Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17613 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Erdani Harimurti Azhar; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Fatmah, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Abas Basuni Jahari, Zainal Abidin
T-5038
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melia Trirachma Ningtyas; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Sandra Fikawati, Iip Syaiful
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatifdengan desain cross sectional. Dari keseluruhan responden (n=145) didapatkan sebanyak 51% memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan1,3% mengalami kecenderungan yang serius. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P=0,000), percaya diri (P=0,043),pengaruh keluarga (P=0,001), ejekan seputar berat badan dan bentuk tubuh(P=0,023), dan IMT (P=0,037) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang. Analisis multivariat juga dilakukan pada penelitian ini, didapatkan riwayat diet merupakan faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang setelah dikontrol dengan variabel percaya diri, pengaruh keluargadan ejekan (OR=3,589). Hasil dari penelitian ini menyarankan agar sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dalam melakukan kegiatan promosi gizi mengenai perilaku makan menyimpang, perhitungan berat badan ideal,perhitungan IMT/U serta mengatur pola makan yang baik agar para siswa dapat menjaga kesehatan. Kata Kunci : kecenderungan perilaku makan menyimpang, riwayat diet, pengaruh keluarga, ejekan seputar berat badan dan bentuk tubuh.
The purpose of this study was to determine dominant factor to tendency of eatingdisorder in female high school students at SMA Labschool Kebayoran Jakarta2014. This study used cross-sectional design. The result showed that 51% offemale high school students had the tendency of eating disorder and 1,3% had aserious tendency. Variabels that showed significance were diet behavior(P=0,000), self-esteem (P=0,043), family influence (P=0,001), teasing historyrelated shape and weight (P=0,023), and BMI (P=0,037). Multivariate analysis isalso used in this study, result show that diet behavior as dominant factor totendency of eating disorder (OR=3,589) aftel controlling with self-esteem, familyinfluence and teasing history. This study suggest schools and health services canwork together to held a nutritional program about the dangers of eating disorder,the calculation of ideal body weight, the calculation BMI for age, and how to set agood diet so that students can maintain their health.Keywords : diet behaviour; family influence; teasing history related shape andweight; tendency of eating disorder.
Read More
S-8247
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanifa AL Huriyah; Pembimbing: Siti Arifah Pajonarti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Sylviana Marcella
Abstrak: Dysmenorrhea primer didefiinisikan sebagai nyeri menstruasi tanpa adanya kelainan ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, PMS (Pramenstrual Syndrome), riwayat keluarga, persen lemak tubuh, keterpaparan rokok, aktivitas fisik, konsumsi omega 3 dan konsumsi omega 6 dengan dysmenorrhea primer dan faktor dominan pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 124 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam dan FFQ, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara laju menstruasi, PMS, riwayat keluarga, dan konsumsi omega 3 dengan dysmenorrhea primer (p-value <0.05) dan faktor dominannya adalah laju menstruasi.
 

Primary dysmenorrhea can be defined as painful menstruation that occurs without gynecology abnormalities. This study aimed to identify the association between menarche, menstrual flow, menstrual long, PMS (Pra menstrual syndrome), family history, body fat percentage, smoking exposure, physical activities, omega 3 and omega 6 consumption with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student of SMA Labschool Kebayoran Jakarta. This study used the cross sectional design by using systematic random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and the 11th grader consisting 124 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall and FFQ interview, anthropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA. The result of this study showed that there was a significant correlation between menstrual flow, PMS, family history, and omega 3 consumption with primary dysmenorrhea (p-value <0.05) and the dominant factor is menstrual flow.
Read More
S-8335
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pratiwi; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Dewi Damayanti
Abstrak: Kegemukan pada remaja adalah kelebihan berat bedan dengan batas ambang IMT/U > 1 standar deviasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegemukan serta hubungannya dengan jenis kelamin, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, sindrom makan tengah malam, pengetahuan gizi, asupan zat gizi, konsumsi minuman manis, dan konsumsi makanan cepat saji pada remaja di SMA Labschool Kebayoran Jakarta Selatan tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dan XI yang dipilih menggunakan metode sampel sistematik dengan total sampel 137 siswa. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam, serta pengukuran antropometri untuk berat, tinggi badan, dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin serta asupan protein dengan kegemukan (p-value <0.05) dan jenis kelamin sebagai faktor dominan pada kegemukan.
 

 
Obesity in adolescent is excess of body weight with BMI for age > 1 SD. This study aims to describe the incidence of obesity and its relationship with gender, body fat percentage, physical activity, night eating syndrome, nutrition knowledge, nutrient intake, consumption of sweetened beverages, and consumption of fast food at adolescent in Labschool Kebayoran High School Jakarta year 2014. This study used a cross-sectional design. Samples in this study were students of class X and XII which selected using systematic sampling method with a total sample of 137 students. Data were collected by self-administered questionnaire, food recall interview, and measurements of weight, height, and measurements of body fat percent using BIA. The result showed a significant correlation between gender and protein intake with obesity (p value < 0,05), and gender is the dominant factor of obesity
Read More
S-8351
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sakinah; Pembimbing: Trini Sudiarti, Kusdinar Ahmad; Penguji: Kusharisupeni, Ida Ruslita, Suharyati
Abstrak:

Kemajuan di bidang ekonomi dan teknologi di negara maju maupun negara berkembang menyebabkan terjadinya transisi pola gaya hidup termasuk pola makan. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya masalah gizi lebih yang pada akhimya akan semakin meningkatkan kejadian penyakit degeneratif. Penelitian yang dilakukan oleh Riana (2004) pada- siswi Jakarta memperlihatkan bahwa prevalensi gizi lebih sebesar 25,3%. Hasil yang harnpir sama juga diperoleh oleh Arnaliah (2005) pada siswa SMA di Jakarta yang rnenunjukkan angka prevalensi gizi lebih sebesar 25,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran IMT (Indeks Massa Tubuh/Body Mass Index) pada remaja SMA sebagai variabel dependen _dan variabel independen seperti jenis kelamin, frekuensi konsumsi fast food, banyalawa jenis konsumsi fast food, konsumsi sayur, konsumsi energi dan lemak, dan aktifitas fisik. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat bagaimana hubungan antara IMT dengan variabel-variabel independen tersebut dan mencari variabel yang paling dominan berhubungan dengan INTT menurut umur. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Labschool Rawamangun Jakarta Tirnur dengan sampel sebesar 204 responden. pengambilan data dilakukan pada akhir bulan Mei 2007. Analisis yang digunakan yaitu analisis uvariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih (overweight) di SMA Labschool Rawarnangun Jakarta Timur sebesar 27.9%. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi fast food, konsumsi energi dan lemak dengan 11VIT menurut umur. Setelah dilakukan analisis multivariat, diperoleh hasil bahwa konsumsi energi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan 1MT menurut umur. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, disarankan untuk dilakukan pencegahan sercara dini dalam mengendalikan kecenderungan peningkatan kejadian gizi lebih pada remaja. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya penilaian status gizi dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara rutin sebulan sekali. Selain itu, pemberian pengetahuan gizi kepada siswa dan orang tua siswa mengenai konsumsi energi dan hubungannya dengan gizi lebih menjadi salah satu bentuk upaya pencegahan terjadinya gizi lebih.


The advancement of economy and technology within both developed and developing countries is resulting in life style alteration, which include meal pattern. This alteration also influences the escalation of malnutrition which finally lead to degenerative diseases. Riana's study (2004) shows 25% high school students are overweight. Similar result are shown by AmaIiah (2005) which prevaiens of overweight is 25.3%. This research aimed to capture the outline of IIVIT as dependent variable compare to independent variables; namely sex, fast food consumption, vegetables intake, fat intake, and physical activity. Besides that, we also want to observe the relation between [MT and all the independent variables and to find the most dominant independent variable to DAT according age group. This is a quantitative research in which using cross sectional design study. The research, which was conducted in Labschool Senior High School Jakarta, is followed by 204 respondents. Data collection occurred in May 2007. As for data analysis, we employ univariate, bivariate, and multivariate. This research documented that the prevalence of overweight amongst students of Labschool Senior High School is 27.9%. To be notice, most of our respondents are female students. Bivariate analysis showed that there is a significant relation between fast food intake, many of fast food, energy, and fat intake with IMT according age group. Afterward, multivariate analysis took place. It showed that energy intake is the most dominant factor that influences IMT. Based on the result of this research, it is necessary to perform an early prevention from overweight status in order to reduce the event amongst young people. Nutritional assessment using MIT indicator can be taken as a committed routine action by school providers. Besides, nutritional education to students and their parents considers as mutual step of prevention deed of the event. We can provide information of the importance of controlling dietary intake on young people, notably energy intake to them. It is not the only responsibility of school providers to prevent the event from emerging, but it is our responsibility as parents and as part of education system also. Together we can help our young generation from outrageous nutritional status.

Read More
T-2639
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
R. Baktiani; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Ahmad Syafiq, Tia Rahmania
S-5020
Depok : FKM-UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angelia Melody; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Cesilia Meti Dwiriani
Abstrak: Literasi label pangan kemasan yang masih kurang baik mengantarkan pada perilaku kurang patuhnya membaca label pangan kemasan. Padahal pada label pangan kemasan terdapat informasi mengenai kandungan gula, natrium, dan lemak pada pangan terkait yang dapat membantu masyarakat dalam mempertimbangkan pilihan pangannya sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari media video terhadap literasi label pangan pada siswa/i di SMAN 48 Jakarta Timur tahun 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimental, dimana terdapat kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak dilakukan randomisasi. Total sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 76 orang. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner secara daring yang dapat diisi secara mandiri oleh responden dan kemudian hasilnya akan dianalisis secara univariat dan bivariat (Uji T Berpasangan dan Uji Beda Mean). Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada responden kelompok eksperimen sebelum dan setelah diberikan media video. Nilai rata-rata literasi label pangan kemasan antar kelompok ditemukan berbeda secara signifikan, dimana kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Media video terkait label pangan kemasan yang dibuat dan digunakan pada penelitian ini dianggap berpengaruh dan dapat digunakan untuk meningkatkan literasi label pangan kemasan.
Poor packaged food labels literacy leads to the behavior of less obedient on reading packaged food labels. Whereas on packaged food lables there are informations about sugar, sodium, and fat content in related foods that can help people consider their food choices as an effort to prevent non-communicable disease, such as diabetes, hypertension, and obesity. This study aims to know the effect of video on packaged food label literacy on students at X senior high school East Jakarta in 2022. This study used a quasi-experimental design, where there are a treatment group and a control group that were not randomized. The total sample in this study is 76 people. The research data is obtained trough an online questionnaire which the respondents could fill out independently and then the results will be analysed univariate and bivariate (Paired T-Test and Mean Difference Test). The results of the study found that there are significant changes in the experimental group respondents before and after being given the video. The average value of packaged food label literacy between groups was found to be significantly different, where the experimental group is higher than the control group. Video about packaged food labels that were created and used in this study are considered influential and can be used to improve packaged food label literacy.
Read More
S-11048
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nindhita Pricilia Muharrani; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Trini Sudiarti, Eti Rohati
Abstrak: Peningkatan berat badan terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakitjantung koroner. Penelitian ini menggunakan desain studi prospective cohortselama enam minggu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku makanrestrained eating, external eating, dan emotional eating terhadap peningkatanberat badan dengan mengontrol asupan energi, aktivitas fisik, dan sosial ekonomi.Penelitian melibatkan 40 responden yang merupakan mahasiswi S1 Reguler FKMUI Depok. Umumnya terdapat peningkatan berat badan yang bermakna sebesar0,32 kg. Selama pemantauan, terdapat 25% responden mengalami perubahanperilaku makan, dan sisanya konsisten. Dari ketiga perilaku makan, hanyaexternal eating yang berpengaruh bermakna terhadap peningkatan berat badansebelum dan setelah dikontrol dengan asupan energi (p<0,05).

Aktivitas fisik dan status sosial ekonomi tidak berhasil ditemukan sebagai confounding. Externaleating ditemukan paling berpengaruh terhadap peningkatan berat badan daripadaemotional eating dan restrained eating. Penelitian ini juga menemukan bahwaproporsi restrained eating lebih tinggi pada status gizi normal daripadaoverweight, emotional eating lebih tinggi pada underweight daripada overweight,dan external eating lebih tinggi pada status gizi normal dan underweight daripadaoverweight dan obesitas.

Kata Kunci:Peningkatan berat badan, restrained eating, external eating, emotional eating,studi kohort
The continuous weight gain increases the risk of coronary heart disease. Thisresearch is a six-week prospective cohort study which is aimed to identify theeffect of eating styles restrained eating, external eating, and emotional eating toweight gain with controlling energy intake, physical activity, and social economystatus. A total of 40 female students were assessed at three points in this studyduring the whole six weeks. There is a significant weight gain in female studentsaveraged 0,32 kg. Twenty five percent of respondents experienced changes ineating style while the rest of them are consistent with one eating style. Out of alleating styles, the significant effect to weight gain is only found in external eatingbefore and after being controlled by energy intake (p<0,05).

Physical activity andsocial economy status could not be found as confounders in this study. Thisindicates that external eating, rather than emotional eating and restrained eating,drives weight gain in female college students. This study also found that theproportion of restrained eating is higher in normal weight than overweight,emotional eating is higher in underweight than overweight, and external eating ishigher in normal and underweight than overweight and obesity.

Keywords:Weight gain, restrained eating, external eating, emotional eating, cohort study.
Read More
S-9069
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Peni Hedi Purwanti; Pembimbing: Syafri Guricci; Penguji: Asih Setiarini, Trini Sudiarti, Didit Damayanti, Iskari Ngadiarti
T-2483
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alma Avida Virgita; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Triyanti, Syahidah Asma Amani
Abstrak:
Tinggi badan adalah salah satu indikator kesehatan dan kesejahteraan suatu individu maupun populasi. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018, prevalensi pendek dan sangat pendek pada remaja berusia 16-18 tahun adalah 25,82%. Prevalensi tersebut masih berada di atas ambang batas masalah kesehatan masyarakat menurut WHO. Adapun prevalensi pendek dan sangat pendek di Kota Depok untuk kelompok usia 16-18 tahun adalah 12,37%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan TB/U pada siswa SMA negeri di Kota Depok tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode kuantitatif serta menggunakan data primer yang dikumpulkan dari 217 responden. Asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, kalsium, dan zink, serta tinggi badan ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan TB/U siswa SMA, dengan asupan zink sebagai faktor dominan yang paling berhubungan. Sementara, asupan vitamin D, aktivitas fisik, durasi tidur, pendidikan orangtua pendapatan keluarga, dan tinggi badan ayah tidak memiliki pengaruh yang signfikan terhadap TB/U siswa SMA. Faktor asupan zat gizi makro maupun mikro memegang peranan penting terhadap TB/U siswa SMA. Faktor genetik, terutama tinggi badan ibu juga berpengaruh terhadap TB/U siswa SMA.

Height is an indicator of the health and well-being of an individual or population. Based on data from Riskesdas 2018, the prevalence of shortness and very shortness in adolescents aged 16-18 years is 25.82%. The prevalence is still above the threshold for a public health problem according to WHO. The prevalence of shortness and very shortness in Depok City for the 16-18 year age group is 12.37%. Objective: The aim of this research is to determine the factors associated with TB/U in public high school students in Depok City in 2024. Methods: This research uses a cross-sectional design with quantitative methods and uses primary data collected from 217 respondents. Energy, carbohydrate, protein, fat, calcium and zinc intake, as well as maternal height, had a significant relationship with high school students' height for age, with zinc intake as the dominant factor that was most related. Meanwhile, vitamin D intake, physical activity, sleep duration, parental education, family income, and father's height do not have a significant influence on height for age of high school students. Macro and micro nutrient intake factors play an important role in high school students' height for age. Genetic factors, especially maternal height, also influence height for age in high school students.
 
Read More
S-11604
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive