Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39087 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Lia Meiliyana; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Dien Anshari, Sarah Handayani, Purwa Kurnia Sucahyo
Abstrak: Latar belakang : COVID-19 merupakan jenis penyakit menular baru, yang ditemukan pada Desember 2019 dan menjadi pandemi di tahun 2020. Tenaga kesehatan merupakan garda depan yang berjuang melindungi masyarakat melawan pandemi COVID-19. Tingkat kematian nakes di Indonesia sangat tinggi. Belum ada obat untuk penyakit ini, dan satu-satunya cara adalah dengan mencegah paparan penyakit dengan protokol kesehatan tepat dan konsisten. Teori perilaku yang digunakan pada penelitian ini adalah health belief model. Tujuan: untuk menganalisis perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan puskesmas, dalam masa pandemi di Indonesia tahun 2020. Metode penelitian: kuantitatif dengan desain cross sectional, menggunakan data sekunder, hasil survei PPPKMI yang bekerja sama dengan PPK FKM UI, yang diselenggarakan pada webinar ke-8 PPPKMI di bulan Juni 2020. Variabel independen yang dipilih: faktor modifikasi, persepsi kerawanan, persepsi keseriusan, persepsi hambatan, dan isyarat bertindak, dengan variabel dependennya perilaku pencegahan COVID-19 pada Tenaga kesehatan puskesmas di Indonesia. Hasil: Sampel didapatkan 651 responden yang bekerja di Puskesmas, dengan perempuan 82%, usia terbanyak 2029 tahun, PNS 54,7% dan wilayah kerja pulau Jawa 62,7%. Proporsi tindakan yang dilakukan yaitu selalu memakai masker saat keluar rumah 93,7%, ditempat kerja 96,2%, selalu mencuci tangan 90%, selalu menjaga jarak 86,7%, dan ketersediaan masker harian≥3 buah 81,6%. Deskripsi mempraktikan perilaku pencegahan sebesar 97,75%. Variabel yang signifikan adalah jenis kelamin, wilayah kerja dan persepsi hambatan. Kesimpulan: penelitian ini menemukan bahwa persepsi hambatan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas dengan p-value =0,000 OR.2,293
Background: COVID-19 is a new contagious disease that was emerging in December 2019 and became a pandemic in 2020. Both morbidity and mortality rates have hit worldwide due to this disease. Health workers as the frontliner had to protect public from the COVID-19 infection. This study used Health Belief Model framework. Objective: To analyze the prevention behavior of COVID-19 among health workers at health centers, during the pandemic in Indonesia in 2020. Method: This study using cross-sectional approach on secondary data of the Association of Indonesian Public Health Educators and Educators (PPPKMI) 2020 in June 2020 survey. Selected variables consist of modification factors, perceived threats, perceived barriers, and cues to action. Whereas dependent variable wass the COVID-19 Prevention Behavior in Health Workers at the Puskesmas. Results: The total sample used was 651 respondents consist of 82% female, 20-29 years old, 54.3% civil servants and 66.2% working area in Java. The average of practicing preventive behavior was 97,75 points with the proportion of actions taken, namely always wearing mask when leaving the house 93,7%, at work 96.2%, always wash hands 90%, always keep a distance 85.7 and the availability of personal masks is above 96%. Independent variables that have a significant relationship with COVID-19 prevention behavior are Gender, Working Area and Perceptions of Barriers. Conclusion: this study found that perceived barriers were the most influencing factor on COVID-19 prevention behavior among health workers at Puskesmas p-value =0,000 OR.2,293
Read More
T-6105
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ida Fauziah; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Rita Damayanti, Saleh Budi Santoso, Nathanael
Abstrak:
Latar Belakang : Kabupaten Karawang adalah salah satu daerah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Tingginya jumlah pekerja di industri tersebut membuat klaster industri menjadi penyumbang kasus Covid-19 di wilayah Kab.Karawang. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, faktor specific health belief, dan faktor lingkungan dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 pada pekerja industri manufaktur. Metode : Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Data dikumpulkan pada bulan Agustus ? September 2022 melalui survei online secara non-probablity sampling dengan sampel 454 pekerja. Hasil : Sebagian besar responden pekerja industri manufaktur memiliki perilaku yang baik (50.2%) dalam perilaku penerapan protokol kesehatan (3M). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 adalah pengetahuan (p value = 0.038, OR=1.66), dukungan keluarga (p value = 0.001, OR=2.23), & penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 di tempat kerja (p value = 0.034, OR=1.66). Pekerja dengan dukungan keluarga yang rendah berpeluang 2.2 kali lebih tinggi memiliki perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) yang kurang dibandingkan pekerja dengan dukungan keluarga inti yang tinggi setelah dikontrol variabel pengetahuan, penerapan kebijakan pencegahan Covid-19, sikap, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, dukungan rekan kerja, & dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan : Untuk meningkatkan perilaku penerapan pencegahan Covid-19 pekerja tetap perlu diberikan edukasi yang rutin oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan keluarga pekerja serta didukung dengan pengawasan dari penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 dari manajemen perusahaan.

Background: Karawang Regency is one of the areas with the largest industrial estate in Indonesia. The high number of workers in the industry makes the industrial cluster a contributor to Covid-19 cases in the Karawang Regency area. Objective: This study aims to determine the relationship between individual factors, specific health belief factors, and environmental factors with the behavior of implementing health protocols (3M) to prevent Covid-19 in manufacturing industry workers. Methods: The study design used was cross sectional. Data were collected in August - September 2022 through an online survey by non-probability sampling with a sample of 454 workers. Results: Most respondents of manufacturing industry workers have good behavior (50.2%) in the behavior of implementing health protocols (3M). The results of multivariate analysis show that the variables that have a significant relationship with the behavior of implementing health protocols (3M) for Covid-19 prevention are knowledge (p value = 0.038, OR = 1.66), family support (p value = 0.001, OR = 2.23), & implementation of Covid-19 prevention policies in the workplace (p value = 0.034, OR = 1.66). Workers with low family support were 2.2 times more likely to have poor health protocol implementation behavior than workers with high nuclear family support after controlling for variables of knowledge, implementation of Covid-19 prevention policies, attitudes, perceived vulnerability, perceived benefits, coworker support, & health worker support. Conclusion: To improve the behavior of implementing Covid-19 prevention, workers still need to be given routine education by health workers by involving workers' families and supported by supervision of the implementation of the Covid-19 prevention policy from company management.
Read More
T-6525
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fenindra Anggi Alifta; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dadan Erwandi, Sugiarti
Abstrak: Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga pendidikan. Pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar aktivitas akademik dapat terus berjalan. Nyatanya sistem baru ini mengakibatkan stres bagi beberapa mahasiswa. Selain faktor yang berhubungan langsung dalam proses perkuliahan, terdapat pula permasalahan dari kehidupan sehari-hari yang beresiko mengakibatkan munculnya stres khususnya pada mahasiswa Ekstensi yang tidak jarang beberapa dari mereka sudah bekerja dan berumah tangga. Hal ini menambah beban tugasnya dalam menjalani tanggung jawabnya sehari-harinya serta berdampingan memaksimalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ekstensi FKM UI yang berjumlah 176 responden dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan status akademis aktif dan kriteria eksklusi mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden ketika penelitian berlangsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 5,7% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat diperoleh dua faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa yaitu jadwal perkuliahan dengan p-value 0,005 dan metode pembelajaran dengan p-value 0,01. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan pengendalian stres pada mahasiswa.
The Covid-19 pandemic has not only impacted the health sector but also education. Online learning is considered one of the solutions so that academic activities can continue to run. But, this new system caused stress for some students. In addition to factors that are directly related to the lecture process, there are also problems from everyday life that are at risk of causing stress, especially for Extension students, some of whom are already working and having families. This adds to the burden of his duties in carrying out his daily responsibilities and side by side maximizing his duties as a student. This study aims to determine the factors associated with student stress levels during the Covid-19 pandemic in students of the Extension Program of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional study. The sample in this study were all Extension FKM UI students totaling 176 respondents with inclusion criteria of students with active academic status and exclusion criteria of students who were not willing to be respondents when the research took place. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study, it was found that 5.7% of respondents experienced severe stress. The results of the bivariate analysis obtained two factors related to the stress level of students, namely the lecture schedule with a p-value of 0.005 and the learning method with a p-value of 0.01. From the results of this study, it is hoped that it can be used as basic data to take action in preventing and controlling stress in students.
Read More
S-11124
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febrie Wulandari; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Hadi Pratomo, Umi Zakiati
Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menular dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat menyerang organ tubuh namun seringkali bakteri TB menyerang paru-paru manusia. Kota Depok menjadi salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang mengalami kenaikan angka kasus TB dalam empat tahun terakhir. Jumlah kasus TB Paru terbanyak yang dilaporkan berasal dari Puskesmas Pancoran Mas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai perilaku minum obat pada pasien TB Paru saat Pandemi COVID-19. Informan pada penelitian ini adalah pasien TB, pihak keluarga pasien TB, kader TB, satgas COVID-19, dan penanggung jawab program TB. Pemilihan informan penelitian secara purposive sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat berperan dalam perilaku minum obat pada pasien TB. Pada faktor predisposisi, terdapat pengetahuan yang rendah dan sikap positif. Sedangkan pada faktor pemungkin, efek samping minum obat tidak membuat perubahan dalam perilaku minum obat, akses pelayanan perlu diperhatikan. Kemudian pada faktor pendorong, dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan menjadi penguat dalam perilaku minum obat. Oleh sebab itu, disarankan kepada Puskesmas Pancoran Mas untuk melakukan penyuluhan tentang TB kepada seluruh masyarakat serta mengoptimalkan peran kader selama masa pengobatan TB.
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. These bacteria can attack the body's organs, but TB bacteria often attack the human lungs. Depok City is one of the cities in West Java Province which has experienced an increase in the number of TB cases in the last four years. The highest number of reported cases of pulmonary TB came from the Pancoran Mas Health Center. This study is a qualitative study that aims to dig deeper information about drug-taking behavior in pulmonary TB patients during the COVID-19 pandemic. Informants in this study were TB patients, the family of TB patients, TB cadres, the COVID-19 task force, and the person in charge of the TB program. The selection of research informants purposively according to the inclusion and exclusion criteria. The results showed that predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors played a role in drug-taking behavior in TB patients. On predisposing factors, there is low knowledge and positive attitude. While the enabling factors, side effects of taking medication do not make changes in drug taking behavior, access to services needs to be considered. Then on the driving factors, family support and the role of health workers become reinforcements in drug-taking behavior. Therefore, it is recommended to the Pancoran Mas Health Center to provide counseling about TB to the entire community and optimize the role of cadres during the TB treatment period.
Read More
S-10970
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haryudha; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Hadi Pratomo, Rita Damayanti, Sarah Handayani, Purwadi
Abstrak: Puskesmas sebagai gatekeeper sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peran besar dalam menjangkau pelayanan kesehatan dasar di masyarakat dimana tenaga kesehatan merupakan salah satu pondasi utamanya. Sejak Mei 2020, Puskesmas memiliki peran tambahan dalam melakukan pelacakan kontak erat dan pemantauannya. Tenaga kesehatan Puskesmas berpotensi memiliki resiko mengalami burnout yang memiliki dampak negatif pada pelayanan kesehatan ke pasien, kesehatan tenaga kesehatan, dan juga sistem kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor sumber daya yang berhubungan dengan burnout pada pada tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta pada Juli 2021. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain studi cross sectional dengan multi-stage random sampling. Pengumpulan data dilakukan kepada 317 tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta dengan menggunakan kuesioner CBI dalam Bahasa Indonesia, SRQ-20 dalam bahasa Indonesia, dan kuesioner determinan burnout yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor burnout sebesar 44,29 yang berarti bahwa secara umum tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta tidak mengalami burnout. Namun jika dilihat berdasarkan domain penyusunnya, 62% nakes Puskesmas di DKI Jakarta mengalami personal burnout, 45,7% mengalami work-related burnout, dan 26,2% mengalami client-related burnout. Uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa lingkungan kerja, kepuasan finansial, dan status depresi berhubungan secara signifikan dengan burnout tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta. Faktor lingkungan kerja yang termasuk ke dalam sumber daya personal merupakan variabel paling dominan terhadap burnout tenaga kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta (p<0.001, OR=15.735)
Read More
T-6125
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
T-3382
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Hannan; Pembimbing: Ella Nurlaela Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Zakiah
Abstrak:
Perilaku kesehatan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan, Munculnya infeksi COVID-19 yang meningkat memerlukan adanya tindakan pencegahan sehingga penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa tingkat akhir S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods. Disain cross sectional pada studi kuantitatif dilakukan pada 98 responden yang diambil secara quota sampling secara online menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliablitasnya disebar melalui google form, serta dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Untuk memperkuat hasil penelitian dilakukan studi kualitatif dengan disain studi kasus pada 6 orang informan yang meliputi: mahasiswa, orang tua mahasiswa dan petugas K3L FKMUI. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% responden berperilaku kurang baik dalam pencegahan COVID-19. Perilaku yang selalu dilakukan adalah menggunakan masker (84,3%), sedangkan yang jarang dilakukan berolahrga dengan teratur (6,4%). Hasil analisis mengindikasikan faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 adalah sumber informasi (p value 0,049), dukungan keluarga (p value 0,001) dan dukungan tokoh masyarakat (p value 0,001). Hasil studi kualitatif menunjukkan keluarga mendukung perilaku pencegahan COVID-19 degan menyediakan sarana yang dibutuhkan, namun tidak menghimbau anaknya untuk berperilaku. K3L juga sudah membuat aturan dan himabaun bagi warga FKM UI tetapi sarana cuci tangan ada yang rusak dan tidak menyediakan masker bagi mahasiswa. Untuk itu, perlu adanya peningkatan fasilitas dan jadwal monitoring sarana prasarana pencegahan COVID-19 secara rutin oleh K3L FKM UI agar perilaku pencegahan COVID-19 Mahasiswa dapat meningkat

Health behavior is an activity carried out to maintain or improve health. The emergence of an increased COVID-19 infection requires preventive measures so it is important to know the factors that influence COVID-19. The purpose of this study was to determine the factors associated with the behavior of preventing COVID-19 in final year Regular Undergraduate students at the Faculty of Public Health, University of Indonesia (FKM UI) in 2022. This study used a mixed methods approach. The cross-sectional design of the quantitative study was conducted on 98 respondents who were taken by quota sampling online using a questionnaire that had been tested for validity and reliability and distributed via Google form, and analyzed using the Chi-Square test. To strengthen the research results, a qualitative study was carried out with a case study design on 6 informants which included: students, parents of students and K3L FKMUI officers. The results showed that 51.2% of respondents behaved badly in preventing COVID-19. the behavior that is always done is to wear a mask (84.3%), while the behavior that is rarely done is to exercise regularly (6.4%). The results of the analysis of indications of factors related to COVID-19 prevention behavior are sources of information (p value 0.049), family support (p value 0.001) and support from community leaders (p value 0.001). The results of the qualitative study show that families support COVID-19 prevention behavior by providing the necessary facilities, but do not encourage their children to behave. K3L has also made rules and appeals for FKM UI residents but there are hand washing facilities that are damaged and do not provide masks for students. For this reason, it is necessary to improve the facilities and schedule routine COVID-19 prevention infrastructure by K3L FKM UI so that students' COVID-19 prevention behavior can increase
Read More
S-11213
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Belinda Meliana Elisabet; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Ella Nurlaela, Puput Oktamianti, Budi Susanto, Nurwirah Verliyanti
Abstrak: Provinsi DKI Jakarta menempati jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Indonesia bulan Juni 2021. Upaya pencegahan dilakukan melalui kebijakan nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan. Pasar merupakan tempat berkerumun orang sehingga sangat berpotensi dalam penularan COVID-19. Penelitian bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku pedagang menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di pasar. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross sectional pada 165 pedagang pasar yang diambil secara acak. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner mandiri secara online, dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Sebesar 74 (44,8%) pedagang dengan skor perilaku 56,79 (skala 100) dalam mencegah COVID-19, perilaku tertinggi yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki area pasar (71,31%), terendah pada upaya untuk meminimalkan kontak di area pasar dengan pelanggan (42,83%). Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku pedagang. Sikap merupakan variabel yang paling dominan terkait dengan perilaku pedagang di Pasar Induk Kramat Jati 2021, pedagang yang bersikap positif akan 4,2 kali berperilaku baik dibanding yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh pengetahuan, ketersediaan sarana, persepsi kerentanan, keseriusan dan hambatan serta dukungan teman dan kebijakan. Sikap pedagang perlu ditingkatkan dengan peningkatan pengetahuan, pemenuhan sarana protokol kesehatan, kolaborasi antara PD Pasar Jaya, Puskesmas dan Tokoh Masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan Pasar
DKI Jakarta Province occupies the highest number of positive COVID-19 cases in Indonesia, June 2021. Prevention efforts are carried out through policy number HK.01.07/Menkes/413/2020 requiring the implementation of health protocols. The market is a place where people congregate, so it has the potential to spread COVID-19. This study aims to determine the behavioral determinants of traders implementing health protocols to prevent the spread of COVID-19 in the market. The study used a quantitative approach with cross sectional design on 165 market traders who were taken at random. Data were collected by filling out an online self-administered questionnaire, analyzed using the chi square test and multiple logistic regression. As many as 74 (44.8%) traders have good behavior, skor 56.79 (a scale of 100) in preventing COVID-19. The highest behavior is washing hands before and after entering the market area (71.31%), the lowest is in efforts to minimize contact in the market area with customers using a barrier/plastic/faceshield (42.83%). Attitude is the most dominant variable related to the behavior of traders in the Kramat Jati Main Market 2021, traders who have a positive attitude will be 4.2 times better behaved than those who behave negatively after being controlled by knowledge, availability of facilities, perceptions of vulnerability, seriousness and obstacles as well as support from friends and family. policy. The attitude of traders needs to be improved by increasing knowledge, supported by the fulfillment of health protocol facilities, collaboration between PD Pasar Jaya, Puskesmas and Community Leaders in implementing health protocols in the Market environment
Read More
T-6311
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Adella; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati, Dien Anshari, Maria Gayatri, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak:
Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak dalam 10 tahun di Asia Tenggara. Dalam mengantisipasi kemungkinan timbulnya masalah Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), pemerintah mempersiapkan program Keluarga Berencana dan salah satu sasaran program KB adalah remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada remeja belum kawin dengan niat menggunakan kontrasepsi di masa dewasa tahun 2020. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner yang digunakan Remaja Pria (RP) dan Wanita Usia Subur (WUS). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja belum kawin di Indonesia. Sampel berjumlah 7.843 responden. Analisis data meliputi analisis univariat (deskriptif), analisis bivariat (chi square) dan analisis multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan proporsi remaja yang berniat menggunakan kontrasepsi di masa dewasa (73,7%) lebih banyak di banding remaja yang tidak berniat menggunakan kontrasepsi (26,3%). Hasil uji chi square terdapat hubungan antara kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum kawin dengan niat menggunakan kontrasepsi di masa dewasa. Hasil regresi logistik ganda didapatkan tidak terdapat hubungan antara kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum kawin dengan niat menggunakan kontrasepsi di masa dewasa setelah di kontrol jenis kelamin dan pengetahuan alat/cara KB serta interaksi kebutuhan pelayanan KB by jenis kelamin. Kesimpulan ada hubungan kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum kawin dengan niat menggunakan kontrasepsi di masa dewasa tergantung atau berbeda menurut jenis kelamin. Diharapkan lembaga terkait dapat membuat strategi dalam memberikan pelayanan KB sesuai kebutuhan remaja belum kawin menurut jenis kelamin

Indonesia is the country with the most population in 10 years in Southeast Asia. In discussions arising from the issue of hearing rate (LPP), the government prepared a family planning program and one of the targets of the family planning program was adolescents. The research objective was to determine the relationship between the needs of family planning services for unmarried adolescents with the intention to use contraception in adulthood.This research is quantitative analytic with cross sectional approach. The questionnaire used by Adolescent Men (RP) and Women of Fertile Age (WUS). The population in this study were all unmarried adolescents in Indonesia. The sample was 18,464 respondents. The results show the proportion of adolescents who intend to use contraception in the future (82.6%). Chi square test results show a relationship between the need for family planning services for unmarried adolescents with the intention to use contraception in adulthood. The result of multivariate analysis shows that there is a relationship between the need for family planning services for unmarried adolescents with the intention to use contraception in adulthood after being controlled for confounding variables. Conclusion Unmarried male adolescents who do not need family planning services, aged 15-19 years, are not exposed to mass media, have knowledge of <4 methods / methods of family planning tend not to intend to use contraception in adulthood. Collaboration between the scientific field and the BKKBN is needed in making a Health Promotion strategy regarding family planning services that is in accordance with the needs of unmarried adolescents.

Read More
T-5912
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raya Faiha Calista; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Tri Krianto, Dian Ferdian, Mery Aderita
Abstrak:
Dalam upaya menjamin tumbuh kembang anak secara optimal sesuai dengan PERMENKES Nomor 25 Tahun 2014, Posyandu binaan Astra Provinsi DKI Jakarta telah kembali melakukan penyelenggaraan posyandu sesuai peraturan dan izin Pemerintah setempat. Namun selain dapat memenuhi tugasnya, posyandu harus tetap mengutamakan pencegahan penyebaran virus COVID-19. Hasil studi pendahuluan melalui pengamatan pada laporan dokumentasi kegiatan yang diberikan oleh kader posyandu binaan Astra dalam grup WhatsApp, diketahui dalam kurun waktu November 2021 ? April 2022 terdapat 13 posyandu yang mengirimkan dokumentasi foto kegiatan penyelenggaraan posyandu. Ditemukan 10 posyandu tidak sesuai dengan protokol kesehatan, seperti melepas atau tidak menggunakan masker, dan tidak mengatur jarak antar pengunjung posyandu ataupun meja posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisa determinan perilaku pencegahan COVID-19 pada kader Posyandu binaan Astra. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer yang diambil melalui penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain survey. Dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara online pada bulan Juli sampai dengan Agustus tahun 2022 pada Kader Posyandu Binaan Astra Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku kader dalam melaksanakan protokol kesehatan di Posyandu guna pencegahan COVID-19 sudah baik.Berdasarkan hasil analisis hanya variabel sarana yang memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada kader, dengan P value 0,001 dan diperoleh nilai OR = 7,7.

In an effort to ensure optimal growth and development of children according to PERMENKES Number 25 of 2014, Posyandu assisted by Astra DKI Jakarta Province has returned to implementing posyandu according to local government regulations and permits. In addition to being able to fulfill their duties, posyandu must continue to prioritize preventing the spread of the COVID-19 virus. The results of the preliminary study for November 2021 ? April 2022, based on activity documentation reports, showed that there were 13 posyandu that sent photo documentation of Posyandu organizing activities. There were 10 posyandu that did not comply with health protocols, such as removing or not wearing masks, and not setting the distance between posyandu visitors or posyandu tables. There are as many as 10 posyandu that do not comply with health protocols, such as removing or not wearing masks, and not keeping distance. This study aims to identify and analyze the determinants of COVID-19 prevention behavior in Astra-assisted Posyandu cadres. The research design used was cross sectional with primary data, with non-experimental quantitative research and a survey design. Online questionnaires were distributed from July to August 2022 to Astra-guided Posyandu Cadres in DKI Jakarta Province. The results of the study show that the behavior of cadres in implementing health protocols at Posyandu to prevent COVID-19 is good. And based on the results of the analysis only the means variable has a significant relationship to the behavior of COVID-19 prevention in cadres, with a P value of 0.001 and an OR value of 7.7 is obtained.
Read More
T-6551
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive