Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25449 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ingguan Novantri; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Adang Bachtiar, Vetty Yulianty Permanasari, Djoni Darmajaya, Hermina M Basrie
Abstrak: Metode lean pada akhir ini telah banyak dikembangkan untuk efisiensi kerja. Langkah awal dalam mengimplementasikan lean adalah meningkatkan produktivitas semua sumberdaya yang ada. Rekam medis adalah salah satu sarana pendukung untuk pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit, pemborosan yang paling umum di pelayanan rekam medis berhubungan dengan dokumen dan pengolahan data. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean lama waktu tunggu pada pelayanan rekam medis rawat jalan di RSUD dr. HM Rabain Muara Enim tahun 2016. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah observasional action process research, menggunakan pedoman metode lean untuk melihat dan memotret kondisi alur proses pelayanan pasien rekam medis rawat jalan. Hasil penelitian setelah melakukan analisis projected future state dengan usulan alur pelayanan kedepan disertai simulasi metode lean yaitu 5S, Kanban inventory, visual management, dan takt time maka diperoleh cycle time diperpendek 16.4% dan eliminasi waste sebesar 98%. Saran untuk senantiasa menerapkan metode lean di unit kerja masing-masing dengan semangat Kaizen (continuous improvement) dan Heijunka (pemerataan beban kerja). Kata kunci: Metode lean, Rekam Medis, Current State, Future State, Value added, Non value added
Read More
B-1826
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Henri Azis; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Helen Andriani, Alfurqon, Ifan M. Fahriansyah
Abstrak:
Latar Belakang : Pandemi COVID-19 telah berdampak langsung terhadap pelayanan rumah sakit, terutama rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan COVID-19. Banyak rumah Sakit mengalami masalah keuangan. Hal ini disebabkan penurunan angka kunjungan pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap ke rumah sakit. Di samping itu pengeluaran rumah sakit justru semakin meningkat karena besarnya biaya operasional untuk penanganan pasien COVID-19. Pembiayaan pasien yang dirawat dengan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) tertentu termasuk infeksi COVID-19 dapat diklaim ke Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pelayanan Kesehatan. Beban rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 semakin tinggi ketika dalam pelaksanaannya banyak didapatkan kendala pada saat pengajuan klaim tersebut. Klaim dispute merupakan klaim yang setelah dilakukan verifikasi oleh BPJS Kesehatan terdapat ketidaksesuaian antara RS dan BPJS Kesehatan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara mendalam atau observasi. Penelitian ini dilakukan di RSUD HM Rabain pada bulan Juli ? September 2022. Informan merupakan pejabat struktural dan fungsional yang terlibat langsung dalam proses penyelesaian dispute klaim pasien covid 19 di RSUD HM Rabain. Hasil : terdapat 127 klaim dispute pasien COVID-19, sebanyak 124 klaim (97,64%) berhasil dibayarkan, sedangkan sebanyak 3 klaim (2,36%) tidak berhasil dibayarkan. Faktor input yang berpengaruh dalam terjadinya klaim dispute COVID-19 adalah jumlah petugas yang kurang, tempat kerja yang belum optimal, belum ada insentif untuk petugas klaim, aplikasi yang terjadi gangguan. Sedangkan faktor proses yang mempengaruhi terjadinya klaim dispute adalah : belum ada perencanaan, SOP maupun kebijakan rumah sakit untuk penyelesaian dispute klaim, pemeriksaan penunjang pasien kritis sering terlewat, belum dilakukan verifikasi berkas, pelaksanaan revisi klaim menunggu tim TPKD dan evaluasi belum dilakukan secara periodik dan kontinu. Kesimpulan : Faktor input, proses dan output berperan dalam terjadinya klaim dispute pasien COVID-19 di RSUD HM Rabain Muara Enim. Penyelesaian klaim dispute di RSUD HM Rabain tahun 2021 telah diselesaikan. Karakteristik klaim pending BPJS mirip seperti klaim dispute COVID-19 sehingga rekomendasi penelitian ini dapat dipakai untuk mengurangi klaim pending BPJS. Upaya yang dapat dilakukan Rumah Sakit antara lain membuat kebijakan dan SOP pengajuan Klaim COVID-19, menambah jumlah koder, meningkatkan kompetensi verifikator, melengkapi dan meperbaiki saran, prasana dan sistem infromasi Rumah Sakit.

Background: COVID-19 pandemic has given a direct impact on hospital health services, mainly on those who administered COVID-19 services. Financial problem has been an issue to a lot of hospitals. This is due to lower rate of patient visit, both outpatients and inpatients visit. Furthermore, the hospital outcome keeps increasing since operational cost for COVID-19 patient is awfully expensive. Financing of inpatients with certain Emerging Infection Diseases (EIDs) including COVID-19 infection can be claimed by Health Ministry via director of health services. However, in execution, there are many difficulties in proposing those claims which give a burden build up for hospitals who administered COVID-19 services. Dispute claim is a claim which has discrepancy between the hospital and BPJS Kesehatan after the claim has been verified by BPJS Kesehatan. Method: This research is qualitative research with case study approach by collecting data from deep interview or observation. The current research was implemented in RSUD HM Rabain during July ? September 2022. Informant is a structural and functional placeman who got involved directly in the process of resolving COVID-19 patients? dispute claim in RSUD HM Rabain. Results: There are 127 dispute claims submitted from total of 590 COVID-19 paitents? claims. As much as 124 claims (97,64%) were paid successfully, while the rest of 3 claims (2,36%) were failed. Input factors of COVID-19 dispute claims are lack of employee, inadequate working place, there is no incentive for claim officers, and application technical difficulties. Moreover, process factors which affect dispute claims are lack of planning, SOP, and hospital policy on settling dispute claims, missed of supporting examination on critical patients, unverified documents, await of TKPD (Tim Penyelesaian Klaim Dispute) officer for claim revision, and lack of periodical and continuous evaluation. Conclusion: Input, process, and output factors have a great impact on COVID-19 patients dispute claims in RSUD HM Rabain Muara Enim. Refinement of those variables is needed to fluent the claims and dispute claims resolution process. Considering the similar characteristics between BPJS pending claim and COVID-19 dispute claim, the current research recommendation can be also used to reduce incidents of BPJS pending claim.
Read More
B-2306
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melanie Husna; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari, Balkis Rahmah, John S.T. Marbun
Abstrak: Waktu tunggu yang lama pada pelayanan rawat jalan akan mengurangi kepuasan pelanggan. Dari sisi karyawan, tidak mengetahui beban kerja sebenarnya menyebabkan karyawan mudah mengeluh dan meminta untuk diadakan tambahan karyawan yang sebenarnya bisa jadi tidak perlu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti melakukan observasi alur proses pelayanan rawat jalan dan waktu yang digunakan pasien untuk melakukan proses pengobatan di poliklinik paru RSUD Pasar Minggu dan melakukan analisis beban kerja dan penghitungan kebutuhan SDM dokter spesialis paru. Dari hasil observasi dilakukan analisis waste dan pemetaan Value Stream Map rawat jalan.

Hasil penelitian pada Curent State Map menunjukkan 90% waktu pelayanan rawat jalan poliklinik paru merupakan kegiatan yang tidak bernilai tambah (waste) dan hanya 10 % yang merupakan kegiatan bernilai tambah (value added). Usulan perbaikan dengan metode lean dituangkan dalam Future State Map dan diproyeksi dapat menurunkan kegiatan non value added menjadi 69,2% dan meningkatkan kegiatan value added menjadi 30,7%. Menurunkan waktu tunggu dari awalnya 279 menit menjadi 72 menit

Kata Kunci: Lean Hospital; Lean Thinking; Poliklinik Paru; Rawat Jalan; Waktu Tunggu.

Long waiting time on outpatient services will reduce customer satisfaction. From the employee side, not knowing the actual workload causes the employees to easily complain and ask to be held additional employees who may actually be unnecessary. In this study, the researcher observed the outpatient service process flow process and the time used by the patient to perform the treatment process at the Lung Polyclinic of RSUD Pasar Minggu and analyzed the work load and the calculation of the HR requirement of lung specialist doctor. From the results of observations conducted waste analysis and mapping Outstanding Output Value Stream Map.

The results of the research on the Curent State Map shows 90% of the outpatient service time of pulmonary polyclinic is an activity that is not value added (waste) and only 8% is a value added activity. Proposed improvement by lean method, set forth in the Future State Map is projected to reduce non value added activities to 69.2% and increase value added activities to 30.7% and reduce waiting time from 279 minutes to 72 minutes.

Key words: Ambulatory service; Lean Thinking, Lean Hospital; Waiting Time
Read More
B-1931
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisaa Perica Rasyid; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Jaslis Ilyas, Wahyu Sulistiadi, Netry Listriani, Khafifah Any
Abstrak: Waktu tunggu yang lama pada pelayanan resep obat akan mengurangi kepuasan pelanggan dan menyebabkan pelayanan tidak efisien. Lean merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk menangani ketidakefisienan dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean dalam mengurangi waktu tunggu pelayanan resep obat pada instalasi farmasi rawat jalan RSUD Pasar Minggu tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (analitik observasional) untuk melihat alur pelayanan resep obat dan mengidentifikasi pemborosan pelayanan resep obat. Dan didukung oleh penelitian kuantitatif (analisis deskriptif) untuk memperoleh data perhitungan waktu setiap tahapan proses pelayanan resep obat.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan selama 89.6 menit (88.17% kegiatan menunggu) dan 124.70 menit (82.10% kegiatan menunggu) pada pelayanan resep obat racikan.

Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat 8 jenis pemborosan (DOWNTIME) pada pelayanan resep obat. Usulan perbaikan dengan metode lean diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu menjadi 66.67% pada pelayanan resep obat non racikan dan 56.67% pada pelayanan resep obat racikan.

Kata kunci : farmasi; metode lean; pemborosan; waktu tunggu

Long waiting times on prescription services will reduce patient satisfaction and lead to inefficient services. Lean is one of the methodologies that can be used to deal with inefficiencies in health services. This study aims to analyze the application of lean method in reducing waiting time of outpatient prescription services at Pasar Minggu public hospital in 2017.

This study used qualitative research methods (observational analytics) to examine the flow and identify waste of prescription drug services. And also supported by quantitative research (descriptive analysis) to get the exact calculation of every step of prescription drug services.

Based on the result of the research, it is known that the average waiting time of medicine prescription services is 89.6 minutes (88.17% waiting activity) and 124.70 minutes (82.10% waiting activity) of personalized medicine prescription services.

The study identified that there were 8 types of waste (DOWNTIME) in prescription services. The future improvement by lean method is expected to reduce waiting time to 66.67% on medicine prescription services and 56.67% on personalized medicine prescription services.

Keywords : pharmacy; lean methode; waste; waiting times
Read More
B-1897
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tita Maulita Sawitri; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Adik Wibowo, Tintin Martini, Mohammad Rifki
Abstrak: Waktu tunggu merupakan salah satu indikator dari pelayanan kesehatan. Peningkatan waktu tunggu di IGD berdampak pada hari perawatan yang lebih lama, meningkatnya mortalitas dan berkurangnya kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu tunggu pelayanan di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dengan metode lean untuk mengetahui pemborosan (waste) di setiap tahap pelayanan. Metode penelitian ini merupakan operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data primer yang diambil melalui observasi langsung dengan teknik time motion study dan wawancara mendalam. Waktu tunggu di IGD RSU Kabupaten Tangerang adalah 852,92 menit untuk pasien yang dirawat inap dan 564,24 menit untuk pasien yang dirawat jalan. Lamanya waktu pada setiap pelayanan adalah sebagai berikut : waktu pelayanan triase 11, 83 menit, waktu tunggu pemeriksaan dokter IGD 32,25 menit, waktu pemberian obat dan tindakan adalah 22,33 menit, waktu tunggu pemeriksaan laboratorium 106,07 menit, waktu tunggu pemeriksaan radiologi 140,15 menit, waktu tunggu konsultasi dokter spesialis 146,54 menit, waktu tunggu pendaftaran rawat inap 164,8 menit, waktu tunggu masuk rawat inap 58,5 menit, waktu administrasi pasien pulang 89,6 menit. Aktivitas non valued added terbesar adalah pada waktu menunggu konsultasi dokter spesialis. Ditemukan 2 jenis waste yaitu menunggu (93,3%) dan motion (6,7%). Setelah melakukan analisis dengan metode 5 why didapatkan akar masalah adalah pada jumlah tenaga perawat, belum maksimalnya petugas menjalankan tupoksi, aplikasi sistem informasi rumah sakit yang kurang user friendly, tidak standby-nya dokter spesialis serta SPO konsultasi yang belum optimal dijalankan, kurangnya pengalaman klinis dokter IGD, serta ketidaksediaan ruangan rawat. Kesimpulan penelitian ini bahwa waktu tunggu pelayanan pasien di IGD RSU Kabupaten Tangerang melebihi waktu standar (4 jam). Pendekatan dengan lean tepat dilakukan untuk mencari waste dalam aktivitas pelayanan kesehatan agar dapat diperoleh upaya pemecahan masalah untuk memperbaiki waktu tunggu pelayanan di IGD RSU Kabupaten Tangerang.
Waiting time is one indicator of health services. The increase in waiting time in the Emergency Department (ED) has an impact on longer treatment days, increased mortality and reduced patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the length of stay for services at the emergency department of the Tangerang General Hospital using lean method to determine waste at each stage of activity. This research method is operational research with qualitative and quantitative approaches, primary data sources taken from direct observation using time motion study techniques and in-depth interviews. The waiting time at the ER at the Tangerang Regency General Hospital is 852.92 minutes for inpatients and 564.24 minutes for outpatients. The length of time for each service is as follows: triage is 11.83 minutes, waiting time for an emergency room doctor examination is 32.25 minutes, drug administration time and action is 22.33 minutes, waiting time for laboratory examination is 106.07 minutes, waiting time for examination radiology 140.15 minutes, waiting time for specialist doctor consultation 146.54 minutes, waiting time for inpatient registration 164.8 minutes, waiting time for inpatient admission 58.5 minutes, patient administration time going home 89.6 minutes. The largest nonvalued added activity is waiting for specialist consultations. Found 2 types of waste, namely waiting (93.3%) and motion (6.7%). After conducting an analysis using the 5 why method, the root of the problem was found in the number of nurses, not yet maximally carrying out tupoksi, hospital information system applications that are less user friendly, specialist doctors are not standby and consultation SOPs are not optimally run, lack of clinical experience of doctors ER, as well as the unavailability of the ward. The conclusion, t the waiting time in the ER at the Tangerang General Hospital exceeds the standard time (4 hours). The lean approach is appropriate to look for waste in health service activities so that problem solving efforts can be obtained to improve service waiting times in the IGD RSU Tangerang Gneral Hospital
Read More
B-2216
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Fahriza; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Helen Andriani, Masyitoh, Asviandri, Mayang Sari Ayu
Abstrak: Lamanya waktu tunggu menjadi salah satu indikator bagi suatu rumah sakit dalam menjaga mutu layanannya, menunggu yang terlalu lama akan memunculkan penilaian negatif dari pasien terkait kualitas pelayanan. Kunjungan rawat jalan pasien di RSUD Sungai Dareh terus meningkat, pada tahun 2020 poliklinik rawat jalan melayani 72,22 % dari total kunjungan ke RSUD Sungai Dareh, sehingga kepuasan pasien rawat jalan bisa menjadi cerminan pelayanan RSUD Sungai Dareh. Menurut laporan dari komite mutu tahun 2019 waktu tunggu pelayanan rawat jalan masih melebihi target yaitu 72,11 menit yang seharusnya menurut Peraturan Bupati Dharmasraya Nomor Tahun 2014 tentang SPM RSUD Sungai Dareh ≤ 60 menit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan lama waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya dengan metode lean kaizen. Metode penelitian ini merupakan operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data primer yang diambil melalui observasi langsung dengan Teknik time motion study dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini ditemukan 2 jenis waste yaitu 79,49% waste waiting, 20,51% waste overprocessing, setelah dilakukan penerapan metode lean kaizen dengan pendekatan PDCA, terjadi penurunan terjadi penurunan lead time dari 98,38 menit menjadi 74,42 menit dengan penurunan TNVAT dari 86,27 menit menjadi 63,50 menit. Kesimpulan penelitian ini bahwasanya pendekatan PDCA pada lean kaizen tepat dilakukan pada kondisi dimana waste terbanyak berkaitan dengan perilaku manusia. Adapun hasil penelitian ini belumlah maksimal karena metode lean kaizen ini harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan, sehingga saran peneliti adalah agar dapat menjadikan prioritas dilakukan pengawasan yang berkelanjutan
The length of waiting time is one of the indicators for a hospital in maintaining the quality of its services, waiting too long will lead to negative assessments from patients regarding the quality of service. Outpatient visits of patients at Sungai Dareh Hospital continue to increase, in 2020 the outpatient polyclinic serves 72.22% of the total visits to Sungai Dareh Hospital so that outpatient satisfaction can be a reflection of the services of Sungai Dareh Hospital. According to a report from the quality committee in 2019, the waiting time for outpatient services still exceeded the target of 72.11 minutes which should have been according to the Dharmasraya Regent's Regulation Number 2014 concerning the SPM of Sungai Dareh Hospital 60 minutes. The purpose of this study was to reduce the patient's waiting time to get outpatient services at Sungai Dareh Hospital, Dharmasraya Regency with the lean kaizen method. This research method is operational research with qualitative and quantitative approaches with primary data sources taken through direct observation with time-motion study techniques and in-depth interviews. The results of this study found 2 types of waste, namely 79.49% waiting for waste, 20.51% overprocessing waste after applying the lean kaizen method with the PDCA approach, there was a decrease in lead time from 98.38 minutes to 74.42 minutes with a decrease in TNVAT from 86.27 minutes to 63.50 minutes. This study concludes that the PDCA approach to lean kaizen is appropriate for conditions where the most waste is related to human behavior. The results of this study have not been maximized because the lean kaizen method must be carried out continuously and continuously so the researcher's advice is to make continuous monitoring a priority.
Read More
B-2215
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadiya Nabila; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Pujiyanto, Purnawan Junadi, Endah Kartika, Supriyantoro
Abstrak:

Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh waktu tunggu pasien, yang merupakan indikator penting dari kepuasan pasien. Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 menetapkan waktu tunggu maksimal 60 menit untuk pelayanan rawat jalan. RSUD Pasar Minggu telah menerapkan reservasi online untuk mengurangi waktu tunggu, namun waktu tunggu di klinik rehabilitasi medik masih tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Lean untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dalam proses pelayanan. Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain action-research dengan pendekatan kualitatif, 24 pasien BPJS klinik rehabilitasi medik yang mendaftar melalui online akan dijadikan sampel sebagai data observasi waktu tunggu dengan metode time-motion Hasil : Hasil penelitian dengan pendekatan Lean berhasil mengidentifikasi waste waiting pada tahap pelayanan dokter sebagai waste tertinggi, akar masalah yang ditemukan pada waktu tunggu pelayanan dokter yang lama teridentifikasi metode fishbone analysis mencakup kurangnya SDM, tata letak ruangan, serta belum adanya SPO pada pelayanan pasien pendaftaran online. Intervensi dilakukan mengikuti prinsip Lean yaitu standardized work dan visual management. Berdasarkan perhitungan future state map secara simulatif dapat menurunkan lead time dari 2 jam 28 menit menjadi 1 jam 46 menit dengan penurunan persentase aktivitas non value added (¯28%). Ksesimpulan : kombinasi penerapan prinsip Lean yang dibutuhkan mencakup prinsip heijunka, standardized work, visual management, dan 5S dapat waste (NVA) dari 2 jam menjadi 1 jam 16 menit (¯63%).


The quality of healthcare services is significantly influenced by patient waiting times, which are a crucial indicator of patient satisfaction. The Ministry of Health Regulation No. 129 sets a maximum waiting time of 60 minutes for outpatient services. RSUD Pasar Minggu has implemented online reservations to reduce waiting times; however, waiting times at the medical rehabilitation clinic remain high. Therefore, this study uses a Lean approach to identify and reduce inefficiencies in the service process. Methodology : This study uses an action-research design qualitative approaches, employing probability sampling to select a sample of 24 BPJS patients who registered online at the medical rehabilitation clinic. Results : The Lean approach identified "waiting" waste at the doctor service stage as the highest waste. The root cause analysis using the fishbone method identified long doctor service waiting times caused by the shortage of human resources, inefficient room layout, and the absence of Standard Operating Procedures (SPO) for online registration patients. Interventions were implemented following Lean principles, including standardized work and visual management. A future state map simulation showed that lead time could be reduced from 2 hours 28 minutes to 1 hour 46 minutes, with a 28% reduction in non-value-added activities. Conclusion : The combination of Lean principles needed includes heijunka, standardized work, visual management, and 5S. These principles successfully reduced non-value-added activities from 2 hours to 1 hour 16 minutes, a 63% decrease.

Read More
B-2462
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Wahyuni; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: PAW. Pattinama, Sumiatun, Sri Lestari
B-893
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ietje Susantin; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Mieke Savitri, Retno Wulanjari, Wirda Saleh
Abstrak: Instalasi farmasi merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan dan bersinggungan langsung dengan kesehatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma. Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan kerangka acuan DMAI (Define, Measure, Analyzedan Improve). Observasi mulai dari pasien menyerahkan resep sampai petugas memberikan obat yang dibagi menjadi 4 cycle (penerimaan resep, persiapan obat pemberian etiket dan penyerahan obat), wawancara mendalam, telaah dokumen. Hasil identifikasi value stream mapping dari 4 cycle di dapatkan penerimaan resep membutuhkan waktu 15 menit 13 detik, persiapan obat 5 menit 10 detik untuk obat non racikan dan 30 menit 14 detik untuk obat racikan, penyerahan obat 6 menit 28 detik. Proporsi non-value added untuk obat non racikan adalah 54% dan value added sebesar 46%, sedangkan non-value added untuk obat racikan adalah 39,4% dan value addedsebesar 60,6% dengan total waste selama 20 menit 50 detik. Hasil analisis Five Whys menunjukkan adanya bottleneck di penerimaan resep (15 menit 13 detik) dengan penyebab yaitu stok obat yang tidak sesuai dengan sistem komputer, sehingga bila ada stok yang kosong maka petugas perlu konfirmasi ke dokter dan menunggu kuitansi/bukti pembayaran dari kasir . Upaya penerapan lean six sigmadiharapkan dapat memperbaiki kinerja di instalasi farmasi, selain menghilangkan wastedan memaksimalkan nilai (value added), mengetahui akar masalah, perbaikan kualitas dan peningkatan efisiensi kinerja secara terus menerus
Read More
B-2137
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diniati Putri Yunitasari; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Masyitoh. Dede Setyadi
Abstrak: Pelayanan rawat jalan merupakan garda utama layanan rumah sakit, apabila kesehatan pasien secara maksimal ditangani di pelayanan poliklinik maka tidak diperlukan lagi pelayanan lanjutan seperti rawat inap. Akan tetapi, waktu tunggu yang lama di pelayanan rawat jalan dapat menghambat kelancaran pelayanan dan menjadikan pasien tidak memberikan kepuasan yang tinggi. Metode Lean Hospital yang telah berhasil diterapkan di beberapa rumah sakit nasional maupun internasional diharapkan dapat menghilangkan hambatan dan menambah aktivitas yang bernilai pada proses pelayanan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi alur pelayanan, letak hambatan dan akar penyebab masalahnya. Penelitian dilakukan pada Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam bulan Mei 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data observasi, wawancara dan telaah dokumen. Sampel diambil secara purposif hingga tercapai keadaan jenuh sejumlah 30 pasien. Analisa data menggunakan flowchart dalam mengidentifikasi alur pelayanan, kemudian Value Stream Mapping untuk mengidentifikasi kegiatan bernilai, menemukan waste serta mengidentifikasi hambatan dan The Five Whys untuk menganalisa akar penyebab hambatan. Penelitian ini menerapkan metode Lean Thinking sampai membuat alur dan Model BAS yaitu Baseline, Assess, dan Suggest Solution dari Model BASICS. Hasil penelitian menunjukkan alur pelayanan pasien rawat jalan secara langsung melibatkan 5 unit; 85.91% waktu pelayanan merupakan kegiatan non value added dan hanya 14.08% kegiatan value added. Total Waiting Time 2 jam 4 menit; Total Cycle Time 20 menit; Total Lead Time 2 jam 24 menit 30 detik. Waste yang terjadi adalah waste of waiting (35%), overproduction (29%), defects (22.5%), transportation (7%), overprocessing (6.2%). Hambatan utama terletak pada bagian Farmasi Rawat Jalan. Dari hasil observasi didapatkan hambatan waktu terbesar ada pada bagian farmasi. Dari analisa The Five Whys didapatkan akar penyebab masalah terbanyak ada pada jumlah sumber daya manusia dan penerapan e-prescription yang belum optimal. Usulan perbaikan dengan lean tools pada proses pelayanan rawat jalan diharapkan dapat menurunkan kegiatan non value added menjadi 60.25% dan meningkatkan kegiatan value added menjadi 39.74%.
Kata kunci: waktu tunggu, metode lean hospital, waste, value stream mapping, kegiatan value added, kegiatan non value added.
Read More
S-10014
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive