Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 29163 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Hilda Muliana; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty Permanasari, Vitrie Winastri, Perima Yunika
Abstrak: Di Rumah Sakit Awal Bros Batam selama bulan Oktober 2015 sampai bulan September 2016 ditemukan ada kejadian penundaan resep pasien yang berdampak pada kualitas pelayanan rumah sakit dan terjadi back order yang berdampak pada keuangan rumah sakit. Penulis ingin meneliti permasalahan yang terjadi untuk melakukan perbaikan dalam hal pengendalian persediaan farmasi di rumah Sakit Awal Bros Batam untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Peneltian ini merupakan penelitian riset operasional untuk menyusun model pengendalian persediaan farmasi. Model pertama, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis ABC pemakaian, analisi ABC investasi, dan ABC Indeks kritis, untuk mengetahui persediaan farmasi yang menjadi kelompok A, B dan C. Selanjutnya akan dihitung EOQ dan ROP, serta efisiensi TIC. Dilakukan wawancara mendalam dengan informan. Model kedua, metode Periodic Review System, Order up to level, didalam penelitian ini juga melakukan analisis 10 persediaan tertinggi berdasarkan ABC Investasi dan ABC pemakaian melalui penilaian average inventory, ITOR dan PNP pada rumah sakit Awal Bros Batam selama periode 12 bulan. Pada metode kedua ini diharapkan dapat menghindari terjadinya kelebihan stok farmasi dengan investasi tinggi yang dapat mempengaruhi cash flow rumah sakit. Pengendalian persediaan farmasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam masih belum dilakukan dengan optimal, meskipun setiap bulan telah dilakukan analisa ABC Investasi dan menerapkan metode maksimal dan minimal stok yang sederhana. Penelitian ini, menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk Rumah Sakit Awal Bros Batam untuk dapat membantu pihak managemen dalam melakukan perbaikan pengendalian persediaan farmasi dan mengatasi permasalahan stock out di farmasi. Kata kunci : Pengendalian Persediaan,Stock out, analisis ABC, EOQ, ROP, TIC, Periodic Review System, Order up to level, Average inventory, ITOR, PNP Prescription delays at Pharmacy Department services Awal Bros Batam Hospital during the month of October 2015 until September 2016 influences the impact on the quality of hospital services and going on back order ending with financial problems to Awal Bros Batam hospitals. The author wants to identify problems that occur for improving efficiency and effectiveness of services pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital and overall improving the quality of hospital services. This study is an operational research study to develop a pharmaceutical inventory control models. The first model, in this study will be made use of ABC analysis, investment analysis ABC, and ABC critical index, to determine pharmaceutical supplies into groups A, B and C. Furthermore, will be calculated EOQ and ROP, as well as the efficiency of TIC. Conducted in-depth interviews with informants. The second model, the method Periodic Review System, Order up to the level, in this study also conducted an analysis 10 largest inventory investment by ABC and ABC average user through the assessment of inventory, ITOR and PNP on Awal Bros Batam hospital over a period of 12 months. In the second method is expected to avoid overstocking pharmaceuticals with high investments that may affect the cash flow of the hospital. Pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital has not performed optimally, although every month have made the ABC analysis Investments and apply maximum and minimum stock method is simple. This research, produce policy recommendations for the Awal Bros Batam Hospital to help the management to improve ppharmacy inventory control and solve the problems in the pharmaceutical stock out. Keywords : Inventory Control, Stock Outs, ABC analysis, EOQ, ROP, TIC, Periodic Review System, Order up to Level, Average Inventory, ITOR, PNP
Read More
B-1875
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Marsudiwati Ali; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Pujiyanto
Abstrak: Persentase obat yang ditebus di Rumah Sakit Awal Bros Panam tahun 2015 hanya 83%dengan salah satu penyebabnya adalah kekosongan obat di apotek unit farmasi. Penelitianyang bertujuan menganalisis pengelolaan penyediaan dan pengendalian logistik farmasi inimenggunakan analisis ABC (Pareto Analysis), Analisis ABC Pemakaian, ABC Investasi danABC Indeks Kritis. Studi menghasilkan prioritas pengadaan jenis obat dari 1888 item, denganrekapitulasi sesuai dengan aplikasi formula analisis ABC. Peramalan kebutuhan logistikfarmasi dilakukan dengan menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD) dengan metodeSingle Moving Average. Hasil analisis safety stock obat logistik farmasi golongan fast movingadalah pemesanan dengan menghitung kebutuhan stok selama tujuh hari, golongan slowmoving dihitung untuk kebutuhan obat dalam tiga hari. Golongan obat life saving wajib dipantau ketersediaannya walaupun beberapa item obatnya bukan obat yang mahal. Didapatkanperputaran waktu pemesanan atau Inventory Turn Over (ITOR) 1 tahun adalah sebesar 12,1kali untuk obat Ceftriaxone 1 G injeksi. Pembayaran klaim BPJS yang cenderung terlambatmenyebabkan Rumah Sakit menghadapi kesulitan dalam pembayaran pembelian obat kepadadistributor. Akibatnya pemesanan tidak dapat dipenuhi dan terjadi kekosongan obat.Disarankan kepada pihak Rumah Sakit dapat melakukan pemetaan dan penetapan prioritassediaan obat untuk periode tertentu.
Kata Kunci: Logistik Farmasi, Analisis ABC, Inventory Turn Over (ITOR), Safety Stock.
Percentage of drugs that are redeemed at Awal Bros Hospital Panamin 2015 was only 83%with one cause was unavailable drugs in pharmacy unit. This study aims to analyze themanagement of the supply and control of these pharmaceutical logistics. This study was usingABC analysis (Pareto Analysis) method, ABC Quantity Analysis, ABC Investment Analysisand ABC Critical Index Analysis. The study resulted the recapitulation of drug procurementpriorities from 1888 item using pareto analysis formula application. Forecasting ofpharmaceutical logistics was done by using the Mean Absolute Deviation (MAD) with SingleMoving Average method. Analysis of safety stock drug based on fast moving group resultedthe re- order point for seven days, while slow moving group has resulted re-order point forthree days. Monitoring availability of Life saving drugs is crtitical eventhough some itemsare not considered as expensive drugs. The study also found that the Inventory Turn Over(ITOR for ) 1 year was 12.1 times for drug Ceftriaxone 1 G injection. Delayed payment fromBPJS has resulted the challenge of hospital to purchase drugs and has made anavailabledrugs.It is suggested to conduct mapping and prioritization of drug for a particular period.
Keywords: Pharmaceuticals Logistics, Pareto Analysis, Inventory Turn Over (ITOR), SafetyStock.
Read More
B-1790
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurayuni Yusra; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Puput Oktamianti, Budi Hartono, Astrid Saraswaty Dewi
Abstrak: Unit Gizi pada rumah sakit adalah merupakan bagian penunjang medis yangmemegang peranan penting dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit.Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran proses pengendalian persediaan danpengadaan bahan makanan di Unit Gizi RS Awal Bros Pekanbaru. Jenis penelitianyang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan observasional danwawancara mendalam dengan pihak yang berhubungan langsung dengan prosespengadaan persediaan bahan makanan di Unit Gizi RS Awal Bros Pekanbaru.Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengendalian pengadaan persediaan bahanmakanan dilakukan secara manual menggunakan metode konsumsi. AnalisisABC menunjukkan dari 177 item bahan makanan kering terdapat 13 (9,66%)item bahan makanan kelompok A menghabiskan dana 70,94% dari total nilaiinvestasi pengadaan bahan makanan. Hasil Analisis EOQ didapatkan nilai EOQyang bervariasi tergantung total nilai investasi bahan makanan. Efektifitaspengendalian pengadaan dan persediaan bahan makanan berdasarkan InventoryTurn Over Ratio (ITOR) menggunakan penghitungan EOQ lebih cepatdibandingkan dengan ITOR dengan metode konsumsi.
Kata Kunci : Analisis ABC; EOQ; ITOR;Manajemen Logistik.
Nutrition Unit at the hospital is a medical support plays an important part in theorganization of food supply in the hospital. This study aims to determine theoptimal inventory control and procurement processes of foodstuffs at NutritionUnit in the hospital of Awal Bros Pekanbaru. This research is using qualitativeapproach method by observational and in-depth interviews with those directlyrelated to the process of planning and controlling the supply and logistics ofgroceries is used and analyzed by ABC, EOQ and ITOR methods.The studies shows that the control of the procurement of food supplies in theNutrition Unit of Awal Bros Pekanbaru do manually using the method ofconsumption. ABC Analysis showed 177 items of dry groceries there were 13(9,66%) items groceries group A spend 70,94% of the total investment value theprocurement of foodstuffs. Analysis results obtained EOQ values are variesdepending on the total investment value of foodstuffs. The effectiveness ofprocurement and inventory control of foodstuffs based on Inventory TurnoverRatio (ITOR) using EOQ calculation is faster than ITOR with the method ofconsumption.
Keywords : ABC Analysis; EOQ; ITOR; Logistics Management.
Read More
B-1813
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luvi Christiani; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Amal Chalik SjaafVetty Yulianty Permanasari, Dini Handayani, Arif Partono Prasetio
Abstrak: ABSTRAK Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan yang paripurna mempunyai kewajiban untuk menjaga mutu layanan yang diberikan. Perawat adalah salah satu ujung tombak pelayanan dan merupakan bagian sumber daya terbesar di rumah sakit. Mutu layanan keperawatan dengan tujuan utama adalah untuk patient safety dapat dipertahankan salah satunya dengan mengendalikan angka turnover. Selama tahun 2015 sampai 2017 didapatkan angka turnover perawat di Rumah Sakit Awal Bros Batam sebesar 15,4%, 14,3%, dan 18,9%. Metode penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Awal Bros Batam ini dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan turnover perawat. Penelitian kuantitatif terhadap seluruh perawat yang sudah keluar sebanyak 79 orang. Penelitian kualitatif terhadap perawat di bagian rawat inap dan critical care dengan informan sebanyak 7 orang. Hasil kuantitif secara statistik univariat menunjukkan perawat yang keluar 77,2% perempuan dan 22,8% laki-laki, 82,3% berusia sampai dengan 30 tahun dan 17,7% berusia lebih dari 30 tahun, tingkat pendidikan diploma III 89,9% dan strata I sebanyak 10,0%, menikah 55,7% dan tidak menikah 44,3 %, asal rekrut 62% berasal dari luar batam dan 38% berasal dari batam, serta masa kerja sampai 5 tahun 81% dan masa kerja diatas 5 tahun 19%. Uji statistic bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan turnover adalah status pernikahan (Asymp. Sig. 0.003) dan daerah asal rekrut (Asymp. Sig. 0.000). Analisis kualitatif dengan wawancara mendalam dan focus group discussion didapatkan faktor lingkungan non-fisik terutama masalah kepemimpinan yang memunculkan dorongan untuk memutuskan keluar dari rumah sakit. Tingkat turnover di Rumah Sakit Awal Bros Batam masih tinggi sampai dengan tahun 2017 dengan faktor status pernikahan dan daerah asal rekrut, lingkungan kerja non fisik, dan kepemimpinan berhubungan dengan turnover. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan Rumah Sakit Awal Bros Batam sebagai salah satu faktor untuk dapat mengendalikan turnover perawat. Kata kunci: turnover; perawat; kepemimpinan ABSTRACT Hospitals as plenary health service providers have an obligation to maintain the quality of services provided. The nurse is one of the spearheads of service and is the largest part of the hospital's resources. The quality of nursing services with the main goal is to maintain patient safety by controlling the turnover rate. During 2015 to 2017 there were 15.4%, 14.3%, and 18.9% turnover rates for nurses at Awal Bros Hospital Batam The method of research conducted at the Awal Bros Hospital Batam with a quantitative and qualitative approach to determine factors related to nurse turnover. Quantitative research for all nurses who had left was 79 people. Qualitative research on nurses in the inpatient and critical care section with informants 7 people. Quantitative results with univariate statistical show nurses who had been turnover were 77.2% women and 22.8% men, 82.3% aged up to 30 years and 17.7% aged over 30 years, diploma level III 89.9 % and strata I 10.1%, married 55.7% and not married 44.3%, 62% of recruits came from outside Batam and 38% came from Batam, as well as working period up to 5 years 81% and working period above 5 years 19%. The bivariate statistical test showed that the factors associated with turnover were marital status (Asymp. Sig. 0.003) and the area of recruitment (Asymp. Sig. 0.000). Qualitative analysis with in-depth interviews and focus group discussions found non-physical environmental factors, especially leadership problems which gave rise to the urge to decide to leave the hospital. The turnover rate in Awal Bros Hospital Batam is still high with factors of marital status and area of recruitment, non-physical environmental factors, especially leadership that are associated with turnover. This can be taken into consideration as the Awal Bros Hospital Batam as a factor to be able to control nurse turnover. Keywords: turnover; nurse; leadership
Read More
B-2047
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ita Purnama Bulan; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Maryati
Abstrak: Penelitian ini menganalisis waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros Bekasi. Penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif, dengan sampel sebanyak 172 lembar resep baik racikan maupun non racikan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep sebesar 22 menit untuk resep non racikan sedangkan untuk resep racikan sebesar 41 menit. Faktor penghambat yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros Bekasi adalah SDM yang belum memadai, ketersediaan obat yang masih kurang, sistem komputerisasi yang belum memadai, masa kerja/ pengalaman petugas dan sarana ruang racik yang kurang luas.
Kata kunci: Waktu tunggu, pelayanan resep, farmasi rumah sakit

This study analyzes the waiting time of prescription services in Installation of Pharmacy Awal Bros Hospital, Bekasi. It is a qualitative and quantitative research, with sampel of 172 prescriptions, both concoction and non concontion drugs. This study found that the average waiting time of conconction drugs is 41 minutes, while the non concoction drugs is 22 minutes. The factors affecting those waitng time is insufficient of human resources, lack of drugs provision, inadequate correction of IT system lack of work experience, improper working space for doing concoction drugs.
Keyword : waiting time, prescription service, hospital pharmacy
Read More
S-8663
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ronny Sutanto; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Budi Hartono, Amila Megraini, Vetty Yulianty Permanasari
B-1821
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widya Putri; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Kurnia Sari; Penguji: Puput Oktamianti, Ervin Yamani A, Mustikasari
Abstrak:

Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya pasien batal yang berobat di rawat jalan Rumah Sakit Awal Bros Batam yang kemungkinan disebabkan oleh lamanya waktu tunggu,angkanya berkisar 4% bulan dari total kunjungan .Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya mutu pelayanan dan rusaknya performance Rumah Sakit.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mencari informasi dan mengetahui penyebab pasien lama menunggu dengan melakukan penelitian di sub unit yang terkait di unit Rawat Jalan yaitu observasi langsung,wawancara mendalam dan telaah dokumen.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sub unit yang berperan besar terhadap lamanya pasien menunggu adalah di sub unit Rekam Medis pada saat proses persiapan berkas file Rekam Medis dan pada penelitian ini didapatkan juga lama waktu masing-masing proses yang dilalui pasien sehingga dapat dijadikan pedoman standar waktu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Awal Bros Batam.Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagai unit Rawat Jalan yang terdiri dari sub unit-sub unit,maka diperlukan SOP yang mengatur secara keseluruhan sebagai satu kesatuan pelayanan yang ada di Rumah Sakit sehingga memudahkan untuk kordinasi dan evaluasi pelyanannya. Kata kunci ; Rawat Jalan,waktu tunggu


 The background of this research is the number of patients who canceled outpatient in Awal Bros Hospital Batam which may be caused by long waiting periods, the figure ranges from 4% months of total visits. This can lead to reduced quality of service and destruction of hospital performance.The study was a qualitative study that aims to seek information and find out the causes of long wait patients with conducting research in the relevant sub-units in the outpatient unit of direct observation, depth interviews and document review.Based on the results, sub-units that contribute greatly to the length of patient waiting is the Medical Record subunits during the process of file preparation file Medical Records and in this study, too much time each process through which the patient so that it can be used as guidelines for standards of patient care time Initial Awal Bros Hospital Batam.In this study it was found that as the Outpatient unit consisting of sub-unit of sub units, the necessary standard operating procedures that set a whole as a single unit to service at the Hospital, making it easier for coordination and evaluation of services. Keyword:outpatient,waiting time

Read More
B-1270
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arfan Awaloeddin; Pembimbing: Amila Megraini; Penguji: Purnawan Junadi, Adang BAchtir, Astuty, Anwarul Amin
Abstrak:

Rurnah sakit sebagai mata rantai sistern kesehatan diharapkan dapat mencapai pelayanan yang bermutu, berdaya guna, serta didirikan dan dijalankan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperlukan oleh masing-masing penderita dalam batas kemampuan teknologi dan sarana yang tersedia di rumah sakit. Salah satunya adalah instalasi farmasi yang merupakan sarana penting dalam proses penyembuhan dan merupakan salah satu komponen biaya operasional yang besar dari seluruh biaya operasional rumah sakit. Anggaran yang dibelanjakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros untuk obat dan alkes sebanyak 46.65 % (Rp 5.155.680.986) dari total pengeluaran rumah sakit, dari jumlah tersebut 37.88% (1.952.881.880) adalah investasi untuk obat antibiotika. Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros pada pemakaian obat-obatan antibiotika periode Januari hingga Juni tahun 2001, dengan tujuan mengidentifikasi tingkat persediaan obat antibiotika di instalasi farmasi, merencanakan dan mengendalikan jumlah pemesanan obat yang efisien dan efektif. Perencanaan yang tepat diharapkan dapat menghasilkan suatu jumlah dan jenis persediaan perbekalan di instalasi farmasi, dalam hal ini khusus obat antibiotika. Persediaan obat-obatan antibiotika dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan nilai pemakaian, nilai investasi dan nilai indeks kritis dengan memakai analisis ABC. Pengelompokkan ini merupakan salah satu cara untuk mengendalikan persediaan, dengan demikian dapat diketahui jenis obat mana yang perlu diperhatikan karena mempunyai investasi yang tinggi dengan nilai kritis yang tinggi pula. Indeks kritis dapat diketahui melalui pendapat dari para dokter full timer yang berada di Rumah Sakit Awal Bros yang memakai obat tersebut. Hasil analisis indeks kritis ABC didapatkan basil bahwa kelompok A untuk 75-20-5 yang memerlukan investasi paling tinggi (66.51 % dari seluruh biaya) terdiri dari 32 item obat (9.33 %), kelompok B menelan biaya 28.99% terdiri dari 126 item obat dan kelompok C menelan biaya 4.50% dari seluruh biaya. Jenis obat antibiotika kelompok A 75-20-5 berdasarkan pemakaian, investasi dan indeks kritis berjumlah 74 item, jika dikelompokkan dengan kelompok nama generik akan dapat berkurang menjadi 60 item. Hal ini setidaknya rumah sakit Awal Bros dapat melakukan efisiensi sehingga biaya yang hares diinvestasikan akan berkurang.


 

Hospital is the part of health system chain which might be expected to provides quality services, efficient, and was established, operated to achieve various level of health services including promotion, prevention, curative and rehabilitation to meet patient needs in accordance to both technologies and facilities availabilities in the respective hospital. In particularly, pharmaceutical department is one of the important facilities in patient care that consume the biggest part of operational cost. In Awal Bros hospital, drugs and consumable goods spent 46.65% of total hospital expenditure. (Rp 5.155.680.986.-). In addition the hospital spent 37.88% of their total drugs expenditure for antibiotic (1.952.881.880 rupiahs). This study took place in Pharmaceutical Department of Awal Bros hospital during January 2001 thorough June 2001 period that aimed to identify the availability of antibiotic, and to develop the most economical procurement plan as well as to manage the availability. By doing so it was expected the hospital could manage the availability of antibiotic in terms of amount and type. The availability of antibiotic was grouped into different categories according to level of utilization, investment as well as critical index by using ABC analysis. This approach aimed to control level of antibiotic availability, an effort to identify priority in next procurement by considering its investment level and critical index. Information on critical index was gathered from selected residence physicians that had been known as frequent users. The ABC critical index analysis revealed that group A (75- 20-5) represented the highest investment totaling 66.51% of total expenditure, consisted of 32 item of antibiotic (9.33%); group B represent 28.99% of total expenditure (126 items) and group C represent 4.50% of total expenses. The total group A 75-20-5 with categories according to level of utilization, investment as well as critical index consisted 74 items, if grouped to generic drugs the least would decrease to 60 items. This approach which aimed to control level of antibiotic availability, can be utilized to identify priority in next procurement by considering its investment level.

Read More
B-500
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Titis Elvira Nizar; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Helen Andriani, Masyitoh, Putri, Widya; Simatupang, Deriani
B-2193
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Gusnita; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, R. Soeko W. Nindito D., Teuku Nebrisa Zagladin
Abstrak:
Latar belakang: Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar masyarakat yang wajib diselenggarakan secara efektif dan efisien oleh rumah sakit, termasuk dalam hal pengelolaan persediaan farmasi. Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Rumah Sakit Pusat Kanker Nasional memiliki tantangan dalam menjaga ketersediaan obat kanker yang bernilai tinggi dan berisiko kritis. Berdasarkan data capaian indikator Rasio Beban Persediaan Farmasi terhadap Pendapatan Operasional pada periode September–Desember 2024, diketahui bahwa nilai rasio tersebut tidak mencapai target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Hal ini mengindikasikan perlunya evaluasi terhadap sistem pengendalian persediaan farmasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas analisis ABC-VEN dalam pengendalian persediaan farmasi di RSK Dharmais. Metode: Penelitian menggunakan desain operational research dengan pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan kunci serta data sekunder dari SIMRS dan laporan rumah sakit tahun 2024. Analisis dilakukan terhadap seluruh item obat yang termasuk dalam formularium rumah sakit. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengelompokan ABC, kelompok A berdasarkan jumlah pemakaian terdiri dari 79 item (6,11%) yang menyumbang 69,93% nilai penggunaan, dan berdasarkan nilai investasi terdiri dari 107 item (8,27%) dengan kontribusi 69,97% dari total investasi. Kelompok obat esensial mendominasi dengan proporsi 79,60% (1.030 item), diikuti oleh kelompok non-esensial 11,90% dan vital 8,50%. Kombinasi analisis ABC-VEN menunjukkan bahwa sebagian besar obat prioritas tinggi adalah obat kanker. Simulasi ITOR menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan dapat ditingkatkan, sehingga manajemen stok menjadi lebih efisien dan adaptif terhadap kebutuhan klinis. Kesimpulan: Analisis ABC-VEN terbukti efektif dalam mengidentifikasi prioritas pengendalian dan optimalisasi pengelolaan obat kanker di RSK Dharmais, serta berkontribusi dalam peningkatan efisiensi logistik farmasi rumah sakit.Background: Healthcare services are a fundamental right of every citizen and must be delivered effectively and efficiently by hospitals, including the management of pharmaceutical inventories. Dharmais Cancer Hospital, as the National Cancer Center Hospital in Indonesia, faces significant challenges in ensuring the availability of high-cost and critically important cancer drugs. Based on the performance indicator of the Pharmaceutical Inventory Cost Ratio to Operational Revenue for the period of September to December 2024, it was found that the ratio consistently failed to meet the targets set by the Ministry of Health. This condition highlights the need for an evaluation of the pharmaceutical inventory control system. Purpose: This study aims to evaluate the effectiveness of the ABC-VEN analysis in controlling pharmaceutical inventory at Dharmais Cancer Hospital. Method: This research employs an operational research design with a mixed-method approach, incorporating both qualitative and quantitative data. Primary data were collected through in-depth interviews with key informants, while secondary data were obtained from the Hospital Information Management System (SIMRS) and institutional reports from the year 2024. The analysis was conducted on all pharmaceutical items listed in the hospital formulary. Results: The results show that in the ABC classification, Class A drugs based on usage volume included 79 items (6.11%) which accounted for 69.93% of total drug usage value, while based on investment value, 107 items (8.27%) represented 69.97% of total inventory value. Essential drugs dominated the VEN classification with 79.60% (1,030 items), followed by non-essential drugs at 11.90% and vital drugs at 8.50%. The ABC-VEN matrix revealed that most high-priority drugs were cancer medications. ITOR simulation results indicated that inventory turnover could be significantly improved, leading to more efficient and responsive stock management aligned with real clinical needs. Conclusion: ABC-VEN analysis proved effective in identifying inventory control priorities and optimizing the management of cancer drugs at Dharmais Cancer Hospital, thereby enhancing pharmaceutical logistics efficiency.

Read More
T-7387
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive