Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34098 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Candraditya Dwaya Putra; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Muthia Ashifa, Sudi Astono
Abstrak: tenaga kerja merupakan aset yang berharga bagi kegiatan ekonomi, oleh karena itu kesehatan dan keselamatan manusia saat bekerja harus di lindungi. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak para pekerja dan merupakan hak asasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecelakaan kerja menggunakan analisis spasial di perusahaan tambang PT X dengan bantuan analisis statistik spasial yaitu Getis-Ord (Gi*). Getis (Gi*) merupakan salah satu metode statistik spasial untuk menentukan hotspot pada suatu area berdasarkan pengelompokkan spasial dari data insiden. Hasil penelitian menunjukkan insiden paling sering terjadi di jalan hauling yang paling sering disebabkan oleh buruknya maintenance dengan nilai z score 3,21 dan operator tidak mentaati peraturan yang telah ditetapkan dengan nilas z score 3,022. Kata Kunci : Analisis Spasial, Hotspot, analisis statistik spasial Labor is a valuable asset for economic activity, therefore human health and safety work must protected. Occupational safety and health is the right of workers and is a basic human right. This study aims to examine occupational accidents using spatial analysis in PT. X mining companies with spatial statistical analysis of Getis-Ord (Gi*). Getis (Gi*) is one of the spatial statistical methods for determining hotspot in an area based on spatial grouping of incident data. The results showed that incidents were most frequent on hauling roads most often caused by poor maintenance with z score of 3.21 and the operator did not comply with the established rules with z score of 3.02 Kata Kunci : Spatial Analysis, Hotspot, spatial statistical analysis
Read More
T-4923
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Hendra, Doni HIkmat Ramdhan, Ishak Nawawi
Abstrak:

ABSTRAK “Pelayaran merupakan industri berskala internasional dari semua industri besar dunia dan salah satu yang paling berbahaya”. Banyak bahaya yang dihadapi oleh mereka yang bekerja di kapal. Ini disebabkan oleh operasi-operasi tertentu yang dilakukan dan bekerja diatas papan platform bergerak. Bahkan setelah diberlakukannya standar international safety management (ISM) dan prosedur untuk mengelola risiko, kecelakaan kerja diatas kapal tetap terjadi. Jumlah kecelakaan kerja pada kegiatan pelayaran SPO Ltd tahun 2007 – 2011 adalah 438 kasus kecelakaan kerja. Lost time injury frequency rate (LTIF) untuk kegiatan pelayaran kapal SPO Ltd, tahun 2007 LTIFR nya adalah 0.71, tahun 2008 LTIFR nya adalah 2.01, tahun 2009 LTIFR nya adalah 1,08, tahun 2010 LTIFR nya adalah 0,79 dan tahun 2011 LTIFR nya adalah 0,63. Penyebab kecelakaan kerja paling banyak diakibatkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act) yaitu 314 (71,7%) kasus dari total kecelakaan kerja. Unsafe act di SPO Ltd terjadi akibat sifat alami manusia, pekerja cendrung keletihan, terlalu percaya diri dan tidak mengikuti prosedur kerja. Kecelakaan kerja akibat jatuh, tersandung di kapal SPO Ltd, terjadi akibat buruknya housekeeping, lantai yang basah atau licin, buruknya pencahayaan, permukaan lantai yang tidak rata. Lokasi kecelakaan di kegiatan pelayaran kapal offshore tertinggi terjadi pada geladak (deck) kapal yaitu sebanyak 198 (45,2%) kasus dari total kasus. Di bagian dek permukaannya mungkin licin dan berminyak akibat pengecatan, pekerjaan pemeliharaan kapal dan lainnya sering dilakukan di atas deck. Bahaya di kegiatan pelayaran kapal offshore tertinggi adalah bahaya mekanik, yaitu sebanyak 310 (70,8%) kasus dari total  kasus. Tingginya angka kecelakaan bahaya mekanik karena dalam kegiatan pelayaran kapal offshore, lebih banyak kegiatan yang memiliki bahaya mekanik seperti pengangkatan, towing / penarikan, cutting tools / alat pemotong, menggulung tali tambat kapal (perputaran mesin). Manajemen SPO Ltd agar lebih memperhatikan keadaan dan kondisi pekerjanya, karena beban kerja yang tinggi saat melakukan kegiatan pelayaran kapal offshore dapat memicu stress dan keletihan. Pelatihan berkala kepada pekerja terutama pelatihan terkait penggunaan alat kerja, bahaya di lingkungan kerja, karena kecelakaan kerja sering terjadi diakibatkan kurangnya pengetahuan pekerja dalam mengoperasikan alat kerja. Budaya bekerja aman sebaiknya disosialisasi dan diterapkan agar mencegah pekerja lalai atau tidak mengetahui bahaya dalam bekerja dan memahami cara bekerja yang aman.


 ABSTRACT “Shipping is an international industry of all the world's largest industries and one of the most dangerous”. Many dangers faced by those working on ships. This is caused by certain operations are carried out and work on board moving platforms. Even after the enactment of international standards of safety management (ISM) and procedures to manage risks, accidents still occur on board. The number of occupational accidents in the shipping activities of SPO Ltd. 2007 - 2011 was 438 cases of occupational injuries. Lost time injury frequency rate (LTIF) for cruise ship activities SPO Ltd., in 2007 its LTIFR was 0.71, in 2008 its LTIFR was 2.01, in 2009 its LTIFR was 1.08, in 2010 its LTIFR was 0.79 and in 2011 its LTIFR was 0.63. The cause of most accidents caused by the unsafe act, i.e. 314 (71.7%) of the total accident cases. Unsafe act in SPO Ltd. occur due to human nature, the worker tends to fatigue, over-confident and do not follow the working procedures. Accidents caused by falling, tripping on the ship SPO Ltd., occur due to poor housekeeping, wet or slippery floors, poor lighting, uneven floor surfaces. Location of cruise ship accidents in the offshore activity is highest on the deck (deck) as many as 198 vessels (45.2%) cases of the total cases. On the deck surface may be slippery and oily due to painting, and other ship maintenance work is often done on the deck. Hazards in the activities of cruise ships are the tallest offshore mechanical hazards, as many as 310 (70.8%) cases of the total cases. The high number of accidents due to mechanical hazards in the offshore activities of cruise ships, more activities which have hazards such as mechanical removal, towing / withdrawal, cutting tools / cutting tools, boat mooring rope roll (rotation of the engine). SPO Ltd Management to pay more attention to the circumstances and conditions of workers, due to the high workload during the cruise ships offshore activities can trigger stress and fatigue. Periodic training of employees is mainly related to the use of job training, hazards in the workplace, because accidents often occur due to lack of knowledge workers in operating the working tools. Safe work culture should be socialized and implemented in order to prevent workers negligent or not knowing the dangers in their work and understand how to work safely.

Read More
T-3614
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
SM Abdul Aziz Adi; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Hendra, Irsal Budi Darmawan
S-8833
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Danang Kurniawan Anggoro; Pembimbing: Indri Hapsari; Penguji: Dadan Erwandi, Mila Tejamaya, Irma Setiawaty Wulandari, Yuni Kusminti
Abstrak: Industri tambang merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahayatinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutanjumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. Smerupakan kontraktor tambang permukaan yang telah menerapkan SistemManajemen Integrasi, namun hasil observasi menunjukkan banyaknyapelanggaran dan ketidakpedulian terhadap permasalahan keselamatan dankesehatan kerja. Perlu dilakukan kajian persepsi risiko pada pekerja sektortambang permukaan sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi risiko keselamatan dankesehatan kerja menggunakan pendekatan psikometri. Desain penelitian crosssectional, menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan univariat danbivariat. Hasil penelitian menunjukkan gambaran persepsi risiko keselamatan dankesehatan kerja pada kategori seimbang antara persepsi risiko baik dan persepsirisiko buruk. Persepsi risiko baik terdapat pada dimensi kesegeraan dampak,keparahan konsekuensi dan pengendalian risiko. Sedangkan persepsi burukterdapat pada dimensi kesukarelaan terhadap risiko, pemahaman risikoberdasarkan pengalaman, potensi dampak, reaksi yang ditimbulkan, pengetahuanterhadap risiko dan kebaruan risiko. Disarankan bagi PT. S untuk melakukanupaya promotif melalui pelatihan yang terencana, memaksimalkan forumm safetytalk dan toolbox meeeting, meningkatkan pengawasan kerja melalui inspeksi,pembuatan rencana kerja yang sistematis dan terperinci serta menerapkan sistemhadiah dan hukuman.
Kata kunci : Persepsi Risiko, Psikometri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Read More
T-4552
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zuniawan; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Zulkifli Djunaidi, Deni Andrias, Wayne Satria
Abstrak: Kebakaran tangki pengumpul minyak merupakan sebuah kecelakaan yang berdampak besar dan menyebabkan kematian. Perusahaan Z mempunyai fasilitas tangki pengumpul minyak dengan karakteristik cairan hidrokarbon dan mudah terbakar dalam jumlah yang besar. Penelitian ini merupakan kajian kuantitatif risiko kebakaran pada tangki pengumpul minyak dimana risiko ditentukan dengan frekuensi dan konsekuensi. Frekuensi kejadian dihitung berdasarkan dari hasil event tree analysis dari kebakaran tangki. Kebakaran dan dampak kebakaran terhadap pekerja di ruang kontrol ditentukan dengan menggunakan perangkat lunak ALOHA. Minyak yang mudah terbakar disimpan dalam tangki berjenis fixed cone roof yang terletak 70 meter dari ruang kontrol. Kecelakaan besar yang mungkin terjadi di fasilitas antara lain pool fire dan vapor cloud explosion. Dari hasil pemodelan konsekuensi, kejadian kebakaran berupa pool fire di fasilitas memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap pekerja di ruang kontrol. Kajian risiko yang dikaji adalah risiko individu dan risiko sosial untuk skenario kegagalan yang mungkin terjadi. Hasil analisis risiko individu dan risiko sosial atas dampak kebakaran terhadap personil di fasilitas memiliki risiko yang dapat ditoleransi. Penerapan program pengendalian risiko yang konsisten termasuk manajemen keselamatan proses tetap perlu dilakukan untuk memastikan risiko selalu berada dalam batas toleransi.

Fire accident of crude oil tank is one of major accident event resulting in fatality. A large scale of flammable crude oil tanks is operated by Company Z. This research is a quantitative risk assessment of fire accident on crude oil tank where the risk is defined by measurement of frequency and consequence. Event frequency is calculated based on event tree analysis result of fire accident on tank storage. The fire consequence and its impact to personnel working in control room is measured by using ALOHA software. A flammable crude oil is stored in a fixed cone roof tank located 70 meter from the control room. Major accident events which potentially occur in the facility are pool fire and vapor cloud explosion. Pool fire has significant impact to personnel working in control room based on consequence modelling. Both individual risk and societal risk are assessed based on possible failure scenarios. The risk assessment result of pool fire consequence to personnel within the facility is still within tolerable limit. A consistent implementation of risk control include process safety management should be maintained to ensure risk is always within tolerable risk
Read More
T-5868
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andralisa Febriani; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Daris Hendarko ; Triani Wulandari
Abstrak:
Industri minyak dan gas bumi memiliki risiko tinggi terjadinya kerugian akibat kebakaran. Terdapat beberapa insiden kebakaran dan ledakan pada industri minyak yang melibatkan kebakaran pada tangki yang menampung minyak mentah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat risiko kebakaran dan ledakan pada tangki T-32 pada fasilitas pengumpul minyak mentah Perusahaan A. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan analisis frekuensi terjadinya kebakaran dan ledakan dengan event tree analysis serta melakukan pemodelan konsekuensi kebakaran dan ledakan dengan software ALOHA. Setelah melakukan analisis frekuensi dan pemodelan konsekuensi, dilakukan perhitungan individual risk dan societal risk. Berdasarkan hasil pemodelan konsekuensi, Pelepasan radiasi panas dengan dampak terburuk yaitu 35 kW/m2 dapat megakibatkan kematian dengan rate 100% apabila terpajan kepada manusia. Nilai konsekuensi terburuk ini ada pada jarak 84 meter yaitu skenario tangki pecah (ukuran lubang lebih dari 250 mm) dengan kecepatan angin 20 m/s. Tidak ada tekanan yang dihasilkan dari skenario ledakan dengan dampak terburuk (7,25 psi). Nilai konsekuensi adanya tekanan 0,5 psi dalam skenario ledakan memiliki jarak terjauh yaitu 382 meter yaitu skenario tangki pecah (ukuran lubang lebih dari 250 mm) dengan kecepatan angin 1 m/s. Hasil perhitungan total individual risk dalam kejadian kebakaran pada tangki T- 32 adalah sebesar 2,44 x 10-8 dan hasil perhitungan total societal risk dalam kejadian kebakaran pada tangki T-32 adalah sebesar 4,15 x 10-7. Hasil penilaian risiko kebakaran tangki T-32 pada fasilitas tangki pengumpul minyak Perusahaan A menunjukkan bahwa risiko individu dan social masih berada dalam kategori risiko yang dapat diterima menurut kriteria penilaian risiko. Meskipun risiko dari kejadian kebakaran masih dalam batas yang dapat diterima, upaya pengendalian risiko masih perlu dilakukan agar risiko masih berada dalam batas toleransi yang dapat diterima.

Oil and gas industry has a high risk of losses due to fire. There have been several fire and explosion incidents in the oil industry involving fires in tanks containing crude oil. The objective of this research is to assess fire and explosion risk of tank T-32 at Company A's tank farm facility. The research method used is to analyze the frequency of fires and explosions using event tree analysis and modeling the consequences of fires and explosions with ALOHA software. After defining frequency and consequence model, individual risk and societal risk calculations are carried out. Based on the results of consequence modeling, the release of heat radiation with the worst impact, namely 35 kW/m2, can result in death at a rate of 100% if exposed to humans. The worst consequence value is at a distance of 84 meters from the tank rupture scenario (hole size more than 250 mm) with a wind speed of 20 m/s. No overpressure is generated from the worst-case explosion scenario (7.25 psi). The consequence value of 0.5 psi pressure in the explosion scenario has the furthest distance of 382 meters from the tank rupture scenario (hole size more than 250 mm) with a wind speed of 1 m/s. The results of calculating the total individual risk in the event of a fire in the T-32 tank are 2,44 x 10-8 and the results of calculating the total societal risk in the event of a fire in the T-32 tank are 4,15 x 10-7. The results of the T-32 tank fire risk assessment at Company A's tank farm facility show that individual and social risks are still within the acceptable risk category according to the risk assessment criteria. Even though the risk of a fire incident is still within acceptable limits, risk control efforts still need to be performed so that the risk remains within acceptable tolerance limits
Read More
T-7070
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Yahya Tisna Wijaya; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Tri Krianto, Dian Ferdian, Mery Aderita
Abstrak: Tesis ini membahas studi kasus kecelakaan kerja akibat gas beracun di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian desain deskriptif dan analisis dilakukan menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat 3 kasus kecelakaan akibat gas beracun di seluruh blok penambangan bawah tanah PTFI selama periode 2019-2022 dengan faktor risiko berasal dari tindakan tidak aman yang dikategorikan dalam Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) yang terbagi menjadi empat yaitu organizational influences, unsafe leadership, precondition for unsafe acts, dan unsafe acts. Pada penelitian didapatkan hasil kegagalan sistem pertahanan pada pengaruh organisasi dalam kasus keracunan gas beracun di dominasi kategori resource management berjumlah 7 kegagalan (57%), faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem manajemen antara lain SOP, safety sign, Planned Inspection, PJO, Kebijakan K3, Data base incident management system dan komunikasi saat penyampaian instruksi kerja. Tingkat Unsafe Supervision dalam kasus keracunan gas beracun berjumlah 11 kegagalan (55%) dengan dominasi oleh kategori Supervisory Violation, faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem manajemen antara lain Neil George Checklist, Bulkhead Ventilation, Re-entry Checklist, Airlock Door, Vent bag, Supervisor Inspection, Alat Pelindung Diri, Pengawasan di lapangan, kelayakan sistem ventilasi di lokasi kerja, observasi pengawas ke pekerja terkait pengoperasian portable gas detector dan instruksi kerja. Tingkat Precondition for Unsafe Acts dalam kasus keracunan gas beracun didominasi kategori Personal Readiness berjumlah 8 kegagalan (38%), faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem manajemen antara lain peralatan blasting, PDA, pemahaman bahasa pengantar, emission test alat berat, ceklist stopevent dan ventilasi di area blasting, tidak mempedulikan alarm gas detector. Tingkat Unsafe Acts dalam kasus keracunan gas beracun berjumlah 11 kegagalan (46%) dari dominasi kategori Violation Routine, faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem manajemen antara lain chemical handling, prosedur yang tidak memadai, sign nilai ambang batas dalam satu bahasa, dumper vent terhalang lumpur dan vent bag rusak, fixed gas detector belum terkalibrasi dan tertutup lumpur, evaluasi pelatihan tidak konsisten dilakukan, barikade area, tidak mengikuti re-entry protocol. Perusahaan disarankan untuk melakukan evaluasi pada program penanganan kecelakaan akibat gas beracun.
This thesis discusses case studies of work accidents due to toxic gas in PT Freeport Indonesia's underground mine. This research is a descriptive design research and the analysis was carried out using the Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) method. The results of the study found that there were 3 cases of accidents due to toxic gas in all PTFI underground mining blocks during the 2019-2022 period with risk factors originating from unsafe actions which were categorized in the Human Factor Analysis and Classification System (HFACS), which was divided into four, namely organizational influences, unsafe leadership, precondition for unsafe acts, and unsafe acts. In the study, the results of the failure of the defense system on organizational influence in cases of poison gas poisoning were dominated by the category of resource management totaling 7 failures (57%), contributing factors to the failure of the management system including SOP, safety sign, Planned Inspection, PJO, K3 Policy, Database incident management system and communication when submitting work instructions. . The level of Unsafe Supervision in cases of poison gas poisoning amounted to 11 failures (55%) with dominance by the Supervisory Violation category, contributing factors to management system failure including the Neil George Checklist, Bulkhead Ventilation, Re-entry Checklist, Airlock Door, Vent bag, Supervisor Inspection, Personal Protective Equipment, Supervision in the field, feasibility of the ventilation system at the work site, supervisor's observation of workers regarding the operation of portable gas detectors and work instructions. The level of Precondition for Unsafe Acts in cases of poison gas poisoning was dominated by the Personal Readiness category with 8 failures (38%), contributing factors to management system failure including blasting equipment, PDA, understanding of the language of instruction, emission test of heavy equipment, stop vent checklist and ventilation in the blasting area, ignoring the gas detector alarm. The level of Unsafe Acts in cases of poison gas poisoning amounted to 11 failures (46%) from the dominance of the Violation Routine category, contributing factors to management system failure including chemical handling, inadequate procedures, sign threshold values ​​in one language, dumper vents blocked by mud and the vent bag is damaged, the fixed gas detector has not been calibrated and is covered in mud, inconsistent training evaluations are carried out, barricaded areas, do not follow the re-entry protocol. Companies are advised to evaluate the program for handling accidents caused by toxic gasses.
Read More
T-6552
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anisa Rahma Putri; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Ridwan Zahdi Sjaaf, Rasman
Abstrak: Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus kecelakaan tertimpa pohon di area Gerbatama Universitas Indonesia, Depok. Kecelakaan yang terjadi tanggal 28 Desember 2014 menyebabkan pengendara motor beserta penumpang yang melintas di zona bahaya penebangan mengalami cidera berat dan ringan pada tubuh. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui berbagai penyebab yang melatarbelakangi kecelakaan. Data yang terkumpul didapat dari hasil wawancara dengan 7 orang informan, observasi lokasi kejadian, serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan faktor manusia, peralatan, lingkungan, dan organisasi berkontribusi dalam kecelakaan. Berdasarkan Fault Tree Analysis penyebab dasar kejadian ini ada pada faktor organisasi berupa implementasi kebijakan keselamatan yang tidak memadai, kurangnya perencanaan terhadap pekerjaan serta supervisi dari pengawas yang kurang memadai saat pekerjaan.
Kata Kunci: Fault Tree Analysis, Kecelakaan, Tertimpa

This research is a case study of struck by falling tree accident at Gerbatama area, Universitas Indonesia, Depok. The accident which occurred on December 28, 2014 made the motorcyclist and its passenger who crossed the danger zone of the felling site got major and minor injuries on their bodies. This qualitative research aims to search for the causes of the accident.The data was collected through interviews with 7 informants, observation of the accident location, and also literature study. The results showed that human, equipment, environment, and organizational factors contributed to the accident. The Fault Tree Analysis showed that organizational factors were the basic causes of the accident, such as inadequate safety policies implementation, lack of job planning, and also lack of job supervision.
Key words: Accident, Fault Tree Analysis, Struck by
Read More
S-8767
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alwahono; Pembimbing: Hendra; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Baiduri, Gilbert Markus Nisahpih, Rudi Maulana
Abstrak:

ABSTRAK Industri pertambangan batubara merupakan salah satu industri besar yang banyak menghasilkan devisa bagi Negara dan salah satu jenis industri yang memiliki resiko kecelakaan yang tinggi.  Kecelakaan yang terjadi banyak menimbulkan kerugian baik pada manusia maupun harta benda. Kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi perilaku tidak aman (unsafe act) maupun kondisi yang tidak aman (unsafe condition), unsafe act memberikan kontribusi terbesar sebagai penyebab langsung dari terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek human error dan karatristiknya terhadap kecelakaan trailer yang terjadi di PT Adaro Indonesia Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus (case study) dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan memberikan gambaran masalah human error pada kecelakaan trailer yang terjadi selama tahun 2007 di PT Adaro Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan kecelakaan trailer selama tahun 2007. Data yang diperoleh dimasukan dalam dummy table dan analisis dilakukan secara univariat. Untuk melihat mengapa dan bagaimana human error muncul maka dilakukan analisa konten (content analysis). Hasil penelitian adalah terhadap seluruh data kecelakaan trailer selama tahun 2007 yang terjadi di PT Adaro Indonesia diperoleh bahwa unsafe act sebesar 81 % dan unsafe condition sebesar 19 %. Unsafe act terdiri dari human error 97.1 % dan Violations sebesar 20.6 %. Terhadap kasus human error di peroleh bahwa Skill based error 76.5%, Rule based error 14.7 % dan Knowledge based error 44.2 %. Dari masing-masing jenis error selanjutnya dibagi berdasarkan karatristiknya dan diperoleh hasil sebagai berikut;  Skill based error  terdiri dari  poor technique (38.2 %), kemudian diikuti oleh mis-ordering (29.4 %), mistiming (20.6 %), intrusion (8.8 %), dan ommision following interuption (5.9 %); untuk rule based error terdiri dari Misapplication of good rule sebesar 11.8 % dan Application of Bad rule sebesar 2.9 %. Dan untuk knowledge based error terdiri dari workspace limitations dan out of sight / out of mind (11.8 %) kemudian berturut – turut problems with causality and complexity dan   confirmation bias masing-masing (8.8 %),  overconvidence (5.9%) dan selectivity (2.9 %). Jika dilakukan analisis berdasarkan perusahaan kontraktor yang ada di PT Adaro Indonesia maka diperoleh hasil sebagai berikut : skill based error terjadi berturut – turut pada PAMA (29 %), SIS (24 %), RA (15 %), dan BUMA (12 %). Untuk rule based error paling banyak terjadi pada PAMA (5.9 %) dan BUMA, SIS dan  RA masing - masing 2.9 %. Untuk jenis knowledge based error paling banyak terjadi pada PAMA (24 %), SIS (8.8 %), RA (5.9 %), dan BUMA (5.9 %). Dari keseluruhan hasil penelitian tersebut maka human error yang paling dominan adalah skill based error, kemudian knowledge based error. Program error prevention sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus human error secara berulang. Daftar bacaan: 25 (1980- 2007)


ABSTRACT Coal mining industry is one of big industries that produce yielding foreign exchange for a country. And, it also has high risk of having an accident. An accident that happened can create big loss to humans or properties of a company. The accidents that happened were caused by many factors, such as unsafe act, and unsafe condition. Unsafe act gives the biggest contribution on the cause of an accident. The purpose of the research is to know the aspects of human error and their characteristics of trailer accidents that happened at PT. Adaro Indonesia in South Kalimantan. This research uses case study design with quantitative approach. The purpose of using this approach is to give a bigger picture on human error issue that causes trailer accidents which happened in 2007 at PT. Adaro Indonesia. The data that is used for this research is secondary data that contains reports of trailer accidents in 2007. The data that has been collected is inputted in a dummy table. After that, the data is analyzed unvariat. In order to see why and how human error occurs, then I use content analysis. According to this research that uses data of trailer accidents that happened in 2007 at PT. Adaro Indonesia, the causes of trailer accidents are unsafe act (81%), and unsafe condition (19%).  Unsafe act consists of human error (97.1%) and Violations (20.6 %). In human error cases, we can see characteristics, Skill based error 76.5%, Rule based error (14.7%), and Knowledge based error (44.2%). We can divide these errors based on their characteristics. They are: Skill based error consists of poor technique (38.2 %), mis-ordering (29.4 %), mistiming (20.6 %), intrusion (8.8 %), and ommision following interuption (5.9 %). Rule based error consists of Misapplication of good rule (11.8%), and Application of Bad rule (2.9%). And, knowledge based error consists of workspace limitations dan out of sight / out of mind (11.8 %), problems with causality and complexity (8.8%) and confirmationbias (8.8 %),  overconvidence (5.9%),  and selectivity (2.9 %). If we do analysis to contractor companies at PT. Adaro Indonesia, we cansee: skill based error occurs at PAMA (29 %), SIS (24 %), RA (15 %), and BUMA(12 %); rule based error occurs at PAMA (5.9 %), BUMA (2.9%), SIS (2.9%), andRA (2.9%); knowledge based error occurs at PAMA (24 %), SIS (8.8 %), RA (5.9 %), and BUMA (5.9 %). According to the result of the research, the most dominant characteristic ofhuman error is skill based error. And, it is followed by knowledge based error. Error prevention program is needed to prevent accidents that are caused by human error. References : 25 (1980- 2007)

Read More
T-2800
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Katarina Wening Dewi Handini; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Adenan
S-8003
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive