Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32864 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Krisna Murti Tri Putranto; Pembimbing: Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Chandra Sartya, Dadan Erwandi, Bama Herdiana Gusmara, Hasbullah
Abstrak: Kecelakaan kerja seringkali disebabkan oleh perilaku tidak aman. Program Behavior Based Safety memiliki peranan penting dalam menciptakan zero accidents. Implementasi dari program BBS memfokuskan pada observasi dimana dari observasi tersebut akan membentuk suatu kewaspadaan terhadap perilaku tidak aman dan meningkatkan perilaku aman. PT X sudah menerapkan program BBS dari tahun 2008-2016 dan didapatkan hasil evaluasi internal yang cukup baik, akan tetapi setelah ditanyakan secara langsung terhadap observer (karyawan), ditemukan praktik observasi yang tidak sesuai dengan kaidah BBS yang sudah disepakati yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil evaluasi internal PT X, dimana hal ini ditunjukkan ketika reinforcement ditiadakan, jumlah observer mengalami penurunan sebesar 68,2%. Tujuan penelitian ini mengevaluasi program BBS yang ada di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Evaluasi yang dilakukan menggunakan 3 parameter besar, dengan total 8 sub parameter dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional, perawatan, tim pendukung ( Field Engineering Support, Laboratory, Medical dan Facility Management). Hasil analisis data menyebutkan bahwa evaluasi internal yang dilakukan oleh PT X masih kurang dimana terdapat unsur-unsur yang belum dimasukkan dalam evaluasi tersebut, antara lain keterlibatan pekerja dalam penentuan baseline, goal setting dan komitmen pekerja dan manajemen dalam pemberian feedback. Dan ditemukan bahwa reinforcement merupakan faktor penting dalam menjalankan program BBS ini. Key words: BBS, involvement, worker and management commitment, consistency program plays an important role to create zero accidents. The implementation of behavior-based safety program is focused to observe the behavior which is in observation will create unsafe behavior awareness and improve safe behavior. PT X has implemented BBS program from 2008-2016 and got good internal evaluation results, but after crosscheck directly to observer (employee), found observation practice which is not in accordance with BBS rules which it can influence the results of internal evaluation PT X, indicated when reinforcement is eliminated, the number of observers decreased by 68.2%. The purpose of this study is to evaluate the BBS program in PT X. This research is a descriptive research with quantitative approach. The evaluation was conducted using 3 large parameters, with a total of 8 subparameters with questionnaires distributed to the operational, maintenance, support gorup (Field Engineering Support, Laboratory, Medical and Facility Management) divisions. The results of the data analysis indicate that the internal evaluation conducted by PT X is still lacking where there are elements that have not been included in the evaluation, including the involvement of workers in determining the baseline, goal setting and commitment of workers and management in giving feedback. And found that reinforcement is an important factor in implementing BBS program. Key words: BBS, involvement, worker and management commitment, consistency
Read More
T-5064
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bagyo Cahyono; Pembimbing : Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji : Doni Hikmat Ramdhan, Baiduri, Neneng Churoeroh, Wien Goerindo
Abstrak: Dari hasil penelitian didapatkan, Aspek input berjalan baik sesuai dengan panduan, bahkan pemahaman akan pelatihan mendapatkan hasil sangat baik. Aspek proses, terdapat 30% anggota tim pengarah yang pasif, 10% hasil observasi tidak memenuhi kriteria observasi yang berkualitas, ada peningkatan jumlah bimbingan 66%. Aspek output; partisipasi yang hampir 100% karena observasi diwajibkan oleh manajemen, peningkatan perilaku aman 0.3% - 0.4% dari tahun sebelumnya, TRI rate menunjukan trending penurunan overall 40% sejak penerapan program di Kalimantan dan hasil review berkelanjutan yang mendapat hasil kenaikan kelulusan untuk kriteria tim pelaksana, lembar observasi, training, komunikasi, serta analisa data sedangkan yang tidak lulus adalah kriteria dukungan manajemen, tindak lanjut komentar yang membutuhkan tindak lanjut dan penghargaan kepada observer dan tim pelaksana. Program BBS yang sudah dijalankan lebih 6 tahun ini menunjukan tanda-tanda penuaan atau membosankan diperlukan dukungan manajemen untuk memperkuat peran BBS dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kata Kunci: BBS. Observasi, Perilaku aman/beresiko, Umpan Balik
Read More
T-4533
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
M Irwansyah; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Fatma Lestari, Wahyudin Lihawa, Heny Mayawati
Abstrak:
Data ILO 2 juta pekerja meninggal per tahun. 2021 ada 234 ribu kecelakaan kerja di Indonesia. Industri kimia 12% dari2 019-2021 kecelakaan kerja 80.607 kasus.Program Behavior-based safety (BBS) yaitu pendekatan keselamatan berdasarkan perilaku manusia. Pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, tanggung jawab karyawan menciptakan lingkungan kerja aman. program BBS di perusahaan apakah mampu meningkatkan tingkat kepatuhan karyawan, serta merubah perilaku keselamatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif jenis studi cross sectional. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran hubungan antara variabel. Desain penelitian cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data mengenai program Behavior Based Safety (BBS), tingkat kepatuhan terhadap perilaku keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja di PT. X pada satu titik waktu tertentu. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh respondenVariasi nilai tingkat kepatuhan mampu dijelaskan oleh variasi nilai program BBS sebesar 14,3%,sedangkan sisanya 85.7% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian. Variasi nilai Perilaku keselamatan kerja karyawan mampu dijelaskan oleh variasi nilai Program BBS dan Tingkat kepatuhan sebesar 49.6%, sedangkan sisanya 50.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan Program BBS terhadap Tingkat Kepatuhan. Ada hubungan positif dan signifikan antara Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Ada hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Kepatuhan terhadap Perilaku Keselamatan. Hubungan Program BBS terhadap Perilaku keselamatan kerja bersifat pengaruh langsung. Oleh karena itu, variabel intervening Tingkat Kepatuhan tidak memediasi hubungan Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja.

According to ILO data, 2 million workers die per year. In 2021 there will be 234 thousand work accidents in Indonesia. Chemical industry 12% from 2019-2021 work accidents 80,607 cases. Behavior-based safety (BBS) program, namely a safety approach based on human behavior. An approach to increasing employee awareness, involvement, and responsibility creates a safe work environment. Whether the BBS program in the company is able to increase employee compliance levels and change work safety behavior. The research was carried out using quantitative research methods, a type of cross sectional study. The data collected provides an overview of the relationship between variables. A cross-sectional research design was used to collect data regarding the Behavior Based Safety (BBS) program, the level of compliance with work safety behavior, and work safety behavior at PT. X at a certain point in time. Data were collected through questionnaires filled out by respondents. Variations in compliance level values were able to be explained by variations in BBS program values of 14.3%, while the remaining 85.7% were explained by variations in other variables outside the research model. Variations in employee safety behavior values can be explained by variations in BBS Program values and compliance levels of 49.6%, while the remaining 50.4% are explained by variations in other variables outside the research model. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Compliance Levels. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior. There is a positive and significant relationship between the level of compliance and safety behavior. The relationship between the BBS Program and work safety behavior has a direct influence. Therefore, the intervening variable Compliance Level does not mediate the relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior
Read More
T-6877
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Feri Hendriyadi; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Hendra, Masjuli
Abstrak: Kegiatan maintenance dan operational produksi crude oil pasca pemboran merupakan salah satu aktivitas yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja di industri minyak dan gas bumi lepas pantai. kecelakaan yang terjadi bisa menyebabkan cidera ringan, serius dan bahkan sampai menyebabkan kematian, kerusakan peralatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pembuatan analisa keselamtan kerja pada pekerja di departemen Produksi dan Perawatan di anjungan lepas pantai PT X. Desain penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pelaksanaan analisa keselamatan kerja dilapangan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dilapangan selama periode 2013-2014. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pelatihan penyegaran yang berhubungan dengan pelaksanaan analisa keselamatan kerja, melakukan evaluasi secara berkala oleh para pimpinan dilapangan, meningkatkan kesadaran pekerja dalam melakukan analisa keselamatan kerja dengan baik dan konsisten. Dan membuat formulir analisa keselamatan kerja yang lebih sederhana agar setiap pimpinan tim kerja lebih mudah dalam membuat analisa keselamatan kerja lebih berkualitas. Kata kunci: Analisa keselamatan kerja, identifikasi bahaya
Read More
T-4537
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ekin Hagana Imanuel Sembiring; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Yuni Kusminanti
Abstrak: Penelitian cross sectional ini berisi tentang asesmen safety leadership,safety climate dan safety behavior di PT. X tahun 2016. Dibutuhkan gambaranaspek kepemimpinan, iklim serta perilaku pekerja di PT.X yang dapat digunakansebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengembangan K3. Terdapat 183item pada kuesioner yang telah diisi oleh 87 responden yang merupakan pekerjaPT.X dengan jabatan pelaksana dan lama kerja minimal 6 bulan. Data yang telahdiperoleh selanjutnya diolah untuk mengetahui nilai rata-rata persepsi respondenterhadap ketiga variabel, yaitu safety leadership, safety climate dan safetybehavior.Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan diperoleh hasil bahwa safetyleadership atasan responden yang terdiri atas 5 indikator, yaitu: safety caring,safety cocahing, safety controlling, participative decision making dan leading byexample masuk pada kategori baik dengan nilai mean sebesar 76,34%. Hasilasesmen safety climate yang terdiri dari 6 indikator yaitu: management safetypriority, commitment and competence, safety communication, learning and trustin co-worker safety competence, workers safety commitment, workers safetypriority and risk non acceptance, organizational environment dan work pressuremasuk kedalam kategori baik dengan nilai mean sebesar 75,62%. Selain itu,variabel safety behavior juga masuk kedalam kategori baik dengan nilai meansebesar 75,26% yang terdiri atas 2 indikator yaitu safety compliance dan safetyparticipation.Kata kunci: asesmen;safety behavior;safety climate;safety leaderhip.
Read More
S-9277
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Handaya; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Wito Sugiono
T-2625
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asril; Pembimbing: Hendra; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Robiana Modjo, Tata; P. Soemitra, Syahrul Efendi
T-3251
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Olivinia Qonita Putri; Pembimbing: Meily Kurniawidjadja; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Septyaningrum
Abstrak: Kedirgantaraan berisiko tinggi ancaman keselamatan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran safety climate di PT X Operator Helikopter tahun 2016, menggunakan desain survei dengan pendekatan semikuantitatif untuk pengolahan data. Besar sampel 68 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan skor safety climate sebesar 8,1 atau sangat kuat. Dimensi yang paling kuat adalah Persepsi Karyawan sebagai Individu terhadap nilai safety (8,4), sedangkan variabel yang menunjukkan nilai paling tinggi adalah Kebutuhan Pribadi terhadap Safety (8,9). Skor safety climate paling tinggi ada pada kelompok tingkat jabatan manajer (8,3), masa kerja 10- <15 tahun 5 tahun (8,5) dan departemen Operation (8,6). Kata Kunci: Safety Climate, Safety, Operator Helikopter. Aviation is a high risk industry that has health and safety hazard. This study aims to ascertain safety climate description of PT X Helicopter Operator in 2016 using survey design and semi-quantitative approach. Sample size is 68 respondents using Simple Random Sampling. The result displayed that safety climate score of PT X is 8,1 or very strong. Strongest dimension is Safety as Individual Perception (8,4) whilst the strongest variable is Personal Need for Safety (8,9). The highest safety climate score found from the group of managerial position (8,3), 10- <15 years of working in the company (8,5) and operation department (8,6). Keywords: Safety Climate, Safety, Helicopter Operator
Read More
S-9199
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irwan Mangatur Victor; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Fatma Lestari, Mufti Wirawan, Fajar Seno Jati, Doni Agus Sumitro
Abstrak: Dalam operasi industri migas lepas pantai instalasi pipa bawah laut digunakan sebagai moda transportasi untuk memindahkan produk migas dari satu tempat ke tempat lainnya, operasi pipa bawah laut tersebut tidak lepas dari bahaya dan resiko yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Mayoritas kegagalan pipa bawah laut terjadi disebabkan karena kegagalan dalam mengenali bahaya dan tidak adanya mitigasi bahaya yang tepat. Kegagalan tersebut dapat dicegah melalui suatu metode manajemen risiko keselamatan dan salah satu tahapan dari manajemen risiko tersebut adalah penilaian risiko. Pipa memiliki kerentanan dalam mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan berbagai insiden keselamatan yang berdampak pada keselamatan manusia, pencemaran lingkungan, serta bisnis perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian risiko pipa bawah laut 20 inchi yang berlokasi di perairan Kalimantan Timur milik PT.X pada fase operasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari dokumen PT. X. Metodologi penilaian risiko pipeline (DNV-RP-F107) digunakan untuk mengidentifikasi risiko. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penilaian Risiko pada Pipa utama 20 penyalur MIGAS PT X telah dilakukan pada skenario kejatuhan dan terseret jangkar, kebocoran pipa, dan kapal tenggelam dengan hasil penelitian menunjukan risiko yang masih bisa diterima (acceptable/minor risk). Mitigasi yang telah dilakukan oleh PT X dalam mengoperasikan pipa 20 untuk terus dipertahankan agar risiko pada ketiga skenario yang diteliti dapat terus terkontrol dan berada pada tingkat risiko yang rendah/dapat diterima
In offshore oil and gas industry operations, underwater pipeline installations are used as transportation to move oil and gas products from one place to another, the underwater pipeline operation cannot be separated from the dangers and risks that can be caused by various factors. Most subsea pipeline failures occur due to failure to recognize hazards and the absence of proper hazard mitigation. These failures can be prevented through a safety risk management method and one of the stages of risk management is risk assessment. Pipes have a vulnerability to damage that can result in various safety incidents that have an impact on human safety, environmental pollution, as well as the company's business. This study aims to conduct a risk assessment of the 20-inch submarine pipeline located in the waters of East Kalimantan belonging to PT.X in the operation phase. This research is a quantitative research using secondary data obtained from PT. X. A pipeline risk assessment methodology (DNV-RP-F107) will be used to identify risks. From the results of the analysis carried out in this study, it was found that the Risk assessment of the 20 main pipeline for oil and gas distributor PT X had been carried out in the scenarios of falling and being dragged by anchors, pipe leaks, and sinking ships with the results of the study showing acceptable risks. The mitigation that has been carried out by PT X in operating the 20 pipe is to be maintained so that the risks in the three scenarios studied can be controlled and are at a low/acceptable level of risk
Read More
T-6387
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ranti Fitri Agustina; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Bahrain Munir
Abstrak:
Keselamatan kerja merupakan aspek krusial dalam operasional perusahaan, khususnya pada sektor kelistrikan yang memiliki tingkat risiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara safety leadership dan safety perception terhadap safety behavior pada pekerja di site PT X tahun 2025. Pendekatan yang digunakan adalah semikuantitatif dengan metode survei menggunakan kuesioner yang diisi oleh 87 responden. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara safety leadership dan safety behavior (r = 0,227; p = 0,035), serta antara safety leadership dan safety perception (r = 0,579; p = 0,000). Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara safety perception dan safety behavior (r = 0,149; p = 0,169). Temuan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan keselamatan memiliki peran penting dalam membentuk perilaku keselamatan pekerja, baik secara langsung maupun melalui persepsi terhadap keselamatan. Hasil wawancara dengan key person juga menguatkan bahwa keteladanan dan keterlibatan langsung pimpinan menjadi faktor yang mendorong budaya keselamatan yang positif. Penelitian ini menyarankan agar perusahaan meningkatkan efektivitas kepemimpinan keselamatan melalui pelatihan, keterlibatan aktif pemimpin, serta evaluasi berkelanjutan terhadap program keselamatan. Penelitian lanjutan direkomendasikan untuk mengeksplorasi faktor lain yang dapat memediasi atau memoderasi hubungan antarvariabel.


Occupational safety is a crucial aspect of company operations, especially in the electricity sector which carries a high level of risk. This study aims to examine the relationship between safety leadership and safety perception on safety behavior among workers at the PT X site in 2025. A semi-quantitative approach was employed using a survey method with questionnaires completed by 87 respondents. Data were analyzed using Spearman and Pearson correlation tests. The results indicate a positive and significant relationship between safety leadership and safety behavior (r = 0.227; p = 0.035), as well as between safety leadership and safety perception (r = 0.579; p = 0.000). However, no significant relationship was found between safety perception and safety behavior (r = 0.149; p = 0.169). These findings suggest that safety leadership plays an important role in shaping workers’ safety behavior, both directly and indirectly through safety perception. Interviews with key persons also support the conclusion that leadership engagement and role modeling are key drivers of a positive safety culture. The study recommends that the company improve the effectiveness of safety leadership through targeted training, active leadership involvement, and continuous evaluation of safety programs. Future research is encouraged to explore other variables that may mediate or moderate the relationships among these constructs.
Read More
S-12082
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive