Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30371 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sandry Tri Sumarni; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Masyitoh Bashabih, Prastuti Soewondo, Mohammad Kurniawan, Achmad Harjadi
Abstrak:
Rumah Sakit (RS) Kramat 128 Jakarta Pusat merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang telah lama memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui fasilitas pelayanan rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan layanan rawat inap di RS Kramat 128. Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah fluktuasi tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) setiap tahunnya yang masih jauh dari target Kementerian Kesehatan. Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap di RS Kramat 128 untuk mengoptimalkan upaya peningkatan pemanfaatan layanan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi langsung untuk data primer serta telaah dokumen untuk data sekunder. Data yang dikumpulkan meliputi angka BOR, data kunjungan rawat jalan dan inap, serta faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemanfaatan layanan rawat inap. Pada tahap input, analisis data dilakukan dengan menggunakan metode thematic content analysis untuk mengidentifikasi, menganalasis, dan menyajikan pola berdasarkan data yang telah terkumpul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pemanfaatan layanan rawat inap di RS Kramat 128 serta memberikan sumbangan dalam pengembangan kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan yang lebih efektif di Rumah Sakit Kramat 128 dan RS lain.
Kramat 128 Hospital in Central Jakarta is type B hospital that has long provided healthcare services to the community, including through its inpatient care facilities. This study aims to analyze the utilization of inpatient services at Kramat 128 Hospital. The problem focused on in this research is the fluctuation in the Bed Occupancy Rate (BOR) each year, which is far from the target set by the Ministry of Health. This is a qualitative study where data collection is conducted through in-depth interviews and direct observations for primary data, as well as document review for secondary data. The collected data includes BOR figures, outpatient and inpatient visit data, as well as internal and external factors influencing the utilization of inpatient services. During the input phase, data analysis is carried out using the thematic content analysis method to identify, analyze, and present patterns based on the collected data. The results of this study are expected to provide a deeper understanding of the utilization of inpatient services at Kramat 128 Hospital. The findings of this research can also contribute to the development of more effective healthcare policies and management in Kramat 128 Hospital and potentially benefit other hospitals.
Read More
B-2336
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tina Esadiarti; Pembimbing: M. Hafizurrachman; Penguji: Mieke Savitri, Wahyu Sulistiadi, Yuli Prapancha Satar
Abstrak:

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi perekonomian yang sulit saat ini dimana laju infasi mencapai 8,7% yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran dan menurunnya daya beli masyarakat. Disisi lain pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan rumah sakit di Indonesia berdasarkan Profil Indonesia Sehat tahun 2003 semakin meningkat, berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa peluang dan persaingan bisnis perumahsakitan juga akan semakin meningkat. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, terlebih pada layanan rawat inap. Sehingga pembiayaan kesehatan menjadi suatu pertimbangan bagi masyarakat dalam pemanfaatan suatu layanan kesehatan. Berdasarkan Gani,2005 sumber pembiayaan kesehatan masih didominasi oleh out of pocket, perusahaan dan asuransi. Maka startegi pemasaran yang dapat diupayakan pada kondisi ini yaitu ditujukan kepada segmen pasar dengan pembiayaan kesehatan yang ditanggung oleh perusahaan atau asuransi. Rumah Sakit Tebet adalah rumah sakit swasta, tipe C} yang terletak dibilangan Jakarta Selatan, jika ditinjau dari segi pemanfaatan layanan rawat inap oleh pengguna jasa rumah sakit yang ditanggung perusahaan pelanggannya berkisar antara 37%-46% dari total pendapatan rawat inap, pencapaian ini masih dibawah harapan pihak manajemen yang sebesar 50%. Sehingga diperlukan suatu telaahan yang lebih lanjut untuk memperoleh gambaran tentang persepsinya pemanfaatan layanan rawat inap yang dikaitkan dengan karakteristik pengguna jasa rumah sakit yang ditanggung oleh perusahaan pelanggannya. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi Rumah Sakit Tebet dalam upaya meningkatkan pemanfaatan layanan rawat inapnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan dan analisis faktor yang memberikan probabilitas tertinggi antara karakteristik pengguna jasa rumah sakit yang ditanggung oleh perusahaan pelanggan meliputi faktor predisposisi, enabling, need terhadap persepsinya dalam pemanfaatan layanan rawat inap di Rumah Sakit Tebet pada tahun 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pada hasil penelitian didapatkan 4 variabel yang memiliki keterkaitan antara karakteristik pengguna jasa rumah sakit yang ditanggung oieh perusahaan pelanggan terhadap persepsinya dalam pemanfaatan layanan rawat inap yaitu variabel status pekerjaan, lama kerja (faktor predisposisi) dan variabel penjamin kesehatan, pemberi keputusan (faktor enabling). Variabel yang mempunyai probabilitas tertinggi terhadap persepsi pemanfaatan layanan rawat inap adalah penjamin kesehatan, setelah dikontrol oleh variabel pemberi keputusan, status pekerjaan dan adanya interaksi dengan variabel lama kerja. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel status pekerjaan, lama kerja (faktor predisposisi) dan variabel penjamin kesehatan, pemberi keputusan (faktor enabling) adalah karakteristik pengguna jasa rumah sakit yang mempunyai hubungan terhadap tingginya persepsi pemanfaatan layanan rawat inap. Variabel Penjamin Kesehatan adalah karakteristik pengguna jasa rumah sakit yang ditanggung oieh perusahaan pelanggan yang mempunyai probabilitas tertinggi terhadap persepsi pemanfaatan layanan rawat inap, setelah mendapat pengaruh dart variabel Iainnya (pemberi keputusan, status pekerjaan dan lama kerja). Upaya peningkatan pemanfaatan layanan rawat inap yang dapat disarankan berdasarkan penelitian ini adalah memberikan layanan yang baik dan kenyamanan kepada para pengguna jasa rumah sakit beserta keluarganya, melakukan penetrasi pasar melalui pendekatan serta meningkatkan program promosi yang ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang bernaung dibawah asuransi, para pensiunan yang dijamin oleh perusahaan serta para pejabat perusahaan dan memperluas pasar dengan cara menambah jaringan kerjasama sebagai provider kesehatan asuransi. Dan saran bagi peneliti lain apabila akan melakukan penelitian yang sama, ada baiknya variabel pen beri keputusan, status pekerjaan dan lama kerja dipertimbangkan sebagai variable confounding.


 

This research is based on present difficult economic condition, signified by inflation growth of 8.7% that causing an increase of the unemployment level and a decline of people's purchasing power. On the contrary, the growth of population and also the number of hospital in Indonesia are increasing (based on "Profit Indonesia Se/tat Ia/mn 2003"). According to this fact, it could be said that the business opportunity and also the competition between hospitals are increasing. To obtain health services, people need to pay relatively high amount of money, especially for hospitalization services. Therefore health services costs become primary consideration for people in order to utilize such services. Based on Gani (2005), the payment sources for health service are still dominated by "out of pocket" from respective customer's companies and insurances. Thus, proper marketing strategy in this condition should be targeted to certain market segment, that is people in which cost are paid by their respective companies or insurances. Tebet hospital is a private hospital type "C" which is located in South Jakarta. Viewed from the utilization of hospitalization services, the ratios of hospital service user, in which costs are paid by their respective companies, reached between 37-46% from hospitalization total revenue. This accomplishment, however, is still below management expectation which hope that the number should have reached 50%. Therefore, it needs a comprehensive study to get the overall picture on the characteristic of hospital service user (in which costs are paid by the respective customer's companies). The result of this analysis is expected to provide valuable inputs for Tebet hospital in order to improve the hospitalization service utilization. This research aims to identify correlation and analysis on the factors that give highest probability between the characteristic of hospital service user (in which costs are paid by the respective customer's companies) and perception the utilization of hospitalization services in Tebet Hospital in 2006. These factors include predisposition, enabling, and needs. This research use quantitative method using cross sectional approach. From the result of the research, there are 4 variables that have correlation between the characteristic of hospital service user (in which costs are paid by the respective customer's companies) and perception the utilization of hospitalization services. These variables are: employment status, length of work (predisposition factor), and health insurer, decision maker (enabling factor). Variable with the highest probability to perception the utilization of hospitalization service is found in health insurer, after controlled by decision maker variable, length of work, as well as the interaction with length of work variable. From the research, it could be concluded that the factor of employment status, Iength of work (predisposition factor), and health insurer, decision maker (enabling factor) are characteristic of hospital service user influencing the level of perception the utilization of hospitalization services. While health insurer variable is hospital service user insured by customer's companies that have the highest probability to perception the utilization of hospitalization service, after influenced by other variables (decision maker, employment status, and length of work). Based on this research, we suggest to improve hospitalization service utilization by broadening the market by adding cooperation network as provider for insurance health, performing market penetration through approach and by intensifying promotional programs aim for companies under insurance program, retiree with health benefit paid by the companies, and companies' management, and also by providing decent services and comfort to hospital services user and their families. We also suggest that further research should also consider decision maker, length of work, and employment status variable as variable confounding.

Read More
B-923
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nitya Pandusarani; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Atik Nurwahyuni, Budi Hartono, Rosmaida Sitorus
Abstrak: ABSTRAK
 Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan hasil proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Cakupan pemanfaatan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu masih sangat rendah dan cenderung mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir. Tahun 2012 terlihat kenaikan, namun belum cukup signifikan. Rendahnya jumlah kunjungan rawat inap ini berdampak pada menurunnya jumlah BOR (Bed Occupancy Rate) yang sekaligus mempengaruhi pendapatan rumah sakit. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai determinan pemanfaatan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu. 
Jenis penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner dan kualitatif dengan wawancara mendalam kepada direktur rumah sakit, kepala bidang keperawatan, dokter kandungan, dokter penyakit dalam, dokter anak dan responden yang bersangkutan. Sampel pada penelitian adalah pasien rawat jalan di RS Yadika Pondok Bambu, baik dewasa maupun anak (diwakilkan orang tuanya) yang berjumlah 96 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menanyakan responden mengenai kesediaannya untuk mau memanfaatkan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu atau tidak.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor eksternal rumah sakit dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu. Sebaliknya, terdapat hubungan yang signifikan antara faktor internal rumah sakit dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu, yang meliputi kinerja SDM (dokter, perawat, dan tenaga kerja non medis), kenyamanan rumah sakit, sarana non medis, tarif, dan proses pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan pihak rumah sakit dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan serta memperbaiki sarana dan fasilitas yang ada. Selain itu, perlu juga diterapkan perencanaan strategis yang tepat sehingga dapat meningkatkan pemasaran rumah sakit agar pemanfaatan pelayanan rawat inap di RS Yadika Pondok Bambu bisa semakin maksimal.
ABSTRACT
 Utilization of health services is a result of the health services search processes, doing by any person or group. Utilization rate of inpatient care at Yadika Hospital Pondok Bambu is still relatively low, and tends to decrease over the last 3 years. In the year 2012 has shown an increase, but not significantly. The low number of inpatient visits has an impact on the declining number of BOR (Bed Occupancy Rate) which also affects the hospital revenue. Regarding to this situation, it is necessary to take a research to find out the determinants of the inpatient care utilization at Yadika Hospital Pondok Bambu.
This type of research is a cross-sectional study with a quantitative using quesionare and qualitative approach with in-depth interviews to the hospital director, chief nursing, gynecologist, internist, pediatrician and other respondents. The sample in this study were outpatients at hospital Yadika Pondok Bambu, both adults and children (represented by their parents) who totaled 96 people. The study was conducted by asking respondents about their willingness of inpatient care utilization in hospital Yadika Pondok Bambu. 
The results showed that there was no significant relationship between external factors and the inpatient care utilization at Yadika Hospital Pondok Bambu. On the contrary, there is a significant relationship between internal factors with the inpatient care utilization in Yadika Hospital Pondok Bambu, which includes the performance of human resources (doctors, nurses and non-medical workforce), hospitals comfort, non-medical facilities, cost, and service processes that involved in the inpatient care utilization at Yadika Hospital Pondok Bambu. Based on these results, the hospital is expected to further improve the quality of services and the existing infrastructure/facilities. Moreover, it should also apply proper strategic planning to improve the hospital market, so the utilization of inpatient care in Yadika Hospital Pondok Bambu hospital will be maximal.
Read More
B-1470
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arif Riandi; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Rahmad, Heri Kurnianto
Abstrak: Proses pemulangan pasien rawat inap merupakan bagian dari seluruh rangkaianpelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien selama di rumah sakit. Pelayananyang baik dan memuaskan selama proses perawatan bisa berubah menjadipersepsi yang tidak baik apabila pada akhir proses perawatan yaitu prosespemulangan mengalami hambatan dan membuat proses pemulangan menjadisangat lama.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa alur proses yang adasekaligus memberikan usulan perbaikan agar proses pemulangan pasien rawatinap menjadi lebih cepat. Desain penelitian ini adalah analisis kualitatif denganmetode lean thinking melalui telaah dokumen, wawancara mendalam danobservasi.

Hasil penelitian didapatkan lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk pemulangan pasien adalah 252,4 menit (4,2 jam). Total waktu kegiatanyang bersifat value added 168 menit, sedangkan total waktu kegiatan yangbersifat non value added adalah 84,4 menit. Dari identifikasi nilai yang dilakukanterhadap alur proses pemulangan pasien ini ditemukan waste sebesar 63,6 menityang bila bisa dihilangkan akan memotong lead time menjadi 188,3 menit (3,1jam).

Keyword : lean thinking, pemulangan pasien rawat inapUniversitas Indonesia
Process of discharging hospitalized patient is part of service given by the hospital.A Good and satisfying service during hospitalization can turn into unsatisfiedperception if at the end of hospitalization there is obstacle in discharging patientand make the process longer.

This research is to analyze the process and give agood suggestion for discharging inpatient process in order to make it moreefficient. Design of this research is lean thinking method using document analysis, interview, and observation.

Result of the research indicating lead time or timeneeded for discharging patient is 252.4 minutes (4.2 hours). Total activity timewhich is value added is 168 minute, while total activity time which is non valueadded is 84.4 minute. Base on this value identification found waste value time63.6 minute can be diminished and cutting lead time to 188.4 minute (3.1hour).

Keyword : lean thinking, discharging inpatient.
Read More
B-1787
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Adina Zuhdi; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Jaslis Ilyas, Puput Oktamianti, Enny Mulyatsih, Sandry Tri Sumarni
Abstrak:
Penyakit saraf adalah gangguan pada sistem saraf yang dapat menurunkan fungsi tubuh. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (2023), salah satu penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit saraf, yaitu stroke yang memiliki biaya pengobatan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Akupunktur memiliki dampak yang signifikan pada pengobatan berbagai penyakit saraf. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional menangani kasus neurologi (kesehatan otak dan saraf) yang semakin meningkat dan kompleks. Akupunktur medik menjadi salah satu layanan perawatan penunjang di RS PON yang sudah tersedia sejak tahun 2021. Berdasarkan laporan capaian layanan 3 tahun terakhir, tren jumlah pasien tahun 2021-2023 berturut-turut adalah sebagai berikut: 496 pasien, 727 pasien, dan penurunan pada tahun 2023 dengan jumlah 575 pasien. Penurunan angka kunjugan ini berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan pasien secara total di RS PON pada periode 2020-2024 yang mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keinginan pasien rawat jalan di RS PON terhadap layanan akupunktur medik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan uraian hasil penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian cross sectional (potong lintang) yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Teori yang digunakan sebagai kerangka konsep pada penelitian ini adalah teori Capability, Opportunity, Motivation – Behavior (COM-B). Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, sejumlah 130 responden (58% dari total responden) memiliki keinginan terhadap layanan akupunktur medik, sisanya, taitu sejumlah 94 responden (42%) tidak memiliki keinginan terhadap layanan akupuntur medik. Persepsi layanan menjadi faktor yang paling mempengaruhi keinginan terhadap layanan akupunktur medik.


Neurological diseases are disorders of the nervous system that can reduce body function. Based on data from the Indonesian Health Survey (2023), one of the diseases with the highest prevalence is neurological disease, namely stroke which has the third highest medical cost after heart disease and cancer. Acupuncture has a significant impact on the treatment of various neurological diseases. The National Brain Center Hospital handles increasingly complex neurology (brain and nerve health) cases. Medical acupuncture is one of the supporting care services at the PON Hospital which has been available since 2021. Based on the service achievement report for the last 3 years, the trend in the number of patients in 2021-2023 is as follows: 496 patients, 727 patients, and a decrease in 2023 with a total of 575 patients. This decrease in the number of visits is inversely proportional to the total number of patient visits at the PON Hospital in the 2020-2024 period which has increased. The purpose of this study was to determine the factors related to the desires of outpatients at the PON Hospital for medical acupuncture services. This study is an observational study with a description of the results of descriptive research. The type of research chosen is cross-sectional research conducted using a questionnaire as a data collection instrument. The theory used as a conceptual framework in this study is the Capability, Opportunity, Motivation – Behavior (COM-B) theory. Based on the results of data analysis in this study, a number of 130 respondents (58% of total respondents) have a desire for medical acupuncture services, the rest, namely 94 respondents (42%) do not have a desire for medical acupuncture services. Perception of service is the factor that most influences the desire for medical acupuncture services.
Read More
B-2550
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Yanti; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianti Permanasari, Diar Wahyu Indriati, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Rumah Sakit Badan Layanan Umum (RS BLU) Kementerian Kesehatan mempunyai fungsi yang unik, yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan, pusat pendidikan, serta penelitian. RS BLU juga mempunyai sumber pendapatan khusus di luar rupiah murni APBN, yang didapatkan dari hasil pelayanan dan non pelayanan. Sumber pendapatan BLU ini termasuk ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak dan dapat dikelola sendiri oleh RS BLU. Antara tahun 20112015 terjadi peningkatan terhadap pendapatan RS BLU namun bantuan APBN juga mengalami peningkatan. Untuk itu perencanaan anggaran sampai kepada pemanfaatan anggaran belanja RS BLU harus diupayakan sebaik mungkin, sehingga efektivitas dan efisiensi pemanfaatan APBN dapat lebih optimal. Penelitian ini membahas tentang analisis pemanfaatan anggaran belanja Rumah Sakit Badan Layanan Umum di wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang tahun 2014 dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah dengan cara tabulasi silang dan data kualitatif berupa hasil wawancara mendalam dan telaah dokumenhasil penelitian menyatakan bahwa karakteristik RS serta sumber dana memiliki kontribusi terhadap pemanfaatan anggaran belanja RS BLU
The Ministry of Health's Public Service Agency Hospital (BLU RS) has a unique function, namely as a health care center, education center, as well as research center. RS BLU also has special revenue sources beyond APBN budget, which is obtained from the service and nonservice unit. BLU source of income is included in the Non-Tax Revenues and can be managed by the RS BLU itself. Between the years of 2011-2015 there was an increase to the income of RS BLU, but subsidy of APBN was also increasing. In order to optimize the effectiveness and efficiency of APBN's utilization, RS BLU's budget planning and utilization should be pursued as good as possible. This study discusses the analysis of budget's utilization of MoH's Public Service Agency Hospitals in Jakarta, Bogor, and Tangerang during the year of 2014 by using quantitative data that is processed by cross-tabulation technique and qualitative data from indepth interviews and document analysis. The study states that the characteristics of the RS BLU and funding sources have contributed to the budget utilization of RS BLU
Read More
B-2264
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanda Kaliestasari; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Anhari Achadi, Sandi Iljanto, Didin Syaefudin, Sumiatun
B-1361
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riyadi Rangga Saputra; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Purnawan Junadi, Puput Oktamianti, Anny Tri Dewo
Abstrak:

Abstrak Bed occupancy rate merupakan salah satu indikator pelayanan kesehatan yang menunjukan seberapa jauh masyarakat memanfaatkan jasa rawat inap di rumah sakit. Angka bed occupancy rate yang rendah menunjukan kurangnya pemanfaatan rawat inap yang berakibat kepada pendapatan rumah sakit menjadi rendah. Untuk dapat meningkatkan jasa rawat inap diperlukan strategi namun sebelumnya dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan pemanfaatan rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari faktor-faktor predisposing, enabling, reinforcing dan need terhadap pemanfaatan rawat inap di Rumah Sakit Tria Dipa. Keputusan seseorang dalam pemanfaatan rawat inap ini mengadopsi dari teori Andersen dan Lawrence Green. Pengukuran dilakukan melalui self administrated questionnaire menggunakan skala Likert dan Guttman dengan penilaian dari pasien yang dinyatakan harus dirawat inap oleh dokter. Penelitian ini mengambil pendekatan kuntitatif dengan rancangan cross sectional dengan 2 populasi, dengan responden sebanyak 112 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan, pendidikan, health belief 2, SDM 1, SDM 2, SDM 3, tarif 1, tarif 2, sarana dan prasarana 1, sarana dan prasarana 2, aksesibilitas 1 aksesibilitas 2, kelompok acuan, perceived dan evaluated terhadap keputusan pasien dalam pemanfaatan rawat inap di Rumah Sakit Tria Dipa. Faktor yang paling berpengaruh adalah evaluated. Salah satu saran dalam temuan ini adalah perlunya meningkatkan kualitas SDM penunjang medis dan peralatannya agar dapat memberikan hasil yang akurat dan cepat untuk mendukung diagnosa yang tepat. Kata kunci : Bed Occupancy Rate, Predisposing, Enabling, Reinforcing, Need, Pemanfaatan Rawat Inap. Daftar Pustaka : 43 (1975 - 2010)


 Abstract Bed occupancy rate is one of indicator health service which how far people use hospital inpatient service. The number of the lowest bed occupancy rate show the minimum utilization of inpatient service which cause to the low income of the hospital. It needs a strategy to increase the hospital inpatient service, but before that it needs an information that related with the inpatient service utilization. This research aiming to find out the relation from predisposed, enabling, reinforcing, and need factors to hospital inpatient service in Tria Dipa General Hospital. The decision in hospital inpatient service utilization taken from Andersen and Lawrence Green theory. The Measurement is by self administrated questionare self administrated questionnaire using Likert and Guttman scale with the rating from the patient who's need to inpatient by Doctor. This research use quantitative approach with cross sectional designed in 2 population, with 112 correspondents. The results of this research shows that there still a significant relationship between a jobs, education, health belief 2, Human resources 1, Human resources 2, Human resources 3, rate 1, rate 2, Facilities and infrastructure 1, Facilities and infrastructure 2, an access 1, access 2, the group of reference perceived and evaluated to patient decision in hospital inpatient service at Tria Dipa General Hospital. The most influent factor is evaluated. One of the suggestion in this founding is need to increase the quality from the medical support human resources and the tools so will give a accurate results and fast to support the right diagnose. Key words: Bed Occupancy Rate, Predisposing, Enabling, Reinforcing, Need, hospital inpatient service utilization. Billiography : 43 (1975 - 2010).

Read More
B-1297
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Makkie Mubarak; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Sumijatun, Ihsan Ramdani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dengankepuasan kerja Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II Moh. Ridwan Meuraksa .Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode cross sectional menggunakankuesioner. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II MOh.Ridwan Meuraksa pada bulan Mei 2015 dengan sampel berjumlah 77 orang. Analisishubungan menggunakan uji fisher exact dan regresi logistik. Hasil penelitianmenunjukkan gaji, hubungan teman kerja, persepsi, kebijakan mempunyai hubungansignifikan dengan kepuasan kerja perawat. Instalasi Rawat Inap RS Tk.II Moh.Ridwan Meuraksa harus memperhatikan serta meningkatkan kepuasan para perawatsehingga mutu pelayanan menjadi meningkat.
Kata kunci : Karakteristik Perawat, Kepuasan Kerja
This study aims to determine the relationship between the Characteristics of nursesand job satisfaction at the Hospital Moh. Ridwan Meuraksa. This type ofquantitative research with cross sectional method using questionnaires . The studywas conducted at Hospital Moh. Ridwan Meuraksa in May 2015, with a sampletotaling 77 nurses. Analysis of the relationship using fisher exact test and logisticregression. The results showed the part of characteristic such as salary, therelationship between nurses, perception and the last is wisdom and job satisfactionhas a significant relationship. The Hospital should care and improve the nurses jobsatisfaction and job satisfaction in order to increase quality of service.
Keyword : Characteristics of nurses, Job Satisfaction
Read More
B-1723
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dede Sri Mulyana; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Pujiyanto, Chamdani Tauchid, Indah Rosana A. Djadjadiredja
Abstrak: Abstrak

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, dan seterusnya. Sejak dideklarasikannya pelaksanaan Patient Safety di Rumah Sakit X pada tahun 2009 hingga tahun 2011, tercatat Insiden Keselamatan Pasien (IKP) sebanyak 171 kasus, dimana IKP paling banyak yaitu sekitar 60% terjadi di pelayanan rawat inap. Melalui penelitian ini, dianalisis penyebab terjadinya IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X. Studi dilakukan terhadap 100 perawat pelaksana dengan menggunakan desain cross sectional untuk melihat bentuk hubungan antara variabel individu, kompleksitas pengobatan, kerjama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar Prosedur Operasional, dan kenyamanan tempat kerja terhadap kejadian IKP.

Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik individu, yang terdiri dari usia, masa kerja, dan kompetensi; dan variabel kerja sama yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian IKP dengan nilai P value masing-masing sebesar 0.028, 0.010, 0.028, dan 0.012. Dengan kata lain variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian IKP adalah variabel karakteristik individu sehingga hasil studi ini bisa menjadi pertimbangan bagi Bagian SDM, Komite Keperawatan dan Bagian Keperawatan Rumah Sakit X dalam melakukan seleksi dan pengembangan SDM Keperawatan dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien.


Patient safety is a system to make patient care become safer. The systems include risk assessment, identifying and managing the risks associated with patient, and so on. Since the patient safety program has been declared in "X" Hospital in 2009 until 2011, there are 171 cases recorded as a number of the patient safety incident (PSI), most cases about 60% occur in inpatient unit. Through this study, determinants of PSI in inpatient unit X Hospital are analyzed. Study is applied to 100 nursing staffs by cross sectional study design in order to observe the correlation between variable of individual characteristic, medication complexity, teamwork, interruption, communication, standard of procedure operational, and work place comfortable to PSI.

Result shows that there is a significant correlation between variable of individual characteristic (include age, working time, and levels of competence) and teamwork to PSI, with the P value: 0.028, 0.010, 0.028, and 0.012. In other word, the most significant variable to PSI is individual characteristic variable so it could be a consideration to recruit and do improvement based on patient safety by Human Resources, Nursing Committee and Nursing Unit of X Hospital.

Read More
B-1481
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive