Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32489 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Akprilini Mustikawati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Sandi Iljanto, Nienne Aridayanthi Hainun, Bambang Wisnubroto
Abstrak: Tesis ini membahas gambaran tentang kinerja rawat inap Rumah Sakit ABC melaluipendekatan balanced scorecard (BSC). Desain penelitian adalah analitik deskriptif denganpendekatan kuantitatif dan untuk mendukung hasil yang diperoleh juga dilakukanpendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara, telaah dokumen mengenai empatperspektif pada Balanced Scorecard. Hasil penelitian tahun 2013-2017 menunjukkan :(1).Perspektif keuangan : rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan rawat inap tidak ideal,rata-rata tingkat pengeluaran biaya ideal, perbandingan pendapatan dan pengeluaran ideal,(2). Perspektif pelanggan : kepuasan pasien rawat inap tidak ideal, retensi pelanggan tidakideal, akuisi pelanggan tidak ideal, (3). Perspektif proses bisnis internal : BOR tidak ideal,AvLOS tidak ideal, BTO ideal, TOI tidak ideal, NDR ideal, GDR ideal, pertumbuhanpasien rawat inap ideal, (4) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran : kepuasan karyawantidak ideal, turn over karyawan ideal, akses terhadap pendidikan dan pelatihan tidak ideal.Saran secara umum hendaknya Rumah Sakit ABC mengukur kinerjanya denganmenggunakan pendekatan balanced scorecard, yang efektif dalam mengukur kinerja rumahsakit secara komprehensif, efektif dan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada,serta dapat membantu manajemen rumah sakit untuk menentukan langkah-langkahperbaikan demi meningkatkan kinerja rumah sakit khususnya kinerja rawat inap.
Kata kunci:Instalasi Rawat Inap, Kinerja, Balanced Scorecard.
This thesis discusses the description of hospitalization performance of ABC hospitalthrough balanced scorecard (BSC) approach. The research design is descriptive analyticalwith quantitative approach and to support the results obtained also conducted qualitativeapproach by conducting interviews, study documents on four perspectives on BalancedScorecard. The results of the year 2013-2017 show : (1). Financial perspective : averageinpatient income growth is not ideal, average cost of spending is ideal, ratio income andexpenditure is ideal, (2). Customer perspective: inpatient satisfaction is not ideal,customer retention is not ideal, customer acquisition is not ideal, (3). Internal businessprocess perspective: BOR is not ideal, AvLOS is not ideal, BTO is ideal, TOI is not ideal,NDR is ideal, GDR is ideal, inpatient growth is ideal, (4) Perspective of growth andlearning : employee satisfaction is not ideal, turn over employee is ideal, access toeducation and training is not ideal. General advice should ABC Hospital measure itsperformance by using balanced scorecard approach, which is effective in measuringhospital performance comprehensively, effectively and can identify problems, and canassist hospital management to determine improvement measures to improve performancehospitals especially inpatient performance.
Keywords :Inpatient Installation, Performance, Balanced Scorecard (BSC).
Read More
T-5294
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuniwarti; Pembimbing: Adang Bachtiar, Pujiyanto
T-1891
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desi Rosalia Putri Rahmanita; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Sari Chandrawati
S-8306
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanifa Nawawi; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Mieke Savitri, Surya Ede Darmawan, Djajadilaga
T-3133
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zulfa Devistra; Pembimbing: Indang Trihandini, Purnawan Junadi
T-1568
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luh Putu Sinthya Ulandari; Pembimbing: Jaslis Ilyas Penguji: Anhari Achadi, Sandi Iljanto, Ediansyah, Febriyanti Eka Lukmana
T-5277
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratna Utami Wijayanti; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Anhari Achadi, Pujiyanto, Childa Maisni, Euis Saadah
Abstrak: Latar belakang (background): Saat ini, banyak sekali permasalahan kesehatan yangterjadi pada remaja, termasuk juga pada remaja yang berada di sekolah. Di Indonesia,terdapat sebuah program promosi kesehatan yang dilakukan pada tataran sekolah yaituUsaha Kesehatan Sekolah (UKS). Anak sekolah merupakan kelompok terorganisir yangberpotensi untuk mampu berdaya dalam hal kesehatan. Tujuan (Objective): Memberikangambaran mengenai pelaksanaan program UKS pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas(SLTA)di Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.Metode (Method): Informasi yang didapatkan berasal dari studi kualitatif yang dilakukanpada sekolah dan Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta. Studi ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2014. Informasi yang dianalisis dalam studi ini bersumber dari 17 wawancaramendalam yang dilakukan pada sekolah dan Puskesmas, melibatkan 4 (empat) wakilkepala sekolah, 4 (empat) guru Pembina UKS, 4 (empat) perwakilan siswa, 4 (empat)perwakilan Puskesmas, dan seorang perwakilan staf Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.Hasil (result): Berdasarkan metode evaluasi Balanced Scorecard, pada keempat sekolahyang menjadi studi penelitian ini lebih banyak menjalankan ruang lingkup kuratif saja.Pada keempat Puskesmas diketahui lebih banyak menjalankan fungsi pelayanan kesehatandibandingkan dengan fungsi pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat.Beberapa faktor yang mendorong belum optimalnya pelaksanaan UKS di SLTAdiantaranya adalah masih kurangnya pelatihan dan forum belajar bagi guru, belummaksimalnya pelibatan siswa baik di sekolah maupun di Puskesmas, dan belummaksimalnya kerjasama yang dilakukan oleh Puskesmas. Kesimpulan (conclusion):Diperlukan sebuah upaya yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan tersebuttermasuk peninjauan kembali kebijakan dan pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaanUKS di sekolah, peningkatan keterampilan bagi para guru dan petugas kesehatan melaluipelatihan dan mengaktifkan forum komunikasi sebagai sarana belajar untukmengembangkan wawasan, melibatkan para orangtua siswa, dan pelibatan siswa dalammenjalankan proses perencanaan hingga evaluasi program UKS di sekolah.Kata kunci: sekolah, siswa, pelaksanaan, program UKS, Puskesmas, Balanced Scorecard
Background: Nowadays, many health problems happened in adolescent, includingadolescent in school. In Indonesia, there is a program that conducted in school, namedUKS (Usaha Kesehatan Sekolah). In school, adolescent is the organized group that has tobe capable to empower in health. Objective: Explain about implementation of UKSprogram in Senior High School and equal in Province of DKI Jakarta with BalancedScorecard approaches. Method: information obtained from qualitative study conducted inSchool and health care center in Province of DKI Jakarta. Analyzed information in thisstudy sourced from 17 in-depth interviews, consist of 4 (four) vice school principle, 4(four) teachers, 4 (four) students, 4 (four) health care center staff, and representatives fromProvince Health Office. Result: Based on Balanced Scorecard method, in four schoolswhich become the subject of the research stated that are not yet implementedcomprehensive UKS program. Most of them implement only in curative and rehabilitativeefforts. Besides senior high school, the implement program is health care center. In fourhealth care center, most of them implement the program only in health services functioncompared with health education function. Inhibit factors which causes ineffective are lackof training and forum for teacher for encouraging their knowledge and skill that relatedwith UKS, lack of involving the student in school and health care center, and lack ofpartnership between health care center with other sectors like public sector, private sectors,or non-government organization. Conclusion: Required a comprehensive effort to solvethe problems. The governments have to review the policy and guidance related to UKSimplementation di school. Besides that, it is required to improve the organizing skill fromprogram officer (teacher and health care officer) so that they are capable to implementcomprehensive UKS program through training and communication forum as the learning,involve the parent of the student, and involve the students in planning until evaluationprocess in UKS program.Key word: school, student, implementation, UKS, health care center, Balanced Scorecard.
Read More
T-4291
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eli Ftriati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Junadi Purnawan, Kusnanto
S-6125
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marisa Anggraini Indah Sari Br Haloho; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Jaslis Ilyas, Lies Nugrohowati, Agnes Vianti
Abstrak:
Latar belakang: Didasari oleh pentingnya patient experience sebagai salah satu faktor kunci dalam meningkatkan loyalitas pasien di rumah sakit. Loyalitas pasien sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dan reputasi rumah sakit, khususnya di tengah persaingan layanan kesehatan yang semakin ketat. Namun, masih terdapat keterbatasan penelitian terkait hubungan antara pengalaman pasien dengan loyalitas pasien di ruang rawat inap. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara patient experience dengan loyalitas pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Hermina Depok. Metodologi penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada pasien rawat inap, yang mencakup dimensi pengalaman pasien seperti komunikasi perawat/bidan, komunikasi dokter, respon staf, kenyamanan fasilitas fisik, manajemen nyeri, komunikasi tentang obat, dan discharge planning. Loyalitas pasien diukur melalui niat untuk kembali menggunakan layanan rumah sakit dan merekomendasikan rumah sakit kepada orang lain. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki pengalaman positif selama menjalani perawatan di RSU Hermina Depok. Analisis statistik bivariat dan multivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara patient experience secara keseluruhan dengan loyalitas pasien. Dimensi komunikasi perawat/bidan, komunikasi dokter, kenyamanan fasilitas fisik, dan discharge planning merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap loyalitas pasien. Temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan berbasis pengalaman pasien untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pasien.

.Background:This study is based on the importance of patient experience as a key factor in enhancing patient loyalty in hospitals. Patient loyalty significantly influences the sustainability and reputation of hospitals, especially amid increasingly competitive healthcare services. However, there is still a lack of research on the relationship between patient experience and patient loyalty in inpatient care settings. Research Objective: This study aims to analyze the relationship between patient experience and patient loyalty in the inpatient ward of Hermina General Hospital Depok. Research Methodology: This research uses a quantitative method with a cross-sectional design. Data were collected through questionnaires distributed to inpatients, covering dimensions of patient experience such as nurse/midwife communication, doctor communication, staff responsiveness, physical facility comfort, pain management, medication communication, and discharge planning. Patient loyalty was measured by the intention to return to the hospital and to recommend the hospital to others. Research Results: The results show that the majority of patients had a positive experience during their stay at Hermina General Hospital Depok. Bivariate and multivariate statistical analyses revealed a significant relationship between overall patient experience and patient loyalty. The dimensions of nurse/midwife communication, doctor communication, physical facility comfort, and discharge planning were the most influential factors affecting patient loyalty. These findings emphasize the importance of improving service quality based on patient experience to maintain and increase patient loyalty.
Read More
T-7233
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Roza Leswirna; Pembimbing: Ilyas, Jaslis; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Mieke Savitri, Rustam Effendi
Abstrak:

ABSTRAK Pengukuran kinerja puskesmas selama ini di Kabupaten Lima Puluh Kota adalah dengan melihat pencapaian program. Pengukuran ini kurang komprehensif, maka perlu dilakukan pengukuran yang lebih komprehensif, salah satunya yaitu dengan metoda balanced scorecard, dimana kinerja dilihat dari empat perpektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja puskesmas rawat inap dengan pendekatan balanced scorecard. Data diambil di Puskesmas Pangkalan dan Puskesmas Dangungdangung pada bulan April – Mei 2008. Data yang digunakan adalah data primer untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dan tingkat kepuasan karyawan. Sedangkan data skunder untuk perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja Puskesmas Pangkalan pada perspektif keuangan belum baik, tingkat kepuasan pelanggan dilihat dari lima dimensi mutu adalah sebagai berikut: dimensi tangible sebesar 48,7% puas, reliability 35,9% puas, responsivess 51,3% puas, assurance 43,6% puas, empathy 35,9% puas. Pencapaian cakupan pelayanan puskesmas tahun 2005 sampai 2007 adalah sebagai berikut: cakupan K4 sebesar 78,5%, 87% dan 87%, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 72,6%, 92,5% dan 94%, cakupan imunisasi lengkap bayi 86,4%, 92%, 92%, cakupan berat badan balita naik 84,1%, 81%, 87%, penemuan penderita TB Paru 40%, 41,3% dan 42%, cakupan kampanye PHBS 40%, 60% dan 80% serta cakupan penyuluhan kesehatan lingkungan 40%, 75% dan 80%. Tingkat kepuasan karyawan sebesar 48,3% puas pada kebutuhan fisik/biologis, 65,5% puas pada kebutuhan rasa aman, 48,3% puas pada kebutuhan bersosialisasi, 72,4% puas pada kebutuhan penghargaan dan 65,5% puas pada kebutuhan aktualisasi diri. Tingkat absensi dari tahun 2005 sampai 2007 adalah 0,97%, 0,80% dan 0,70%. Akses pendidikan dan pelatihan dari tahun 2005 sampai 2007 adalah 2 , 3 dan 3 orang. Sedangkan kinerja Puskesmas Dangung-dangung, perspektif keuangan belum baik, tingkat kepuasan pelanggan pada dimensi tangible sebesar 49,1% puas, reliability 50,9 % puas, responsivess 49,1% puas, assurance 35,1% puas, empathy 40,4% puas. Pencapaian cakupan pelayanan puskesmas tahun 2005 sampai 2007 adalah sebagai berikut: cakupan K4 sebesar 91,7%, 89,7% dan 78,2%, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 100%, 100% dan 81%, cakupan imunisasi lengkap bayi 65,5%, 93%, dan 95,5%, cakupan berat badan balita naik 68,7%, 79,5%, 85,5%, penemuan penderita TB Paru 40%, 40,5% dan 36,8%, cakupan kampanye PHBS 79,5%, 67,4% dan 82% serta cakupan penyuluhan kesehatan lingkungan 68,8%, 81,3% dan 100%. Tingkat kepuasan karyawan sebesar 38,7% puas pada kebutuhan fisik/biologis, 61,3% puas pada kebutuhan rasa aman, 54,8% puas pada kebutuhan bersosialisasi, 22,6% puas pada kebutuhan penghargaan dan 45,2% puas pada kebutuhan aktualisasi diri. Tingkat absensi dari tahun 2005 sampai 2007 adalah 0,91%, 0,89% dan 0,70%. Akses pendidikan dan pelatihan dari tahun 2005 sampai 2007 adalah 1 , 2 dan 2 orang Daftar bacaan : 37 (1992 - 2007).


ABSTRACT The measure of puskesmas performance at Kabupaten Lima Puluh Kota is to see how much the programmed has been achieved. But this measuring is not comprehensive, so there is a need to perform a properly comprehensive measurement, which is balanced scorecard method, the performance was observed on four perspectives, which is finance perspective, customer perspective, internal business process perspective, and growth and training perspective. This study is designed to use descriptive analytic researched which aim to a picture of puskesmas in-impatience performance through balanced scorecard method. Data been collected from Puskesmas Pangkalan and Puskesmas Dangung-dangung since April – May 2008. The utilized data is primary data to know the customer satisfaction level and employee satisfaction. Meanwhile secondary data was applied to finance perspective, internal business process perspective, and growth and training perspective. The research shows that Puskesmas Pangkalan performance are finance perspective is not good, customer satisfaction can obtained from five quality dimension, there are : tangible dimension as 48,7% satisfied, reliability 35,9% satisfied, responsiveness 51,3% satisfied, assurance 43,6% satisfied, empathy 35,9% satisfied, The achievement of Puskesmas service coverage on 2005 until 2007 as follows K4 coverage as 78,5%, 87% and 87%, delivery coverage by health personnel 72,6%, 92,5% and 94%, baby complete immunization coverage 86,4%, 92%, 92%, increased infant weight coverage was 84,1%, 81%, 87%, founding TB Paru patient 40%, 41,3% and 42%, PHBS campaign coverage 40%, 60% and 80% and coverage of counseling for environment health 40%, 75% and 80%. Employee satisfaction level at 48,3% satisfied on availability of physically/biologically need, 65,5% satisfied on safety on work need, 48,3% satisfied on socialization need, 72,4% satisfied on achievement reward need, and 65,5% satisfied on self actualization need. Absence range on 2005 until 2007 was 0,97%, 0,80% and 0,70%. Access to found properly training and sufficient education from 2005 until 2007 was 2, 3 and 3 personnel. Meanwhile the performance of Puskesmas Dangung-dangung are finance perspective is not good, customer satisfaction level at tangible dimension as 49,1% satisfied, responsiveness 49,1% satisfied, assurance 35,1% satisfied , empathy 40,4% satisfied. The achievement of Puskesmas service coverage on 2005 until 2007 as follows K4 coverage as 91,7%, 89,7% and 78,2%, delivery coverage by health personnel 100% and 100%, and 81%, baby complete immunization coverage 65,5%, 93%, and 95,5%, increased infant weight coverage was 68,7%, 79,5%, 85,5%, founding TB Paru patient 40%, 40,5% and 36,8%, PHBS campaign coverage 79,5%, 67,4% and 82% and coverage of counseling for environment health 68,8%, 81.3% and 100%. Employee satisfaction level at 38,7% satisfied on availability of physically/biologically need, 61,3% satisfied on safety on work need, 54,8% satisfied on socialization need, 22,6% satisfied on achievement reward need, and 45,2% satisfied on self actualization need. Absence range on 2005 until 2007 was 0, 91%, 0, 89% and 0, 70%. Access to found properly training and sufficient education from 2005 until 2007 was 1, 2 and 2 personnel. Bibliography: 39 (1992 – 2007)

Read More
T-2879
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive