Ditemukan 41345 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rahma Dwifa Sari; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Kemal N. Siregar, Sugeng Wiyana
S-10449
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Delistia Afifi; Pembimbing: Meiwita Budiharsana; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Lea Meirina Trisnawati
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku berisiko yang dapat mempengaruhi kejadian HIV pada WPS di Kota Jayapura. Metode: Sebanyak 361 WPS terpilih sebagai sampel melalui Time Location Sampling (TLS) dan Simple Random Sampling (SRS). Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah chi square dan regresi logistik. Variabel yang diikutsertakan dalam analisis ini meliputi variabel karakteristik demografi dan faktor perilaku berisiko yang dilakukan oleh WPS. Hasil: Persentase HIV pada penelitian ini diestimasikan mencapai 6.6%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian HIV diantaranya: (a) usia muda [p=0.03; 18-24 tahun: AOR=2.92; 95% CI=0.89-9.57 | 25-34 tahun: AOR= 3.93; 95% CI=1.33-11.63]; (b) usia seks pertama kali yang terlalu din [p=0.03; AOR=3.31; 95% CI=1.09-10.05]; (c) penggunaan kondom [p=0.03; AOR-0.10; 95% CI=0.01-0.81].
Read More
S-10786
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahastiwi Fadilah Utami; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Kemal N. Siregar, Wara Pertiwi Osing
Abstrak:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan faktor yang berhubungan dengan praktik seksual pranikah antara remaja laki-laki dan remaja perempuan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitasif dengan desain studi potong lintang dan menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15 hingga 24 tahun yang belum menikah di Indonesia. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23.770 remaja (13.079 remaja laki-laki dan 10.691 remaja perempuan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7.6% remaja laki-laki dan 1.4% remaja perempuan di Indonesia terlibat praktik seksual pranikah pada tahun 2017.
Read More
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15 hingga 24 tahun yang belum menikah di Indonesia. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23.770 remaja (13.079 remaja laki-laki dan 10.691 remaja perempuan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7.6% remaja laki-laki dan 1.4% remaja perempuan di Indonesia terlibat praktik seksual pranikah pada tahun 2017.
S-10687
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Sartika; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Toha Muhaimin, Arif Rachman Iryawan
S-8022
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Christabel Fidelia Tionauli Panggabean; Pembimbing: Meiwita Budiharsana; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak:
Skripsi ini meneliti prevalensi dan faktor mental distress yang berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah diantara 4009 remaja sekolah laki-laki menggunakan Global School-based Health Survey (GSHS) Indonesia tahun 2015. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan studi cross-sectional. sampel penelitian ini adalah pelajar laki-laki umur 11-18 tahun yang terdapat pada data sekunder GSHS 2015. Hasil penelitian menunjukkan 6,3% pelajar laki-laki pernah berhubungan seks dan terjadinya penetrasi (masuknya alat kelamin pria dalam alat kelamin wanita).
Read More
S-10635
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sukma Rahayu; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Budi Utomo, Tris Eryando, Maria Gayatri, Riznawaty Imma Aryanty
Abstrak:
Indonesia masih memiliki tantangan dalam upaya penurunan AKI untuk mencapai target SDGs tahun 2030. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program yang efektif untuk menurunkan AKI, namun selama satu dekade terakhir program KB mengalami stagnansi. Saat ini, program KB cenderung berfokus pada perempuan dan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dinilai masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana pada tahun 2007, 2012 dan 2017, determinan sosial yang mempengaruhinya serta ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi.
Read More
T-6407
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Triana Rachmawati Waznah; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Kemal N. Siregar, Indri Oktaria Sukmaputri
S-9850
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yati Nurhayati; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Besral, Tri Krianto, Maya Trisiswati, Nurhalina Afriana
Abstrak:
Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) adalah laki-laki yangterlibat dalam hubungan seksual dengan laki-laki lain. LSL dilaporkan melakukanseks komersial yang mana diketahui memiliki risiko tinggi terhadap HIV danInfeksi Menular Seks (IMS). Seks komersial merupakan perilaku yang berisikokarena pada perilaku ini kedua pihak baik yang membayar dan menerima bayaranberganti-ganti pasangan tidak tetap, memiliki banyak pasangan seks danmelakukan seks yang tidak aman. Prevalensi seks komersial yang meningkat padaLSL diduga sebagai salah satu penyebab tingginya kejadian HIV/IMS. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui hubungan seks komersial dengan kejadianHIV/IMS di Yogyakarta dan Makassar. Penelitian ini menggunakan desainpotong-lintang dengan jumlah responden 170 LSL di Yogyakarta dan 240 LSL diMakassar yang direkrut oleh Kementerian Kesehatan pada Survei TerpaduBiologis dan Perilaku tahun 2013 dengan metode pengambilan samplingResponden Driven Sampling. LSL yang melakukan seks komersial di Yogyakartadan Makassar sebesar 30.3% dan 54.8% dengan kejadian HIV/IMS 56.6% diYogyakarta dan 5.06% di Makassar. LSL yang melakukan seks komersial diYogyakarta memiliki kemungkinan 11 kali lebih tinggi (95%CI 0.8-140.5) untukmengalami HIV/IMS dibandingkan LSL yang non komersial sedangkan hasil diMakassar tidak dapat disimpulkan karena jumlah kejadian HIV/IMS positif diMakassar sangat kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seks komersialmerupakan faktor risiko kejadian HIV/IMS dan menjadi penyebab tingginyakejadian HIV/IMS di Yogyakarta.
Kata kunci: Seks komersial, HIV, LSL,IMS
Men who have sex with men (MSM) are men who engage in sexual relations withother men. MSM reported commercial sex are known to be at higher risk for HIVand Sexually Transmitted Infections (STIs). Commersial sex is risky behaviorbecause this behavior MSM who paid and get paid having casual partners, mutiplesex partners and unprotected sex. The prevalence of commercial sex increased inMSM were suspected as one of the reason for the increased of incidence ofHIV/STIs. This study aims to determine the commercial sex with the incidence ofHIV/STIs in Yogyakarata and Makassar. A cross-sectional study conduct among170 MSM in Yogyakarta and 240 MSM in Makassar recruited by the Ministry ofHealth on Integrated Biological and Behavioral Survey in 2013 with RespondentDriven Sampling. Commercial sex among MSM in Yogyakarta and Makassar was30.3% and 54.8% with the incidence of HIV/STI 56.6% in Yogyakarta and 5:06%in Makassar. Commercial sex among MSM are 11 times more likely to beinfected HIV/STI (95% CI 0.8-140.5) than noncommercial sex whereas the resultin Makassar are inconclusive because the incidence of HIV/STIs positive inMakassar very low. The study showed that commercial sex is a risk factor for theincidence of HIV/STIs and the cause of the high incidence of HIV/STIs inYogyakarta.
Keywords: Commersial sex, HIV, MSM, STIs
Read More
Kata kunci: Seks komersial, HIV, LSL,IMS
Men who have sex with men (MSM) are men who engage in sexual relations withother men. MSM reported commercial sex are known to be at higher risk for HIVand Sexually Transmitted Infections (STIs). Commersial sex is risky behaviorbecause this behavior MSM who paid and get paid having casual partners, mutiplesex partners and unprotected sex. The prevalence of commercial sex increased inMSM were suspected as one of the reason for the increased of incidence ofHIV/STIs. This study aims to determine the commercial sex with the incidence ofHIV/STIs in Yogyakarata and Makassar. A cross-sectional study conduct among170 MSM in Yogyakarta and 240 MSM in Makassar recruited by the Ministry ofHealth on Integrated Biological and Behavioral Survey in 2013 with RespondentDriven Sampling. Commercial sex among MSM in Yogyakarta and Makassar was30.3% and 54.8% with the incidence of HIV/STI 56.6% in Yogyakarta and 5:06%in Makassar. Commercial sex among MSM are 11 times more likely to beinfected HIV/STI (95% CI 0.8-140.5) than noncommercial sex whereas the resultin Makassar are inconclusive because the incidence of HIV/STIs positive inMakassar very low. The study showed that commercial sex is a risk factor for theincidence of HIV/STIs and the cause of the high incidence of HIV/STIs inYogyakarta.
Keywords: Commersial sex, HIV, MSM, STIs
T-4761
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anggi Purwaningsih; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Tiur Febrina Pohan
Abstrak:
Tren infeksi HIV di Indonesia memperlihatkan adanya peningkatan jumlah infeksi baru terutama di kalangan LSL. Tingginya laju epidemi HIV dapat ditekan dengan menerapkan perilaku seks aman yaitu dengan menggunakan kondom. Efektivitas kondom mencapai 95% jika digunakan secara konsisten. UNAIDS (2016) menyebutkan bahwa penggunaan kondom secara konsisten terbukti sulit dicapai di semua populasi. Penggunaan kondom pada kalangan LSL secara global tidak mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom pada LSL dilihat berdasarkan teori perilaku Green (faktor predisposisi, pemungkin, dan penguat). Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan sumber data sekunder dari hasil STBP tahun 2018. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Total jumlah sampel penelitian adalah 3.399 LSL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom adalah umur, pendidikan, pekerjaan, persepsi risiko tertular HIV/AIDS, pengetahuan tentang HIV/AIDS, ketersediaan kondom, akses sumber informasi, program pencegahan HIV/AIDS, dan program tes HIV. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan intervensi HIV/AIDS berbasis internet, memperkuat kerjasama dengan OMS dan tokoh yang dekat dengan LSL (mami/mucikari, komunitas LSL), dan mengembangkan model layanan kesehatan ramah LSL.
HIV infection trends in Indonesia show an increasing number of new infections, especially among MSM. The high rate of the HIV epidemic can be suppressed by implementing safe sex behaviors, especially by using condoms. The effectiveness of condoms reaches 95% if used consistently. UNAIDS (2016) stated that the use of condoms consistently was difficult to achieve in all populations. Condom use among MSM globally has not increased in recent years. This study aims to determine the factors associated with condom use behavior among MSM based on Green's behavioral theory (predisposing, enabling, and reinforcing factors). This cross-sectional study was conducted among 3.399 MSM selected from IBBS 2018. Univariate and bivariate (chi square) analyses were performed to identify factors associated with condom use behavior. The results showed that the factors associated with condom use behavior were age, education, occupation, perceived risk of contracting HIV/AIDS, knowledge about HIV/AIDS, condom availability, access to information sources, HIV/AIDS prevention programs, and HIV testing programs. Therefore, it is necessary to develop internet-based HIV/AIDS interventions, strengthen collaboration with CSOs and figures close to MSM (mothers/pimps, MSM communities), and develop MSM-friendly health service models
Read More
HIV infection trends in Indonesia show an increasing number of new infections, especially among MSM. The high rate of the HIV epidemic can be suppressed by implementing safe sex behaviors, especially by using condoms. The effectiveness of condoms reaches 95% if used consistently. UNAIDS (2016) stated that the use of condoms consistently was difficult to achieve in all populations. Condom use among MSM globally has not increased in recent years. This study aims to determine the factors associated with condom use behavior among MSM based on Green's behavioral theory (predisposing, enabling, and reinforcing factors). This cross-sectional study was conducted among 3.399 MSM selected from IBBS 2018. Univariate and bivariate (chi square) analyses were performed to identify factors associated with condom use behavior. The results showed that the factors associated with condom use behavior were age, education, occupation, perceived risk of contracting HIV/AIDS, knowledge about HIV/AIDS, condom availability, access to information sources, HIV/AIDS prevention programs, and HIV testing programs. Therefore, it is necessary to develop internet-based HIV/AIDS interventions, strengthen collaboration with CSOs and figures close to MSM (mothers/pimps, MSM communities), and develop MSM-friendly health service models
S-11120
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nanda Aula Rumana; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Artha Prabawa, Okki Ramadian
S-6729
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
