Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33083 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Frengklin Pasik; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Adang Bachtiar, Wachyu Sulistiadi, Lukman Hakim, Purnawan Junadi
Abstrak: Nama : Frengklin Pasik Program Studi : 1706093920 Judul : Evaluasi Efektivitas Program Kelambu Anti Nyamuk Dalam Eliminasi Malaria Di Kota Jayapura Tahun 2018 Pembimbing : Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM Propinsi papua secara khusus kota Jayapura masih bermasalah dan malaria dikota jayapura sekitar 19.504 kasus. Distribusi kelambu secara rutin setiap tahun dilakukan, di tahun 2018 kota jayapura mendapat 163.161 unit. Peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektif jalannya program tersebut dari berbagai sisi di wilayah dinas kesehatan kota Jayapura untuk eveluasi program Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan telaah dokumen, wawancara dan untuk memperjelas capaian program kelambu dilakukan survey atau pengukuran (Spot chek) pada 130 orang terpilih. Hasil penelitian ditemukan efektivitas kelambu untuk distrbusi 100%, kememilikan kelambu 66,15%, penggunaan kelambu 60,8%, kelambu tersisa di 6 puskesmas, sedangkan hubungan dengan kejadian malaria di kota meningkat 11,05% dengan yang tertinggi pada puskesmas koya barat 45%, sedangkan puskesmas kotaraja sukses menurunkan hingga 18 %. Faktor penyebab malaria adalah sering keluar dengan tidak menggunakan baju dan atau berbaju lengan pendek di malam hari. Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas seperti sumber daya manusia cukup , dana terbatas, dukungan kurang, keterlambatan waktu dan aksebilitas terpenuhi. Diharapkan pemerintah daerah dapat lebih berkontrbusi agar distribusi dan monitoring evaluasi dapat teratasi terutama untuk masalah pendanaan, ketepatan waktu program dan dukungan lintas sektor. Kata kunci: Efektivitas, kelambu anti nyamuk, eliminasi malaria ABSTRACT Name : Frengklin Pasik Study Program : 1706093920 Title : Evaluation of the Effectiveness from the Mosquito Netting Program in The Eliminating Malaria in The city of Jayapura in 2018 Counsellor : Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM Papua Province specifically, Jayapura city still has problems and malaria in the city of Jayapura, around 19,504 cases. Routine distribution of mosquito nets every year is carried out, in 2018 the city of Jayapura gets 163,161 units. The researcher was interested to find out how effective the program was from various sides in the Jayapura city health service area for program evaluation in 2018. This study used a qualitative approach by reviewing documents, interviews and clarifying the achievements of the survey program (Spot check) on 130 chosen person. The results of the study found the effectiveness of bed nets for distribution of 100%, mosquito net ownership of 66.15%, use of mosquito nets 60.8%, mosquito nets remaining in 6 health centers, while the relationship with malaria incidence in the city increased 11.05% with the highest in west koya 45 health centers %, while the Kotaraja health center has successfully reduced it to 18%. The causative factor of malaria is often going out without wearing clothes and or wearing short-sleeved clothes at night. Other factors that affect effectiveness such as sufficient human resources, limited funds, lack of support, delay in time and accessibility are fulfilled. It is expected that the regional government can contribute more so that the distribution and monitoring of evaluations can be overcome especially for funding issues, program timeliness and cross-sector support. Key words: Effectiveness, mosquito nets, malaria elimination
Read More
T-5763
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rakhmawati Caesaria; Pembimbing: Wachu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Tri Astuti, Samsul Bahri
Abstrak: Dalam menghadapi Bonus Demografi, Indonesia masih menghadapi tantanganbesar di berbagai bidang, salah satunya bidang kesehatan. Tantangan tersebutsalah satunya ialah terus meningkatkanya angka penyakit tidak menular dimanamenjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan. BPJS Kesehatan dalamProgram Rujuk Balik (PRB) menawarkan sistem pelayanan efektif untuk pasienpenyakit kronis yang sudah mendapat perawatan di RS dan kondisi telah stabilagar dapat berobat jalan di Faskes Primer. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui efektivitas implementasi PRB peserta JKN di RSUD Kota Depok.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus diRSUD Kota Depok. Hasil penelitan menunjukkan bahwa implementasi PRB diRSUD Kota Depok belum efektif. Masih seringnya terjadi kekosongan obat diapotek rekanan BPJS dan perbedaan obat yang antara obat yang diberikan selamaberobat jalan di rumah sakit dan obat rujuk balik menjadi faktor penghambatefektivitas implementasi PRB di RSUD Kota Depok. Perlunya perhatian untukmemenuhi persediaan obat agar implementasi PRB dapat berjalan efektif.Kata Kunci: Implementasi; efektivitas; PRB; JKN
In the face of demographic bonus, Indonesia still faces a major challenge in manyareas, one of which the health sector. The one challenge is the increasing numberof non-communicable disease in which a double burden on the health service.BPJS Kesehatan in their refferal back program offer an effective service systemfor chronic disease patients who have received treatment in hospital and thecondition has stabilized in order to outpatient treatment in primary health care.The aim of this study was to examine the effectiveness of implementation refferalback program on JKN member in RSUD Depok. This study used a qualitativemethod with case study approach. The results showed that the implementation ofthe refferal back program in RSUD Depok not yet effective. The emptiness ofdrugs and the difference between drugs given during hospital treatment and drugsgiven by the pharmacy made the implementation not effective. The necessity ofattention to drug supply in order to make implementation more effective.Keyword: implementation; effectiveness; refferal back program; JKN
Read More
T-4678
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Indah; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Meinarwati, Dewi Yana
Abstrak: Pemanfaatan pelayanan akupunktur di Puskesmas merupakan pelayanan pelengkap yangdiharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien, akan tetapi penyelenggaraannyabelum berjalan secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinanpengguna pelayanan akupunktur di 2 Puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun2016. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melaluipengisian kuesioner pada 86 pasien yang mendapatkan terapi akupunktur di 2 puskesmasKota Administrasi Jakarta Selatan yang diambil secara simple random sampling. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan akupunktur di 2 Puskesmas KotaAdministrasi Jakarta Selatan adalah 3.76 kali kunjungan per pasien. Sebagian besar penggunapelayanan akupunktur berjenis kelamin perempuan dan berpendidikan SMU keatas.Pengetahuan, pendidikan, persepsi responden terhadap sikap petugas dan dukungan temansebaya dianalisis tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan akupunktur di 2puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan, sedangkan variabel jenis kelamin merupakanvariabel yang secara signifikan berpengaruh (p=0.024) dan diasumsikan sebagai variabelyang dominan dalam kaitannya dengan Pemanfaatan Pelayanan Akupunktur di 2 PuskesmasKota Administrasi Jakarta Selatan.Kata Kunci : pemanfaatan pelayanan, akupunktur, puskesmas.Daftar Pustaka : 40 (1996-2015)
The utilization of acupuncture health service in public health center as a complementary isexpected to speed up the healing process, but the implementation of acupuncture healthservice is not running optimally. The aim of the study is to know the user determinant ofacupunture health service in 2 public health center in South of Jakarta 2016. This is a crosssectional study, using questionnare to 86 participants who get acupuncture therapy in 2 publichealth center and taken by simple random sampling. The results of the study showed that theutilization level of acupuncture health services is 3.76 times per visit patients. Most ofacupuncture health service user are woman and educated senior high school and above.Knowledge, the perception of atittude of the officers and support of peers analyzed is notrelated with the utilization of acupuncture health service in 2 public health center in SouthJakarta 2016, while gender is a variable that significantly affect (p=0.024) and assumed as adominant variable in relation with the utilization of acupuncture health service in 2 publichealth in South Jakarta 2016.Keywords: Utilization, acupuncture, public health center.References : 40 (1996-2015).
Read More
T-4625
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meily Arovi Qulsum; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Dumilah Ayuningtyas, Pujiyanto; Saraswati; H K M Taufiq
Abstrak: Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar akreditasi. Tahun 2015 2016 jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Timur yang capaian akreditasi kab/kota terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 20 (8,3%). Kinerja Puskesmas dapat diukur dengan menggunakan Malcolm Baldrige. Penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain penelitian cross sectional dengan model rancangan pre test post test design, dengan total populasi menjadi total sampel yaitu 20 Puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan standar instrumen akreditasi Puskesmas yang sudah dipadankan dengan 6 kriteria Malcolm Baldrige. Hasil penelitian Hasil dari penelitian pengaruh status akreditasi terhadap kinerja Puskesmas dengan menggunakan teori Malcolm Baldrige dari 6 kriteria hanya 1 yang berpengaruh yaitu fokus operasi dan yang lainnya tidak berpengaruh, kriteria kepemimpinan kesimpulannya ada penurunan kinerja Puskesmas dengan p value 0,245, perencanaan startegis penurunan dengan p value 0,525, fokus pelanggan penurunan dengan p value 0,207, pengukuran, analisis dan manjemen informasi penurunan dengan p value 0,349, fokus SDM penurunan dengan p value 0,960 dan fokus operasi tidak ada penurunan yang siginifikan dengan p value 0,040.Kesimpulan hasil penelitian didapatkan bahwa kinerja Puskesmas pada setiap status akreditasi mengalami penurunan pada saat post test. Perlu adanya pemahaman yang sama terkait proses akreditasi dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas, antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Puskesmas
Read More
T-5718
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Dwi Indriati; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Pujiyanto, Firzawati, Adi Pranaya
Abstrak: Rendahnya pemanfaatan pelayanan bersalin di Puskesmas PONED,pemerintah berupaya agar semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatandi fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain crossectional,dengan hasil sebesar 79.6% tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan untukbersalin. Faktor yang berhubungan dalam penelitian ini adalah budaya bersalin dirumah, akses, frekuensi pemeriksaan kehamilan dan fasilitas fisik.Budaya melahirkan di rumah dan akses yang sulit akan mempengaruhicakupan dalam pelayanan bersalin, oleh karena itu perlunya peran keluarga,masyarakat dan lingkungan tentang kepedulian terhadap kesehatan ibu dan bayi,menguatkan kembali hubungan kemitraan dengan bidan dan paraji, meningkatkankemampuan tenaga kesehatan secara kompetensi dan kemampuan KIE(komunikasi, informasi, edukasi).Kata kunci: ibu bersalin, budaya, akses.
Read More
T-4603
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Masykur Alawi; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Mustikasari, Cucu Sumintardi, Harun Alrasyid
Abstrak: Public Health Center is the frontline in the basic health services that include cases of non specialist to be solved in this First Level Health Facilities. The purpose of this study was to determine the factors associated with high referral of National Health Insurance patient with non specialistic cases by PHC to Referral level of Health Care Facilities in Sukabumi during 2015. The study used cross sectional design, on a sample of 58 public health centers along the doctors from each of the public health centers in Sukabumi using a whole sampling. The results showed that there was no relationship between employment status and references the non specialistic cases, there is a relationship between the characteristics of the region and reference the non specialistic cases, there is no relationship between the status category of public health centers based on the ability of the organization and referral of non specialistic cases, there was relationship between the adequacy drug and referral of non-specialistic cases, there was relationship between the adequacy of Medical Devices and references of non specialistic case, there was no correlation between the knowledge of doctors about the concept of gate keeper and referral of cases of non-specialist, there wa no correlation between knowledge of doctors about the case of the non specialist and referral of cases of non-specialist, there was no the relationship between clinicians' knowledge about the concept of gate keeper and referral of cases of non-specialist, there was no relationship between the knowledge of doctors about the concept of gate keeper and referral of cases of non-specialist, the distance of Public health center to health care referral has an influence on the doctor's decision to refer cases of non-specialist, while long work and a day of service or the presence of doctors in the health center to serve the patient has no effect on non-specialist referral. The need for the fulfillment of drugs, medical devices according to the standard, monitoring and evaluation of health centers and referral of cases of non specialist, both from health centers and from the Social Security Agency Health of Sukabumi. Keywords : Public Health Center; referral of cases of non specialist. References : 32 (1993-2015).
Read More
T-4608
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marlinda Siti Hana; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Anhari Achadi, Didit Fajar Putradi, Ubaidillah Syathori
Abstrak: Kasus penyakit DBD di Indonesia masih menjadi pusat perhatian karena merupakan penyakit yang bersifat endemis. Penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Garut mengalami peningkatan dibandingkan dengan yang terjadi di Indonesia dan Jawa Barat. Pada tahun 2014 sebanyak 499 kasus, tahun 2015 tercatat 336 kasus dan tahun 2016 sebanyak 562 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Kampung Cirengit Desa Mekargalih Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 ibu rumah tangga yang dilaksanakan dari bulan April 2017 s.d Mei 2017. Hasil penelitian di uji secara statistik dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). Variabel yang terdapat hubungan dengan perilaku pencegahan DBD adalah pengetahuan (p=0,0005), sikap (p=0,026), kinerja petugas kesehatan (p=0,013). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan adalah faktor pendidikan (p=0,165). Hasil analisa multivariat menunjukkan bahwa responden dengan sikap yang baik terhadap pencegahan DBD dan didukung dengan kinerja petugas kesehatan yang baik merupakan faktor yang paling dominan menentukan perilaku pencegahan DBD (OR = 9.554) di Kampung Cirengit Desa Mekargalih Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2017. Disarankan agar pihak Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut lebih mengintensifkan kegiatan penyuluhan langsung secara berkala serta menyebarkan leaflet dan poster kepada masyarakat. Kata kunci : DBD, Kinerja, Pencegahan, Pengetahuan, Sikap, Umur,
DHF cases in Indonesia are still the center of attention because it is a disease that is endemic. The spread of dengue disease in Garut district has increased compared to that occurred in Indonesia and West Java. In 2014 as many as 499 cases, in 2015 recorded 336 cases and in 2016 as many as 562 cases. This study aims to determine the factors - factors that affect the behavior of prevention of DHF in Mekargalih Village Tarogong Kidul District Garut Regency in 2017. Type of research used is cross sectional. Data were collected by questionnaire, total sample was 100 housewives conducted from April 2017 s.d May 2017. The results were statistically tested by chi square test at 95% confidence level (α 0,05). The variables that are related to the behavior of prevention of DHF were knowledge (p = 0.0005), attitude (p = 0,026), health officer performance (p = 0,013). While the variable that there is no relationship is an educational factor (p = 0.165). The result of multivariate analysis showed that respondents with good attitude toward prevention of DHF and supported by good health officer performance is the most dominant factor in determining the prevention behavior of DBD (OR = 9.554) in Cirengit Village of Mekargalih Village Tarogong Kidul Subdistrict Garut Regency 2017. It is recommended that The Institution Health Center and Health Office Garut more intensify the direct extension activities regularly and distributing leaflets and posters to the public. Keywords: DHF, Performance, Prevention, Knowledge, Attitude, Age.
Read More
T-4722
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Kurnia Cahyaningsih; Pembimbing : Adang Bachtiar; Penguji : Puput Oktamianti, Suhartono, Ni Made Sumartini
T-4721
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ester Lea Awoitauw; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Prastuti Soewondo, Petronella M. Risamasu, Pungut Sunarto
Abstrak: Malaria masih menjadi ancaman kesehatan bagi setengah populasi dunia termasuk di Indonesia dimana pada tahun 2020 jumlah kasus malaria mencapai 226.364 kasus dan 96% kasus tersebut berasal dari Provinsi Papua. Kabupaten Jayapura sendiri menduduki peringkat ke empat penyumbang kasus malaria terbanyak di Provinsi Papua pada tahun 2016 sebanyak 29.044 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura pada tahun 2021. Ditemukan bahwa pelaksanaan program eliminasi malaria tidak berhasil mencapai target pada tahap Intensifikasi pengendalian yang telah ditetapkan didalam Pedoman Pengendalian Malaria Menuju Eliminasi Tahun 2030 di Kabupaten Jayapura yang tertuang dalam Peraturan Bupati Jayapura nomor 44 Tahun 2017 Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura telah dilaksanakan namun belum optimal. Disarankan agar pemerintah daerah Kabupaten Jayapura dapat menjadikan program eliminasi malaria sebagai prioritas anggaran dalam APBD Kabupaten Jayapura. Selain itu kerjasama lintas sektor yang tergabung dalam Malaria Center perlu digiatkan kembali dan merumuskan Rencana Aksi Daerah (RAD) serta bermitra dengan global fund, Unicef, LSM, TNI, Polri, Organisasi profesi dan tokoh masyarakat
Read More
T-6403
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iwan Joko Sulistyo; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Anhari Achadi, Mieke Savitri, Yuliandi, Edwar Zuliyar
Abstrak: Eliminasi malaria suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografis tertentu. Penanggulangan penyakit malaria dipantau dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence (API), untuk mengetahui suatu insidensi penyakit malaria pada suatu daerah tertentu selama satu tahun. Penurunan API bermakna bila disertai peningkatan Annual Blood Examination Rate (ABER). Oleh karena itu, penurunan API yang disertai penurunan ABER belum dapat diartikan sebagai penurunan insiden malaria. Selain ABER untuk menilai API juga digunakan Slide Positivity Rate (SPR) untuk melihat besaran tingkat infeksi pada kelompok populasi tertentu. Angka SPR bermakna bila ABER tinggi. Depkes membuat tahapan eleminasi malaria yaitu dari tahap pemberantasan, tahap pra eleminasi, tahap eleminasi dan tahap pemeliharaan. Tahap pra eleminasi salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah Semua unit pelayanan kesehatan mampu memeriksa kasus secara laboratorium (mikroskopis) dan semua penderita malaria klinis di unit pelayanan kesehatan sudah dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan SPR mencapai <5%. Target SPR ini harus tercapai karena untuk melihat besaran tingkat infeksi pada kelompok populasi tertentu. Di Kabupaten Musi Rawas dari tahun ke tahun API mengalami penurunan (0.15%) tahun 2016, namun dilihat per kecamatan SPR mengalami perubahan yang fluktuatif dan ABER masih sangat rendah. Hal ini menunjukkan masih adanya permasalahan yang belum tuntas dalam upaya pengendalian malaria di kabupaten Musi Rawas. Dalam pelaksanan program eleminasi Malaria, perlu dilakukan Evaluasi tentang pelaksanaan eliminasi Malaria di kabupaten Musi Rawas tahun 2020.sehingga dapat diketahui hambatan dari sumber daya maupun proses dalam pelaksanaan eliminasi Malaria di kabupaten Musi Rawas tinjauan tahun 2018.
Kata Kunci : Evaluasi, Eliminasi malaria

Malaria Elimination is an effort to stop local malaria transmission in a certain geographical area. The effort of malaria elimination can be monitored by using Annual Parasite Incidence (API) indicator. The usefulness of API is to recognize the malaria incidence in a certain area within one year. The decrease of API is more valuable if it is followed by the increase of Annual Blood Examination Rate (ABER). Thus the decrease of ABER does not mean the decrease of malaria incidence. Besides ABER, Slide Positivity Rate (SPR) is also used to see the magnitude of infection level on a certain population. The SPR digit is more valuable if ABER is high. The Department of Health has made stages in eliminating malaria. They are pre elimination, elimination, and alimination and maintenance. In pre elimination stage, one of the conditions which has to be fullfiled is all health service units have been able to examine a case microscopically and all clinical patients of malaria in a health service unit have sufficient blood and the SPR is 5%. The SPR target has to be accoplished due to the function to see the magnitude of infection level in a certain population. In Musi Rawas Regency from years API has a decrase (0.15%) in 2016, but if it is investigated per districts. SPR has a change fluctuativelly and ABER remains low. This shows there is a problem which is not solved yet in order to eliminate malaria in Musi Rawas Regency. In the implementation program of malaria elimination, evaluation is a must to implement the malaria elimination in Musi Rawas Regency in 2020 so that the obstacles of human resource of the implementation of malaria elimination in Musi Rawas Regency reviews can be detected in 2018.
Keyword: evaluation,malaria elimination
Read More
T-5449
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive