Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34776 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Noer Triyanto Rusli; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Prsastuti Soewondo, Pujiyanto, Amila Megraini, Purwa Kurnia Sucahya
Abstrak:

ABSTRAK Nama :    Noer Triyanto Rusli Program Studi :    Kajian Administrasi Rumah Sakit Judul :  Analisis Biaya dan Faktor-Faktor Penentu Inefisiensi Layanan Hemodialisis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Rumah Sakit RK Charitas Palembang Tahun 2016 Diberlakukannya JKN di rumah sakit mengubah sistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif (fee for service) menjadi sistem pembayaran prospektif (INA-CBG’s) Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, RS RK Charitas mempunyai peranan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas namun tetap memperhatikan cost effective pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu inefisiensi layanan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RS RK Charitas. Jenis penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis biaya menggunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC) dengan metode “Bottom Up”. Metode ABC untuk mengalokasikan biaya dengan mengidentifikasi pemicu biaya (cost driver) penyebab terjadinya biaya layanan hemodialisis. Beban biaya operasional merupakan beban yang terbesar dalam penyelenggaraan layanan hemodialisis. Analisis faktor-faktor penyebab inefisiensi dilakukan dengan perhitungan Value Stream Mapping (VSM). Komposisi value added (VA) dibanding non value added (NVA) adalah 17.73%:82.27%. Implementasi lean pada layanan hemodialisis dapat mengeliminasi pemborosan. Kata kunci: Analisis biaya, metode ABC, implementasi lean


ABSTRACT Name :   Noer Triyanto Rusli Programme :   Hospital Administration Title :   Analysis of Cost and Determinants of Inefficiency of Hemodialysis Services for Patients with Chronic Renal Failure at RK Charitas Hospital Palembang 2016 Enactment of JKN in hospital changes the payment system from retrospective payment (fee for service) into prospective payment (INA-CBG's). As a healthcare facility, RK Charitas Hospital has a role to provide not only quality but also to consider cost effective of services. This study aimed to analyze costs and identify the determinants of the inefficiency of hemodialysis services in patients with chronic renal failure at RK Charitas Hospital. This is a descriptive analysis research using primary and secondary data. Approach of cost analysis is Activity Based Costing (ABC) with "Bottom Up" method. ABC method is used to allocate costs by identifying cost drivers of hemodialysis services. Operational cost is the biggest expense in the hemodialysis services. Analysis of the inefficiency factors uses the calculation of Value Stream Mapping (VSM). The composition of value added (VA) compared to non-value added (NVA) is 17.73%: 82.27%. Lean implementation on hemodialysis services could eliminate waste. Key words: Cost analysis, ABC method, lean implementation

Read More
B-1855
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Firda Tania; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji; Mardiati Nadjib, Kurnia Sari, Hasri Dinirianti, Alim A Irsal
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Firda Tania Program Studi: Kajian Administrasi Rumah Sakit Judul : Cost and Outcome Analysis Tindakan Hemodialisis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di Rumah Sakit Kelas B dan C Tahun 2016 Latar belakang: GGK merupakan kondisi yang semakin meningkat kejadiannya, menghabiskan banyak biaya dan mengakibatkan hilangnya produktivitas. Sejak 2014, BPJS menanggung sebagian besar biaya hemodialisis (HD) di Indonesia dengan besaran tarif yang berbeda sesuai kelas Rumah Sakit (RS). Pertanyaan penelitian ini ialah apakah tarif BPJS yang dibayarkan lebih tinggi pada kelas RS lebih tinggi menghasilkan hasil yang lebih baik atau malah mencerminkan inefisiensi. Selain itu, perlu diketahui pula apakah terdapat perbedaan biaya yang sebenarnya dikeluarkan RS dengan kelas berbeda untuk menyelenggarakan HD. Metode: Studi evaluasi ekonomi ini dilakukan di dua RS dengan kelas berbeda: kelas B (RS B) dan kelas C (RS C). Responden dipilih dari pasien GGK yang menjalani HD di kedua RS selama Februari-April 2016. Analisis biaya menurut perspektif pasien dengan metode kuantitatif, sedangkan perspektif RS dengan metode kualitatif. Analisis hasil dilakukan penilaian kualitas hidup (instrumen EQ-5D), IDWL dan Hb. Perbedaan rerata nilai hasil diuji dengan Student’s t-test. Hasil: Pada penelitian, total responden sebanyak 100 orang (RS B 76 orang & RS C 24 orang). Menurut perspektif pasien, biaya langsung medis HD selama sebulan di RS B Rp5.215.331 dan di RS C Rp7.781.744. Biaya langsung non medis HD selama sebulan di RS B Rp566.260 dan di RS C Rp334.500. Biaya tidak langsung HD selama sebulan di RS B Rp165.530 dan di RS C Rp45.830. Rerata total biaya HD selama sebulan di RS B Rp6.149.285 dan di RS C Rp8.162.077. Menurut perspektif RS, tidak terdapat perbedaan biaya yang sebenarnya dikeluarkan oleh RS dengan kelas berbeda untuk menyelenggarakan HD. Pada hasil didapatkan bahwa rerata Hb pada RS B (M=10,26) berbeda secara signifikan dengan RS C (M=8,21), t(98)= 8,244, p= 0,000. Rerata IDWL pada RS B (M= 0,0403) tidak berbeda secara signifikan dengan RS C (M= 0,0438), t(98)= -1,326, p= 0, 188. Rerata EQ Indeks pada RS B (M= 0,7178) tidak berbeda secara signifikan dengan RS C (M= 0,7208), t(98)= -0,075 p= 0,94. Rerata EQVAS pada RS B (M= 64,74) tidak berbeda secara signifikan dengan RS C (M= 64,79), t(98)= -0,018 p= 0,986. Kesimpulan: Pada penilaian efektivitas HD tanpa melibatkan tambahan sumber daya, tidak terdapat perbedaan hasil secara signifikan diantara kedua kelas RS. Fakta bahwa pengeluaran yang lebih besar dari BPJS tidak mengakibatkan hasil kesehatan yang lebih baik biasanya diinterpretasikan sebagai bukti adanya inefisiensi. Biaya RS dengan kelas berbeda untuk menyelenggarakan HD pun tidak berbeda karena secara persyaratan sama. Perbedaan biaya medis langsung dari billing RS berkaitan dengan status kepemilikan RS dan perbedaan rerata Hb berkaitan dengan perbedaan akses terhadap koreksi anemia yang ada di kedua RS. Kata Kunci: Cost and Outcome Analysis, Hemodialisis, Kelas RS, Tarif BPJS


ABSTRACT Name : Firda Tania Study Program: Hospital Administration Title : Cost and Outcome Analysis of Hemodialysis on Chronic Kidney Disease (CKD) Patients at Class B and C Hospital in 2016 Background: Chronic kidney disease (CKD) is an increasing condition, which consumes a lot of cost and causes productivity lost. Since 2014, BPJS has covered most of hemodialysis (HD) in Indonesia with different tariff according to hospital’s classification. The research question is whether higher tariff paid to higher hospital class produced better outcome or otherwise reflecting inefficiency. The other question is whether hospital’s real cost to effectuate HD unit was different according to hospital’s class. Methods: This economic evaluation study was conducted in two hospitals with different classification; class B (B Hospital) and class C (C Hospital). Respondents were chosen from CKD patients undergoing hemodialysis in both hospital during Februari to April 2016. Costs from patient’s perspective were analyzed using quantitative method, while hospital’s perspective were analyzed using qualitative method. As outcomes, HRQOL assessed using EQ-5D instrument, mean IDWL & Hb. Differences in outcomes tested using T-test. Results: In this study, total respondents participated were 100 patients; 76 from B hospital and 24 from C hospital. According to patient’s perspective, HD direct medical cost monthly average was IDR 5.215.331 in B hospital and IDR 7.781.744 in C hospital, direct non medical cost monthly average was IDR 566.260 in B hospital and IDR 334.500 in C hospital and indirect cost monthly average was IDR 165.530 in B hospital and IDR 45.830 in C hospital, so total HD cost monthly average was IDR 6.149.285 in B hospital and IDR 8.162.077. According to hospital’s perspective, there were no difference in hospital’s real cost to effectuate HD unit. Outcome results found that mean Hb in B hospital (10,26) were significantly different from mean Hb in C hospital (8,21), t(98)= 8,244, p=0,000. While mean IDWL in B (0,0403) were not significantly different with mean IDWL in C (0,0438), t(98)= -1,326, p=0,188. Mean EQ Indeks score (0,7178) and EQ VAS score (64,74) in B hospital were not significantly different with mean EQ Indeks score (0,7208) and EQ VAS (64,79) in C hospital, t(98)=0,075, p=0,94 and t(98)=-0,018, p=0,986 respectively. Conclusion: This findings showed that in hemodialysis effectivity assessment which did not include the use of additional resources from standard (PMK No. 812/2010), there were no significant difference in outcome in two different class of hospitals. Higher CBGs tariff for higher class of hospital had not produced better health outcome, which usually interpreted as an evidence of inefficiency. Hospital’s real cost to effectuate HD unit were not different since the requirements were the same (PMK 812/2010). Difference in direct medical cost from hospital billing related to hospital’s ownership status and difference of mean Hb related to different access to anemia correction in both hospital. Keywords: Cost & Outcome Analysis, Hemodialysis, Hospital Class, BPJS tariff

Read More
B-1793
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Harsono Santoso; Pembimbing: Megraini Amila; Penguji; Dian Ayubi, Rina Anggorodi, Khafifah Any
Abstrak: Bagian Gawat Darurat merupakan pintu gerbang dan cermirmya suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan cepat, tepat, profesional tanpa mengabaikan keamanan pasien. Dengan kompleksnya permasalahan yang ada maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui gambaran pengelolaan pelayanan serta faktor input dan faktor proses yang mempengaruhi pengelolaan pelayanan di Bagian Gawat Darurat R S RK. Cbaritas Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah yang di!akuk.an di BGD RS RK Cbaritas pada bulan Maret sampai April 2008 melalui wawaneara mendalarn, observasi langsung, dan telaah dokumen. Hasil penelitian dengan mempergunakan problem priority matrix untuk memprioritaskan pemecahan masalah berdasarkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan usaha yang dibutuhkan maka didapatkan lima permasalahan yang menduduki tiga rangking pertama yaitu lamanya waktu penjemputan pasien rawat inap, kualitas dokter jaga dan perawat BGD yang kurang jumlah perawat BGD kurang, pelaksanaan triase belum baik di BGD RS RK Charitas Palembang. Disarankan adanya kordinasi antara direktorat medis dan keperawatan untuk mempercepat proses penjemputan pasien rawat inap, memberikan pendidikan dan pelatihan untuk dokter jaga dan perawat BGD, menambah tenaga perawat BGD mempertegas pelaksanaan triase dan membuka poli insidentil dekat BGD pada saat poli rawat jalan tutup.
The Emergency Department (ED) has already known as the gateway and the reflection of services given by the hospital which is suppose to be fast accurate and qualified without neglecting the pntient's safety. As the problem is more and more complicated regarding to services at the ED, therefore, a study is needed in order to explore how the quality of the service management is, as well as the input and process factors influenced at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang. The research is a qualitative study with the Problem Solving Approach as the strategy of the study. The study is carried out at the ED of RK Charitas Hospital from March to April 2008 with an in-depth interview, direct observation and documents assessment (secondary data exploration), as the method of infonnation eolleetion. The study is using the Problem Priority Matrix in order to find the problem solving prioritizing base on the magnitude of benefit yielded from effort required. There are five problems in the three first order, namely ; time for picking-up inpatient care at the ED still too long, inadequate quality of doctor and nurse at the ED, in adequate amount of nurses, and inadequancy on triase implementation at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang. It was suggested the existence of coordination between medical directorates and nursing to minimize time of patient?s transfer from ED to inpatient care unit, giving education and training for doctor and nurse at ED, adding nurse worker at ED, assuring triase implementation and opening an incidental unit near ED at the time of outpatient unit is closed.
Read More
B-1070
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reni Damayanti; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Suprijanto Rijadi, Syahrul Muhammad, Sumijatun
B-1758
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Valentino Haksajiwo; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Pujiyanto, Puput Oktamianti, W.F.P Kaunang, Lies Nugrohowati
Abstrak: Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit RK Charitas dituntut untuk segerameningkatan kualitas karena masih menghadapi berbagai permasalahan sepertiterjadinya penumpukan pasien, lamanya waktu pelayanan, dan tingginya keluhanpasien. Lean thinking telah berkembang menjadi metode yang banyak digunakan dirumah sakit untuk mengatasi berbagai masalah. Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengevaluasi arus pasien IGD saat ini, (2) untuk mengidentifikasi danmenghilangkan proses yang tidak bernilai, dan (3) mengusulkan future state valuestream map (VSM). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan action research.Pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung keseluruhan aktivitas diIGD untuk memetakan current state VSM, dan mengidentifikasi waste sertamenentukan value added dan non value added activity. Simulasi dilakukan untukmengurangi aktivitas non value added yang dapat dihindari sebagai dasarpengajuan future state VSM.Hasil penelitian ini menemukan 38 aktivitas yang dilakukan oleh pasien di IGD RSRK Charitas, rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien adalah 405 menit dan kegiatanyang paling memakan waktu adalah menunggu transfer ke rawat inap. Setelahwaste dieliminasi, seluruh proses aktivitas di IGD turun dari 38 menjadi 29 aktivitassaja serta terjadi peningkatan value added sebesar 17,97%. Keseluruhan hasiltersebut menjadi dasar untuk menyimpulkan bahwa penerapan lean thinking di IGDRS Charitas telah terbukti mereduksi waste dan meningkatkan value added.Penerapan future state VSM dalam jangka pendek, menengah dan panjang meliputiantara lain aplikasi 5S, membuat sistem informasi emergensi di unit radiologi danmengubah layout triase adalah rekomendasi yang diajukan dari penelitian iniKata kunci: lean, instalasi gawat darurat, rumah sakit.
Read More
B-1955
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amelia Rizki Alrianti; Pembimbing: Yaslis Ilyas; Penguji: Puput Oktamianti, Masyitoh, Dwi Satrio, Mardiana Hayati Solehah
Abstrak:
Hemodialisis adalah terapi pengganti fungsi ginjal yang harus dijalani secara teratur dan jangka panjang, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Berbagai faktor diduga berhubungan dengan kualitas hidup pasien hemodialisis yaitu faktor personal pasien (usia, jenis kelamin, pekerjaan, lama menjalani hemodialisis, tekanan darah, kadang Hb, akses vaskular), dan mutu pelayanan keperawatan. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien hemodialisis dan mutu pelayanan keperawatan unit hemodialisis di RSU "X" Kota Depok tahun 2022. Penelitian ini adalah mix methode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan melalui metode cross sectional dengan pemberian kuisioner kepada 34 responden yang termasuk ke dalam kriteria inklusi, guna menilai kualitas hidup (kuisioner WHOQoL-BREF), mutu pelayanan keperawatan, dan dukungan keluarga responden. Penelitian kualitatif menggunakan wawancara kepada pihak manajemen, perawat pelaksana hemodialisis, pasien hemodialisis, dan keluarga, lalu dilakukan telaah dokumen dan observasi. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden memiliki kualitas hidup baik (61,8%). Hasil statistik menunjukan hanya usia yang merupakan faktor personal yang memiliki hubungan signifikan dengan kualitas hidup. Mutu pelayanan keperawatan menunjukan belum optimal, dan tidak ada hubungan yang siginifikan antara mutu pelayanan keperawatan dengan kualitas hidup responden berdasarkan statistik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas hidup responden sudah baik, namun mutu pelayanan keperawatan unit hemodialisis belum optimal.

Hemodialysis is a replacement therapy for kidney function that must be undertaken regularly and long term, so it can be affect quality of life. Various factors are thought to be related to the hemodialysis patient quality of life, namely patients personal factors (age, gender, occupation, length of time undergoing if hemodialysis, blood pressure, Hb, vascular access), and quality of nursing service. The purpose of this research is to describe the hemodialysis patients quality of life at the "X" Hospital, Depok City in 2022. This study used mix quantitative and qualitative method by administering quitionnares to 34 respondents (WHOQoL-Bref Quitionnares), quality of nursing service, and the respondents family support. Qualitative research used interviews with management, hemodialysis nurses, hemodialysis patients and families, then document review and observation were carried out. The result showed that the majority of respondents had good quality of life (61,8%). The statiscal result show that only age is a personal factor that has significant relationship with quality of life. The quality of nursing service is not optimal, and there is no significant relationship between the quality of nursing service and the reapondent quality of life based on statistics. This study concluded that the respondents quality of life was good, but the quality of nursing service in hemodialysis unit was not optimal.
Read More
B-2301
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Umi Fikria Arif; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Mardiati Nadjib, Dumilah Ayuningtyas, Jusuf Kristianto, Fauzy Masjhur
Abstrak: LATAR BELAKANG: Meskipun dengan penambahan mesin, peningkatan utilisasi dan kunjungan unit hemodialisis Rumah Sakit Baiturrahim Jambi, namun masih banyak masalah terkait fasilitas, dana, pelayanan dan keluhan pasien hemodialisis. TUJUAN: Mengetahui mutu pelayanan unit hemodialisis Rumah Sakit Baiturrahim Jambi dan memperoleh gambaran kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Baiturrahim Jambi Tahun 2019. METODE: Penelitian kualitatif dan kuantitatif deskriptif analitik potong lintang dengan menggambarkan mutu pelayanan unit hemodialisis dari segi struktur, proses dan outcome. Dilakukan dengan wawancara mendalam dengan 8 informan terpilih, observasi dan Focus Group Discussion. Kualitas hidup pasien dari 96 pasien HD dilakukan menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. HASIL: RS Baiturrahim kekurangan 1 orang dokter spesialis penyakit dalam dan 11 perawat terlatih, 2 dari 5 SPO yang diobservasi belum dilaksanakan dengan optimal, (58,3% dan 72,2%), konseling dan monitoring juga belum optimal. Dari 96 pasien HD yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 62 pasien (64.58%), sedangkan pasien yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak 34 pasien (35,41) %. Domain dengan nilai 1 (tidak ada masalah) paling banyak adalah merawat diri (51 pasien, 53%), Sedangkan domain dengan nilai 5 (amat sangat bermasalah) terdapat pada domain kegiatan harian dan rasa cemas (7 pasien, 7%). KESIMPULAN: Mutu Pelayanan unit hemodialisis belum optimal, dan kualitas hidup pasien hemodialisis mayoritas baik.
Read More
B-2138
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Budhy Suwono; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Mardiati Nadjib, Wahyu Sulistiadi, Merianawaty Vinaria, Paramita Puspasari
Abstrak: Perbandingan Layanan Hemodialisis Rawat Jalan Antara Sistem Outsourcing DanSistem KSO Ditinjau Dari Segi Biaya Dan Kebijakan Di rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2013merupakan gambaran layanan hemodialisis rawat jalan di Rumah Sakit Puri Cinere.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keuntungan dan kerugian layananhemodialisis bila dijalankan dengan sistem outsourcing dan bila dijalankan dengan sistem KSO,mengetahui biaya satuan rata-rata hemodialisis rawat jalan dengan sistem outsourcing yangselama ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere, mengetahui biaya satuan rata-rata tindakanhemodialisis rawat jalan dengan sistem KSO yang akan menjadi alternatif pilihan, mengetahuisistem mana yang lebih menguntungkan bagi Rumah Sakit Puri Cinere antara sistem outsourcingdan KSO, mengetahui kebijakan Rumah Sakit Puri Cinere terhadap layanan hemodialisis yangberlangsung saat ini. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan partial economicevaluation. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menghitung biaya satuan yang menjadidasar dalam penetapan tarif tindakan hemodialisis. Pendekatan kualitatif dilakukan melaluiwawancara mendalam untuk memperoleh informasi mengenai dasar pemilihan sistemoutsourcing yang sedang berjalan saat ini dan rencana selanjutnya setelah masa kontrakoutsourcing telah berakhir.Hasil penelitian menunjukkan biaya investasi gedung merupakan biaya yang palingtinggi dalam biaya investasi dan biaya investasi alat non medis merupakan biaya yang palingrendah dalam biaya investasi. Biaya total tindakan hemodialisis dengan sistem Outsourcingtahun 2013 lebih tinggi daripada biaya total tindakan hemodialisis dengan sistem KSO.Biaya satuan aktual tindakan hemodialisis dengan sistem outsourcing lebih rendahdaripada tarif tindakan hemodialisis yang berlaku di RS Puri Cinere. Biaya satuan normatifnyajuga lebih rendah daripada tarif tindakan hemodialisis yang berlaku di RS Puri Cinere. Padatindakan hemodialisis dengan sistem KSO biaya satuan aktual dan biaya satuan normatif lebihrendah daripada tarif yang berlaku di RS Puri Cinere. CRR dengan sistem outsourcing lebihrendah (109,06%) dibanding dengan CRR sistem KSO (121,63%), yang artinya sistem KSOlebih memberikan benefit dibandingkan sistem outsourcing. Kebijakan rumah sakit terhadaplayanan hemodialisis setelah habis masa kontrak dengan pihak outsourcing tergantung negosiasiantara kedua belah pihak, jika diperpanjang maka persentase bagi hasil harus dievaluasi, jikatidak bisa dievaluasi maka kontrak tidak diperpanjang lagi. Dengan demikian KSO dapatmenjadi alternatif pilihan.
Kata Kunci:Perbandingan layanan hemodialisis
Comparison Outpatient Hemodialysis Patient Between Outsourcing System And JoinOperational System Consideration Cost Factor And Hospital Policy At Puri Cinere Hospital In2013 is a description of comparison outpatient at Puri Cinere Hospital.This Study is to compare the advantage and disadvantage hemodialysis service inoutsourcing system and join operational system, to determine outpatient average cost unit inoutsourcing sistem undergo at Puri Cinere Hospital, to determine average outpatient cost unit injoin operational system to become alternative choice, to determine which system give moreadvantage to Puri Cinere Hospital between outsourcing system and join operational system, todetermine hospital policy to undergo hemodialysis service. This study uses a case study withpartial economic evaluation approach. A quantitative approach is done by calculating cost unitthat become the basic of determining of hemodialysis tariff. A qualitative approach is done bydeep interview to gain information about the basic choice undergo outsourcing system and futherplan after the end of the outsourcing period.The result showed that building investment is the highest cost in investment cost, andnon medic investment is the lowest cost in investment cost. Total cost of hemodialysis inoutsourcing system in 2013 is higher than join operational system.The actual cost and the normative cost unit of hemodialysis service with outsourcingsystem is lower than Puri Cinere Hospital hemodialysis service tariff. The same conditionhappen in Join Operational system. Cost Recovery Rate (CRR) in outsourcing system is lower(109.06%) than CRR in Join Operational System (121.63%), The Illustration above shows thatthe Join Operational System give more advantage compare to outsourcing system. Hospitalpolicy to hemodialysis service after the end of the period with outsourcing depends onnegotiation between two sides, and must be evaluated especially in terms of cost sharing. Theresult of this negotiation could become a basic to take a further decision.
Keywords:Comparison of outpatient hemodialysis
Read More
B-1791
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budi Wibowo; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Masyitoh, Oktavia Dwi Handayani, Fify Mulyani
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Budi Wibowo Program Studi :  Kajian Administrasi Rumah Sakit Judul Tesis                  : Analisis Faktor-Faktor Penentu Efektifitas Implementasi Program Rujuk Balik Pasien Diabetes Mellitus Stabil Di Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru Tahun 2017 Peningkatan Prevalensi Penderita Diabetes Mellitus di era Jaminan Kesehatan Nasional, akan meningkatkan beban pembiayaan kesehatan. Implementasi Program Rujuk Balik yang melibatkan banyak instansi menjadi sangat penting dalam memberikan efisiensi bagi pembiayaan maupun pasien. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan program rujuk balik pasien diabetes mellitus stabil di Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru Tahun 2017 melalui teori Van Meter dan Van Horn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan disain studi melalui content analisis dan metode triangulasi dan pendekatan kuantitatif dengan disain studi kasus. Data primer didapat melalui wawancara mendalam, kuesioner, observasi, dan telaah dokumen. Untuk data sekunder dari dokumen dan literatur. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi Program Rujuk Balik di Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru belum berjalan efektif. Peranan kolaborasi antara pembuat dengan pelaksana kebijakan harus semakin baik sehingga implementasi Program Rujuk Balik akan berjalan dengan optimal. Kata Kunci : Program Rujuk Balik, Diabetes Mellitus , Implementasi Kebijakan


ABSTRACT Name : Budi Wibowo Study Program : Hospital Administration Study Theme of Thesis         : Analysis of Determinant Factors of Implementation Effectiveness Re-reference of Stabil Diabetes Mellitus Patients at Johar Baru Hospital in 2017 The effect of increasing prevalence of  Diabetes Mellitus in Universal Health Coverage era will increase the cost of finance. Implementation of Rereference Program involve many institution that make important for giving finance and patient’s service more efficient. Objective of this reseach is to find the effectiveness of Re-reference policy of Stabil Diabetes Mellitus at Johar Baru Hospital  in 2017 according to Van Meter and Van Horn theory. This reseach is using quantitative and qualitative approach with study design by analysis content and triangulation method. Primary data is procured from deepening inteview, quesioner, observation and documents. Secondary data procured from documents and literatures. From result of this reseach showed that Re-reference Program is less optimum at Johar Baru Hospital. Collaboration between the policy maker and the implemeters of Re-reference Program need to be better, so there implementation of Re-reference Program will be optimum. Keywords : Re-reference Program, Diabetes Mellitus , Policy Implementation

Read More
B-1863
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nita Nuryatin; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Pujiyanto, Alim A. Irsal,
Abstrak: Sejak tahun 2011, pemerintah telah menjamin layanan pengobatan bagi penderitathalassemia. Pengobatan suportif yang didukung oleh BPJS berupa transfusi darahdan obat khusus (kelasi besi) namun rumah sakit belum memiliki informasi akuratmengenai biaya riil. Penelitian yang dilakukan di RS Anna Medika Bekasi inimenggunakan metode ABC (Activity Based Costing) di mana aktivitas diperolehdari sampel 20 pasien thalassemia dewasa dengan rawat inap serta 20 pasienthalassemia anak-anak dengan rawat inap. Hasil studi menunjukkan bahwa biayasatuan pelayanan pasien thalassemia dewasa dengan rawat inap adalah Rp.8.559.433 dan Rp. 6.411.485 pasien thalassemia anak-anak dengan rawat inap perepisode. Pemicu biaya adalah biaya operasional (61%) dan tingkat pemulihanbiaya (cost recovery rate) adalah 108%.Kata kunci: Biaya, pemulihan biaya (cost recovery rate), thalassemia, ActivityBased Costing (ABC)
Since 2011, the government covered all treatment for thalassemia patients. BPJSprovide a supportive treatment including blood transfusion and chelating ironmedicine, but the hospital donot have accurate informationa on the real cost. Thisresearch done in Anna Medika Hospital was using Activity Based Costingapproach, activity on inpatient care of the patients was captured from sampled of20 adults and 20 children patients treated at the hospital. The study revealed thatunit cost per episode was Rp. 8.559.433 for adult thalassemia patient and Rp.6.411.485 for the thalassemia children patient with inpatient care. Cost driver wasoperational cost (60%). Cost recovery rate was 108%.Keywords: Cost, Cost Recovery Rate, Thalassemia, Activity Based Costing(ABC)
Read More
B-1802
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive