Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39653 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Swesti Sari Suciati; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Adang Bachtiar, Ede Surya Darmawan, Benny Christanto, Amilia Megraini
Abstrak: Integrated Care Pathway merupakan suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu berdasarkan standar pelayanan medis berbasis bukti bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. ICP Apendiktomi dibentuk tahun 2013 di RS Awal Bros Batam. Namun belum terdapat analisa ICP terhadap Patient Outcomes dan lama rawat. Penelitian ini melalui pendekatan kuantitatif dilengkapi kualitatif berdasarkan 7 kriteria Malcolm Baldrige. Hasil penelitian ini adalah kepatuhan pelaksanaan ICP menurunkan lama rawat. Namun kepatuhan ICP tidak memiliki hubungan dengan patient outcomes. Hasil analisis berdasarkan kriteria Baldrige menyarankan adanya indikator pencapaian untuk efektifitas pelaksanaan ICP. Kata Kunci : Integrated Care Pathway (ICP), Patient Outcomes, kriteria Malcolm Baldrige
Read More
B-1818
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Purnamasari; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Budi Hidayat, Budi Hartono
S-6743
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhidayati Endah Puspita Sari; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Adang Bachtiar, Puput Oktamianti, Indah Rosana, Dini Handayani
Abstrak: Sejak tahun 2013 Grup Rumah Sakit Awal Bros telah memiliki programpencegahan pasien jatuhnamun hingga saat ini insiden pasien jatuh masih terjadiserta belum pernah dilakukan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukanevaluasi terhadap program pencegahan pasien jatuh di unit rawat inap pada GrupRumah Sakit Awal Bros dengan metode cross sectional. Pengumpulan datadilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa rata-rata angka insiden jatuh di unit rawat inap adalah 0,18per 1000 hari rawat, rasio perawat dengan pasien 0,22, kepatuhan pengkajianrisiko jatuh 0,95, kepatuhan edukasi risiko jatuh 0,94, penggunaan gelang risikojatuh 0,97. Dari keempat variabel tersebuthanya pemberian edukasi risiko jatuhyang secara bermakna mempengaruhi terjadinya insiden pasien jatuh.Rekomendasi perbaikan program pencegahan pasien jatuh yang diusulkanmengacu kepada teori Malcolm Baldrige yang disusun berdasarkan tujuh aspekpenilaian yaitu kepemimpinan, rencana strategi, pelanggan,manajemenpengukuran, analisis dan pengetahuan (perbaikan mutu), tenaga kerja (sumberdaya manusia), sistem informasi / proses kerja dan hasil.Kata Kunci : Keselamatan Pasien;Pasien Jatuh; Malcolm Baldrige.
. Patient falls prevention program in Awal Bros Hospital Group has been madesince 2013 but the incidence of patient falls still occur and have not beenevaluated. The purpose of this study is to evaluate the program uses crosssectional method. Data collected through documents review and in-depthinterviews.The results of the study concluded that the average fall rate incident ininpatient units is 0,18 per 1.000 days of hospitalization, ratio of nurses to patientsis 0,22, fall risk assessment compliance is 0,95, compliance for risk fall educationis 0,94, the use of fall risk bracelet 0,97. From the four variables studied only theprovision of education that significantly affects the incidence of patient falls.Recommendations for improvement of patient falls prevention programs wereproposed referring to the theory of Malcolm Baldrige, compiled by seven aspectsleadership, strategic planning, customer, management of measurement, analysisand knowledge (quality improvement), labor (human resources), informationsystems / processes work and result.Key Words : Patient Safety; Fall Incident; Malcolm Baldrige Framework
Read More
B-1776
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Misnaniarti; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Hasbullah Thabrany, Sandi Iljanto, Purwadi, I Gusti Ayu Nyoman
Abstrak:

Ancaman pandemi flu burung yang disebabkan oleh virus I-ISNI, mendorong berbagai upaya Pemerintah untuk mcncari cara mencegah, menanggulangi dan mengobatinya, di antaranya dengan kebijakan penyediaan obat antiviral. Penyediaan obat antiviral ini memegang peranan yang sangat penting, sehingga hams dikelola secara baik dan kebijakan yang melandasinya harus berdasarkan formulasi yang tepat mulai dan tahap perencanaan hingga pengendalian. Oleh karena ilu perlu dianalisis secara komprehensif dengan mclihat aspek-wpek pada sistem kebijakan meliputi public policies, policy stakeholders, dan policy environment. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan pengelolaan obat antiviral dalam pengendalian kasus ilu burung dan implementasinya di rumah sakit rujukan wilayah DKI Jakarta pada tahun 2005-2007. Jenis penelitian adalah kualitatif yang dilakukan secara rctrospektif dengan menganalisis sistem kebiiakan, melibatkan I0 informan. Data dilcmnpulkan melaiui wawancara mendalam dan telaah dokumen, kemudian dilakukan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemilihan Oseltamivir sebagai obat antiviral meskipun efektiiitas obat belum teruji secara klinis, tetapi mengingat kondisi kedaruratan menghadapi ancaman pandemi flu burung maka Indonesia menerima rekomendasi dari WHO untuk penggunaan obat tersebut. Perencanaan penyediaannya belum bisa berdasarkan data evidences jumlah kasus riil yang terjadi pada instansi rumah sakit rujukan ataupun kebutuhan rumah sakit akan obat tersebut, karena pertimbangan kasus yang dihadapi merupakan kasus baru yang terus menunjukkan progresivitas angka kematian pada manusia, sehingga dilakukan strategi stoc/qoilling yang memperhitungkan jmnlah kebutuhan berdasarkan pada prediksi persentase jumlah penduduk Indonesia yang akan terkena jika terjadi pandemi. Besaran anggaran yang disediakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan anggaran yang dialokasikan sebelumnya. Pengadaan dengan teknik dropping dapat mengakibatkan terjadinya penumpukkan obat di rumah sakit rujukan, tetapi hal tersebut dilakukan karena adanya hibah obat dari negara lain sehingga obat harus sacara didistribusikan ke unit pelayanan kesehatan agar bisa terpakai mengingat masa kadaluarsanya yang relatif dekat. Pendistribusiannya secara terbatas pada instansi pemerintah dan tidal: dijual bebas dilakukan mengingat pentingnya obat tersebut bagi keselamatan manusia, akan tetapi perlu dipikirkan juga akses unit pelayanan kesehatan swasta (rumah sakitfklinik) untuk mcmperoleh obat tersebut. Sehingga kebijakan pengelolaan obat antiviral dalam penanganan kasus flu burung di rumah sakit rujukan di wilayah DKI Jakarta dibuat secara terbatas dan pada pelaksanaannya tidak mencakup pada keseluruhan lini yang memerlukan. Diharapkan kepada pihak Depkes dalam pengelolaan obat antiviral ini juga memberdayakan apotek yang ditunjuk untuk menyediakan obat antiviral sehingga selain mempermudah akses unit pelayanan kesehatan swasta lainnya dalam memperoleh obat tersebut dan bisa dijadikan stockpile. Bagi rumah sakit ke depan perlu mengadakan suatu penelitian untuk membuktikan efelctivitas Oseltamivir ini terhadap kasus flu burung manusia.


Avian Influenza pandemic which is caused of HSNI virus pushed various goverment effort to look for prevention way, overcoming and curing it, one of them is preparation policy of antiviral drugs. This preparation of antiviral drugs played the most important role, so that it must be managed well and basic policy must pursuant to the right formulation, starting iiom planning until control phase. Therefore, require to be analyzed comprehensively based on policy system aspect such as : public policies, policy stakeholders, and policy environment. This studi purpose is for analyzing management policy of antiviral medicine in controlling Avian Influenza case and its implementation at reference hospital in DKI Jakarta, 2005 - 2007. This study used a qualitative method which has done retrospectively by analyzing policy system with 10 informants. The data were collected by in-depth interview and study document. The data were a content analyzed. Study result indicated that selection policy of Oseltamivir as antiviral drugs even though medicine effectivity is not tested clinically yet, but because of emergency condition of Avian Influenza pandemic, so Indonesia received a recommendation fiom WHO for using that medicine. Its supply planning can not base on evidences data of reality case ntunber that happen on reference hospital instance or the need of medicine for hospital, considering of presence case is a new case which indicated human modality level progressively, so it has dones stockpilling strategy which calculated stock number based on percentage prediction of Indonesian population number which will happen because of pandemic. There are big allocation budget compared with allocation budget before. If allocation is done by dropping technique so it makes heaping medicine at Reference Hospital, but this done because of medicine donation from another country, so that medicine must be distributed to health service unit to use it considering its expire so close relatively. A limited distribution for goverment instance and it is not for sale freely has done considering how important that medicine for human safety, but it is important that acces for private health service unit (hospital/clinic) to obtain this medicine. Management policy of antiviral drugs in overcoming Avian Influenza case at reference hospital in DKI Jakarta is made limited and its implementation dose not involve for all sides. It was suggested for Health Service Department to involve reference apotek for providing antiviral drugs so it is easy on access for Health Service Unit in stockpile. It was also suggested for hospital to perform a research to proving the this effectiveness Oseltamivir on human avian influenza.

Read More
T-2510
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nidia Renaningtyas; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji; Masyitoh, Intan Nurhayati
S-9777
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Windi Haryani; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Masyitoh, Syaifuddin Zuhri, Doni Arianto
Abstrak: Berdasarkan data WHO, Tifoid merupakan penyakit yang membebani 11-20 juta perkasus per tahun, yang mengakibatkan sekitar 128.000-161.000 kematian per tahun.Begitu pun dengan yang terjadi di RS Tugu Ibu, kasus Tifoid merupakan salah satupenyakit terbanyak di RS tersebut. Kasus demam tifoid pada anak di RS Tugu Ibumenjadi salah satu kasus yang terbanyak di untuk penyakit anak pada Instalasi RawatInap tahun 2007. Dengan dasar tersebut pihak RS Tugu Ibu menegakkan ClinicalPathway kasus tifoid anak. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran input, proses,output, variasi dan kendala yang dihadapi ketika implementasi Clinical Pathway.Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif yaitu menelaah data yang berasal daritagihan, serta kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam. Hasil panelitianmenunjukan variable input secara garis besar sudah mendukung, namun untuk pendanaanbelum ada alokasi khusus. Faktor proses, kurang terlibatnya komite medik pada awalpembentukan, kurangnya komitmen dari DPJP, serta kurang tertibnya evaluasi menjadisalah satu kekurangan. Pada faktor output, masih ditemukan variasi pada Lama HariRawat (LHR), pemeriksaan penunjang serta pemberian obat, dari perbedaan output(varian) tersebut akan berpengaruh terhadap tagihan pasien. Kendala yang dihadapidiantaranya adalah kurangnya sosialisasi, tingkat kepatuhan yang masih kurang, sertaperbedaan dalam cara mendiagnosa pasien. Pada factor outcome, untuk variable statuspulang pasien tidak ada perbedaan, karena semua pasien Tifoid anak yang dirawat, statuspulangnya sama yaitu sembuh atau atas persetujuan dokter. Varian yang adamenyebabkan terjadinya selisih pada jumlah outcome, antara tagihan yang tindakan yangsesuai Clinical Pathway dengan tagihan yang riil sekitara 91,80%. Selisih tersebutdiakibatkan penggunaan alat kesehatan Rp 76.809 (169,17%), tindakan Rp 24.273(113,12%), penggunaan obat-obatan Rp1.566 (100,69%), Pemeriksaan (visite dokter)sebesar Rp 47.400 (91,22%), administrasi sebesar Rp 136.000 (90,04%), sertapemeriksaan penunjang sebesar Rp 150.313 (61,49%)Kata kunci: Evaluasi kesesuaian, Clinical Pathway, tifoid anak.
Read More
T-5308
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khoirun Nimah; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Vetty Yulianty Permanasari, Titi Kurniati, Matahari Harumdini
T-5127
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hafifah Hulisnaini; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto, Eka Pujiyanti
Abstrak:
Skripsi ini membahas efektivitas dan efisiensi proses mekanisme purchase invoice hutang vendor menggunakan critical pathway method untuk menunjukkan alur tersingkat dalam mekanisme purchase invoice sehingga dapat mengurangi durasi dan meningkatkan ketepatan waktu. Faktor keterlambatan pembayaran hutang yaitu terdapat penumpukan berkas tagihan yang tidak secara langsung di
berikan kepada unit keuangan, banyaknya berkas yang diserahkan dan harus dilakukan pemeriksaan ulang oleh unit keuangan sehingga memungkinkan akan mengurangi kepercayaan supplier terhadap penerima barang/jasa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa dilakukan penyatuan product receipt pada berkas tagihan yang diberikan vendor oleh Unit Logistik pada saat penukaran faktur, mengubah metode penerimaan dan penyortiran product receipt dan penetapan tolak ukur dalam key performance indicator mekanisme purchase invoice.
The focus of this study is the effectiveness and efficiency of the purchase invoice mechanism process using the critical pathway method to make the shortest flow in the purchase invoice mechanism so as to reduce duration and increase timeliness. The factor of late payment is there is product receipt that are not directly given to the financial unit, the number of files submitted and must be re-examined by the financial unit. This research is a descriptive quantitative research. The results suggest that the unification of product receipts in the billing file provided by the vendor by the Logistics, changes the method of receiving and sorting product receipts and setting benchmarks in the key performance indicator of the purchase invoice mechanism.
Read More
S-11554
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yessi Oktafianti; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Mardiati Nadjib, Doni Hendrawan, Taufik Hidayat
Abstrak: WHO menetapkan jaminan kesehatan semesta/Universal Health Coverage (UHC) untuk memastikan semua orang mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan tanpa melihat status sosial masyarakat, pemerintah menetapkan program Jaminan Kesehatan Nasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui ekuitas/inekuitas utilisasi pelayanan kesehatan pada peserta JKN dan mengetahui karakteristik yang menjadi dasar terjadinya ketimpangan utilisasi pelayanan kesehatan di Indonesia. Studi ini mengunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2014. Hasil menunjukkan bahwa penduduk kaya di Indonesia lebih banyak memanfaatkan pelayanan rumah sakit dibandingkan dengan penduduk miskin. Rata-rata jumlah kunjungan rawat jalan peserta JKN khususnya pada kuintil 1 dan kuintil 2 lebih besar daripada bukan peserta JKN pada kelompok yang sama. Tingkat ketimpangan pelayanan rawat inap pada responden peserta JKN lebih kecil daripada peserta non JKN. Ketidakmerataan utilisasi rawat jalan dan rawat inap yang pro-kaya disebabkan oleh ketidaksetaraan umur, jenis kelamin, geografis, pernikahan, pendidikan dan pengeluaran. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan perlu monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Kata kunci: Jaminan Kesehatan Nasional, ekuitas, Susenas 2014
Read More
T-4799
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desy Rachma Sari; Pembimbing: Masyito; Penguji: Purnawan Junadi, Budi Purnomo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi clinical pathway pada kasus diare akut dengan proses audit. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan menggunaan konsep operational research dengan metode telaah dokumen, telaah data dan wawancara mendalam. Hasil penelitian didapatkan topik audit adalah implementasi clinical pathway diare akut dengan tujuan menilai kelengkapan pengisian clinical pathway, kepatuhan DPJP, PPJP, Gizi dan Farmasi serta menilai kesesuaian lama hari rawat dengan clinical pathway. Standar penilaian yang digunakan adalah standar nasional yaitu KARS. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelengkapan pengisian clinical pathway 25%, tidak ditemukan variasi pada pemeriksaan laboratorium, asuhan nutrisi dan asuhan keperawatan, namun pada tata lakasana diare akut masih ditemukan variasi pada obat tambahan sebesar 41%, dan lama hari rawat sudah sesuai yaitu 3,3 hari. Beberapa hal yang perlu rumah sakit lakukan adalah mengembangkan kebijakan terkait clinical pathway, memperbaiki formulir clinical pathway dan sistem sosialisasi, membuat petunjuk teknis clinical pathway, sistem monitoring dan evaluasi, serta menurukan standar lama hari rawat dan diskusi terkait variasi terapi. Kata kunci: Clinical Pathway, diare akut, audit This study aims to determine the implementation of clinical pathway of acute diarrhea with the audit process. This type of research is quantitative and qualitative by using operational research concept with document review method, data analysis and in-depth interview. The result of the research shows that the audit topic is the implementation of clinical pathway of acute diarrhea with the aim to assessing completeness of clinical pathway, compliance of primary responsible physician, primary responsible nurse, nutrition and pharmacy and assessing the length of stay with clinical pathway. Assessment standard used is the national standard that is KARS. The result of measurement showed that completeness of filling clinical pathway 25%, no variation on laboratory examination, nutrition and nursing care, but still found variation on additional drug 41%, and length of stay was 3.3 day. Some things that hospital need to do is developed policies related to clinical pathway, improve clinical pathway forms and socialization systems, make clinical pathway technical guidance, monitoring and evaluation systems, and reduce standards length of stay and discussion of variations in therapy. Keywords: Clinical pathway, acute diarrhea, audit
Read More
S-9434
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive