Ditemukan 31435 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rheisya Ghinaa Azzarah; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Laila Fitria, Wakhyono Budianto
Abstrak:
Read More
Limbah medis B3 padat merupakan limbah yang dihasilkan oleh aktivitas medis, yang menurut PP No 22 Tahun 2021, setiap orang yang menghasilkan limbah wajib mengelola limbah yang dihasilkannya, termasuk fasyankes. Namun, lebih dari 70% fasyankes di Jakarta belum mengelola limbah medis nya sesuai standar. Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan limbah medis B3 padat di RSUD X di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeidentifikasi jenis, menggambarkan proses pengelolaan, mengetahui upaya pengurangan, serta menganalisis jumlah timbulan limbah medis B3 padat yang dihasilkan. Berdasarkan observasi, wawancara, dan telaah dokumen, limbah medis B3 padat di RSUD X didominasi oleh limbah infeksius dan tajam. Tahapan pengelolaan dimulai dari pengurangan, pemilahan dan pewadahan, pengangkutan internal, penyimpanan sementara, pengangkutan eksternal, dan pengolahan. Upaya pengurangan sudah dilakukan walaupun belum terdapat SOP khusus. Tahapan pemilahan dan pewadahan hingga pengangkutan eksternal sudah berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Pengolahan limbah tidak dilakukan oleh RSUD X karena menggunakan jasa pihak ketiga. Timbulan limbah medis B3 padat di RSUD X tergolong besar yaitu 158.5 kg/hari dan melebihi rata-rata timbulan limbah medis RS di Indonesia yaitu 87 kg/hari. Regulasi yang dijadikan sebagai acuan adalah Permenkes No. 2 Tahun 2023, PP 22 Tahun 2021, dan Permenkes No. 7 Tahun 2019. RSUD X telah mengelola limbah medis B3 padat yang dihasilkannya sesuai dengan standar, namun beberapa hal perlu dijadikan catatan dan sebagai saran perbaikan untuk RSUD X.
Solid B3 medical waste is waste generated by medical activities. According to Government Regulation No. 22 of 2021, everyone who produces waste must manage the waste they produce, including health facilities. However, more than 70% of health facilities in Jakarta have yet to manage their medical waste according to standards. This study discusses the management of solid B3 medical waste at RSUD X in DKI Jakarta. This study aimed to identify the types, describe the management process, identify reduction efforts, and analyze the amount of solid B3 medical waste generated. Based on observations, interviews, and document review, solid B3 medical waste at RSUD X is dominated by infectious and sharp waste. The management stages start from reduction, sorting and storage, internal transportation, temporary storage, external transportation, and processing. Reduction efforts have been made even though there is no specific SOP. The stages of sorting and storage up to external transportation have been going well, although a number of things need to be improved. RSUD X does not carry out waste processing because it uses the services of a third party. The generation of solid B3 medical waste in RSUD X is relatively large, namely 158.5 kg/day, and exceeds the average generation of hospital medical waste in Indonesia, which is 87 kg/day. Permenkes No. 2 of 2023, PP 22 of 2021, Permenlhk No. 56 Tahun 2015, and Permenkes No. 7 of 2019 are the regulation used as a reference. RSUD X has managed the solid B3 medical waste it produces according to standards, but several things need to be noted and as suggestions for improvement for RSUD X.
S-11340
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adinda Putriansyah; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Zakianis, Hikmah Kurniaputri
Abstrak:
Read More
Keberadaan limbah B3 medis padat yang dihasilkan oleh fasyankes masih menjadi perhatian, apabila tidak dikelola dengan tepat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Rumah sakit sebagai produsen utama limbah B3 medis diwajibkan mengelola limbah B3 yang dihasilkannya dengan tepat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Namun di DKI Jakarta, masih banyak limbah B3 medis dari fasyankes yang belum dikelola sesuai standar, dimana hanya 52,9% fasyankes yang melakukan pengelolaan limbah B3 medis sesuai standar, sementara daerah lain mampu mencapai 84,6%. Sejumlah tantangan masih harus dihadapi DKI Jakarta dalam mengelola limbah B3 medis rumah sakit. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit di DKI Jakarta. Desain penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus yang dilakukan pada lima RSUD di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan secara langsung di rumah sakit melalui metode wawancara, observasi, dan telaah dokumen terkait dengan praktik pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit. Karakteristik limbah B3 medis padat di lima RSUD DKI Jakarta meliputi limbah infeksius, patologis, benda tajam, farmasi, dan kimia, dengan tambahan limbah sitotoksik di RSUD A, RSUD D, dan RSUD E. Sumber utama limbah berasal dari instalasi rawat inap, IGD, unit hemodialisa, dan kamar operasi. Rata-rata timbulan harian mencapai 416,44 kg/hari, dengan jumlah tertinggi di RSUD D. Seluruh rumah sakit telah memenuhi standar pelatihan, sarana, dan prasarana, sementara pengelolaan mencakup pengurangan, pemilahan, pewadahan, penyimpanan, hingga pengangkutan eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga berizin. Tingkat kesesuaian pengelolaan limbah tertinggi dicapai oleh RSUD A (93,4%) dan terendah RSUD C (80,7%). Pengelolaan limbah B3 medis padat di RSUD DKI Jakarta telah memenuhi sebagian besar standar regulasi, namun peningkatan diperlukan pada aspek pemilahan, pewadahan, dan jalur pengangkutan internal untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik secara menyeluruh.
The presence of solid hazardous medical waste generated by healthcare facilities remains a significant concern. If not properly managed, it can pose serious threats to human health and the surrounding environment. Hospitals, as the primary producers of hazardous medical waste, are required to manage this waste in accordance with Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. However, in DKI Jakarta, a significant amount of medical hazardous waste from healthcare facilities is still not managed according to standards, with only 52.9% of facilities complying, compared to 84.6% in other regions. DKI Jakarta continues to face various challenges in managing hospital medical hazardous waste effectively.This study aims to provide an overview of the management of solid hazardous medical waste in hospitals in DKI Jakarta. The research employed a mixed-methods design, combining qualitative and quantitative approaches, using a descriptive case study conducted at five regional general hospitals (RSUD) in DKI Jakarta. Data collection was conducted directly at the hospitals through interviews, observations, and reviews of relevant documents on waste management practices. The characteristics of solid hazardous medical waste (B3) in the five regional general hospitals in DKI Jakarta include infectious, pathological, sharp, pharmaceutical, and chemical waste, with additional cytotoxic waste identified in RSUD A, RSUD D, and RSUD E. The primary sources of waste originate from inpatient wards, emergency rooms, hemodialysis units, and operating rooms. The average daily waste generation reaches 416.44 kg/day, with the highest amount recorded at RSUD D. All hospitals have met the standards for training, facilities, and infrastructure, while waste management encompasses reduction, segregation, containment, storage, and external transportation handled by licensed third parties. The highest compliance level in waste management was achieved by RSUD A (93.4%) and the lowest by RSUD C (80.7%). The management of solid hazardous medical waste in five regional general hospitals across DKI Jakarta has met most regulatory standards; however, improvements are needed in segregation, containment, and internal transportation routes to achieve better overall compliance.
S-11905
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tiolyn Wina Putri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ema Hermawati, Edwin Nasli
Abstrak:
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Kegiatan pelayanan kesehatan diPuskesmas menghasilkan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akanberdampak pada permasalahan lingkungan dan kesehatan. Kota Administrasi JakartaSelatan adalah salah satu kota yang mengalami laju pertumbuhan penduduk cukup besardan memiliki jumlah Puskesmas terbesar kedua di Provinsi DKI Jakarta, sehingga jumlahlimbah yang dihasilkan akan semakin bertambah. Dengan demikian, diperlukanpengelolaan limbah berkelanjutan yang terpadu. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran pengelolaan limbah padat B3 Puskesmas di Kota AdministrasiJakarta Selatan dengan menilai aspek pengelolaan limbah berkelanjutan yang terpadu danmenentukan prioritas masalah pada aspek pengelolaan limbah padat B3. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif dengan jumlahsampel 35 Puskesmas Kelurahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor aspekpengelolaan limbah di Puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan tergolong baik,dengan nilai 79,18 dari 100. Prioritas masalah disusun berdasarkan nilai terendah yaitudimulai dari aspek kelembagaan dengan skor 60, aspek sosial budaya dengan skor 66,29,aspek teknis dengan skor 75,36, aspek lingkungan dengan skor 94,29, dan aspek hukumdengan skor 100.Kata kunci: Limbah Padat B3, Puskesmas, Pengelolaan Limbah, Jakarta Selatan
Public Health Center (PHC) is a health service facility that organizes public healthand individual health efforts. Health service activities in PHC produce hazardous andtoxic solid waste that will have an impact on environmental and health problems. SouthJakarta City has a fairly large population growth rate and second largest number of PHCin DKI Jakarta Province so that the amount of waste generated will increase, thereforeintegrated sustainable waste management is needed. This study aims to determine thedescription of the management of toxic and solid waste in South Jakarta City PHC byassessing the waste management aspects and determining the priority problems in theix Universitas Indonesiaaspects of hazardous and toxic solid waste management. This research is a quantitativestudy with a descriptive research design with a sample size of 35 Village Public HealthCenters. The results of this study indicate that the score of waste management aspects inSouth Jakarta City PHC is classified as good, with a score of 79,18 out of 100. Priorityproblems are arranged based on the lowest value, starting from the institutional aspects(score 60), socio-cultural aspects (score 66,29), technical aspects (score 75,36),environmental aspects (score 94,29), and legal aspects (score 100).Key words: Hazardous and toxic solid waste, Public Health Center, Waste Managament, SouthJakarta.
Read More
Public Health Center (PHC) is a health service facility that organizes public healthand individual health efforts. Health service activities in PHC produce hazardous andtoxic solid waste that will have an impact on environmental and health problems. SouthJakarta City has a fairly large population growth rate and second largest number of PHCin DKI Jakarta Province so that the amount of waste generated will increase, thereforeintegrated sustainable waste management is needed. This study aims to determine thedescription of the management of toxic and solid waste in South Jakarta City PHC byassessing the waste management aspects and determining the priority problems in theix Universitas Indonesiaaspects of hazardous and toxic solid waste management. This research is a quantitativestudy with a descriptive research design with a sample size of 35 Village Public HealthCenters. The results of this study indicate that the score of waste management aspects inSouth Jakarta City PHC is classified as good, with a score of 79,18 out of 100. Priorityproblems are arranged based on the lowest value, starting from the institutional aspects(score 60), socio-cultural aspects (score 66,29), technical aspects (score 75,36),environmental aspects (score 94,29), and legal aspects (score 100).Key words: Hazardous and toxic solid waste, Public Health Center, Waste Managament, SouthJakarta.
S-10272
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Rizky Erdimas; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Heru Nugroho
Abstrak:
Read More
Praktik penanganan limbah medis B3 yang dilakukan tenaga kesehatan dapat didukung oleh beberapa faktor agar berjalan dengan baik dan terbebas dari bahaya atau cidera yang dapat mengancam tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah Ingin mengetahui praktik tenaga kesehatan dalam penanganan limbah B3 oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi Cross sectional dengan sampel sebanyak 142 orang tenaga kesehatan di rumah sakit x. Variabel dependen penelitian ini adalah praktik penanganan limbah medis B3 oleh tenaga kesehatan di rumah sakit x Jakarta, kemudia variabel independennya adalah pengetahuan seorang tenaga kesehatan dalam penanganan limbah medis B3, tingkat pendidikan tenaga kesehatan, lama bekerja tenaga kesehatan, sikap tenaga kesehatan dalam melakukan penanganan limbah medis B3, ketersediaan fasilitas dan APD yang ada di rumah sakit, peraturan atau SOP yang mengatur penanganan limbah medis B3, serta kategori pekerjaan seorang tenaga kesehatan tersebut. Faktor yang berhubungan di penelitian ini adalah ketersediaan fasilitas dan kategori pekerjaan.
The practice of handling B3 medical waste by health workers can be supported by several factors so that it runs well and is free from danger or injury that could threaten health workers. The purpose of this study was to find out the practice of health workers in handling B3 waste by health workers at X Hospital. This research used a quantitative method with a cross-sectional study design with a sample of 142 health workers at X Hospital. The dependent variable of this study is the practice of handling B3 medical waste by health workers at the x Jakarta hospital, then the independent variable is the knowledge of a health worker in handling B3 medical waste, the education level of the health worker, the length of time the health worker has worked, the attitude of the health worker in handling waste medical B3, availability of facilities and PPE in the hospital, regulations or SOPs governing the handling of B3 medical waste, as well as the job category of the health worker. Related factors in this study are the availability of facilities and job categories.
S-11445
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Silvia Khansa; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Dewi Susanna, Uli Tiarma Sinaga
Abstrak:
Read More
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah baik limbah medis dan non-medis. Data WHO menyatakan sebanyak 15% limbah yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan adalah limbah medis/B3 yang bersifat infeksius, toksik, dan radioaktif. Apabila limbah medis B3 tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan risiko penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan sekitar. Di Indonesia, masih banyak fasyankes termasuk rumah sakit yang tidak melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan standarnya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan limbah medis padat yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah di wilayah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus, untuk mengetahui gambaran secara mendalam dan komprehensif dari rumah sakit dalam kegiatan pengelolaan limbah medis padat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara langsung ke rumah sakit. Hasil penelitin menunjukkan secara umum, limbah medis yang dihasilkan di empat RSUD di wilayah Kabupaten Bogor, berupa limbah infeksius, patologis, farmasi, kimia, dan sitotoksik yang berasal dari instalasi pelayanan kesehatan rumah sakit dengan total timbulan yang dihasilkan perbulan sekitar 4000-11000 Kg di empat rumah sakit tersebut. Selain itu, rumah sakit dalam penelitian ini telah melakukan pengelolaan limbah medis padat sesuai Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P56 Tahun 2015 dengan persentase, yaitu RSUD Cileungsi sebesar 75%, RSUD Ciawi sebesar 83,78%, RSUD Leuwiliang sebesar 80,55%, dan RSUD Cibinong sebesar 86,84%. Namun, masih terdapat beberapa kegiatan yang masih belum memenuhi standar peraturan tersebut, yaitu terdapat rumah sakit yang tidak memiliki label dan simbol pada wadah limbah medis dan alat angkut, tidak melakukan kegiatan reuse dan recycle, pengangkutan antara limbah medis dan non-medis tidak dilakukan terpisah, tidak dilakukan pembersihan alat angkut dan TPS B3 setiap hari, fasilitas di TPS B3 yang tidak memenuhi syarat, waktu penyimpanan limbah infeksius yang lebih dari dua hari, dan terdapat petugas limbah yang belum mendapatkan pelatihan pengelolaan limbah medis. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap kegiatan pengelolaan limbah medis yang dilakukan rumah sakit dan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik dan memadai.
Hospitals are one of the healthcare facilities that produce waste, both medical waste and non-medical waste. WHO data states that 15% of the waste generated from health service facilities is medical waste which is infectious, toxic and radioactive. If medical waste is not managed correctly, it can result in the risk of spreading diseases and pollution of the surrounding environment. In Indonesia, there are still many healthcare facilities, including hospitals, that do not manage medical waste according to the standards. For this reason, this study aims to evaluate solid medical waste management in the Regional Public Hospital in Bogor Regency area. This study uses a case study design, to find out an in-depth and comprehensive description of the hospital in solid medical waste management activities. Data collection was carried out through direct observation and interviews at the hospital. The results showed that in general, medical waste generated in four regional public hospitals in the Bogor Regency are infectious, pathological, pharmaceutical, chemical and cytotoxic waste that derived from all health service installations with a total amount of waste generation in that four hospitals around 4000-11000 Kg. In addition, the hospital in this study has carried out solid medical waste management in accordance with Ministry of Environment and Forestry Regulation No. P56 of 2015 with the proportion of Cileungsi Hospital is 75%, Ciawi Hospital is 83.78%, Leuwiliang Hospital is 80.55%, and Cibinong Hospital is 86.84%. However, there are still several activities that do not meet the regulatory standards, namely there are hospitals that do not have labels and symbols on medical waste containers and transportation equipment, do not apply reuse and recycle activities, transport between medical and non-medical waste is not carried out separately, the transportation equipment and the hazardous waste temporary storage are not cleaned every day, the facilities at the hazardous waste temporary storage do not meet the requirements, the storage time for infectious waste is more than two days, and there are waste officers who have not received medical waste management training. For this reason, it is necessary for the hospitals to improves medical waste management activities and provide better and more adequate facilities and infrastructure.
S-11261
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adinda Imada; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Iin Sofiawati
Abstrak:
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi aspek legal, aspek kelembagaan, aspek teknis, aspek sosial budaya, aspek keuangan, dan aspek lingkungan dalam pengelolaan limbah padat B3, serta mengetahui prioritas masalah dalam pengelolaan limbah padat B3, dan mengetahui hubungan status akreditasi terhadap pengelolaan limbah padat B3. Desain studi penelitian ini Crossectional dengan metode observasi lapangan menggunakan formulir inspeksi di 29 Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
Read More
S-10753
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Erina Julia; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Entin Kartini
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui aspek yang akan diteliti meliputi karakteristik limbah B3 medis, aspek regulasi, aspek sumber daya, dan aspek teknis (pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan, dan penimbunan). Metode penelitian ini merupakan penelitian campuran atau mixed methods, kuantitatif dan kualitatif dengan analisis deskriptif. Data yang digunakan berasal dari wawancara dan dokumen serah terima limbah PT X bulan November 2020 hingga Juni 2021.
Read More
S-10607
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dedy Supriadi; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Teguh Ariotejo
Abstrak:
Pelayanan rumah sakit menghasilkan limbah medis padat yang harus dikelola dengan baik dan komprehensif sejak limbah dihasilkan hingga dikelola di tempat pembuangan akhir. Berdasarkan pengamatan, masih ada petugas kebersihan di Rumah Sakit Haji Jakarta yang tertusuk jarum saat melakukan pengolahan limbah medis yang berarti pengelolaan limbah masih belum optimal dilakukan dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan bagi petugas dan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan Keputusan Kemenkes 1204 tahun 2004. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan disain studi kasus. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Haji Jakarta yang terdiri dari input, proses, output dan rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor input poduksi limbah medis tergolong besar sebesar 128 kg/hari. Pada faktor proses mulai dari pewadahan, tercampur antara limbah medis dan non medis serta benda tajam (jarum suntik), pengangkutan belum menggunakan trolly khusus dan penyimpanan limbah medis belum memenuhi syarat sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2014. Oleh karena itu pemilahan (pewadahan) limbah medis yang dimulai dari sumbernya, perilaku petugas dan penyediaan sarana limbah medis menjadi faktor penentu didalam pengelolaan limbah medis sehingga diharapkan dampak resiko kecelakaan kerja dan lingkungan sekitar dapat dikurangi dan bahkan dihindari (zero accident).
Kata Kunci : Limbah Medis Padat, Rumah Sakit Haji
Hospital services produce solid medical waste that must be managed properly and comprehensively since the waste is produced until it is managed in a landfill. Based on the observation, there is still a janitor at Haji Hospital Jakarta who punctured needle while doing medical waste treatment which mean waste management still not optimal done and have potential to cause health impact for officer and environment. This research discusses solid waste medical management system based on regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. The research method used qualitative approach with case study design. A qualitative approach was undertaken to analyze the medical waste management system at Haji Jakarta Hospital consisting of inputs, processes, outputs and recommendations.The results showed that in the input factor of medical waste production is large amounted to 128 kg/day. In process factors starting from containers, mixed between medical and non-medical waste and sharp objects (syringes), transportation has not been using special trolly and medical waste storage has not been eligible according to regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. Therefore, the sorting of medical waste starting from the source, the behavior of the officer and the provision of medical waste becomes the determining factor in the management of medical waste, so that it is expected that the impact of occupational accident risk and the surrounding environment can be reduced and avoided (zero accident).
Keywords : Solid Medical Waste, Haji Hospital
Read More
Kata Kunci : Limbah Medis Padat, Rumah Sakit Haji
Hospital services produce solid medical waste that must be managed properly and comprehensively since the waste is produced until it is managed in a landfill. Based on the observation, there is still a janitor at Haji Hospital Jakarta who punctured needle while doing medical waste treatment which mean waste management still not optimal done and have potential to cause health impact for officer and environment. This research discusses solid waste medical management system based on regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. The research method used qualitative approach with case study design. A qualitative approach was undertaken to analyze the medical waste management system at Haji Jakarta Hospital consisting of inputs, processes, outputs and recommendations.The results showed that in the input factor of medical waste production is large amounted to 128 kg/day. In process factors starting from containers, mixed between medical and non-medical waste and sharp objects (syringes), transportation has not been using special trolly and medical waste storage has not been eligible according to regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. Therefore, the sorting of medical waste starting from the source, the behavior of the officer and the provision of medical waste becomes the determining factor in the management of medical waste, so that it is expected that the impact of occupational accident risk and the surrounding environment can be reduced and avoided (zero accident).
Keywords : Solid Medical Waste, Haji Hospital
S-9579
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fatimah Syakura; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Dyah Prabaningrum
Abstrak:
Skripsi ini membahas cakupan pengelolaan limbah medis Covid-19 yang sesuai standar dari RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta pada Tahun 2020 berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 537 Tahun 2020. Peneliti ini juga menganalisis potensi optimalisasi pemanfaatan sarana prasarana dalam rangka percepatan pemusnahan limbah medis Covid-19 di DKI Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi ekologi yang menggunakan metode analisis spasial. Analisis spasial yang digunakan mencakup analisis overlay, analisis buffer, dan analisis vektor distance to nearest hub.
Read More
S-10612
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hasna Khalishah; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Sofwan
Abstrak:
Dunia aviasi memiliki banyak kegiatan yang turut menghasilkan berbagai macam limbah, termasuk limbah padat bahan berbahaya dan beracun atau B3. Kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat terbang merupakan salah satu kegiatan yang memiliki dampak buruk pada masyarakat maupun lingkungan. Dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan dari dampak timbulan limbah padat B3, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan limbah padat B3 hasil pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat terbang di perusahaan perawatan pesawat terbang. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data dari penelitian ini berasal dari data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan observasi secara langsung, serta secara sekunder dengan melakukan telaah dokumen perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan limbah padat B3, terdapat permasalahan diantaranya yaitu prasarana TPS limbah B3 yang tidak memadai, jumlah SDM kurang, dan hambatan dalam efisiensi limbah padat B3. Adapun sistem pelaporan dan penyebaran informasi pengelolaan limbah padat B3 sudah tergolong cukup baik karena dilakukan secara rutin dan informatif. Saran yang dapat diberikan yaitu adanya melakukan analisis beban kerja, memperbaiki sistem perlabelan, pengawasan rutin terhadap wadah penyimpanan, perbaikan prasarana TPS limbah B3, pengangkutan secara rutin, pengecekan kesehatan petugas limbah B3, dan penyebaran informasi dampak limbah padat B3 kepada masyarakat.
The world of aviation has many activities that also produce various kinds of waste, including solid waste of hazardous and toxic materials. Aircraft maintenance, repair, and overhaul activities harm society and the environment. The impact of hazardous solid waste has to be prevented from the public and the environment. This research was conducted to determine how the hazardous solid waste management system results from aircraft maintenance, repair, and overhaul in aircraft maintenance companies. This study uses a descriptive observational study design using a qualitative approach. The source of data from this research comes from primary data, which comes from in-depth interviews and direct observation, and secondarily by reviewing company documents. The results of this study indicate that the hazardous solid waste management system has problems, including inadequate temporary disposal sites for hazardous and toxic waste, insufficient human resources, and obstacles to the efficiency of hazardous solid waste. The system for reporting and disseminating information on hazardous solid waste management is quite good because it is carried out routinely and informatively. Suggestions that this research can be given are conducting a workload analysis, improving the labeling system, routine monitoring of storage containers, repairing temporary disposal sites for hazardous and toxic waste, carrying out routine waste management, checking the health of hazardous waste officers, and disseminating information on the impact of hazardous solid waste to the public.
Read More
The world of aviation has many activities that also produce various kinds of waste, including solid waste of hazardous and toxic materials. Aircraft maintenance, repair, and overhaul activities harm society and the environment. The impact of hazardous solid waste has to be prevented from the public and the environment. This research was conducted to determine how the hazardous solid waste management system results from aircraft maintenance, repair, and overhaul in aircraft maintenance companies. This study uses a descriptive observational study design using a qualitative approach. The source of data from this research comes from primary data, which comes from in-depth interviews and direct observation, and secondarily by reviewing company documents. The results of this study indicate that the hazardous solid waste management system has problems, including inadequate temporary disposal sites for hazardous and toxic waste, insufficient human resources, and obstacles to the efficiency of hazardous solid waste. The system for reporting and disseminating information on hazardous solid waste management is quite good because it is carried out routinely and informatively. Suggestions that this research can be given are conducting a workload analysis, improving the labeling system, routine monitoring of storage containers, repairing temporary disposal sites for hazardous and toxic waste, carrying out routine waste management, checking the health of hazardous waste officers, and disseminating information on the impact of hazardous solid waste to the public.
S-10959
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
