Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32983 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Tjutju Turaeni; Pembimbing: Farida Mutiarawati Tri Agustina, C. Endah Wuryaningsih; Penguji: Ella Nurlela Hadi, Tini Setiawan, Ucu Supriatna
T-2125
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Walidah Mailina Istiqomah; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaninsgih, Ella Nurlaela hadi; Penguji: Hadi Pratomo, Khamim, Linda Siti Rohaeti
Abstrak: Rendahnya pendidikan memberikan dampak hampir 48,1% dari remaja SMP/MTstidak melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi di Jepara dengan demikiandiharapkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang di dapat di sekolah formalSMP/MTs mampu memberikan pengetahuan yang baik sebelum siswa tidakmelanjutkan sekolah dan mengahadapi pergaulan bebas. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di SMP/MTs binaanPuskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Jepara,menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Rapid Assesment Procedure(RAP). Didapatkan hampir semua sekolah belum mempunyai kebijakan yangberkaitan dengan penerapan kesehatan reproduksi, pemberian materi kesehatanreproduksi yang dilakukan oleh guru secara sepintas, fasilitas, materi pengajaranserta informasi tentang kesehatan reproduksi yang sebagian besar diambil dariinternet dan dana yang seadanya serta belum adanya pelatihan yang konsistenterhadap petugas Puskesmas, kerjasama dengan puskesmas belum menghapusanggapan tabu yang masih dimiliki sebagian guru maupun siswa. Hal tersebutmenjadi tantangan tersendiri bagi penerapan pendidikan kesehatan reproduksi disekolah SMP/MTs di Jepara. Kesimpulannya Penerapan Pendidikan KesehatanReproduksi di Sekolah belum berjalan.Kata Kunci: Kesehatan Reproduksi; Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja;Reproduksi Remaja.
The low level of education affects almost 48.1% of junior high school teenagers donot continue higher education in Jepara thus expected knowledge of reproductivehealth that can in formal school of SMP / MTs able to give good knowledge beforestudents do not continue their school. This study aims to determine theimplementation of reproductive health education in SMP / MTs targeted Puskesmaswith Adolescent Friendly Health Services in Jepara, using qualitative method withRapid Assessment Procedure (RAP) approach. It is found that almost all schoolshave no policies related to reproductive health practices, the provision ofreproductive health materials by teachers only in passing, facilities, teachingmaterials as well as information on reproductive health, mostly from the internet,modest funds and lack of consistent training to the Puskesmas staff also thecooperation with the puskesmas has not erased the taboo assumption that someteachers still have. This is a challenge for the implementation of reproductive healtheducation in junior high schools in JeparaKeywords: Reproductive Health; Education of Youth Reproduction Health;Reproductive Youth.
Read More
T-5119
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mulyati Yuriyatini; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti
S-3522
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rita Ismail; Pembimbing: Luknis Sabri, Farida Mutiarawati Tri Agustina; Penguji: Sabarinah B. Prasetyo, Widaninggar, Hasnerita Artono
T-2098
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Atrasina; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Milla Herdayati, Ahmad Syafiq, Ribka Ivana Sebayang, Rahmadewi
Abstrak: Kehamilan remaja merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesejahteraan hidup remaja. Populasi kelompok usia remaja di Indonesia tahun 2017 mencapai 63,36 juta jiwa atau 24,27% dari keseluruhan penduduk. Seperempat bagian tersebut, dapat dipandang menjadi peluang ketika remaja tersebut sehat dan berkualitas. Namun faktanya Age Spesific Death Rate (ASDR) kasus kematian maternal tertinggi adalah pada kelompok remaja endidikan kesehatan reproduksi dinilai dapat menekan terjadinya kehamilan remaja. Sekolah menjadi lembaga yang terpercaya untuk memberikan pendidikan. Selain dari sekolah, pendidikan kesehatan reproduksi juga mudah didapatkan melalui media: buku, majalah, radio, televisi, dan internet. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah terhadap kehamilan remaja usia 15-19 tahun dengan menggunakan analisis data SDKI tahun 2017.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianlisis menggunakan regresi logistik dengan tiga tahap yaitu univariat, bivariate, dan multivariate.
Read More
T-6220
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Laela; Pembimbing: Rina Artining Anggorodi
S-3460
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melia Sari; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Yovsyah, Putu Krisna Saputra
Abstrak:

Tingginya jumlah populasi remaja perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku seksual yang sehat untuk mengurangi masalah yang dihadapi remaja. Banyak dari perilaku seksual remaja yang berujung pada masalah yang kompleks. Tujuan penelitian untuk memahaminya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada siswa SMAN di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Kota Jakarta Timur Tahun 2024. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMAN wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Duren Sawit tahun 2024. Populasi adalah siswa kelas XI. Sampel berjumlah 250 orang. Menggunakan teknik cluster random sampling. Analisa multivariat menggunakan analisis uji multiple cox regression. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner SKRRI (2007) Hasil penelitian menunjukkan 55,2% siswa berperilaku seksual beresiko dan 44,8% siswa tidak berperilaku seksual beresiko. Terdapat korelasi yang bermakna pada variabel niat (p=0,048), memiliki pacar (p=0,000), paparan media pornografi (p=0,020). Berdasarkan hasil dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara niat, memiliki pacar dan paparan media pornografi dengan perilaku seksual beresiko. Tidak ada hubungan antara perilaku seksual beresiko dengan jenis kelamin, ketaatan beragama, keaktifan di sekolah, pengetahuan, sikap, paparan media pornografi, peran guru, peran masyarakat, peran keluarga dan pengaruh teman sebaya. Kata kunci : Perilaku seksual beresiko, remaja, kesehatan reproduksi.


His height amount population teenager need balanced with enhancement knowledge, attitudes, and behavior healthy sex For reduce problems encountered teenager. Lots from behavior sexual ending teenager on complex problem. Objective study For understand it related factors with behavior sexual risky on high school students in the region Work Public health center Duren Sawit District, East Jakarta City Year 2024. Research use cross-sectional design . Study This carried out at regional high schools Work Public health center Duren Sawit District in 2024. Population is student class XI. Sample totaling 250 people. Use cluster random sampling technique. Analysis Multivariate use analysis multiple cox regression test. Data is collected with use SKRRI questionnaire (2007) Results study shows 55.2 % of students behave sexual at risk and 44.8% of students No behave sexual risky. There is meaningful correlation on variable intention (p=0.048), have girl/boyfriend (p=0.000), exposure to pornographic media (p=0.020). Based on results can concluded There is meaningful relationship between intention, have boyfriend and exposure to pornographic media with behavior sexual risky. No There is connection between behavior sexual risky with type sex, obedience religion, activeness at school, knowledge, attitudes, exposure to pornographic media, role of teachers, role society, role family and influence friend peer . Keywords : Behavior sexual at risk, youth, health reproduction.

Read More
T-6947
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurwinda Riani; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Intan Dewi
S-5909
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Henny Herawati; Pembimbing: Kemal N. Siregar; Penguji: Tri Yunis Miko, Nur Asni Djaali
S-5928
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endi Rohendi; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Mardiati Nadjib, Bayu Teja Muliawan
Abstrak: ABSTRAK
 
 
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bertujuan untuk membantu meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Tahun 2010, Kabupaten Bandung Barat mendapatkan alokasi untuk BOK sebesar Rp. 1.132.000.000,- yang terdistribusi di 31 Puskesmas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui nilai realisasi penyerapan BOK untuk pelayanan kesehatan reproduksi di 31 Puskesmas Kabupaten Bandung Barat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah jenis Puskesmas, ketenagaan, manajemen internal Puskesmas, sumber dana dan kebijakan daerah mengenai peningkatan kapasitas Puskesmas. Hasil penelitian menunjukan realisasi yang dicapai tahun 2010 sebesar Rp. 903.859.550,- atau sekitar 80% dari Pagu BOK tahun 2010, sedangkan besaran alokasi untuk pelayanan kesehatan reproduksi sebesar Rp. 246.789.000 atau 22% dari pagu BOK. Dari alokasi tersebut paling banyak dipergunakan untuk peningkatan pelayanan kesehatan Ibu dan anak dan pelayanan KB. Hal ini sesuai dengan upaya untuk mencapai target MDGs terkait dengan sasaran 4 dan 5 untuk penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Hasil studi kualitatif di 3 Puskesmas menunjukan BOK sangat bermanfaat dalam peningkatan pelayanan di Puskesmas termasuk cakupan pelayanan kesehatan reproduksi. Kegiatan yang paling banyak di lakukan oleh Puskesmas adalah pelayanan di Posyandu dengan komponen perjalanan paling banyak. Agar realisasi BOK mencapai 100% maka ketepatan diterima anggaran awal tahun merupakan hal penting selain pendampingan dari pihak Dinas Kesehatan dalam Penyusunan POA. Selain itu program untuk pengembangan Puskesmas dan dukungan anggaran dari APBD agar tetap tersedia sehingga derajat kesehatan di Kabupeten Bandung Barat dapat meningkat dan mampu terwujudnya Indonesia Sehat, Mandiri dan Berkeadilan.
 

 
ABSTRACT
 
 
Health Operational Assistance (BOK) aims to assist improve the performance of Public Health Center and their networks in organizing health services in promotive and preventive. In 2010, West Bandung District get allocation funds for the BOK which is Rp. 1.132.000.000 that distributed at 31 public health centers. This research used a quantitative and qualitative approaches to determine the realizable value of the absorption of Health Operational Assistance for reproductive health services in 31 Public Health Center located in West Bandung District. Independent variables are the type of public health centers, resources, internal management of public health center, financial resources, and regional policies on the improvement of Public Health Center capacity. The results of these studies show the realization that achieved in 2010 was Rp. 903,859,550 or about 80% from the BOK Ceilings 2010, while the amount allocated for the reproductive health services was Rp. 246 789 000 or 22% from the BOK Ceilings. The allocation most widely used for the improvement of maternal and child health services and family planning services. This is consistent with effort to achieve the the MDGs (numbers 4 and 5) realted with the target of reducingmaternal and child mortality. The results of the qualitative study in 3 health centers showed that Health Operational Assistance is very helpful in improving services in Public Health Center, including coverage of reproductive health services is increasing. The activities that most widely performed by public health center is a component of Posyandu services in the most widely trip. In order to realization of Operational Assistance Health up to 100% then the accuracy of revenue budget in beginning years are essential besides the assistance from Health Office in the preparation of Plan Of Action (POA). Program to development of public health centers and support from the regional budget in order to remain provided so that the degree of health in West Bandung District can be improved and capable of realization of Healthy Indonesia, Independent and Equitable.
Read More
S-6653
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive