Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32867 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Meily Arovi Qulsum; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Dumilah Ayuningtyas, Pujiyanto; Saraswati; H K M Taufiq
Abstrak: Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar akreditasi. Tahun 2015 2016 jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Timur yang capaian akreditasi kab/kota terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 20 (8,3%). Kinerja Puskesmas dapat diukur dengan menggunakan Malcolm Baldrige. Penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain penelitian cross sectional dengan model rancangan pre test post test design, dengan total populasi menjadi total sampel yaitu 20 Puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan standar instrumen akreditasi Puskesmas yang sudah dipadankan dengan 6 kriteria Malcolm Baldrige. Hasil penelitian Hasil dari penelitian pengaruh status akreditasi terhadap kinerja Puskesmas dengan menggunakan teori Malcolm Baldrige dari 6 kriteria hanya 1 yang berpengaruh yaitu fokus operasi dan yang lainnya tidak berpengaruh, kriteria kepemimpinan kesimpulannya ada penurunan kinerja Puskesmas dengan p value 0,245, perencanaan startegis penurunan dengan p value 0,525, fokus pelanggan penurunan dengan p value 0,207, pengukuran, analisis dan manjemen informasi penurunan dengan p value 0,349, fokus SDM penurunan dengan p value 0,960 dan fokus operasi tidak ada penurunan yang siginifikan dengan p value 0,040.Kesimpulan hasil penelitian didapatkan bahwa kinerja Puskesmas pada setiap status akreditasi mengalami penurunan pada saat post test. Perlu adanya pemahaman yang sama terkait proses akreditasi dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas, antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Puskesmas
Read More
T-5718
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Indah; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Meinarwati, Dewi Yana
Abstrak: Pemanfaatan pelayanan akupunktur di Puskesmas merupakan pelayanan pelengkap yangdiharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien, akan tetapi penyelenggaraannyabelum berjalan secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinanpengguna pelayanan akupunktur di 2 Puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun2016. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melaluipengisian kuesioner pada 86 pasien yang mendapatkan terapi akupunktur di 2 puskesmasKota Administrasi Jakarta Selatan yang diambil secara simple random sampling. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan akupunktur di 2 Puskesmas KotaAdministrasi Jakarta Selatan adalah 3.76 kali kunjungan per pasien. Sebagian besar penggunapelayanan akupunktur berjenis kelamin perempuan dan berpendidikan SMU keatas.Pengetahuan, pendidikan, persepsi responden terhadap sikap petugas dan dukungan temansebaya dianalisis tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan akupunktur di 2puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan, sedangkan variabel jenis kelamin merupakanvariabel yang secara signifikan berpengaruh (p=0.024) dan diasumsikan sebagai variabelyang dominan dalam kaitannya dengan Pemanfaatan Pelayanan Akupunktur di 2 PuskesmasKota Administrasi Jakarta Selatan.Kata Kunci : pemanfaatan pelayanan, akupunktur, puskesmas.Daftar Pustaka : 40 (1996-2015)
The utilization of acupuncture health service in public health center as a complementary isexpected to speed up the healing process, but the implementation of acupuncture healthservice is not running optimally. The aim of the study is to know the user determinant ofacupunture health service in 2 public health center in South of Jakarta 2016. This is a crosssectional study, using questionnare to 86 participants who get acupuncture therapy in 2 publichealth center and taken by simple random sampling. The results of the study showed that theutilization level of acupuncture health services is 3.76 times per visit patients. Most ofacupuncture health service user are woman and educated senior high school and above.Knowledge, the perception of atittude of the officers and support of peers analyzed is notrelated with the utilization of acupuncture health service in 2 public health center in SouthJakarta 2016, while gender is a variable that significantly affect (p=0.024) and assumed as adominant variable in relation with the utilization of acupuncture health service in 2 publichealth in South Jakarta 2016.Keywords: Utilization, acupuncture, public health center.References : 40 (1996-2015).
Read More
T-4625
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Dwi Indriati; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Pujiyanto, Firzawati, Adi Pranaya
Abstrak: Rendahnya pemanfaatan pelayanan bersalin di Puskesmas PONED,pemerintah berupaya agar semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatandi fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain crossectional,dengan hasil sebesar 79.6% tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan untukbersalin. Faktor yang berhubungan dalam penelitian ini adalah budaya bersalin dirumah, akses, frekuensi pemeriksaan kehamilan dan fasilitas fisik.Budaya melahirkan di rumah dan akses yang sulit akan mempengaruhicakupan dalam pelayanan bersalin, oleh karena itu perlunya peran keluarga,masyarakat dan lingkungan tentang kepedulian terhadap kesehatan ibu dan bayi,menguatkan kembali hubungan kemitraan dengan bidan dan paraji, meningkatkankemampuan tenaga kesehatan secara kompetensi dan kemampuan KIE(komunikasi, informasi, edukasi).Kata kunci: ibu bersalin, budaya, akses.
Read More
T-4603
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Masykur Alawi; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Mustikasari, Cucu Sumintardi, Harun Alrasyid
Abstrak: Public Health Center is the frontline in the basic health services that include cases of non specialist to be solved in this First Level Health Facilities. The purpose of this study was to determine the factors associated with high referral of National Health Insurance patient with non specialistic cases by PHC to Referral level of Health Care Facilities in Sukabumi during 2015. The study used cross sectional design, on a sample of 58 public health centers along the doctors from each of the public health centers in Sukabumi using a whole sampling. The results showed that there was no relationship between employment status and references the non specialistic cases, there is a relationship between the characteristics of the region and reference the non specialistic cases, there is no relationship between the status category of public health centers based on the ability of the organization and referral of non specialistic cases, there was relationship between the adequacy drug and referral of non-specialistic cases, there was relationship between the adequacy of Medical Devices and references of non specialistic case, there was no correlation between the knowledge of doctors about the concept of gate keeper and referral of cases of non-specialist, there wa no correlation between knowledge of doctors about the case of the non specialist and referral of cases of non-specialist, there was no the relationship between clinicians' knowledge about the concept of gate keeper and referral of cases of non-specialist, there was no relationship between the knowledge of doctors about the concept of gate keeper and referral of cases of non-specialist, the distance of Public health center to health care referral has an influence on the doctor's decision to refer cases of non-specialist, while long work and a day of service or the presence of doctors in the health center to serve the patient has no effect on non-specialist referral. The need for the fulfillment of drugs, medical devices according to the standard, monitoring and evaluation of health centers and referral of cases of non specialist, both from health centers and from the Social Security Agency Health of Sukabumi. Keywords : Public Health Center; referral of cases of non specialist. References : 32 (1993-2015).
Read More
T-4608
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Frengklin Pasik; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Adang Bachtiar, Wachyu Sulistiadi, Lukman Hakim, Purnawan Junadi
Abstrak: Nama : Frengklin Pasik Program Studi : 1706093920 Judul : Evaluasi Efektivitas Program Kelambu Anti Nyamuk Dalam Eliminasi Malaria Di Kota Jayapura Tahun 2018 Pembimbing : Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM Propinsi papua secara khusus kota Jayapura masih bermasalah dan malaria dikota jayapura sekitar 19.504 kasus. Distribusi kelambu secara rutin setiap tahun dilakukan, di tahun 2018 kota jayapura mendapat 163.161 unit. Peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektif jalannya program tersebut dari berbagai sisi di wilayah dinas kesehatan kota Jayapura untuk eveluasi program Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan telaah dokumen, wawancara dan untuk memperjelas capaian program kelambu dilakukan survey atau pengukuran (Spot chek) pada 130 orang terpilih. Hasil penelitian ditemukan efektivitas kelambu untuk distrbusi 100%, kememilikan kelambu 66,15%, penggunaan kelambu 60,8%, kelambu tersisa di 6 puskesmas, sedangkan hubungan dengan kejadian malaria di kota meningkat 11,05% dengan yang tertinggi pada puskesmas koya barat 45%, sedangkan puskesmas kotaraja sukses menurunkan hingga 18 %. Faktor penyebab malaria adalah sering keluar dengan tidak menggunakan baju dan atau berbaju lengan pendek di malam hari. Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas seperti sumber daya manusia cukup , dana terbatas, dukungan kurang, keterlambatan waktu dan aksebilitas terpenuhi. Diharapkan pemerintah daerah dapat lebih berkontrbusi agar distribusi dan monitoring evaluasi dapat teratasi terutama untuk masalah pendanaan, ketepatan waktu program dan dukungan lintas sektor. Kata kunci: Efektivitas, kelambu anti nyamuk, eliminasi malaria ABSTRACT Name : Frengklin Pasik Study Program : 1706093920 Title : Evaluation of the Effectiveness from the Mosquito Netting Program in The Eliminating Malaria in The city of Jayapura in 2018 Counsellor : Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM Papua Province specifically, Jayapura city still has problems and malaria in the city of Jayapura, around 19,504 cases. Routine distribution of mosquito nets every year is carried out, in 2018 the city of Jayapura gets 163,161 units. The researcher was interested to find out how effective the program was from various sides in the Jayapura city health service area for program evaluation in 2018. This study used a qualitative approach by reviewing documents, interviews and clarifying the achievements of the survey program (Spot check) on 130 chosen person. The results of the study found the effectiveness of bed nets for distribution of 100%, mosquito net ownership of 66.15%, use of mosquito nets 60.8%, mosquito nets remaining in 6 health centers, while the relationship with malaria incidence in the city increased 11.05% with the highest in west koya 45 health centers %, while the Kotaraja health center has successfully reduced it to 18%. The causative factor of malaria is often going out without wearing clothes and or wearing short-sleeved clothes at night. Other factors that affect effectiveness such as sufficient human resources, limited funds, lack of support, delay in time and accessibility are fulfilled. It is expected that the regional government can contribute more so that the distribution and monitoring of evaluations can be overcome especially for funding issues, program timeliness and cross-sector support. Key words: Effectiveness, mosquito nets, malaria elimination
Read More
T-5763
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marlinda Siti Hana; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Anhari Achadi, Didit Fajar Putradi, Ubaidillah Syathori
Abstrak: Kasus penyakit DBD di Indonesia masih menjadi pusat perhatian karena merupakan penyakit yang bersifat endemis. Penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Garut mengalami peningkatan dibandingkan dengan yang terjadi di Indonesia dan Jawa Barat. Pada tahun 2014 sebanyak 499 kasus, tahun 2015 tercatat 336 kasus dan tahun 2016 sebanyak 562 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Kampung Cirengit Desa Mekargalih Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 ibu rumah tangga yang dilaksanakan dari bulan April 2017 s.d Mei 2017. Hasil penelitian di uji secara statistik dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). Variabel yang terdapat hubungan dengan perilaku pencegahan DBD adalah pengetahuan (p=0,0005), sikap (p=0,026), kinerja petugas kesehatan (p=0,013). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan adalah faktor pendidikan (p=0,165). Hasil analisa multivariat menunjukkan bahwa responden dengan sikap yang baik terhadap pencegahan DBD dan didukung dengan kinerja petugas kesehatan yang baik merupakan faktor yang paling dominan menentukan perilaku pencegahan DBD (OR = 9.554) di Kampung Cirengit Desa Mekargalih Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2017. Disarankan agar pihak Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut lebih mengintensifkan kegiatan penyuluhan langsung secara berkala serta menyebarkan leaflet dan poster kepada masyarakat. Kata kunci : DBD, Kinerja, Pencegahan, Pengetahuan, Sikap, Umur,
DHF cases in Indonesia are still the center of attention because it is a disease that is endemic. The spread of dengue disease in Garut district has increased compared to that occurred in Indonesia and West Java. In 2014 as many as 499 cases, in 2015 recorded 336 cases and in 2016 as many as 562 cases. This study aims to determine the factors - factors that affect the behavior of prevention of DHF in Mekargalih Village Tarogong Kidul District Garut Regency in 2017. Type of research used is cross sectional. Data were collected by questionnaire, total sample was 100 housewives conducted from April 2017 s.d May 2017. The results were statistically tested by chi square test at 95% confidence level (α 0,05). The variables that are related to the behavior of prevention of DHF were knowledge (p = 0.0005), attitude (p = 0,026), health officer performance (p = 0,013). While the variable that there is no relationship is an educational factor (p = 0.165). The result of multivariate analysis showed that respondents with good attitude toward prevention of DHF and supported by good health officer performance is the most dominant factor in determining the prevention behavior of DBD (OR = 9.554) in Cirengit Village of Mekargalih Village Tarogong Kidul Subdistrict Garut Regency 2017. It is recommended that The Institution Health Center and Health Office Garut more intensify the direct extension activities regularly and distributing leaflets and posters to the public. Keywords: DHF, Performance, Prevention, Knowledge, Attitude, Age.
Read More
T-4722
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rakhmawati Caesaria; Pembimbing: Wachu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Tri Astuti, Samsul Bahri
Abstrak: Dalam menghadapi Bonus Demografi, Indonesia masih menghadapi tantanganbesar di berbagai bidang, salah satunya bidang kesehatan. Tantangan tersebutsalah satunya ialah terus meningkatkanya angka penyakit tidak menular dimanamenjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan. BPJS Kesehatan dalamProgram Rujuk Balik (PRB) menawarkan sistem pelayanan efektif untuk pasienpenyakit kronis yang sudah mendapat perawatan di RS dan kondisi telah stabilagar dapat berobat jalan di Faskes Primer. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui efektivitas implementasi PRB peserta JKN di RSUD Kota Depok.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus diRSUD Kota Depok. Hasil penelitan menunjukkan bahwa implementasi PRB diRSUD Kota Depok belum efektif. Masih seringnya terjadi kekosongan obat diapotek rekanan BPJS dan perbedaan obat yang antara obat yang diberikan selamaberobat jalan di rumah sakit dan obat rujuk balik menjadi faktor penghambatefektivitas implementasi PRB di RSUD Kota Depok. Perlunya perhatian untukmemenuhi persediaan obat agar implementasi PRB dapat berjalan efektif.Kata Kunci: Implementasi; efektivitas; PRB; JKN
In the face of demographic bonus, Indonesia still faces a major challenge in manyareas, one of which the health sector. The one challenge is the increasing numberof non-communicable disease in which a double burden on the health service.BPJS Kesehatan in their refferal back program offer an effective service systemfor chronic disease patients who have received treatment in hospital and thecondition has stabilized in order to outpatient treatment in primary health care.The aim of this study was to examine the effectiveness of implementation refferalback program on JKN member in RSUD Depok. This study used a qualitativemethod with case study approach. The results showed that the implementation ofthe refferal back program in RSUD Depok not yet effective. The emptiness ofdrugs and the difference between drugs given during hospital treatment and drugsgiven by the pharmacy made the implementation not effective. The necessity ofattention to drug supply in order to make implementation more effective.Keyword: implementation; effectiveness; refferal back program; JKN
Read More
T-4678
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Kurnia Cahyaningsih; Pembimbing : Adang Bachtiar; Penguji : Puput Oktamianti, Suhartono, Ni Made Sumartini
T-4721
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Isati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Indah Rosana Djajadiredja, Amila Megraini
Abstrak: Akreditasi merupakan salah satu kebijakan pemerintah meningkatkan pelayanankesehatan puskesmas yang bermutu dan berkesinambungan. Malcolm Baldrige sebagaikerangka kerja ekselen untuk evaluasi sistem pelayanan kesehatan dengan menilai diridan memperbaiki mutu organisasi. Penelitian ini menggunakan kuesioner MalcolmBaldrige dan bab 7 (tujuh) akreditasi Permenkes yaitu layanan klinis berorientasi pasienuntuk mengetahui gambaran mutu layanan layanan klinis rawat jalan puskesmasakreditasi dan non akreditasi dan mengetahui hubungan kepemimpinan, strategi, fokuspasien, manajemen pengetahuan dan informasi, fokus staf dan proses kerja dengan hasil.Penelitian kuantitatif dengan skoring Malcolm Baldrige, sampel penelitian sebanyak126 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil skor Malcolm Baldrigediperoleh skor rata-rata A-D-L-I (approach-deployment-learning-integration) dan Le-T-C-I (level-trend-comparison-integration) < 30%. Kedua jenis puskesmas berada padalevel kinerja poor. Puskesmas akreditasi berada pada kriteria early result dan nonakreditasi dengan kriteria early development. Kepemimpinan, strategi, fokus pasien,informasi dan analisis, fokus staf, dan proses mempunyai hubungan signifikan denganhasil layanan klinis rawat jalan. Puskesmas belum banyak dokumentasi layanan klinisrawat jalan, pendekatan belum optimal, perbaikan bila ada masalah dan belumterintegrasi antar unit layanan. Puskesmas akreditasi dan non akreditasi perlumeningkatkan mutu layanan klinis rawat jalan dan mengevaluasi diri dengan kerangkakerja ekselen Malcolm Baldrige.
Read More
T-5298
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Retno Wulandari; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Dumilah Ayuningtyas, Didik Supriyono, Wayan Sri Agustini
Abstrak:
Untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar, beberapa puskesmas di Indonesia telah dinaikkan statusnya menjadi puskesmas rawat inap, termasuk juga di Kabupaten Bogor. Jumlah kunjungan pasien rawat inap selama beberapa tahun terakhir tidak mengalami peningkatan yang berarti, bahkan selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Padahal selama kurun waktu tersebut ada penambahan dua puskesmas rawat inap. Masih belum diketahui apakah rendahnya kunjungan pasien tersebut berhubungan dengan kinerja unit rawat inap yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil kinerja dan faktor-faktor orgasnisasi yang berhubungan dengan kinerja unit pelayanan rawat inap di puskesmas Kabupaten Bogor tahun 2020 berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige, yaitu kepemimpinan; perencanaan strategis; fokus pada pelanggan/pasien; pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan; fokus pada tenaga kerja, dan manajemen proses. Desain penelitian ini adalah sequential explanatory dengan menggunakan metode gabungan (mixed methods) antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian melibatkan 168 responden dari 13 puskesmas rawat inap di Kabupaten Bogor, untuk selanjutnya dilakukan analsis data menggunakan Uji Chi Square dan regresi logistik ganda. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 8 orang informan dari beberapa puskesmas terpilih dan 1 orang informan dari dinas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menilai kinerja unit pelayanan rawat inap sudah baik (54,2%) lebih besar daripada proporsi responden yang menilai kinerja unit pelayanan rawat inap kurang baik (45,8%). Berdasarkan skor Malcolm Baldrige, sembilan puskesmas berada pada kriteria benchmark leader sedangkan empat puskesmas lainnya berada pada kriteria industry leader. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara perencanaan strategis (p-value=0,011), pengukuran analisis dan manajemen pengetahuan (p-value=0,003) dan manajemen proses (p-value=0,011) dengan hasil kinerja unit pelayanan rawat inap. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja dalam penelitian ini adalah variabel pengukuran analisis dan manajemen pengetahuan (OR=7,678). Rekomendasi penelitian ini adalah percepatan pembuatan payung hukum perda retribusi BLUD oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor, penambahan frekuensi pengadaan kegiatan update keilmuan dan pelatihan untuk tenaga kesehatan dan tenaga pengelola data dan informasi puskesmas, pengelolaan suara pelanggan yang lebih baik oleh puskesmas, serta sistem penghargaan yang lebih kreatif dan inovatif oleh kepala puskesmas.

To increase community affordability towards basic health services, several Public Health Center (PHC) in Indonesia have been upgraded to inpatient PHC, including in Bogor Regency. The number of inpatient visits during the last few years did not increase significantly, even during the last 2 years decreased. Even though during that period there were two new inpatient PHC unit. It is still unknown whether the low level of patient visits is related to the performance of that inpatient PHC unit. The purpose of this study was to determine the performance description and organizational factors related to the performance of inpatient PHC unit at the Bogor  Regency in 2020 based on Malcolm Baldrige's criteria: leadership; strategic planning; patient focus; measurement, analysis and knowledge management; workforce focus, and process management. The design of this research is sequential explanatory by using mixed methods between quantitative and qualitative. The study involved 168 respondents from 13 inpatient PHC in Bogor Regency. Data analized with Chi Square Test and multiple logistic regression. In-depth interviews were conducted with 8 informants from selected PHC and 1 informant from Bogor Public Health Office. The results showed that the proportion of respondents who rated the performance of the inpatient PHC unit as good (54.2%) was greater than the proportion of respondents who rated the performance of the inpatient PHC unit as not good (48.2%). Based on Malcolm Baldrige's score, nine PHC are in the benchmark leader criteria while four other PHC are in the industry leader criteria. The results also show that there is a relationship between strategic planning (p-value=0.011), measurement analysis and knowledge management (p-value=0.003) and process management (p-value=0.011) with the results of the performance of inpatient services. The most dominant variable related to performance in this research is measurement, analysis and knowledge management (OR = 7.678). Recommendations for this study are the acceleration of BLUD legal protection making by the local government of Bogor Regency, increasing the frequency of scientific update activities and training for health workers and data management personnel at the PHC, better management of patient voices by the PHC, and a better reward system by the chief of PHC.

Read More
T-5963
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive