang berkualitas terutama dibagian moderasi dan faktor risiko lainnya sebagai upaya pencegahan terjadinya gangguan mental emosional serta gangguan mental yang lebih serius. Kata kunci : Gangguan mental emosional, faktor terkait gizi, moderasi diet, kualitas diet, anak sekolah menengah atas Psychological distress is a state of emotional suffering or psychological changes experienced by a person characterized by symptoms of depression, anxiety, and feelings of unease (fatigue, sleeplessness, loss of motivation). The relationship between dietary and lifestyle factors to mental health began to be a concern lately. The purpose of this study is to determine the dominant factors that affect the prevalence of psychological distress in the students of SMA Negeri 1 Jakarta in 2018. The study was conducted quantitatively by cross sectional method, using primary data obtained through questionnaires, anthropometric measurements, and interview food recall 1x24 hours from 156 respondents selected by nonprobability sampling (consecutive sampling). The results showed that as much as 34.6% of respondents experiencing psychological distress. The results of bivariate analysis with chi square test found significant relationship between diet quality, dietary moderation, dietary balance, and allowance with the incidence of psychological distress in respondents. Dietary moderation was found to be the dominant factor of psychological distress in high school students of SMA Negeri 1 Jakarta 2018. Students with poor dietary moderation or in other words consumed total fat, saturated fat, cholesterol, sodium, and empty calorie foods (sugar, oil, alcohol) excessively are at risk 3,628 times bigger to experience psychological distress than those with good dietary moderation. Educational efforts need to be made about the importance of quality diet, especially in the moderation and other significant risk factors as an effort to prevent the incidence of psychological distress and more serious mental disorders. Key word : Psychological distress, nutrition related factors, dietary moderation, diet quality, high school students
Read More
S-9715
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive