Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30590 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Astrisa Faadhilah; Pembimbing: Helda, Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Teti Tejayanti, Titi Juhriati
Abstrak: Berat badan lahir rendah didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) meningkatkan angka kesakitan dan kematian dua kali lipat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan 2500 g atau lebih (Gopalan, 2018). Berat lahir rendah menjadi masalah kesehatan masyarakat berkelanjutan secara signifikan dan global dikaitkan dengan serangkaian konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang (WHO, 2014). Faktor resiko utama yang berhubungan dengan tingginya kejadian BBLR adalah faktor demografi, penyakit kronis sebelum hamil, status gizi ibu hamil, komplikasi dalam kehamilan, dan status pemeriksaan kehamilan (Committee on Prevention of Low Birth Weight, 1985; Gopalan, 2018). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan case control. Penelitian ini menggunakan analisis cox regression dengan hasil ukur prevalence ratio (PR). Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preeklamsia dengan kejadian BBLR dengan p value = 0,000, yang berarti <0,05 dengan nilai PR adjusted 1,497 (CI 95% 1,207-1,846) setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Angka kejadian BBLR berhubungan dengan penanganan kasus preeklamsia dan eklamsia yang gawat memerlukan tindakan aktif, yaitu terminasi kehamilan segera tanpa memandang usia kehamilan dan perkiraan berat badan janin sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang mengalami komplikasi dalam kehamilannya terutama yang memiliki tekanan darah yang tinggi dalam kehamilannya agar dapat ditangani secara dini dan dilakukan perawatan konservatif sehingga kejadian BBLR dapat dicegah
Low birth weight is defined by the World Health Organization (WHO) as birth weight less than 2500 g. Babies with low birth weight (LBW) increase the morbidity and mortality doubled compared to babies born with a body weight of 2500 g or more (Gopalan, 2018). Low birth weight is a significant public health problem globally and is associated with a series of short and long-term consequences (WHO, 2014). The main risk factors associated with the high incidence of LBW are demographic factors, chronic pre-pregnancy disease, nutritional status of pregnant women, complications in pregnancy, and pregnancy examination status (Committee on Prevention of Low Birth Weight, 1985; Gopalan, 2018). The method used in this study is cross sectional with a case control approach. This study uses cox regression analysis with the results of measuring prevalence ratio (PR). The results of this study found that there was a significant relationship between preeclampsia and the incidence of LBW with p value = 0,000 (<0,05), PR adjusted 1,497 (CI 95% 1,207-1,846). after being controlled by covariate variables. The incidence of LBW associated with the handling of severe cases of preeclampsia and eclampsia requires active action, namely immediate termination of pregnancy regardless of gestational age and the estimated body weight of the fetus so that it can give birth to babies with low birth weight. Therefore, it is necessary to monitor health personnel for mothers who experience complications in their pregnancy, especially those who have high blood pressure in their pregnancy so that they can be treated early and conservative care so that the incidence of LBW can be prevented
Read More
T-5758
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Agustina Sinuhaji; Pembimbing: Ratna Djuwita, Asri C Adisasmita; Penguji: Kusharisupeni, Helda, Suhara Manulang
T-2744
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Winasis; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji:Tri Yunis Miko Wahyono, Suhara Manullang, Nikson Sitorus
Abstrak:
Latar belakang: Penyakit corona virus disease-19 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan pasien yang mempunyai komorbid berisiko mengalami keparahan berat. Tujuan: Mengetahui hubungan hipertensi dengan tingkat keparahan pada pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan. Metode: Data diperoleh dari data sekunder berupa rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2021. Desain studi menggunakan cross sectional. Sampel sebanyak 146 pasien diperoleh secara random dan dianalisis menggunakan logistic regression. Hasil: Hipertensi pada pasien COVID-19 sebesar 47,3% (69 pasien). Diperoleh OR 1,6 (95% CI: 0,57 – 4,88) yang menunjukkan pasien dengan hipertensi mempunyai risiko terjadinya keparahan 1,6 kali dibandingkan dengan yang tidak hipertensi setelah dikontrol oleh variabel diabetes melitus dan penyakit ginjal. Kesimpulan: Pasien COVID-19 yang menderita hipertensi berisiko 1,6 kali lebih tinggi untuk mengalami keparahan dibandingkan pasien COVID-19 yang tidak hipertensi. Studi ini membuktikan risiko hipertensi pada keparahan pada pasien COVID-19.

Background: Corona virus disease-19 (COVID-19) is caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus and patients who have comorbidities are at risk of experiencing severe severity. Objective: To determine the relationship between hypertension and severity in COVID-19 patients treated at RSU Kota Tangerang Selatan . Methods: Data were obtained from secondary data in the form of medical records of COVID-19 patients who were treated at RSU Kota Tangerang Selatan in 2021. The study design used a cross sectional. A sample of 146 patients was obtained randomly and analyzed using logistic regression. Results: Hypertension in COVID-19 patients was 47.3% (69 patients). Obtained OR 1.6 (95% CI: 0.57 - 4.88) which shows patients with hypertension have a 1.6 times the risk of developing severity compared to those without hypertension after controlling for diabetes mellitus and kidney disease. Conclusion: COVID-19 patients who suffer from hypertension are at risk of 1.6 times higher for experiencing severity than COVID-19 patients who are not hypertensive. This study proves the risk of hypertension on severity in COVID-19 patients.
Read More
T-6829
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Putra Kusuma; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Ema Hermawati, Nurlaila, Erliana Setiani
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Muhammad Putra Kusuma Program Studi : Magister Epidemiologi Judul : Hubungan Tempat penampungan Air dengan Kejadian DBD Di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2018. Pembimbing : Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono M.Sc Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang endemis pada daerah tropis. Yang selalu muncul pada sepanjang  tahun. Terutama pada periode – periode musim yang cocok untuk perkebangbiakan nyamuk penularnya. Biasanya penyebaran penyakit ini secara cepat bila tidak segera di lakukan tindakan secara fokus. .Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten bangka barat jumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 51 kasus dan sampai dengan bulan maret 2018 sebanyak 50 kasus terlaporkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tempat penampungan air dengan kejadian DBD di kabupaten bangka barat februari 2017 – februari 2018. Terdapat 3 variabel independen dalam penelitian ini yaitu, keberadaan jentik, jumlah tempat penampungan air dan tempat penampungan air terbuka/tertutup. Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan case control study. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di kabupaten bangka barat. Besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 61. Perbandingan antara kasus dan kontrol adalah 1 : 2. Jadi total responden dalam penelitian ini adalah 183 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keberadaan jentik dengan kejadian DBD di kabupaten bangka barat pvalue 0,007 besar resiko OR 0,007 95 % (CI 1,596 – 19,960 ). Terdapat hubungan antara jumlah tempat penampungan air dengan kejadian DBD pvalue 0,010 dan besar resiko OR 5,125 dengan 95 %  ( CI 1,470 – 17,866 ). Terdapat hubungan antara tempat penampungan air tebuka/tertutup dengan kejadian DBD pvalue 0,063 dengan besar resiko OR 2,723  ( 95 % CI 0,946 – 7,842 ). Kata kunci: DBD, Penampungan air


ABSTRACT Name : Muhammad Putra Kusuma Study Program : Magister of Epidemiology Title Relationship of Water Reservoirs With Dengue Fever In West Bangka Regency  2018 Counsellor : : Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono M.Sc Dengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in the tropics. That always appears at all times of the year. Especially in seasonal periods suitable for the breeding of infected mosquitoes. Usually the spread of this disease quickly if not immediately done the action focus. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by dengue virus that is transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Based on data from district health offices of western bangka the number of cases of dengue fever in 2017 as many as 51 cases and up to March 2018 as many as 50 cases were reported. The purpose of this research is to know relation of water reservoir with dengue occurrence in west bangka district of february 2017 - february 2018. There are 3 independent variables in this research that is, larva existence, number of water reservoir and open / closed water reservoir. The research is an analytic survey with case control study approach. Population in this research is society that exist in west bangka regency. The minimum sample size in this study was 61. The comparison between case and control was 1: 2. So total respondents in this study were 183 respondents.The result of this research indicate that there is correlation between larva existence and dengue occurrence in west bangka district pvalue 0,007 big risk OR 0,007 95% (CI 1,596 - 19,960). There is a relationship between the number of water reservoirs with the incidence of DBD pvalue 0.010 and the greatest risk of OR 5.125 with 95% (CI 1,470 - 17,866). There is a relationship between open / closed water reservoir with the incidence of DBD pvalue 0.063 with a large risk OR 2,723 (95% CI 0.946 - 7,842). Key words: DBD, Water Reservoirs

Read More
T-5164
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Noviani; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Syahrizal Syarif, Sholah Imari, Rinni Yudhi Pratiwi
T-3378
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indira Rezki Wahyuni; Pembimbing: Helda; Penguji: Nurhayanti A. Prihartono, Rima Damayanti, Hasan Salim Alatas
Abstrak: Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator menilai derajatkesehatan masyarakat. Indikator angka permasalahan BBLR menurut The HealthyPeople menyebutkan bahwa angka kejadian BBLR dikatakan rendah apabila kejadian BBLR kurang dari 5%, dikatakan tinggi jika kejadian BBLR berada di antara 10-15%.Pada penelitian tahun 2000 mengenai BBLR yang meliputi kota Jakarta, Makassar danCiawi ditemukan kasus BBLR berkisar 9-16% (BPS,2000) dan data dari RisetKesehatan Dasar Tahun 2013 angka BBLR sebesar 10,2%. Ditambah lagi penelitiansebelumnya diketahui bahwa hipertensi pada ibu merupakan salah satu faktor risikoyang mempengaruhi berat lahir bayi.

Tujuan penelitian ini untuk melihat hubunganantara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diRSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017. Desain dalam penelitian ini adalah studicohort retrospective dengan menggunakan data rekam medik rumah sakit. Analisis datayang digunakan adalah Cox Regression.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA BudiKemuliaan Jakarta Tahun 2017 (RR 1,048-- 95% CI 0,611-1,797) setelah dikontrol olehvariabel usia gestasi.

Kata kunci: Hipertensi Ibu Hamil, BBLR.
Read More
T-5432
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riska Rasyidin; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Ratna Djuwita, Anies Irawati, Ellen Sianipar
T-4477
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aghnia Dima Rachmawati; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Putri Bungsu, Florisa Julian Sudrajat Sudjat
Abstrak: Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,3%, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kejadian BBLR dengan kehamilan pada usia remaja (15-19 tahun) setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol (1:1), dengan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 871 orang dengan kontrol 871 orang. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna (OR: 2,65; p value= 0,013; 95% CI: 1,232-5,712). setelah mengendalikan variabel confounding yaitu tingkat pendidikan komplikasi kehamilan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC.
Kata kunci: BBLR; kehamilan remaja

Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has the prevalence of 7,3 % according to IDHS 2012. Some research showed that more LBW occurences happened to mother aged 15-19 at the time of birth. This study aims to prove the association between adolescent pregnancy and low birth weight after controlling all the confounding variables. The method used for this study is case-control (1:1) by analyzing IDHS 2012. The selected cases are 871 with 871 controls. Covariate variables are education, parity, complication during pregnancy, complication at birth, months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit. The result of the study is that there is a significant association between adolescent pregnancy after controlling all confounding variables which are education, complication during pregnancy and months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit (OR: 2,65; p value= 0,013; 95% CI: 1,232-5,712).
Key words: LBW; adolescent pregnancy
Read More
S-9406
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marfin; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, I Nyoman Kandun
Abstrak: Latar belakang: Difteri merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh corynebacterium Diphteriae yang dapat menyebabkan kematian. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melaporkan kasus difteri sebanyak 33 kasus dalam periode Desember 2017 Januari 2018. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010, 1 kasus difteri merupakan Kejadian Luar Biasa. Riset ini bertujuan menggambarkan kasus difteri secara epidemiologi, melihat model fit untuk prediksi faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri dan melihat efikasi Vaksin.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 121 responden dengan jumlah kasus 31 responden dan kontrol 90 responden. Penelitian ini dilakukan oleh Tim dari mahasiswa FETP FKM UI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang dilaksanakan tanggal 6 9 Februari 2018 di 13 Puskesmas yang dilaporkan adanya kasus. Analisis data dilakukan dengan uji resgresi logistic untuk melihat nilai odds ratio menggunakan stata versi 14,2 di Laboratorium Komputer FKM UI.
Hasil: Pola KLB merupakan propagated epidemic yang terjadi pada umur 1 Tahun 71 Tahun. Kasus Primer terjadi pada minggu 48 Tahun 2017. Analisis multivariat fit model menunjukan status imunisasi berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,036; OR=3,5; 95% CI = 1,08-11,10) dan riwayat perjalanan berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,000; OR = 5,4; 95% CI = 2,08-13,93). Efikasi vaksin DPT, DT, Td sebesar 71,4%.
Kesimpulan dan saran: Telah terjadi penularan penyakit dari orang ke orang. Indeks case dan sumber penularan tidak diketahui karena mobilitas penduduk yang tinggi. Ada hubungan bermakna antara status imunisasi dan riwayat perjalanan dengan kejadian difteri. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar dapat Meningkatkan Kwalitas dan cakupan imunisasi DPT, DT, Td, Meningkatkan perbaikan pencatatan imunisasi dengan tertib, dan Meningkatkan koordinasi pelaporan dalam penemuan kasus baru dan karier
Read More
T-5470
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hasna Irbah Ramadhani; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Dewi Kristanti
Abstrak: Kardiovaskular merupakan penyakit yang menyumbang angka tertinggi kematian di dunia dan di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko beberapa penyakit kardiovaskular dengan angka kematian tertinggi, seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Obesitas sebagai faktor risiko dominan dalam terjadinya hipertensi, terus mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas tahun 2018 yang diperoleh melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Populasi penelitian ini merupakan seluruh anggota rumah tangga berusia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Terdapat sebanyak 10.870 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara tahun 2018 adalah sebesar 26,1% dan prevalensi obesitas adalah sebesar 28,8%. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,126 (95% CI 1,865-2,424) setelah di kontrol oleh variabel usia (PR= 2,144; 95% CI 1,935-2,376) dan interaksi obesitas*usia (PR= 0,687; 95% CI 0,585-0,806). Perlu dilakukannya promosi kesehatan yang mengedukasi masyarakat terkait obesitas dan hipertensi serta hubungan antara keduanya guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya penyakit tersebut
Read More
S-10902
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive