Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37064 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Masrulloh; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Sandi Iljanto, Puput Oktamianti, Radinal Husein, Estu Lestari
Abstrak: Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengembangan kompetensi dan profesi tenaga kesehatan, pada Tahun 2015 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang untuk pertama kalinya menyelenggarakan Program Magister Sains Terapan Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kebutuhan biaya penyelenggaraan pendidikan pada Program Magister Sains Terapan Kesehatan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2016 dengan melakukan perhitungan biaya satuan penyelenggaraan pendidikan. Biaya yang dianalisis dalam penelitian ini adalah biaya yang terjadi dalam satu siklus penyelenggaraan pendidikan yang meliputi aktivitas registrasi, perkuliahan, dan kelulusan. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes Kemenkes Semarang pada Bulan Januari s.d. Juni 2017 dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah berbagai dokumen dan observasi langsung terhadap seluruh aktivitas penyelenggaraan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya langsung penyelenggaraan pendidikan yang meliputi biaya investasi, operasional dan pemeliharaan sebesar Rp.4.370.037.382 atau sekitar 79,07% dari biaya total. Sedangkan biaya tidak langsung yang meliputi biaya dukungan layanan manajemen dan tugas teknis lainnya sebesar Rp.1.156.760.496 atau sekitar 20,93% dari biaya total. Biaya satuan aktual penyelenggaraan pendidikan per mahasiswa per semester sebesar Rp.13.479.995 dengan 20,93% nya merupakan biaya tidak langsung. Sedangkan biaya satuan normatif sebesar Rp.10.179.260 dengan 19,59% nya merupakan biaya tidak langsung. Kata Kunci: analisis biaya pendidikan, biaya satuan, magister sains terapan kesehatan, politeknik kesehatan In order to meet the development requirements of competence and professional health workers, in 2015 Polytechnics of Health Semarang for the first time held a Master of Science in Applied Health Program. This study aimed to obtain information on the cost of providing education requirements Master of Science in Applied Health Program in the Health Polytechnic Semarang 2016 by calculating the unit cost of all activities of education. Costs were analyzed in this study are the costs incurred in providing education cycle which includes the registration activity, lectures and graduation. This research was conducted by the Ministry of Health Polytechnic Semarang from January till June 2017 with the quantitative descriptive approach. Data were collected by the study of various documents and direct observation of the whole activity of education. The results showed that the direct costs of providing education that includes the cost of investment, operation, and maintenance of Rp.4.370.037.382 or approximately 79.07% of the total cost. While indirect costs include the costs of the service support management and other technical tasks for Rp.1.156.760.496 or approximately 20.93% of the total cost. The actual unit cost of providing education per student per semester for Rp.13.479.995 with 20.93% of them are the indirect costs. While the normative unit costs for Rp.10.179.260 with 19.59% of them are the indirect costs. Keywords: analysis of education costs, the cost of the unit, master applied of health science, health polytechnic
Read More
T-4964
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aldine Andriza Harahap; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Amila Megraini, Emmilya Rossa, Apriyanti Dewi, Shinta
Abstrak: Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalammenyelenggarakan pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpadukungan biaya.Berdasarkan Keputusan Menkeu RI No. 498/KMK.05/2009 tanggal 17 Desember2009. Sebagai satker BLU, Politeknik Kesehatan Bandung boleh memungut biayadari masyarakat berdasarkan tarif layanan yang dibuat. Masalahnya belum diketahuiberapa biaya untuk penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Farmasi PoliteknikKesehatan Bandung dimana perhitungan biaya dengan metode ABC dapat digunakansebagai bahan dalam menetapkan kebijakan pembiayaan pendidikan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa biaya pendidikan pada Program StudiFarmasi Politeknik Kesehatan Bandung Tahun 2013. Metode penelitian adalahpenelitian operasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.Metode analisis yang digunakan adalah metode ABC (Activity Based Costing).Hasil penelitian disajikan berdasarkan aktivitas komponen biaya yang mempengaruhibiaya pendidikan. Dimulai dari registrasi kemudian perkuliahan dan diakhiri denganpengumuman. Diketahui total biaya adalah Rp 2,385,856,539,- sedangkan biayasatuan berdasarkan metode perhitungan ABC adalah Rp 12,293,230,-. PendapatanProdi Farmasi adalah Rp 1,638,214,000,- dan Cost Recovery Rate sebesar 69%.Disarankan agar manajemen berusaha mencari sumber pendapatan lain sepertikerjasama dengan perusahaan yang berhubungan dengan kefarmasian ataupunpenelitian oleh dosen Prodi Farmasi. Selain itu Prodi Farmasi perlu memperbaikimanajemen keuangan dalam penyusunan anggaran Prodi Farmasi serta melakukanefisiensi di setiap aktivitas tanpa mengurangi efektifitas.Kata kunci :Activity Based Costing, biaya total, pendapatan, biaya satuan
The cost of education is a very important component in education. The educationprocess can not run without support of costing.Based on the Minister of Finance Decree No. 498 / KMK.05 / 2009 dated December17, 2009. As satker BLU, Health Polytechnic Bandung may collect fees fromcommunity based service rates are made. The problem is not yet known how much itcosts for providing education in Pharmacy Study Program Health PolytechnicBandung where the calculation of the cost of the ABC method can be used as aningredient in determining education funding policies.The aim of this study was to analyze the cost of education of Pharmacy HealthPolytechnic Bandung 2013. The method is operational research using quantitative andqualitative approaches. The analytical method used is the method of ABC (ActivityBased Costing).Results of the study are presented based activities that affect the cost components ofthe cost of education. Starting from the registration later lectures and ends with theannouncement. Known total cost is Rp 2,385,856,539, - while the unit cost based onthe method of calculation ABC is Rp 12,293,230, -. Pharmaceutical Prodi income isRp 1,638,214,000, - and Cost Recovery Rate of 69%.It is recommended that the management tried to find other sources income such ascooperation with companies dealing with pharmaceutical or research by professorsProdi Pharmacy. Besides Prodi Pharmaceutical need to improve financialmanagement in budgeting Prodi Pharmacy and efficiency in every activity withoutreducing effectiveness.Keywords :Activity Based Costing, total cost, revenue, unit cost
Read More
T-4581
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Galih Permana; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty Permanasari, Mursalim, Ubbay Ujziana
T-4606
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Roy Berride; Pembimbing: Pujiayanto; Penguji: Budi Hidayat, Vetty Yulianty Permanasari, Winny Nindyarani
Abstrak:

Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Poltekkes Jakarta II adalah satker Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Kep Menkeu RI No. 498/KMK.05/2009 tanggal 17 Desember 2009. Sebagai satker BLU, Poltekkes Jakarta II boleh memungut biaya dari masyarakat berdasarkan tarif layanan yang dibuat oleh Poltekkes sendiri atas persetujuan Menteri Keuangan. Masalahnya, belum diketahui berapa biaya satuan untuk penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar (PBM), dimana perhitungan biaya satuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan dalam menetapkan kebijakan pembiayaan pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa biaya satuan pendidikan pada Jurusan Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Jakarta II Kementerian Kesehatan tahun 2011. Metode penelitian adalah penelitian operasional untuk mengetahui biaya satuan pendidikan Jurusan Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Jakarta II tahun 2011. Hasil penelitian disajikan berdasarkan komponen biaya yang mempengaruhi biaya pendidikan. Informasi yang didapat ini sebagai dasar dalam melakukan analisis biaya pendidikan. Analisis biaya ini akan diuraikan mengenai komponenkomponen biaya pendidikan, biaya tetap, biaya variabel, biaya total, dan biaya satuan (aktual & normatif). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; biaya tetap sebesar Rp2.516.389.403,- biaya variabel Rp2.367.988.642,- biaya total Rp4.884.378.045,- biaya satuan aktual Rp25.048.093,- dan biaya satuan normatif Rp22.628.487,-. Disarankan untuk mengusulkan dan menyusun pola tarif Poltekkes Kemenkes Jakarta II sebagai salah satu peningkatan pengelolaan keuangan yang diberikan oleh Kementerian Keuangan setelah Poltekkes Jakarta II dinyatakan resmi sebagai Badan Layanan Umum. Dimana berdasarkan PP No.23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, disebutkan dalam Pasal 9 bahwa Satker BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat Kata kunci: Biaya tetap, biaya variabel, biaya total, biaya satuan.


 

Education cost is one of the most important components in term of education implementation. The process of education can not work without the support costs. Department of Health Polytechnic (Poltekkes) Jakarta II is a work unit of Public Service Board (BLU) according to Kep. Menkeu RI No. 498/KMK.05/2009, date of December 17 th , 2009. As a work unit of BLU, Poltekkes Jakarta II may take cost from community based on cost of service, which is arranged by Poltekkes and approved by Finance Minister. The problem is, not yet known how much the unit costs for the implementation of Teaching and Learning (PBM), where the calculation of unit costs can be used as an ingredient in determining education funding policy. The purpose of this study was analyzing the unit cost of the education at the Department of Dental Polytechnic Jakarta II Ministry of Health in 2011. The research operation method was  determining the unit cost of education Department of Dental Polytechnic Jakarta II in 2011. The results are presented based on the components that affect the cost of education. This obtained information is used as a basis for analyzing the cost of education. This cost analysis will be elaborated on the components of education costs, fixed costs, variable costs, total costs and unit costs (actual and normative). Based on the research that has been done, can be concluded as follows: fixed costs by Rp2.516.389.403,-; variable cost  by Rp2.367.988.642,-;  total cost by Rp4.884.378.045,-;  the actual unit cost by Rp25.048.093,-; and normative unit cost by Rp22.628.487, - It is advisable to propose and develop cost patterns of  Poltekkes Jakarta II as one of the improvement of financial management provided by the Ministry of Finance after Poltekkes Jakarta II officially declared as a Public Service Board (BLU). According to PP No.23/2005 about managing of Public Service Board (BLU) stated in Article 9 that the work unit of BLU may charge to community. Key words: Fixed cost, Variable cost, Total cost, Unit Cost.

Read More
T-3663
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sudibyo; Pembimbing: Pujianto, Mieke Savitri
T-1877
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marina Damajanti; Pembimbing: Mardiati Nadjib, Penguji: Mieke Savitri, Pujianto, Sri Pinantari, Bagus Satria Budi
Abstrak:

Menurut WHO remaja adalah kelompok usia I0-19 tabun. Kelompok ini merupakan populasi yang besar yaitu sekitar 20% dari jumlah penduduk. Kelompok ini memberikan kontribusi bermakna dalam pencapaian MDG's 2015, yaitu AKP 5011.000 K.H, AKB 5611.000 K.H dan Prevalensi BBLR tertinggi (>8%) terjadi pada kelompok ibu < 20 tabun. (SDKl 2007). Juga ditemukan kontribusi tidak langsung pada kelompok remaja yang memberi kontribusi pada risiko kematian bayi antara lain 8,3% hipertensi mulai dijumpai pada usia muda (15-17 tabun), 16,3% anemia (15-24 tabua), dan masalah perilaku seperti kebiasaan merokok (33%} teljadi pada umur < 20 tabun, serta persentasi kumulatif tertinggi (54,76%) kasus AIDS terjadi pada kelompok umur 20-29 tabun. Kebanyakan lrelompok ini ada di sekolah formal, Informal dan non formal. Menjadi penting untuk mendidik merelre agar menjadi lebih baik dl masa datang. Departemen Kesehatan mengembangkan puskesmas sehagai Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sebagai upaya strategik untuk menjangkau kelompok ini. Pada tabun 2008, di Kota Sukabumi ditemukan 0,78% siswa anemia, 8,2% gizi lebih dan 32% Hb < 12 gr%. Sedangkan berdasarkan pelaporan PKPR tabun 2008 di kota Bogor ditemukan 1.009 kasus gizi, 570 gangguan belajar dan 329 kasus gangguan haid. Kota Sukabumi dl kenai sebagai kola juara dalam perlomhaan lJKS dan Bogor pada tabun 2003 implementasi PKPR, pada tabun 2006 semua puskesmas sudah PKPR. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan mana yang lebih efisien. Disain penelitian dengan cross sectional dan analisis biaya minimisasi. Perhitungan biaya menggunakan ABC (Aetivity Based Costing). Hasil studi ini adatab PKPR lebih efisien.


 

Adolescent according to WHO is a group of teenager between 10 to 19 years old. This group is a large population (20%) of the total population in Indonesia.. This group contributes a significant influence to reach the MDG's 2015 goals, where Perinatal Mortality Rate (PMR) is 50/I ,000 KH, Infaot Mortality Rate (IMR) is 56/1,000 and the high Low Birth Weight Rate (>80%) in a group of mothers age below 20 years (IDHS 2007). It was also found indirect contribution to the risk of infant death. For example 8.3% hypertension cases were found in young ages (15 to 17 years), as well as 16.3% of anemia (IS to 24 years), and behavior problems such as smoking habit (33%). The highest cumulative percentage (54.76%) of AIDS' cases is also found in a group of adolescent ages between 20 to 29 years. Most of them are attending formal school, informal as well as non formal education. It is important educate this group for a better future. The Ministry of Health (MOH) uses the Health Centre as Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) or Adolescent Friendly health services (AFHS) as a strategic approach to reach the adolescent group by health workers. In 2008, it was found that in Sukabumi 0.78% student was having anemia, 8.2% with obesity and 32% was having Hb < 12 gr %. On the other hand, based on AFHS analysis year 2008 in Bogor, it was found 1,009 cases with obesity, 570 cases with problems in study and 329 cases related with menstruation problems. Sukabumi is known as a champion city for variety of UKS national championship, and Bogor in the year of 2003 implemented a trial on AFHS aod since 2006 all Puskemas have been transformed to AFHS. The objective of this study is to describe which intervention is more efficient. We employed a cross sectional design and Cost Minimization Analysis (CMA).

Read More
T-3109
Depok : FKM-UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
An Nisa Atiya Mardotillah; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Purnawan Junadi, Donni Hendrawan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui impelementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Timur Tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan telaah dokumen. Penelitian menunjukkan bahwa ada masalah dalam sisi komunikasi, sumber daya, sikap implementor, struktur birokrasi dan implementasi kegiatan Prolanis. Peneliti menyarankan agar dilakukan upaya perbaikan dalam hal sosialisasi, komitmen penyediaan obat, pembuatan SOP pelaksanaan kegiatan Prolanis, anggaran khusus Prolanis dan sebuah aplikasi yang menunjang kegiatan Prolanis.
Kata kunci: Program Pengelolaan Penyakit Kronis, Implementasi
The purpose of this research is to determine Implementation of Chronic Disease Management Programe (Prolanis) at BPJS Kesehatan, Branch Office, East Jakarta, 2016. This study used qualitative method, data collection is done through in-depth interviews, observation and documents analysis. Result of this study found that there are problems in communication, resources, bureaucracy structure, attitude implementor and implementation of activities Prolanis. Researches suggest that do improvements in terms of socialization, the commitments, manufacture of SOP implementation, budgets of all activities prolani and an application programe for prolanis.
Keywords: Chronic Disease Management Program, Implementation
Read More
S-9252
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evi Dwi Yanti; Pembimbing: Amila Megraini; Penguji: Enny Ekasari, Pujiyanto
S-9183
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Shabrina; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto, Arslan Herwin Harahap
Abstrak: Berdasarkan Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014, BPJS mewajibkan kepesertaan bagi Badan Usaha dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Namun, dari data yang diperoleh peneliti, di wilayah Tangerang dari total 7707 Badan Usaha terdapat 1185 Badan Usaha yang belum mendaftar BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran persepsi badan usaha terkait kepesertaannya dalam program JKN di wilayah Tangerang tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan tehnik wawancara mendalam pada informan kunci yaitu pihak HRD perusahaan atau perwakilan Perusahaan yang biasa berurusan dengan BPJS Kesehatan. Variabel yang diteliti menggunakan teori 3 atribut kepuasan pelanggan oleh Dutka yaitu atribut produk, atribut pelayanan, atribut pembelian dan ditambahkan dengan teori Tafal yaitu peraturan dan sanksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kepesertaan Badan Usaha dalam program Jaminan Kesehatan Nasional dipengaruhi oleh persepsi Badan Usaha. Persepsi Badan Usaha terhadap BPJS Kesehatan beragam, baik dari segi pelayanan di fasilitas kesehatan maupun pelayanan dari pegawai di kantor BPJS Kesehatan Tangerang. Badan Usaha yang sudah mendaftar BPJS Kesehatan menjadi peserta karena BPJS Kesehatan bersifat wajib dan keterpaksaan dari peraturan . Bagi Badan Usaha yang belum mendaftar karena pelayanan yang diberikan BPJS belum baik dan merasa keberatan dengan beban iuran yang harus dibayarkan ke BPJS Kesehatan. .Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai nilai-nilai yang diterapkan pada program JKN , dan juga beban karyawan BPJS Kesehatan Tangerang yang tidak seimbang dengan jumlah peserta yang harus dilayani.
Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Badan Usaha, BPJS Kesehatan
Based on Peraturan BPJS Kesehatan No.1 tahun 2014, BPJS require the participation of enterprises in the JKN (National Health Insurance Program). However, from the data obtained by researchers, in the Tangerang area of total 7707 enterprises, there are 1185 enterprises that have not signed up in BPJS Kesehatan Tangerang. The purpose of this study to known perception of the enterprises related their membership of BPJS Kesehatan Tangerang. The research is use qualitative study using in-depth interview techniques to key informants that the HRD company or company representative that is used to dealing with BPJS. Variables studied using the theory of three attributes of customer satisfaction by Dutka which product attributes, service attributes, attributes the purchase and added with Tafal theory that rules and sanctions. Results from the study show that the coverage of the enterprises in the JKN is influenced by the perception of enterprises. Perception Enterprises against BPJS diverse, both in terms of services in health facilities and services of an employee in the office BPJS Tangerang. Enterprises that have signed up BPJS be a participant because BPJS is compulsory and compulsion of regulation. For those entities that have not signed up for the service provided has not been good BPJS and objecting to the burden of dues to be paid to BPJS. .This Is due to a lack of understanding of the values that applied to the program JKN, as well as personnel expenses BPJS Tangerang are not balanced by the number of participants to be served.
Key words: Customer Satisfication, enterprises, BPJS Kesehatan
Read More
S-9119
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive