Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39351 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Karizma Rindu Inayatullah; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Asih Setiarini, Siti Arifah Pujonarti, Achmad Suryana, Zeny Dermawan
Abstrak:
Transisi gizi yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, urbanisasi, dan pergeseran teknologi, menimbulkan masalah gizi ganda di negara-negara berkembang. Pada tingkat kabupaten/kota, masalah gizi ganda mungkin terjadi dengan adanya desentralisasi pembangunan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami masalah gizi ganda (MGG) penduduk dewasa, serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut, yakni karakteristik sosial ekonomi dan pertanian serta pola konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Desain penelitian ini adalah studi ekologi dengan jumlah sampel 426 kabupaten/kota di Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel dependen dari penelitian ini adalah masalah gizi ganda di kabupaten/kota, sementara variabel independen dari penelitian ini adalah kepadatan penduduk, kemiskinan, ketimpangan, pendidikan, transformasi pertanian, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, keragaman konsumsi pangan, dan konsumsi makanan berisiko. Data penelitian dikumpulkan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat nasional dan provinsi. Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial, analisis univariat, analisis bivariat berupa uji kai kuadrat, dan analisis multivariat berupa uji regresi logistik. Terdapat 455 kabupaten/kota (86.6%) di Indonesia yang mengalami MGG penduduk dewasa. Faktor-faktor yang secara simultan berhubungan dengan MGG penduduk dewasa pada kabupaten/kota adalah kepadatan penduduk, kemiskinan, ketimpangan, pendidikan, dan konsumsi makanan berisiko. Kabupaten/kota dengan tingkat konsumsi makanan berisiko yang tinggi, berisiko mengalami MGG penduduk dewasa sebesar 4,5 kali lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota dengan tingkat konsumsi makanan berisiko yang rendah setelah dikontrol oleh variabel kepadatan penduduk, kemiskinan, ketimpangan, pendidikan, aktivitas fisik, dan asupan protein (OR: 4,556; 95% CI: 2,147 ? 9,665; p <0,0005). Kabupaten/kota dengan tingkat pendidikan yang tinggi, berisiko 64,4 kali lebih rendah untuk mengalami MGG penduduk dewasa dibandingkan kabupaten/kota dengan tingkat pendidikan yang rendah setelah dikontrol oleh variabel kepadatan penduduk, kemiskinan, ketimpangan, aktivitas fisik, asupan protein, dan konsumsi makanan berisiko (OR: 0,356; 95% CI; 0,158-0,801; p <0,05). Adanya pendidikan sebagai faktor protektif, padahal sebagian besar tingkat pendidikan sampel kabupaten/kota adalah rendah, mengarah pada dugaan bahwa kejadian gizi ganda penduduk dewasa disumbang oleh golongan masyarakat kelas bawah.

The nutrition transition due to economic growth, industrialization, urbanization, and technological shifts, has caused double burden malnutrition in developing countries. At the regency/city level, double burden malnutrition may occur due to decentralized development. This study aims to identify regencies/cities in Indonesia with adult double burden malnutrition (DBM) as well as analyzing the factors associated with this phenomena, namely socioeconomic and agricultural characteristics, food consumption patterns, and physical activity. The design of this research is an ecological study with 426 districts/cities in Indonesia as a sample that meet the inclusion criteria. The dependent variable of this study is the incidence of adult double burden at the regency/city level, while the independent variables of this study are population density, poverty, inequality, education, agricultural transformation, physical activity, energy intake, protein intake, diversity of food consumption, and consumption of risky foods. The data was collected from the National Institute of Health Research and Development (Balitbangkes) - Ministry of Health, the Food Security Agency (BKP) - Ministry of Agriculture, the Statistics Indonesia (BPS) both national and provincial levels. The data was analyzed by spatial analysis, univariate analysis, bivariate analysis in the form of Chi-square test, and multivariate analysis in the form of logistic regression test. There are 455 regencies/cities (86.6%) in Indonesia with adult double burden malnutrition. Factors that are simultaneously associated with the incidence of adult double burden malnutrition in regencies/cities are population density, poverty, inequality, education, and risky foods consumption. Regencies/cities with high level of risky food consumption had 4.5 times higher risk of adult double burden malnutrition than regencies/cities with low level of risky food consumption after being controlled by population density, poverty, education, physical activity, and protein intake (OR: 4,556; 95% CI: 2,147 ? 9,665; p <0,0005). Regencies /cities with high levels of education had a 64.4 times lower risk of adult double burden malnutrition than regencies/cities with low levels of education after being controlled by population density, poverty, inequality, physical activity, protein intake, and risky food consumption (OR: 0.356; 95% CI; 0.158-0.801; p <0,05). The existence of education as a protective factor, even though most of the education levels in the sample regencies/cities are low, leads to the presumption that the incidence of adult double burden malnutrition is contributed by the lower class of society.
Read More
T-6491
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maharani Kusuma Dewi/ Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ahmad Syafiq, Wahyu Kurnia Yusin Putra, Kusharisupeni Djokosujono
Abstrak:
Transisi gizi, epidemiologi dan sosial ekonomi menghadirkan masalah gizi ganda tingkat rumah tangga. Masalah gizi ganda (MGG) merupakan terjadinya dua masalah gizi berbeda dalam ruta pada pasangan ibu gizi lebih dengan anak 6-23 bulan kurang gizi. MGG mempunyai dampak negatif untuk ibu dan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab kejadian MGG pada pasangan kandung ibu dan anak 6-23 bulan di Indonesia tahun 2018. Desain cross-sectional, memakai data sekunder Riskesdas 2018, total sampel 5858 rumah tangga. Variabel terikat adalah MGG. Variabel bebas meliputi usia ibu, tinggi badan ibu, angka paritas ibu, jumlah anggota ruta, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, wilayah tempat tinggal, riwayat ASI eksklusif, aktivitas fisik ibu, makanan minuman berisiko ibu. Data dianalisis univariat, bivariat (uji chi square dan mann whitney u), multivariat (uji regresi logistik). Hasil penelitian menemukan prevalensi MGG pasangan ibu dan anak 6-23 bulan di Indonesia sebesar 30,1%. Faktor yang berhubungan signifikan (p<0,05) dengan kejadian MGG adalah usia ibu (p=0,0005), tinggi badan ibu (p=0,0005), angka paritas ibu (p=0,0005), jumlah anggota ruta (0,0005) dan pendidikan ayah (0,014). Variabel dominan adalah usia ibu (OR=1,531; 95% CI=1,335-1,755). Saran penelitian ini untuk pemerintah atau institusi terkait adalah mengatur regulasi ibu hamil sebelum usia 35 tahun. Saran untuk puskesmas dan dinas kesehatan setempat adalah melakukan kegiatan yang berfokus pada 1000 hari pertama kehidupan yang menyasar ibu dan anak sebagai sasaran utama. Saran untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa adalah menenliti variabel lain yang dapat berhubungan dengan kejadian MGG.

Double burden malnutrition (DBM) at household is the occurrence of overweight mothers and malnourished children aged 6-23 months, caused by nutritional, epidemiological and socio-economic transitions. MGG has a negative impact on mothers and children. Purpose to determine the factors causing the incidence of DBM in biological pairs of mothers and children 6-23 months in Indonesia. Cross-sectional design, using secondary data from the Riskesdas 2018, total sample 5858 households. The dependent variable is MGG. Independent variables include mother's age, mother's height, parity rate, education, occupation, physical activity, risky foods and drinks, number of household members, father's education, occupation, region of residence, history of exclusive breastfeeding, Data analyzed univariate, bivariate (chi square and mann whitney test), multivariate (logistic regression test). The result prevalence of MGG in pairs of mothers and children 6-23 months in Indonesia was 30.1%. Factors that were significantly related (p<0.05) to the incidence of MGG were mother's age (p=0.0005), mother's height (p=0.0005), maternal parity rate (p=0.0005), number of household members (0.0005, father's education (0.014). The dominant variable is the mother's age (OR=1.531; 95% CI=1.335-1.755). This research suggestion for the government or related institutions is to regulate regulations for pregnant women before the age of 35 years. Suggestions for the local health office are to carry out activities that focus on the first 1000 days of life targeting mothers and children as the main targets. Suggestions for other researchers who will conduct similar research are to examine other variables that can be related to the occurrence of MGG.
Read More
T-6515
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dodi Wijaya; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Yvonne M. Indrawani, Sardjono, Marzuki Iskaskar
T-2608
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asli Madupa; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Yvonne M Indrawani, Kusharisupeni, Ida Ruslita, Dwi Hapsari
Abstrak:

Kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor penyebab utama teljadinya aterosklerosis. Total kolesterol tinggi merupakan masalah utama di negara-negara sedang berkembang khususnya di daerah perkotaan. Di Indonesia, SKRT 2001 ditemukan prevalensi total kolesterol >200 mg/dl di Jawa-Bali untuk parkotaan (8,9 %) lebih tinggi daripada perdesaan (5,2 %) dan SKRT 2004 untuk seluruh Indonesia ditemukan di Perkotaan (14,8 %) dan perdesaan (12,3 %). Penehtian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat total kolesterol dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tinglrat total kolesterol orang dewasa di perkotaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah semua responden orang dewasa di perkotaan yang terpilih dalam SKRT 2004 dan memenuhi syarat penelitian, yaitu 892 orang. Pengolabeo data mengganakan program SPSS dan STAT A. Analisis data menggunakan uji statistik two independent sample t test dan regresi logistik ganda model faktor determinan. Hasil penelitian menunjukkan proporsi total kolesterol tinggi sebesar 9,98 %, rnta-rata umur responden 44,58 tahun, sebagian besar responden adalah laki-laki 54,93 %, status kawin 86,55 %, gemuk 68,50 %, tidak aktif 76,01 %, konswnsi sayur dan buah rendah 93,16 %, pendidikan rendah 63,34 %, pendapatan rendah 63,34 % dan pengeluaran pangan berlemak rendah 63,79%. Umur berhubungan bennakna dengan tingkat total kolesterol (p=0,022), dimana umur pada responden total kolesterol tinggi (46,49 tahun) lebih tua dibandingkan total kolesterol nonnal (44,37 tahun). Ada hubungan yang bermakna jenis kelamin dengan tingkat total kolesterol (OR=2,23; 95%CI:l,35-3,67} Demikian pula status gizi (IMT) berhubungan bermakna dengan tingkat total kolesterol (0R=2,46; 95o/.CI;l,55-3,89). Jenis kelamin merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat total kolesterol (OR 2, 19; 95% CI:l,30-3,69). Kesimpulan, fuktor yang berhubungan dengan tingkat total kolestcrol orang dewasa adalah umur, jenis kelamin dan status gizi. Faktor yang paling dorninan berhubungan dengan tingkat total kolesterol adalah jenis kelamin. Direkomenda.sikan perlunya program promosi pernantauan kadar lipoprotein kolestcrol (HDL, LDL) sebagai deteksi dini tetiadinya aterosklerosis dan pornantauan rutin kadar total kolesterol pada orang dewasa muda (25 kg/m2) agar mencapai status gizi tidak gemuk (lMT :525 kg/m2).


High cholesterol level is one of main cause factor; the occurrence of atherosclerosis cholesterol is main problem in developing countries especially in urban area. In Indonesia, from SKRT 2001 found cholesterol prevalence 2:200 in Java-Bali for urban is higher (8,9 %) than rural (5,2 %) and SKRT 2004 for entire Indonesia found in urban (14,8 %) and rural (12,3 %). These research aims are to find the view of total cholesterol level and factors that related with adult total cholesterol level in Indonesia urban area. This research is using cross sectional design, Research sample are all adult respondent in urban area that chosen from SKRT 2004 and qualified for research, which are 892 peoples. Data processed by SPSS and Stata program. Data analysis is using two independent sample t-test and double logistic regression test of determinant factor model. Research result shows total cholesterol level proportion is 9,98 o/o, age mean is 44,58 years old, most of the respondent is men 54,9 %, marital status 86,55 %, obesity 68,50 %, inactive 76,0 l %, low vegetables and fruit consumption 93,16 %, low education 63,34 %, low income 63,34 %, and low fat food expenditure 63,79 %_ Age have significant relation with total cholesterol (p=0,022), where age of high total cholesterol respondent (46,49 year) older than normal cholesterol (44,37 %)- There are significant relation of gender with total cholesterol level (OR~,23; 95% CI: I ,35- 3,67). Thus with nutrition status (BMI) significantly related with total cholesterol level (OR~2,46; 95o/oCI:1,55-3,89). Gender is dominant factor that with total cholesterol level (OR=2,19; 95% Cl: I ,30-3,69). Conclusion, factor that related with adult total cholesterol level is age, gender, and nutrition status. The most dominant factor related with total cholesterol level is gender. Suggested promotion program to monitor cholesterol lipoprotein level (HDL, LDL) as early detection of atherosclerosis and routine monitoring of early adult total cholesterol level (25 kg/m2) to achieve non-obese nutrition status (BMI;25 kg/m2).

Read More
T-2273
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Destia Fitriyanti; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Debby Permata Sari
Abstrak:
Kejadian gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang prevalensinya terus meningkat pada penduduk dewasa di Jakarta Pusat, terutama di Kecamatan Kemayoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada penduduk dewasa usia 40−59 tahun di Kecamatan Kemayoran tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data primer yang melibatkan 170 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan 80,59% responden berisiko gizi lebih (IMT ≥ 23 kg/m2). Pada analisis multivariabel, diketahui asupan energi berlebih, sering konsumsi makanan berlemak, sering konsumsi junk food, durasi tidur pendek, interaksi jenis kelamin dan konsumsi junk food, serta interaksi asupan karbohidrat dan durasi tidur menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian gizi lebih. Konsumsi junk food menjadi faktor dominan yang memengaruhi kejadian gizi lebih pada penduduk dewasa usia 40−59 tahun di Kecamatan Kemayoran tahun 2025. Dapat disimpukan bahwa perilaku konsumsi makanan yang padat energi dan tinggi lemak berpengaruh terhadap kejadian gizi lebih. Upaya pencegahan gizi lebih pada kelompok usia dewasa akhir perlu difokuskan pada pengendalian konsumsi junk food melalui pendekatan promotif dan preventif berbasis masyarakat. Kolaborasi antara fasilitas kesehatan tingkat pertama dan dinas kesehatan diperlukan untuk memperluas jangkauan edukasi gizi kepada masyakat.


Overnutrition is a significant public health issue with an increasing prevalence among adults in Central Jakarta, including Kemayoran Sub-District. This study aims to examine the characteristics and factors associated with overnutrition among adults aged 40–59 years in Kemayoran District in 2025. A cross-sectional study design was employed, utilizing primary data from 170 respondents. The results showed that 80.59% of respondents were at risk of overnutrition (BMI ≥ 23 kg/m²). Multivariable analysis identified excessive energy intake, frequent consumption of fatty foods, frequent junk food intake, short sleep duration, the interaction between gender and junk food consumption, and the interaction between carbohydrate intake and sleep duration as significant factors influencing overnutrition. Junk food consumption emerged as the dominant factor contributing to overnutrition among adults aged 40–59 in Kemayoran Subdistrict in 2025. It can be concluded that energy-dense and high-fat dietary behaviors significantly contribute to overnutrition. Preventive efforts targeting this age group should focus on controlling junk food intake through community-based promotive and preventive approaches. Collaboration between primary healthcare services and the health department is essential to broaden the reach of nutrition education among the public.
Read More
S-12091
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Setya Ardiningsih; Pembimbing: Ratu Atyu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni, Rahmawati
S-7832
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Debbie Natali; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Fathimah Sulistyowati Sigit, Neni Herlina Rafida
S-12010
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauziah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Ahmad Syafiq, Ida Ruslita
S-5989
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abdillah; Pembimbing: Sandra Fikawati
S-2165
Depok : FKMUI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Nur Sarah Sudrajat; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Endang L. Achadi, Agus Triwinarto
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian hipertensi dengan berbagai faktor risiko yang mencakup karakteristik demografi, status gizi, gaya hidup, pola diet, dan stres di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018. Desain penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juli 2021. Populasi pada penelitian ini adalah dewasa muda usia 19-24 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan. Total sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 1.459 sampel.Kejadian hipertensi dianalisis untuk diketahui prevalensi hipertensi sistolik, diastolik, dan gabungan (sistolik dan diastolik) dan ditemukan hipertensi diastolik memiliki prevalensi paling tinggi (14,1%).
Read More
S-10711
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive