Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23216 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Herawati; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Iwan Ariawan, Kartika Anggun Dimarsetio, Priyanti, Dwi Hastuti
Abstrak: Kesehatan hak seksual reproduksi mencakup upaya untuk menghilangkan kematian dan kesakitan ibu yang dapat dicegah. Angka Kematian ibu di Indonesia yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia masih disebabkan oleh 4 Terlalu yaitu terlalu muda. Kehamilan remaja berisiko tinggi yaitu risiko kesakitan dan kematian. Kehamilan remaja bisa dicegah melalui keluarga. Struktur keluarga dapat mempengaruhi kejadian kehamilan remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan potong lintang dan menggunakan analisis multivariat bertingkat dalam proses analisisnya yaitu regresi logistic faktor resiko. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder SDKI 2017. Hasil menunjukan struktur keluarga mempengaruhi kehamilan remaja yaitu struktur keluarga dengan ayah tunggal, remaja yang tinggal dengan ayah tunggal 1,97 kali berisiko mengalami kehamilan remaja (p value=0,006). Hasil analisis faktor resiko menunjukan struktur keluarga tunggal mempengaruhi kehamilan remaja berbeda menurut pendidikan kepala rumah tangga, status ekonomi, status merokok remaja. Peningkatan peran ayah dalam pengasuhan anak, sasaran program bina keluarga keluarga perlu diperluas tidak hanya berfokus pada ibu namun juga berfokus pada ayah, home visit, jam pertemuan bina keluarga remaja pada keluarga tunggal perlu dilakukan terkhusus, memasukan masalah merokok secara tersendiri sebagai masalah pokok kesehatan reproduksi remaja (KRR) selain triad KRR yang sudah yaitu seks bebas, HIV/AIDS dan napza
Sexual and reproductive health rights include efforts to eliminate preventable maternal mortality and morbidity. The maternal mortality rate in Indonesia is 305 per 100,000 live births. The cause of maternal death in Indonesia is still caused by 4 too which is too young. Teenage pregnancies are high risk, namely the risk of illness and death. Teenage pregnancy can be prevented through the family. Family structure can influence the incidence of teenage pregnancy. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and uses multivariate multivariate analysis in the analysis process, namely risk factor logistic regression. Data was collected through secondary data from the 2017 IDHS. The results show that family structure affects adolescent pregnancy, namely family structure with single fathers, adolescents living with single fathers are 1.97 times at risk of teenage pregnancy (p value = 0.006). The results of risk factor analysis showed that single family structure influenced adolescent pregnancy differently according to the education of the head of the household, economic status, and smoking status of adolescents. Increasing the role of fathers in child care, the target of the family development program needs to be expanded not only to focus on mothers but also to focus on fathers, home visits, meeting hours for adolescent family development in single families need to be carried out in particular, including smoking problems separately as a major reproductive health problem. youth (KRR) in addition to the existing KRR triad, namely free sex, HIV/AIDS and drugs.
Read More
T-6305
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Emizia; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Ahmad Syafiq, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak: Penurunan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun merupakan sasaran RenstraBKKBN dan pembangunan bidang kependudukan dan keluarga berencana padaRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target25 per 1.000 kelahiran pada tahun 2020 dan ditagetkan menjadi 18 per 1.000 kelahiranpada 2024. Angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun berdasarkanSDKI 2017 masih tinggi, yaitu 36 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun, dan remajaperempuan 15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau sedang hamil anak pertamameningkat dari sebesar 8,5% pada 2007 menjadi sebesar 9,5% pada 2012. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja.Desain penelitian cross sectional, menggunakan data sekunder SDKI 2017. Sampelpenelitian ini adalah remaja perempuan berusia 15-19 tahun yang sudah pernahmelakukan hubungan seksual pada data SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan adahubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, penggunaan kontrasepsi, aksesfasilitas kesehatan dan status pernikahan dengan kehamilan remaja. Variabel yangsecara bersama-sama berhubungan dengan kehamilan pada remaja usia 15-19 tahunadalah status pernikahan, paparan pesan KB, akses fasilitas kesehatan dan penggunaanalat kontrasepsi. Status menikah (OR = 12.105, 95% CI= 6.449-22.720) merupakanfaktor yang paling berpengaruh terhadap kehamilan remaja.Kata kunci: kehamilan remaja; remaja; SDKI 2017
Decreased birth rates for adolescent aged 15-19 years are the targets of the BKKBNStrategic Plan and the development of population and family planning in the 2020-2024National Medium-Term Development Plan (RPJMN), with a target of 25 per 1,000births by 2020 and targeted at 18 per 1,000 births in 2024. Birth rates for teenage girlsaged 15-19 years according to the 2017 IDHS are still high, namely 36 per 1,000women aged 15-19 years, and adolescent girls 15-19 years who have become mothersand or are pregnant with their first child increased from 8.5% in 2007 to 9.5% in 2012.This study aims to determine the factors associated with adolescent pregnancy. Thecross sectional study design, uses secondary data for the 2017 IDHS. The sample of thisstudy is adolescent girls aged 15-19 years who have had sexual relations in the 2017IDHS data. The results of the study show that there is a significant relationship betweeneducation level, contraceptive use, access to health facilities and marital status withadolescent pregnancy. Variables that are jointly associated with adolescent pregnancyaged 15-19 years are marital status, exposure to family planning messages, access tohealth facilities and use of contraceptives. Marital status (OR = 12,105, 95% CI =6,449-22,720) is the most influential factor with adolescent pregnancy. The highproportion of adolescent pregnancies aged 15-19 years requires serious attention fromthe government and related parties in an effort to minimize the negative effects of teenpregnancy.Key words: adolescent pregnancy ; adolescent; 2017 IDHS.
Read More
S-10375
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Atrasina; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Milla Herdayati, Ahmad Syafiq, Ribka Ivana Sebayang, Rahmadewi
Abstrak: Kehamilan remaja merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesejahteraan hidup remaja. Populasi kelompok usia remaja di Indonesia tahun 2017 mencapai 63,36 juta jiwa atau 24,27% dari keseluruhan penduduk. Seperempat bagian tersebut, dapat dipandang menjadi peluang ketika remaja tersebut sehat dan berkualitas. Namun faktanya Age Spesific Death Rate (ASDR) kasus kematian maternal tertinggi adalah pada kelompok remaja endidikan kesehatan reproduksi dinilai dapat menekan terjadinya kehamilan remaja. Sekolah menjadi lembaga yang terpercaya untuk memberikan pendidikan. Selain dari sekolah, pendidikan kesehatan reproduksi juga mudah didapatkan melalui media: buku, majalah, radio, televisi, dan internet. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah terhadap kehamilan remaja usia 15-19 tahun dengan menggunakan analisis data SDKI tahun 2017.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianlisis menggunakan regresi logistik dengan tiga tahap yaitu univariat, bivariate, dan multivariate.
Read More
T-6220
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Pujiastuti; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Mieke Savitri, Euis Saadah Hernawati, Mugia Bayu Rahardja
T-4508
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wafda Ardhian Latansyadiena; Pembimbing: Sudijanto Kamso, Kemal Siregar; Penguji: Artha Prabawa, Andi Sari Bunga Untung
Abstrak: Tesis ini membahas pengaruh media terhadap perilaku seksual pada remaja di Indonesia usia 15 - 24 tahun erilaku seksual tanpa adanya ikatan pernikahan merupakan perilaku seksual berisiko dan menjadi prediktor kuat kesehatan seksual buruk di masa depan. Pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, fenomena ini tidak sejalan dengan output yang diharapkan, yaitu berkurangnya perilaku seksual berisiko pada remaja. Media menjadi sumber informasi kesehatan yang kuat karena mampu memberikan gambaran yang menarik. Disisi lain, remaja merupakan pengguna utama media massa, terutama internet. entingnya pengoptimalan media internet, khususnya media sosial, sebagai sumber informasi edukasi kesehatan, serta memfasilitasi layanan interaktif agar meminimalkan persepsi berisiko atas informasi yang didapatkan oleh remaja
Read More
T-6011
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Neiza Rachma; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dien Anshari, Chandra Rudyanto, Maria Gayatri
Abstrak:
Remaja merupakan bagian dari generasi penerus bangsa yang memiliki peran besar dalam kemajuan suatu bangsa. Karakteristik remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin diperhatikan diakui eksistensinya dan emosi yang belum stabil, mudah dipengaruhi oleh teman, mengutamakan solidaritas kelompok menyebabkan remaja rentan terhadap perilaku seksual pranikah berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pranikah remaja usia 15-24 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel sebesar 12.903 responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada responden yang sedang atau pernah berpacaran yang menyatakan pernah melakukan perilaku seksual pranikah pranikah sebesar 44% dan responden yang memeiliki pengetahuan rendah sebesar 40,9%. Hasil analisis multivariat pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah pranikah didapatkan responden yang mendapatkan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi rendah berisiko melakukan perilaku seksual pranikah pranikah sebesar 0,8kali dibandingkan yang memiliki pengetahuan tinggi seteah di konrol oleh pengaruh teman sebaya.

Adolescents are part of the nation's next generation who have a big role in the progress of a nation. Characteristics of adolescents tend to have high curiosity, want to be recognized for their existence and unstable emotions, easily influenced by friends, prioritizing group solidarity, causing adolescents to be vulnerable to risky sexual behavior. This study aims to determine the effect of reproductive health knowledge on premarital sexual behavior of adolescents aged 15-24 years in Indonesia using the 2017 IDHS data. The design used in this study was cross sectional with a sample of 12,903 respondents who met the study inclusion criteria. The results showed that 44% of respondents who are currently or have been dating who have ever engaged in premarital sexual behavior and respondents who have low knowledge are 40.9%. The results of the multivariate analysis of the effect of knowledge of reproductive health on premarital sexual behavior found that respondents who had knowledge of low reproductive health had a risk of engaging in premarital sexual behavior by 0.8 times compared to those who had high knowledge after being controlled by peer influence.

Read More
T-5906
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Yoga Roza; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Yovsyah, Anggi Osyka, Farsely Mranani
Abstrak:

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih tinggi di Indonesia. Kehamilan pada usia remaja diduga menjadi salah satu faktor risiko yang berkontribusi terhadap kejadian stunting pada balita. Remaja yang menikah dan hamil di usia muda cenderung lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti anemia, kekurangan nutrisi, dan komplikasi selama kehamilan. Kondisi-kondisi tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan bayi, termasuk meningkatkan risiko terjadinya stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kehamilan usia remaja dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi dengan pendekatan cross-sectional, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Sebanyak 69.247 responden memenuhi kriteria inklusi dan seluruhnya diambil sebagai sampel penelitian. Analisis dilakukan dengan pendekatan kompleks sampling dan menerapkan pembobotan data. Uji chi-square dan regresi logistik digunakan untuk menganalisis hubungan antara kehamilan remaja dan stunting. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehamilan usia remaja dan kejadian stunting pada anak (p-value= 0,021, OR= 1,261) setelah dikontrol oleh status ekonomi dan berinteraksi dengan tingkat pendidikan. Diperlukan upaya pencegahan kehamilan remaja sebagai bagian dari strategi intervensi penurunan angka stunting di Indonesia. Kata Kunci: kehamilan remaja, stunting, balita, survei kesehatan, Indonesia 


Stunting remains a major public health issue in Indonesia. Adolescent pregnancy is suspected to be one of the risk factors contributing to stunting among children under five. Adolescents who marry and become pregnant at an early age are more vulnerable to various health problems, such as anemia, poor nutrition, and pregnancy complications. These conditions may negatively affect the health of their babies, increasing the risk of stunting. This study aimed to analyze the association between adolescent pregnancy and the incidence of stunting among children under five in Indonesia. This research employed a cross-sectional study design using data from the Indonesia Health Survey Data 2023 (Survei Kesehatan Indonesia/SKI). A total of 69,247 respondents met the inclusion criteria and were included as the study sample. Data analysis was conducted using a complex sampling approach with weight adjustments. Chi-square tests and logistic regression were used to examine the relationship between adolescent pregnancy and stunting. The analysis showed a significant association between adolescent pregnancy and stunting (p-value = 0.021; OR = 1.261), after controlling for economic status and examining interaction with educational level. Adolescent pregnancy is significantly associated with an increased risk of stunting in children. Preventing adolescent pregnancy should be considered a key strategy in reducing stunting rates in Indonesia.

Read More
T-7319
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Permatasari; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Dadan Erwandi, Sandra Fikawati, Dian Kristiani Irawati, Wara Pertiwi Osing
Abstrak:
Berdasarkan data SDKI terjadi peningkatan prevalensi perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja umur 15-24 tahun. SDKI 2017 menyebutkan sebanyak 8% remaja pria dan 2% remaja perempuan telah melakukan hubungan seksual, lebih tinggi dibandingkan data SDKI 2012 yakni 7% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan melakukan hubungan seksual pranikah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teman sebaya terhadap perilaku hubungan seksual pranikah remaja umur 15-24 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017 dengan disain cross sectional. Sampel sebesar 12.363 remaja yang memenuhi kriteria remaja pria dan WUS umur 15-24 tahun, pernah atau sedang berpacaran, memiliki teman sebaya, dan memiliki teman dengan pengalaman seksual pranikah. Data dianalisis menggunakan uji logistik regresi ganda menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan 8,4% remaja yang sedang atau pernah berpacaran pernah melakukan hubungan seksual pranikah dan 21,9% remaja mendapatkan pengaruh buruk perilaku seksual teman sebayanya. Hasil analisis mendapatkan adanya pengaruh teman sebaya terhadap perilaku hubungan seksual pranikah, remaja yang mendapatkan pengaruh buruk dari perilaku seksual teman sebayanya berisiko 4 kali untuk melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak terpengaruh teman sebaya setelah dikontrol oleh sikap terhadap perilaku seksual pranikah, gaya berpacaran dan riwayat konsumsi alkohol. Diperlukan upaya peningkatan keterlibatan remaja dalam kegiatan bermanfaat, sehingga dapat menciptakan lingkungan pergaulan yang baik serta dapat menghindarkan remaja dari pengaruh seksual pranikah teman sebaya

Based on IDHS 2017, there is an increase in the prevalence of premarital sexual intercourse among adolescents aged 15-24 years. IDHS 2017 as many as 8% of male adolescents and 2% of female adolescents have had sexual intercourse compared to the 2012 IDHS data as many as 7% of boys and 1% of female adolescents premarital sexual relations. This study aims to determine the effect of peers on premarital sexual relations behavior of adolescents aged 15-24 years in Indonesia using the IDHS 2017 with cross sectional design. Sample of 12,363 adolescents who meet the criteria for male adolescents and female aged 15-24 years, have currently dating, having peers, and having friends with premarital sexual experiences. Data were analyzed using multiple regression logistic tests using the SPSS program. The results showed that 8.4% of adolescents who are currently or have been dating have had premarital sexual intercourse and 21.9% of adolescents have had a bad influence on their peer sexual behavior. The results of the analysis show that there is peer influence on premarital sexual intercourse behavior, adolescents who get influence from their peer sexual behavior have 4 times the risk of having premarital sexual intercourse compared with adolescents who are not influenced by peers after being controlled by attitudes towards premarital sexual behavior, dating style and a history of alcohol consumption. Efforts are needed to increase youth involvement in more useful activities so that they can create a good social environment and can prevent adolescents from the sexual behavior of peers

Read More
T-5933
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deby Triana Cyntia Wulandari; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Putri Bungsu, Punto Dewo, Maya Raiyan
Abstrak: Hipertensi saat ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, akan tetapi juga diderita oleh remaja. Hipertensi pada remaja berkaitan dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan hipertensi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5), dan analisis statistik dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami hipertensi sebesar 14,57% dan remaja yang merokok sebesar 17,99%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perokok ringan memiliki risiko 0,63 kali lebih rendah untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, sedangkan pada perokok berat tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Screening hipertensi diperlukan untuk mengetahui status hipertensi pada remaja, sehingga penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan tepat
Kata kunci : Hipertensi, Merokok, Remaja, Indonesian Family Life Survey 5

Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression. The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately
Keywords: Hypertension, Smoking, Adolescents, Indonesian Family Life Survey 5
Read More
T-5511
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Komang Novi Suryani; Pembimbing : Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Hapsah Yuniarti
Abstrak: Complications during pregnancy and childbirth are the second leading cause of death for girls aged 15-19 yeras globally. At Jatinegara Public Health Center, there was an increase in teenage pregnancy in the last three years. This study aims to determine the proportion of teenage pregnancy and factors related to teenage pregnancy in area of Jatinegara Public Health Center, 2017. Implemented in May-June 2017 using croos sectional design. The population is all teenage girls aged 15-19 who are married from june 2016 to May 2017, the sample number of 96 people taken by simple random sampling. Data were collected through structuted interview with questionnare, bivariate analysis with Kai square test. The result obtained 77,1% teenage pregnancy. Related predisposing factors were family income (p value=0.022); knowledge of teenage pregnacy (p value=0.036); attitude towards family planning (p value=0.044). Related reinforcing factors were family support (p value= 0.047); the role of health personnel (p value= 0.040). Related enabling factors were history of sexual behavior (p value=0.033); history of contraceptive use (p value=0.019). Suggestion for Jatinegara public health center to improve the socialization of the planned generation program, the establishment of teenage family depelopment and enhancement of the youth service care program.
Keywords: Teenagers, teenage pregnany
Read More
S-9492
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive