Ditemukan 31241 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang banyak dialami anak diseluruh dunia, terutama
dialami oleh negara berkembang.). Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang di kawasan
Asia juga mengalami masalah tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui determinan
stunting anak 1-2 tahun dan perubahan anak yang awalnya stunting menjadi tidak stunting
(tinggi badan normal) pada umur berikutnya Penelitian ini melakukan analisis data sekunder
dengan memanfaatkan ketersediaan data survei IFLS (Indonesian Family Life Survey). Populasi
dalam penelitian ini adalah anak usia balita yang ada dalam data IFLS 1993. Sampel dalam
penelitian ini adalah anak yang usia 1-2 tahun pada IFLS 1993. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan regresi logistic.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 47,1 % anak 1-2 tahun
mengalami stunting dan pada usia berikutnya 8-9 tahun 31,3 % tinggi badannya dapat menjadi
normal. .Hasil analisis multivariate ternyata ada 5 variabel yang berhubungan dengan kejadian
stunting anak 1-2 tahun yaitu variabel Tinggi badan ibu, tempat tinggal, Berat lahir, kondisi
ekonomi keluarga dan kondisi kesehatan lingkungan Selanjutnya dari hasil analisis multivariate
ternyata ada 5 variabel yang berhubungan dengan perubahan anak stunting umur 1-2 tahun
menjadi anak dengan tinggi badan normal (tidak stunting) pada umur 8-9 tahun yaitu variabel
tinggi badan ibu, tinggi badan bapak, tempat tinggal, jenis kelamin dan perubahan kondisi
ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Kementerian Kesehatan perlu merumuskan kebijakan
untuk program perbaikan gizi kronis (stunting) yang biasanya mulai terjadi selama periode seribu
hari kehidupan yaitu sejak masa janin dalam kandungan sampai usia anak 2 tahun. Intervensi gizi
difokuskan pada perbaikan status gizi sebelum kehamilan dan selama hamil, bahkan lebih baik
intervensi gizi dilakukan jauh sebelum menikah, yaitu pada usia sekolah dan usia remaja
Kata Kunci: stunting, perubahan tinggi badan normal
Childbirth complications are a direct cause of maternal death. Low birth weight (LBW) continues to be a global public health problem. The antenatal care visits is an important factor in occurrence of birth complications and LBW. Research on the frequency of antenatal visits, birth complications, and LBW has been carried out using various statistical methods. The purpose of the study is to produce evidence-based recommendations for the program based on a comparison of the results of the analysis of three alternative statistical methods for Indonesia regarding the influence of the of antenatal visits on birth complications and LBW. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The data comes from the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study included 12,035 respondents of women of childbearing aged 15-49 years who gave birth to their last child in the last 5 years. Dependent variables: birth complications and LBW, independent variables: frequency of antenatal care, potential confounder variables: economic status, geographic area, place of residence, education, marital status, smoking status, birth spacing, first antenatal visit, last antenatal visit, antenatal care provider, place an antenatal care, birth order, parity, maternal age, and baby’s sex. Data analysis uses logistic regression, Cox, and Poisson regression with robust variance. The results showed that the prevalence of birth complications (47.40%) and LBW (6.56%). The antenatal care visits had been statistically proven to influence childbirth complications and LBW in Indonesia. Women who had
