Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33150 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Afiyah; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Adang Bachtiar, Vetty Yulianty Permanasari, Imam Budi hartono, Ira Irianti
Abstrak:
Tata Kelola Mutu Puskesmas merupakan pengelolaan terhadap tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal. Penjaminan terhadap mutu puskesmas dilakukan akreditasi setiap 5 tahun sekali. Penerapan tata kelola mutu melalui tiga komponen yaitu struktur/input, proses dan output. Input terdiri dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan anggaran, komitmen pimpinan dan staf, serta pengorganisasian. Pada Proses menggunakan USEPDSA (Understanding Quality Improvement Needs, State the quality Problem, Evaluate the root cause, plan the solution, Do or Implement the solution, Study the solution and Action), dan output melihat keberhasilan peningkatan capaian Indikator Nasional Mutu yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan design studi kasus, menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Wawancara mendalam dilakukan pada informan kunci pada Dinas Kesehatan Kota Depok dan kementerian Kesehatan, informan utama pada kepala puskesmas dan penanggung jawab mutu di enam puskesmas kota Depok, dan informan pendukung pada pasien puskesmas tersebut. Enam puskesmas terdiri dari tiga puskesmas yang sudah terakreditasi dan tiga puskesmas yang belum terakreditasi. Hasil penelitian pada faktor input sudah berjalan namun beberapa faktor tidak sesuai standar, faktor SDM secara kuantitas dan kualitas tidak sesuai, kurangnya anggaran, kurangnya komitmen staf dan pengorganisasian tim mutu khususnya bagi tiga puskesmas yang belum terakreditasi. Pada faktor proses USEPDSA belum berjalan yaitu pada proses Do/pelaksanaan pengukuran INM belum sesuai, pada Study/ evaluasi pembelajaran belum dilakukan monitoring evaluasi secara berkala dan kaji banding, Pada proses Act / standarisasi belum dilakukan. Pada faktor Output, capaian prioritas INM tahun 2022 dan 2023 tidak terjadi peningkatan. Kesimpulan tata kelola mutu dalam pencapaian Indikator Nasional Mutu (INM) belum diimplementasikan secara optimal. Pemenuhan faktor input dan optimalisasi proses perlu diupayakan dengan dukungan dari Dinas Kesehatan.

Puskesmas Quality Management is the management of the level of health services for individuals and communities that can improve optimal health outcomes. Assurance of the quality of the puskesmas is accredited every 5 years. Implementation of quality governance through three components, namely structure/input, process and output. Input consists of human resources, facilities and infrastructure, budget availability, leadership and staff commitment, and organization. The process uses USEPDSA (Understanding Quality Improvement Needs, State the quality Problem, Evaluate the root cause, plan the solution, Do or Implement the solution, Study the solution and Action), and the output shows the success in increasing the achievement of the National Quality Indicators which are indicators from the Ministry of Health. This study used a qualitative approach with a case study design, using in-depth interviews, observation and document review. In-depth interviews were conducted with key informants at the Depok City Health Office and the Ministry of Health, key informants at the heads of puskesmas and those in charge of quality at six puskesmas in Depok, and supporting informants at the puskesmas patients. The six puskesmas consist of three accredited puskesmas and three that have not been accredited. The results of research on input factors have been running but not optimal, human resources in quantity and quality are not optimal, lack of budget, lack of staff commitment and quality team organization, especially for three health centers that have not been accredited. The USEPDSA process factor has not been running, namely the Do/Implementation process of INM measurement is not appropriate, the Study/learning evaluation has not been carried out periodic monitoring and comparative studies, and the Act/standardization process has not been carried out. In the Output factor, INM's priority achievements in 2022 and 2023 have not increased. The conclusion of quality governance in achieving National Quality Indicators (INM) has not been implemented optimally. Compliance with input factors and process optimization needs to be pursued with support from the Health Office.
Read More
T-6653
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shania Nursiah Hasri; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Anhari Achadi, Evi Martha, Nana Mulyana, Duta Liana
Abstrak:
Tesis ini membahas tentang mutu program Posyandu Lansia dan Posbindu PTM Terintegrasi di Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan sumber pendanaan, kompentensi kader dan petugas keseahtan, dan sistem insetif kader memengaruhi aspek proses dalam pemenhuan ketersediaan materi edukasi ataupun buku monitoring FR PTM dan buku kesehatan lansia. Pelaksanaan yang dilakukan di hari kerja juga menjadi alasan belum optimalnya cakupan peserta dengan usia produktif. Oleh sebab itu, peningkatan kompetensi kader, upaya penyusunan sistem insentif kader kesehatan yang layak, dan alternatif media edukasi yang lebih terjangkau menjadi saran dalam penelitian ini sehingga besar harapan dapat meningkatkan mutu layanan Program Posyandu Lansia dan Posbindu PTM.

This thesis examines the effectiveness of the Integrated Elderly Posyandu and PTM Posbindu programs in Depok City. The study employs a quantitative approach with a descriptive design, followed by qualitative research involving document review and in-depth interviews. The findings indicate that funding sources, cadre and health officer competencies, as well as cadre incentive systems impact various aspects of the process related to the availability of educational materials such as FR PTM monitoring books and elderly health books. Additionally, conducting the implementation on weekdays has resulted in suboptimal participation from individuals of productive age. As a result, enhancing cadre competency, establishing an appropriate health cadre incentive system, and exploring more cost-effective alternative educational resources are recommended to potentially enhance service quality for both the Posyandu Elderly Program and Posbindu PTM.
Read More
T-6970
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rima Prihatni; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Robiana Modjo, Wachyu Sulistiadi, Inani Puspitasari, Lisa Fantina
Abstrak:
Tesis ini membahas mengenai kinerja penyedia layanan Antenatal Care (ANC) di 35 puskesmas Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dihubungkan dengan Capaian Indikator Nasional Mutu (INM) Antenatal Care. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil penelitian menemukan ada hubungan kinerja menurut kriteria Malcolm Baldrige (kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan, fokus pada SDM, fokus pada proses) penyedia layanan Antenatal Care dengan hasil capaian Indikator Nasional Mutu Antenatal Care di Puskesmas Kota Tangerang dengan faktor yang paling dominan yaitu fokus pada SDM dan fokus pada proses dan menyarankan Puskesmas untuk meningkatkan evaluasi dan perbaikan dari segi SDM (khususnya pada persiapan regenerasi dan pelatihan bagi petugas ANC dan petugas penginputan INM ANC dan reward pegawai). Dari segi fokus pada proses, puskesmas disarankan untuk melakukan evaluasi kinerja pegawai, dan pembuatan serta penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan INM ANC dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan diharapkan agar dapat berkomitmen dalam peningkatan capaian INM ANC sehingga dapat meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan Antenatal Care di Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

This thesis discusses the performance of Antenatal Care (ANC) service providers in 35 health centers in South Tangerang City, Banten Province in connection with the Achievement of the National Quality Indicator (INM) of Antenatal Care. This research is a quantitative research with a Cross Sectional approach. The results of the study found that there was a performance relationship according to Malcolm Baldrige's criteria (leadership, strategic planning, focus on customers, measurement, analysis and knowledge management, focus on human resources, focus on process) of Antenatal Care service providers with the results of the achievement of the National Indicator of Antenatal Care Quality at the Tangerang City Health Center with the most dominant factor being focus on human resources and focus on the process and suggesting the Health Center to improve evaluation and improvement in terms of Human resources (especially in preparation for regeneration and training for ANC officers and ANC INM input officers and employee rewards). In terms of focusing on the process, the health center is advised to evaluate employee performance, and the creation and determination of Standard Operating Procedures (SOP) for the implementation of INM ANC and the South Tangerang City Health Office are expected to be able to commit to improving the achievements of INM ANC so that it can improve the quality and performance of Antenatal Care services in South Tangerang City, Banten Province.
Read More
T-7045
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Darmanelly; Pembimbing: Hafizurrahman; Evi Marhta, Tri Krianto, Sumarti, Tjutjun Maksum
Abstrak:

Memasuki abad ke 21 yang semakin maju, agar tetap eksis di tengah persaingan global yang sernakin ketat, sudah seharusnyalah bahwa pendekatan mutu layanan yang berorientasi pada pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satu langkah strategis yang digunakan adalah kerjasama lira, disamping peningkatan mutu secara terus menerus dan pengambilan keputusan berdasarkan data yang ada. Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan, mempunyai beban kerja 18 program pokok yang terbagi atas kegiatan-kegiatan, dikelola oleh seorang pemimpin bersama staf yang terdiri dari berbagai latar belakang. Mengkoordinir individu yang terdiri dari berbagai latar belakang ini bukanlah pekerjaan mudah, agar setiap saat tidak terjadi konflik. Dalam studi ini dilakukan penelitian tentang analisis kerjasama tim di Puskesmas wilayah Kota Pontianak tahun 2000, untuk mendapatkan informasi tentang gambaran kerjasama tim dan hal-hal yang berperan dalam kerjasama tim tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan terhadap 4 (empat) Puskesmas dengan pengunjung terbanyak, dan 4 (empat) Puskesmas dengan pengunjung paling sedikit, dengan melibatkan 8 orang Kepala Puskesmas dan 1 orang Kepala Dinas melalui wawancara mendalam, dan 28 orang staf dari Puskesmas tadi melalui diskusi kelompok terarah. Analsisa dan data yang terkumpul menunjukan bahwa gambaran kerjasama tim wilayah Kota Pontianak cukup baik, hal ini terlihat dari karateristik individu seperti jenis kelamin, suku bangsa dan jabatan tidak menjadi masalah dalam kerjasama tim, namun disisi lain karakteristik seperti umur, pendidikan, status perkawinan, dan lama kerja disamping dapat menunjang kerjasama tim, juga dapat menghambat kerjasama tim. Begitu juga dengan karateristik organisasi. Hal-hal yang berperan dalam kerjasama tim berdasarkan variabel karakteristik organiosasi secara negatif antara lain, untuk Puskesmas besar (dan segi jumlah kunjungan dan tingginya kesibukan) menyebabkan berkurangnya intensitas interaksi, walaupun sudah semua Puskesmas mempunyai visi dan misi, tetapi tidak satupun balk staf maupun pimpinan yang tabu dan ingat isi dari visi dan misi tersebut. Sementara karateristik organisasi yang berperan secara positif yaitu, komunikasi secara informal yang berdampak lebih akrab, kepemimpinan secara demokrasi dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, rasa tanggung jawab dalam bekerja yang memotivasi staf untuk bekerja lebih balk, adanya rasa kekeluargaan yang kuat sehingga walaupun ada konflik tetapi tidak menghambat kerjasama tim. Berdasarkan hat tersebut diatas maka untuk membangun kerjasama tim yang tangguh diperlukan sating toleransi terhadap keragaman latar belakang anggota, memanfaatkan pertemuan-pertemuan formal untuk membahas hat-hat yang berkaitan dengan upaya perbaikan mute layanan kesehatan, selain itu mengadakan pertemuan informal seperti arisan atau anjang sana untuk meningkatkan kualitas hubungan antar anggota. Selanjutnya agar konflik tidak menghambat kerjasama tim, maka rasa kekeluargaan perlu dibina serta pihak Kepala Puskesmas cepat tanggap untuk menanganinya. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, diharapkan untuk melengkapi sarana komunikasi dan transportasi di Puskesmas karena sarana tersebut sangat menunjang kerjasama tim. Perlu penyegaran informasi tertang visi dan misi agar tim memiliki kesatuan tujuan dalam bekerja.


 

Analysis on Teamwork in Improving Puskesmas Service Quality in Pontianak City Area Year 2000 Entering the 21st century, to stay exist amid tight global competition, health service in Indonesia should be provided on the basis of customer or patient-oriented service that becomes a main strategy in Indonesia health service. One of strategic ways to use in the service is teamwork, other ways include continuous quality improvement and decision making based on the available data. Puskesmas is one of health service organizations. It has 18 main tasks divided into programs and is managed by a chief assisted with staffs from various disciplines. Coordinating these staffs with various backgrounds is not an easy task, particularly to prevent conflicts among them. This study examined teamwork in Puskesmas in Pontianak City area year 2000. It was aimed at obtaining information regarding description of teamwork and factors that affect such teamwork. This study employed a qualitative research approach and was conducted in 4 (four) most-attended Puskesmas, and 4 (four) least-attended Puskesmas. It involved 8 chiefs of Puskesmas and 1 chief of local health department. Data were collected by means of in-depth interviews with the 8 chiefs of Puskesmas and 1 chief of local health department and focused group discussion with 28 staff members of the Puskesmas. The analysis on the collected data shows that the description of teamwork in Puskesmas in Pontianak City area is good enough. Gender, ethnic group and position were not obstacles in the teamwork. However, age, education, marital status, and length of work as well as the organization characteristics seemed to be both supporting and hindering the teamwork. Factors that seem to have negatively affected the teamwork based on the variables of organization characteristics among others are lack of intense interaction due to the size of Puskesmas or in larger Puskesmas (in terms of the number of visits and rate of service); although all Puskesmas had already set their vision and mission statements but none of the staffs nor the superiors were able to recall such statements. On the other hand, organization characteristic that seem to have positively affected the teamwork are informal communication that brings members closer to each other, democratic leadership that employs public-oriented service, work responsibility that motivates the staffs to do their jobs better, strong family hood that ties the members of the team despite present conflicts. Based on such findings, to build a solid teamwork, tolerance over differences of members is required, formal meetings to discuss issues regarding improvement of health service quality are utilized, and informal meetings such as family gathering or home visits are encouraged to maintain and improve relationship among team members. To prevent conflict from developing, it is necessary to foster sense of family hood and chief of Puskesmas should be able to respond to any conflict immediately. Chief of local health department of Pontianak City is suggested to provide communication and transportation equipment for Puskesmas that may support the teamwork. Reorientation program on vision and mission of puskesmas should be held so those members of team share one common goal in doing their job.

 

Read More
T-951
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eti Rohati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Ede Surya Darmawan, Tenny Swara Rifai, Ina Yuniati
T-3341
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Wijayanti; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Rita Damayanti, Tiersa Vera Junita, Kristina R. L. Nadeak
Abstrak:

Mutu layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV di tingkat pelayanan primer berperan strategis dalam mendukung pencapaian target eliminasi HIV nasional tahun 2030, khususnya dalam kerangka 95-95-95. Puskesmas Perumnas II merupakan puskesmas pertama di Kota Bekasi yang menyelenggarakan layanan PDP HIV dan melayani jumlah ODHIV terbanyak di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu layanan PDP HIV dengan menggunakan pendekatan model Donabedian yang mengevaluasi tiga komponen utama: struktur, proses, dan hasil (outcome). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan kunci dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi, petugas pelaksana program PDP HIV di puskesmas, dan pasien ODHIV; disertai observasi layanan serta telaah dokumen seperti SIHA dan catatan kegiatan program.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek struktur, Puskesmas Perumnas II memiliki dukungan kebijakan nasional dan lokal yang memadai serta sarana dasar layanan seperti ruang pelayanan dan ketersediaan ARV. Namun, keterbatasan masih ditemukan pada jumlah dan kompetensi SDM, serta tidak tersedianya sarana pemeriksaan viral load di tingkat puskesmas. Pada aspek proses, layanan berjalan sesuai pedoman nasional, namun belum konsisten, terutama dalam pelaksanaan konseling berkelanjutan, pendampingan psikososial, dan pelaporan data secara akurat melalui sistem SIHA. Aktivitas monitoring dan evaluasi juga belum terjadwal secara sistematis. Dari sisi outcome, sebagian besar pasien tercatat sebagai on-ARV, tetapi cakupan pemeriksaan viral load dan capaian supresi virus masih rendah akibat keterbatasan akses. Tingkat kepuasan pasien terhadap layanan cukup tinggi, khususnya terhadap sikap petugas dan ketersediaan obat, namun masih terdapat keluhan mengenai waktu tunggu, privasi, dan dukungan emosional.
Penelitian ini merekomendasikan penguatan struktur layanan melalui peningkatan jumlah dan kapasitas SDM, pemenuhan sarana penunjang, optimalisasi proses melalui sistem pencatatan yang akurat dan konseling berkelanjutan, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi rutin. Dengan berbagai praktik baik yang telah berjalan dan pengalaman dalam menjangkau jumlah pasien yang besar, Puskesmas Perumnas II memiliki potensi untuk dijadikan model praktik baik (best practice) bagi puskesmas lain di Kota Bekasi maupun wilayah lainnya dalam penyelenggaraan layanan PDP HIV di tingkat primer.

The quality of HIV Care, Support, and Treatment (CST) services at the primary healthcare level plays a strategic role in achieving the national HIV elimination target by 2030, particularly within the 95-95-95 framework. Perumnas II Public Health Center is the first puskesmas (primary health center) in Bekasi City to provide CST services and serves the highest number of People Living with HIV (PLHIV) in the area. This study aims to analyze the quality of CST services using the Donabedian model, which evaluates three main components: structure, process, and outcomes. A descriptive qualitative case study design was applied. Data were collected through in-depth interviews with key informants from the Bekasi City Health Office, program implementers at the puskesmas, and PLHIV patients, supported by service observations and document reviews, including SIHA records and program reports. The results indicate that in terms of structure, the health center benefits from sufficient national and local policy support as well as basic service facilities such as dedicated service rooms and consistent ARV availability. However, limitations remain in human resource capacity and the absence of in-house viral load testing equipment. In terms of process, services follow national guidelines, but implementation is inconsistent—particularly in providing ongoing counseling, psychosocial support, and accurate data entry into the SIHA system. Monitoring and evaluation activities are not yet structured or routinely conducted. Regarding outcomes, most patients are actively on ART, but not all have achieved viral suppression due to limited access to testing. In terms of patient satisfaction, most patients expressed positive experiences regarding the friendliness of staff, clear communication, and the availability of ARV. However, there were concerns related to long waiting times, limited emotional counseling, and the lack of privacy in service areas. This study recommends improving service quality by strengthening human resources, expanding diagnostic infrastructure, enhancing data management systems, and establishing scheduled monitoring and evaluation mechanisms. With several best practices already in place and considerable experience in managing a large patient load, Perumnas II Public Health Center has strong potential to serve as a best practice model for other public health centers in Bekasi City and beyond in delivering integrated, patient-centered HIV services at the primary care level.

 

Read More
T-7357
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afdiman Putra; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Pujiyanto, Wachyu Sulistiadi, Armaidi Darmawan, Anastasia Yekti Heningnurani
Abstrak:
Fraud dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan tantangan serius yang berdampak pada keberlangsungan program dan mutu pelayanan kesehatan. RSUD H. Abdurrahman Sayoeti sebagai salah satu rumah sakit rujukan di Kota Jambi dinilai berhasil mengelola pelayanan JKN tanpa indikasi praktik fraud. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pencegahan fraud dalam program JKN di RSUD H. Abdurrahman Sayoeti untuk menjamin mutu layanan kesehatan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan desain deskriptif, dilakukan pada April-Mei 2025. Informan penelitian terdiri dari direktur rumah sakit, Direktur Pelayanan, serta anggota tim kendali mutu dan biaya, yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen, serta dianalisis menggunakan metode analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pencegahan fraud di RSUD H. Abdurrahman Sayoeti dilakukan melalui penerapan kebijakan anti-fraud yang mengacu pada Permenkes No. 16 Tahun 2019, pembentukan tim kendali biaya dan mutu, serta sosialisasi dan pelatihan kepada tenaga kesehatan. Rumah sakit juga menerapkan audit internal secara berkala dan mendorong budaya kerja yang transparan dan akuntabel. Tantangan yang dihadapi mencakup keterbatasan SDM terlatih dan keterpaduan antar unit kerja. Kesimpulannya, strategi pencegahan fraud yang dilaksanakan mampu memperkuat sistem layanan yang efisien dan bermutu. Disarankan agar rumah sakit meningkatkan pelatihan anti-fraud secara berkala dan memperluas koordinasi lintas unit untuk efektivitas pengawasan dan keberlanjutan program JKN.

Fraud in the National Health Insurance Programme (JKN) is a serious challenge that affects the sustainability of the programme and the quality of health services. RSUD H. Abdurrahman Sayoeti as one of the referral hospitals in Jambi City is considered successful in managing JKN services without indications of fraud practices. This study aims to analyse fraud prevention strategies in the JKN program at RSUD H. Abdurrahman Sayoeti to ensure the quality of health services. This research is a qualitative study with a descriptive design, conducted in April-May 2025. Research informants consisted of the hospital director, Director of Services, and members of the quality and cost control team, who were selected through purposive sampling techniques. Data were collected through in-depth interviews and document review, and analysed using thematic analysis method. The results showed that fraud prevention strategies at RSUD H. Abdurrahman Sayoeti were carried out through the implementation of anti-fraud policies that refer to Permenkes No. 16 of 2019, the formation of cost and quality control teams, as well as socialisation and training for health workers. The hospital also implements regular internal audits and encourages a transparent and accountable work culture. Challenges faced include limited trained human resources and integration between work units. In conclusion, the fraud prevention strategies implemented were able to strengthen an efficient and quality service system. It is recommended that hospitals increase anti-fraud training on a regular basis and expand cross-unit coordination for effective oversight and sustainability of the JKN programme.
Read More
T-7291
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asti Sauna Mentari; Pembimbing: Besral; Penguji: Artha Prabawa, Jusuf Kristianto, Cut Yuni Marlita
Abstrak:
Puskesmas merupkan suatu pusat kesehatan yang terdapat pada wilayah kota maupun kabupaten yang akan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesehatan di wilayah kerjanya. Kota Banda Aceh menyediakan 11 puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan karakteristik yang berbeda-beda. Permasalahan pada mutu pelayanan puskesmas yang ada di Provinsi Aceh maupun di Kota Banda Aceh akhirnya berdampak terhadap kurangnya kepuasan masyarakat dalam melakukan kunjungan ke puskesmas. Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh rutin melakukan survey kepuasan masyarakat tehadap puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh. Adanya perbedaan hasil yang beragam terkait kepuasan layanan puskesmas yang dikeluarkan oleh pihak dinas kesehatan Kota Banda Aceh dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa puskesmas menjadi pemicu untuk melihat kesenjangan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di delapan puskesmas lain yang tersebar di Kota Banda Aceh. Metode penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana akan dilakukan pengumpulan data kuantitatif. responden pada penelitian ini berjumlah 220 orang yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat kesenjangan pada seluruh dimensi mutu pelayanan yang perlu diperbaiki yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Terdapat hubungan antara karakteristik pasien terhadap kepuasan pasien pengguna layanan Puskesmas di Kota Banda Aceh, jeis kelamin (p =0,027); usia (p <0,001); tingkat pendidikan (p-=0,002); usia (p-value<0,001); jenis pekerjaan (p <0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan di 11 puskesmas Kota Banda Aceh yan cukup memuaskan, namun masih ada beberapa atribut yang perlu diperbaiki pada keseluruhan dimensi.

Puskesmas is a health center located in a city or district area which is responsible for improving health in its working area. Banda Aceh City provides 11 health centers spread across 9 sub-districts in Banda Aceh City with different characteristics. Problems with the quality of community health center services in Aceh Province and Banda Aceh City ultimately have an impact on the lack of public satisfaction in visiting community health centers. The Banda Aceh City Government, especially the Banda Aceh City Health Service, routinely conducts community satisfaction surveys with community health centers in Banda Aceh City. The existence of various differences in results regarding satisfaction with community health center services issued by the Banda Aceh City health service and the results of research conducted in several community health centers has become a trigger to see the gap in patient satisfaction with health services in eight other community health centers spread across Banda Aceh City. This research method is quantitative using a cross sectional design where quantitative data will be collected. There were 220 respondents in this study who were collected through questionnaires using a random sampling method who met the inclusion criteria. The research results showed that there were gaps in all dimensions of service quality that needed to be improved, namely the tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy dimensions. The results of this research showed that there was a relationship between patient characteristics and patient satisfaction using Puskesmas services in Banda Aceh City, gender (p = 0.027); age (p < 0.001); education level (p-=0.002); age (p-value<0.001); type of work (p <0.001). The conclusion of this research is that the service at 11 community health centers in Banda Aceh City is quite good, but there are still several attributes that need to be improved in all dimensions.some attributes that need to be improved on the overall dimensions.
Read More
T-7142
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Surya Nanda;Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Dian Ayubi, Besral; Beben Saiful Bahri, Elis Rohmawati
Abstrak: Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pemberi layanan kesehatan tingkat petama milik pemerintah di Indonesia. Pada tahun 2016 sampai 2019 terdapat penurunan jumlah kunjungan rawat jalan puskesmas di Kota Pariaman sebesar 29,4%. Kepuasan atau ketidakpuasan pasien terhadap layanan puskesmas akan memengaruhi perilaku pasien berikutnya seperti pembelian kembali layanan atau minat untuk melakukan kunjungan ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan kualitas layanan pada minat kunjungan ulang pasien ke puskesmas di Kota Pariaman tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari 156 orang yang pernah berkunjung ke puskesmas di Pariaman dalam waktu 3 (tiga) minggu terakhir. Analisis statistik menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 88,5% responden menyatakan akan melakukan kunjungan ulang kunjungan ulang; rata- rata kepuasan tertinggi responden berada pada dimensi emphaty yaitu sebesar 88,05%, dan terendah pada dimensi reliability yaitu sebesar 84,22%; terdapat perbedaan kepuasan dimensi responsivenes, dan assurance pada minat kunjungan ulang responden ke puskesmas; umur, jenis kelamin, pendidikan, dan aksesibilitas merupakan confounding pada dimensi responsiveness dan assurance. Pekerjaan hanya confounding pada dimensi assurance. Puskesmas diharapkan Puskesmas diharapkan melakukan prioritas pada peningkatan pelayanan perawat yang responsive serta menjamin obat tersedia dengan cukup dan lengkap serta mempertahankan hal-hal yang dianggap pelanggan yang baik.
Puskesmas is one of the first-level types of governments health care services in Indonesia. In 2016 and 2019, occurred a decrease in outpatient visits to the puskesmas by 29,4% in Pariaman. Patiens satisfaction or dissatisfaction with a service will affect subsequent patiens behavior such as product repurchase or revisit interest. This research aims to determine differences in service quality satisfaction in the interest of patients to revisit puskesmas in the Pariaman in 2019. This study design is a cross-sectional and the data was collected from 156 people who had visited the last 3 (three) weeks to the puskesmas in Pariaman. Statistical analysis using chi-square. The research results obtained 88.5% of respondents said they would make a revisit; the highest average satisfaction of respondents is in the empathy dimension that is equal to 88.05%, and the lowest in the reliability dimension that is equal to 84.22%; there are differences in the satisfaction dimensions of responsiveness, and assurance on the respondents' interest in visiting the puskesmas; age, gender, education, and accessibility are confounding on responsiveness and assurance dimensions. The work is only confounding on the assurance dimension.puskesmas is expected to prioritize efforts for improving the pharmacy service, nurse services and and to maintain things that are considered good customers
Read More
T-5783
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhie Susetyo; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika, Agustin Kusumayanti; Penguji: Adang Bachtiar, Yeti Sugasriani, Lucia B. Siregar
Abstrak:

ABSTRAK Mutu pelayanan kesehatan yang baik di puskesmas akan memberikan kepuasan kepada pasien sebagai pelanggan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan rawat jalan poli umum puskesmas di Kota Sabang tahun 2008, dengan desain penelitian cross sectional melalui pendekatan kuantitatif yang kemudian dianalisa secara univariat, bivariat dan multivariate, serta pendekatan kualitatif yang dianalisa dengan menggunakan matrik. Sampelnya adalah pasien yang berkunjung rawat jalan poli umum puskesmas di Kota Sabang pada bulan Februari 2008 berjumlah 110 pasien. Hasil penelitian menunjukkan pasien yang merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan sebesar 50,9%. Hasil analisis bivariat didapatkan yang berhubungan adalah status pekerjaan (nilai p = 0,037). Faktor yang dominan  berhubungan dengan kepuasan pasien adalah sumber biaya askeskin (nilai p = 0,035). Faktor yang tidak berhubungan dengan kepuasan pasien adalah: umur, jenis kelamin, pendidikan. Hasil pemetaan dimensi mutu didapatkan pernyataan yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah alat periksa tersedia dan lengkap, petugas memberi informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita pasien, pasien selalu mendapatkan pelayanan dari dokter, dan petugas memberi kesempatan pasien untuk bertanya dan menyampaikan keluhan. Perlu adanya alur pelayanan, petunjuk ruangan, pembatas ruangan, SOP, standarisasi tugas, uraian tugas, bimbingan teknis yang baik dan benar, dokter yang selalu melakukan pemeriksaan di poli umum sesuai jadwal piket dan ilmu yang telah didapatkan sesuai profesinya, sehingga memberi kesempatan pasien untuk bertanya dan menyampaikan keluhan, serta memberi informasi penyakit yang diderita pasien. Kata kunci: mutu layanan kesehatan, kepuasan pasien Daftar bacaan: 44 buah (1967 - 2007)


ABSTRACT The good quality of health care on public health centre will give satisfaction to patient as the external customer. The purpose of this research want to find out characteristic of outpatient service satisfaction of poly public health centre in Sabang city in 2008, this research was done by a cross sectional method with quantitative approach and univariate, bivariate, multivariate analyzed, and qualitative approach that analysed by using matrix. The sample in this research was taken from outpatient public poly in Public Health Centre in Sabang City on Februari 2008 amount 110 patient. Result of research shows of patients feel satisfied with service that give as high as 50,9%. Result of bivariate analysis is got corelated is job status (value p = 0,037). Dominant factor which relation with patient satisfaction is expense source askeskin (p-value = 0,035). Factor is not relation with patient satisfaction is age, gender, education. Whereas statement that become main priority for repaired is tool checks available and complete, officer gives clear information about patient’s diseases, patient always gets service from doctor, and officers gives patient opportunity to enquire and submit sigh. Must existence of service path, room guideline, room constrictor, SOP, duty standardization, duty description, good technical supervision and correctness, docter always serve in public poly on schedule care of service and knowledge that has been got according its profession. Keywords: health service quality, patient satisfaction Reference: 44 books (1967 - 2007)

Read More
T-2862
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive