Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36883 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Chaerin Nabila Fitriyah; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Syahrizal Syarif, Trisari Anggondowati
S-10406
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dinda Kharisa Aurora; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Ratna Djuwita, Reno Riyawan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2018. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018. Penelitian dengan desain potong lintang ini menemukan prevalensi kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 25,3%. Pekerjaan ibu (PR: 2,26; 95% CI: 1,39-3,68), tinggi badan ibu (PR: 1,78; 95% CI: 1,27-2,51), umur anak (PR: 1,83 95% CI: 1,09-3,08), dan tempat tinggal (PR: 2,26; 95% CI:1,46-3,5) ditemukan berhubungan secara signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Bengkulu. Tempat tinggal ditemukan menjadi confounder dalam hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Bengkulu. Meningkatkan awareness masyarakat luas terhadap isu stunting, kerjasama lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, serta pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan memberikan perhatian lebih pada kelompok-kelompok berisiko dapat mencegah dan menanggulangi stunting pada anak balita.
Read More
S-10756
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Radhica El Shalawa; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Zahrofa Hermiwahyoeni
Abstrak: Keberlangsungan pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu indikator keberhasilan program keluarga berencana. Tingkat putus pakai alat kontrasepsi modern di Indonesia masih terbilang cukup tinggi yaitu sebesar 25%. Angka tersebut masih di atas target nasional yaitu sebesar 24.6%. Kejadian putus pakai pada kelompok wanita yang masih membutuhkannya akan tergolong ke dalam unmet need dan berpotensi pada kejadian kehamilan yang tidak diinginkan. Terjadinya putus pakai kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh kurang optimalnya pelayanan yang diberikan penyedia layanan keluarga berencana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini menganalisis data hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga tahun 2018 untuk mengetahui hubungan antara kualitas penyedia layanan keluarga berencana dengan tingkat putus pakai kontrasepsi modern dengan menggunakan uji chisquare dan regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan keluarga berencana dengan putus pakai alat kontrasepsi modern setelah di adjust oleh paritas dan interaksi antara kualitas pelayanan keluarga berencana dengan paritas. Wanita yang mendapatkan kualitas pelayanan secara buruk memiliki risiko 2,2 lebih tinggi untuk putus pakai alat kontrasepsi modern dibandingkan dengan wanita yang mendapatkan kualitas pelayanan secara baik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas penyedia layanan secara merata pada seluruh fasilitas pelayanan keluarga berencana untuk dapat meningkatkan keberlangsungan pemakaian kontrasepsi dan meningkatkan cakupan pengguna kontrasepsi baru.
Kata kunci: Kualitas Penyedia Layanan Keluarga Berencana, Putus Pakai Kontrasepsi Modern

The continued use of contraception is one indicator of the success of the family planning program. The rate of discontinuation using modern contraceptives in Indonesia is still quite high at 25%. This figure is still above the national target of 24.6%. Contraceptive discontinuation in the group of women who still need it will be classified as unmet need and potential for unwanted pregnancy. The occurrence of contraceptive discontinuation can be influenced by suboptimal services provided by family planning service providers. This research is a descriptive analytic study using cross sectional research design. This study analyzes data of the 2018 Population and Family Development Population Program Performance and Accountability Survey to determine the relationship between the quality of family planning service providers with modern contraceptive discontinuation using the chi-square test and logistic regression. This study found that there was a significant relationship between the quality of family planning service providers with modern contraceptive discontinuation after being adjusted by parity and the interaction between the quality of family planning service providers with parity. Women who received poor quality of family planning services had a 2.2 higher risk of discontinuing use of modern contraceptives compared to women who received good quality of service. Therefore, it is necessary to improve the quality of services evenly in all family planning service facilities to be able to increase the continuity of contraceptive use and increase the coverage of new contraceptive users.
Keywords: Modern contraceptive discontinuation, Quality of family planning service providers
Read More
S-10343
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Halimah; Promotor: Ratu Ayu Dewi Sartika; Kopromotor: Ratna Djuwita, Indang Trihandini; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Helda Khusun, Agus Triwinarto, Cesilia Meti Dwiriani
Abstrak:
Tingginya penyakit tidak menular pada usia muda berhubungan dengan riwayat konsumsi SFA, MUFA dan asam lemak trans. Konsumsi lemak trans yang tinggi dapat memberikan kontribusi terhadap tingginya asupan lemak sehingga menyebabkan ketidakseimbangan asupan energi dan berakhir pada kenaikan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi sumber asam lemak trans dengan gizi lebih dan obesitas. Jenis penelitian kasus kontrol melibatkan 408 mahasiswa baru usia 16-19 tahun. Kelompok kasus adalah mahasiswa yang memiliki status gizi lebih dan obesitas (Z-skor > 1SD) dan status gizi baik sebagai kelompok kontrol (Z-skor -≥2–≤1SD). Sebagai variabel independen utama adalah kebiasaan konsumsi sumber asam lemak trans (ruminansia, makanan gorengan dan produk HVO) yang diukur menggunakan metode Food frequency questionnaire (FFQ) dan variabel kovariat (kebiasaan konsumsi sayur buah, sarapan, makan malam diatas pukul 22.00, jenis kelamin, aktivitas fisik, kota asal SMU, pendidikan orang tua, pekerjaan ibu dan tempat tinggal saat ini). Analisis menggunakan uji kai kuadrat, Mc-nemar, regresi logistik dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh kelompok kasus dan control antara lain ice cream, ayam/tahu/tempe/telur goreng dan biscuit/wafer. Kesimpulan, tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi sumber asam lemak trans terhadap gizi lebih dan obesitas setelah dikontrol oleh jenis kelamin. Khusus bagi mahasiswa lakilaki perlu untuk meningkatkan aktivitas fisiknya dengan melakukan jenis olahraga yang fasilitasnya tersedia di lingkungan kampus. Selain itu, ketua kelas pada masing-masing Prodi mengingatkan dan mengajak teman-temannya untuk mengikuti senam secara rutin yang diselenggarakan oleh bagian kemahasiswaan (setiap hari Jumat). Kata kunci : Asam lemak trans, ruminansia, gorengan, produk HVO, gizi lebih dan obesitas

The high prevalence of non-communicable diseases at a young age is associated with a history of consumption of SFA, MUFA and trans fatty acids. High consumption of trans fats can contribute to an increase in fat intake, causing an imbalance in energy intake and ending in weight gain. This study aims to determine the relationship between consumption habits of trans fatty acid sources with overweight and obesity. This type of case-control study involved 408 new students aged 16-19 years. The case group was students who had overweight and obesity status (Z-score > 1SD) and good nutritional status as the control group (Z-score -≥2–≤1SD). The main independent variables were the consumption habits of sources of trans fatty acids (ruminants, fried foods, and HVO products) which were measured using the Food Frequency Questionnaire (FFQ) method and the covariate variables (habits of consumption of fruit vegetables, breakfast, dinner after 22.00, gender, physical activity, hometown of high school, parental education, mother's occupation and current place of residence). Analysis using kai square test, McNemar, logistics and stratification. The results showed that the foods most frequently consumed by the case and control groups were ice cream, chicken/tofu/tempe/fried eggs and biscuits/wafers. Conclusion: there is no relationship between habitual consumption of trans fatty acid sources on overweight and obesity after being controlled by gender. Especially for male students, it is necessary to increase their physical activities by doing any types of sports whose facilities are available on campus. In addition, the class leader in each study program reminded and invited his friends to take part in regular gymnastics organised by the student body (every Friday). Keywords: Trans fatty acids, ruminants, fried-foods, HVO products, overweight and obesity
Read More
D-541
Depok : FKM UI, 2022
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Faluthi Kesangmauri; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Kemal N. Siregar, Diah Setia Utami
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketidakmerataan konsumsi minuman beralkohol pada kalangan remaja di Indonesia menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Populasi pada SDKI 2017 yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua remaja pria dan wanita berumur 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan aplikasi SPSS untuk uji univariat serta bivariat dan aplikasi HEAT-Plus untuk uji ketidakmerataan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol paling banyak berjenis kelamin pria, berusia ≥ 20 tahun, berpendidikan rendah, dengan status ekonomi terbawah, bertempat tinggal di pedesaan, serta berada di kategori pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, juga pada remaja yang memiliki riwayat merokok dan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Kemudian, ukuran ketidakmerataan paling tinggi dari konsumsi minuman beralkohol pada remaja yaitu pada dimensi riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang, riwayat merokok, dan jenis kelamin. Maka, dibutuhkan upaya penanganan terintegrasi antara upaya menangani konsumsi minuman beralkohol dengan upaya menangani ketiga dimensi tersebut.
Read More
S-10785
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hilwa Taqiyyah Hanan; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Elis Rohmawati
Abstrak: ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) MERUPAKAN SALAH SATU INDIKATOR DALAM MENENTUKAN DERAJAT KESEHATAN IBU DAN ANAK. DATA WHO MENUNJUKKAN AKN INDONESIA SEBESAR 13,7 DAN SDKI 2012 MENYATAKAN SEBESAR 19, YANG MANA MEMILKI KONTRIBUSI TERHADAP 59% KEMATIAN BAYI. AKB DI TAHUN YAN SAMA SEBESAR 32. KONDISI SELAMA KEHAMILAN MENJADI FAKTOR PENYEBAB UMUM KEMATIAN NEONATAL, SEHINGGA PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL MENJADI PENTING DALAM MENURUNKAN AKN, SEPERTI PEMBERIAN TABLET BESI DAN SUNTIK ANTI TETANUS. AKN DISEBABKAN OLEH BEBERAPA HAL, SATU DIANTARANYA ADALAH BBLR. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI APAKAH TERDAPAT ASOSIASI ANTARA KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DENGAN KEJADIAN BBLR DAN PADA KONSUMSI KEBERAPA AKAN BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN RISIKO BBLR. DIDAPATKAN DARI ANALISIS CHI SQUARE BAHWA KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH SESUAI DENGAN ANJURAN PEMERINTAH YAITU MINIMAL 90, TIDAK MENUNJUKAN ADANYA HUBUNGAN, DENGAN P VALUE= 0,415 DAN NILAI OR 1,072 (95% CI 0,844- 1,366). PUN SETELELAH DIKONTROL DENGAN VARIABEL USIA IBU MELAHIRKAN, STATUS SOSIAL DAN EKONOMI, PENDIDIKAN IBU, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA, TETAP MENUNJUKKAN ASOSIASI NEGATIF. PENELITI MENCOBA MENGUBAH CUT OFF MENJADI 150, MAKA DIDAPATKAN KONSUMSI >150 ASOSIASI MENUNJUKAN POSITIF (P VALUE= 0,032) DAN OR 1,372 (95% CI 1,027-1,833). SETELAH DILAKUKAN ANALISIS DENGAN MEMASUKKAN VARIABEL KONTROL, ASOSIASI YANG DITUNJUKKAN MENJADI NEGATIF DAN NILAI OR MENUNJUKAN BAHWA KONSUMSI TABLET >150 MEMILIKI 0,8 ODDS LEBIH KECIL UNTUK TERKENA BBLR. SEHINGGA PERLU IBU HAMIL PERLU MENGONSUMSI SECARA RUTIN TABLET TAMBAH DARAH YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS KESEHATAN SETEMPAT SETIDAKNYA SELAMA 5 BULAN LEBIH DALAM RANGKA MENURUNKAN RISIKO TERJADINYA BBLR.
KATA KUNCI: ANGKA KEMATIAN NEONTAL, BERAT BADAN LAHIR RENDAH, TABLET TAMBAH DARAH
Read More
S-9786
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
R. Kintoko Rochadi; Pembimbing: Soekidjo Notoatmodjo; Adang Bachtiar; Sudijanto Kamso
D-95
Depok : FKM UI, 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Retno Andantya; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Indriyanti Wakhyuni
Abstrak: Rasio rujukan merupakan indikator yang dipakai untuk melihat pemanfaatan pelayanan kesehatan di FKTP sebagai gate keeper dalam pelaksanaan program JKN. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah ada hubungan antara rasio rujukan dengan kriteria FKTP deperti rasio dokter, jenis FKTP, Jumlah tenaga kesehatan dan Sebaran peserta pada FKTP di Wilayah kerja BPJS Kesehatan Jakarta Pusat Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan dta sekunder berupa data kunjungan dan rujukan di FKTP Wilayah jakarta Pusat selama tahun 2018, data jumlah Tenaga kesehatan, dan data Peserta terdaftar di masing-masing FKTP Wilayah Jakarta Pusat tahun 2018. Analisis data menggunakan uji Anova dan korelasi. Hasil penelitia menunjukkan bahwa rata-rata rasio rujukan FKTP di BPJS Kesehatan masih di atas 15%, terutama pada FKTP Jenis Klinik TNI/POLRI mencapai 50,50% yang dapat dkatakan rasio rujukan yang tinggi, terdapat perbedaan antara Rasio rujukan dengan Jenis FKTP di BPJS Kesehatan Jakarta Pusat (p=0,000) sedangkan pada variabel rasio dokter, jumlah tenaga kesehatan, dan jumlah peserta terdaftar secara statistik tidak memiliki hubungan yang signifikan. Dengan demikian, perlu dilakukan moitoring rutin terhadap FKTP khususnya TNI/POLRI dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda pada FTKP yang memiliki rasio rujukan yang tinggi
Read More
S-10068
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lia Ajeng Novita; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Ede Surya Darmawan, Trijoko Yudopuspito
Abstrak: Pemerintah Republik Indonesia telah berkomitmen untuk memberantas HIV yang saat ini menjadi beban kesehatan di Indonesia bahkan di dunia. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut ialah dengan dirancangnya Permenkes nomor 52 tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak. Program yang telah berjalan ialah Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Pada tahun 2018-2019 merupakan tahap akses terbuka dengan target capaian kegiatan 60% ibu hamil diperiksa HIV. Kota Bandar Lampung hanya memiliki satu layanan PPIA di RSUD Abdul Moeloek, dimana RSUD tersebut merupakan RS rujukan Provinsi Lampung, maka dari itu perlu untuk dilakukan evaluasi terkait layanan PPIA di Kota Bandar Lampung untuk melihat capaian layanan PPIA di Kota Bandar Lampung.

Evaluasi yang peneliti lakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan sistem. Pengambilan data dilakukan di dinkes dan faskes yang menyelenggarakan layanan PPIA di Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinkes Kota Bandar Lampung telah melaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi terkait layanan PPIA, tetapi dalam pelaksanaannya belum maksimal dan terdapat perbedaan capaian indikator yang tercatat manual di dinas kesehatan Kota Bandar Lampung dan di web SIHA.

Kata kunci: anak HIV, ibu HIV, PPIA
Read More
S-10021
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muldiasman; Promotor: Kusharisupeni; Kopromotor: Endang L. Achadi, Besral; Penguji: Ratna Djuwita, Diah Mulyawati Utari, Abas Basuni Jahari, Hartono Gunardi, Anies Irawati
Abstrak: Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas di Provinsi Jambi tahun 2013 menunjukkan tingginya prevalensi stunting sebesar 37,9 . Hal ini dapat mengindikasikan risiko rendahnya kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Dipihak lain kunjungan posyandu di Provinsi Jambi sangat rendah yaitu sebesar 25 . Kegiatan posyandu seharusnya merupakan kegiatan monitoring pertumbuhan anak, kegiatan promosi kesehatan, pencegahan dini penyakit infeksi seperti imunisasi, dan pemberian suplementasi vitamin A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan posyandu dengan stunting pada anak 6-59 bulan di Provinsi Jambi. Desain studi ini adalah cross sectional, sebanyak 2502 anak 6-59 bulan diambil sebagai sampel dari hasil pemantauan status gizi. Untuk mengetahui alasan rendahnya kunjungan posyandu maka dilakukan penelitian kualitatif di 2 kabupaten dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan satu dari empat 27.5 anak 6-59 bulan adalah stunting. Hasil analisis logistik ganda menunjukkan bahwa frekuensi kunjungan posyandu tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Tidak bermaknanya frekuensi kunjungan posyandu dengan stunting mengindikasikan bahwa program yang dijalankan posyandu belum efektif dalam mencegah stunting. Perhatian terhadap pengetahuan kader, keterampilan kader, pengetahuan ibu, sarana dan prasarana serta dukungan stakeholder menjadi prioritas untuk meningkatkan jalannya fungsi pemantauan pertumbuhan, promosi dan rujukan di posyandu sehingga efektif mencegah stunting.
 

 
Research in Jambi Province at 2013 showed a high prevalence of stunting by 37.9 . This may indicate the risk of low quality of human resources. On the other hand, the visit of posyandu in Jambi Province was very low at 25 . Posyandu activities should be a monitoring activity of child growth, health promotion activities, early prevention of infectious diseases such as immunization, and supplementation of vitamin A. This study aims to determine the association of posyandu child visits 6-59 months frequency with stunting in Jambi Province. A total of 2502 children from 6 to 59 months eligible were sampled from nutritional status monitoring. To know the reason for the low of posyandu visit, qualitative research was conducted in 2 districts. The results showed one of four 27.5 children 6-59 months was stunting. The result of binary logistic analysis shows that the frequency of posyandu visit is not associated with stunting. Its indicates that programs run by posyandu have not been effective in preventing stunting. Attention to cadre knowledge, cadre skills, mother knowledge, facilities and infrastructure, stakeholder support is a priority to improve the function of growth monitoring, promotion and referral in posyandu so as to effectively prevent stunting.
Read More
D-387
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive