Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34721 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Farisa Lukman Gismar; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Ananda
Abstrak:
Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933).

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933).
Read More
S-11767
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Damai Lestari; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Ahmad Syafiq, Trini Sudiarti, Eka Rosiyati, Putri Wardhani
Abstrak: Obesitas pada anak-anak telah menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat global paling serius yang mempengaruhi setiap negara di dunia di abad ke-21 ini. Dalam kurun waktu 40 tahun, terdapat peningkatan jumlah kegemukan dan obesitas pada anak usia sekolah dan remaja sebanyak lebih dari 10 kali lipat. Obesitas pada anak dapat menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan fisik, kesejahteraan sosial dan emosional, kepercayaan diri, prestasi akademik, dan kualitas hidup anak. Obesitas pada anak berkaitan dengan berbagai kondisi seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hiperkolesterol, penyakit hati berlemak, asma, dan lain-lain. Obesitas pada anak juga berdampak pada kesehatan sosial dan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kegemukan dan obesitas pada anak pra-sekolah dan anak sekolah usia 5-12 tahun di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 1.136 sampel yang diperoleh dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa pada kelompok usia 5-9 tahun, terdapat perbedaan proporsi status gizi ibu, status gizi ayah, dan perilaku konsumsi makanan gorengan/berlemak terhadap kejadian kegemukan dan obesitas. Pada kelompok usia 10-12 tahun dan 5-12 tahun, terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin, status gizi ibu, dan status gizi ayah terhadap kejadian kegemukan dan obesitas. Faktor dominan kegemukan dan obesitas pada kelompok usia 5-9 tahun adalah perilaku konsumsi makanan gorengan/berlemak (OR=1,490, 95% CI=1,039-2,135). Faktor dominan kegemukan dan obesitas pada kelompok usia 10-12 tahun dan 5-12 tahun adalah status gizi ayah (OR= 1,956, 95% CI=1,339-2,857 dan OR=1,674, 95% CI=1,301-2,155). Edukasi gizi seimbang perlu digalakkan kepada orang tua dan anak untuk pencegahan dan pengendalian obesitas anak usia 5-12 tahun.
Childhood obesity has become one of the most serious global public health challenges affecting every country in the world in the 21st century. In a period of 40 years, the number of school-age children and teenagers increased more than 10-fold. Obesity in children has various impacts on children's physical health, social and emotional well-being, self-confidence, academic achievement and quality of life. Obesity in children is related to various conditions such as cardiovascular disease, type 2 diabetes, hypercholesterolemia, acute heart disease, asthma, and others. Obesity in children also has an impact on social and emotional health. This study aims to determine the dominant factors of overweight and obesity in pre-school children and school children aged 5-12 years in DKI Jakarta Province. This research uses secondary data sourced from the 2018 Basic Health Research (Riskesdas). The research design used was cross sectional with 1.136 samples obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. Bivariate analysis shows that in the 5-9 year age group, there are differences in the proportion of mother’s nutritional status, father’s nutritional status, and fried/fatty food consumption behavior on the incidence of overweight and obesity. In the 10-12 year and 5-12 year age groups, there are differences in the proportion of gender, mother's nutritional status, and father's nutritional status in the incidence of overweight and obesity. The dominant factor of overweight and obesity in the 5-9 year age group is the behavior of consuming fried/fatty foods (OR=1,490, 95% CI=1,039-2,135). The dominant factor for overweight and obesity in the 10-12 year and 5-12 year age groups is the father's nutritional status (OR= 1,956, 95% CI=1,339-2,857 and OR=1,674, 95% CI=1,301-2,155). Education on balanced nutrition needs to be encouraged for parents and children to prevent and control obesity in children aged 5-12 years.
Read More
T-6943
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anisya Dwi Yulianti; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Sandra Fikawati, Siti Arifah Pujonarti, Nancy S.H Malonda Dan Mery Bidangan Pasorong
Abstrak:
Obesitas sentral adalah penumpukan lemak perut yang berlebihan yang diukur dengan indikator pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dengan kriteria obesitas sentral adalah LP >90 untuk pria dan LP>80 untuk wanita. Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak berlebihan di sekitar perut yang berhubungan dengan risiko kardiometabolik, diabetes melitus tipe 2 dan peningkatan sekresi asam lemak bebas, hipersulinemia, risistensi insulin, hipertensi dan dislipidemia pada populasi umum. Provinsi Sulawesi Utara merupakan Provinsi dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka 42,45%. Dimana setiap kabupaten/kota memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar >30% (terendah 31,2% dan tertinggi 48,78%) dan menurut karakteristik wilayah tempat tinggal prevalensi obesitas sentral di wilayah perkotaan lebih tinggi 2,78% dibandingkan wilayah perdesaan atau sebesar 43,81% untuk wilayah perkotaan dan 41,03% untuk wilayah perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 14.911 penduduk usia ≥18 tahun dari total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen meliputi faktor risiko unmodifiable (usia dan jenis kelamin), faktor risiko modifiable status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pola konsumsi dan life style serta status gizi dan kesehatan mental. Data yang Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas tahun 2018. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik. Ada tiga tingkat analisis data yang dilakukan, antara lain secara univariat, bivariat (chi square dan regresi logistik), multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan prevalensi obesitas sentral pada penduduk usi ≥18 tahun di Provinsi Sulawesi Utara adalah 45,0% dengan prevalensi di perkotaan 46,6% dan di perdesaan 43,5%. Faktor risiko dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral pada penelitian ini adalam IMT, baik untuk wilayah perkotaan dan perdesaan serta secara keseluruhan di Provinsi Sulawesi Utara, dengan OR 42,909 (95%CI 23,384-78,737) di perkotaan, OR 23,701 (95%CI 18,324-30,656) di perdesaan, dan OR 43,924 (95%CI 31,162-61,913) di Provinsi Sulawesi Utara. Mengingat dampak obesitas sentral yang sangat besar terhadap beban negara dan mengancam keberlangsungan generasi yang akan datang, maka penentuan faktor risiko obesitas pada tahap awal berdasarkan karakteristik wilayah tempat tinggal sangat penting dilakukan untuk mengatasi penyakit penyerta dan kematian terkait PTM terutama pada penderita penumpukan lemak berlebih di bagian abdominal tubuh.

Central obesity is the excessive accumulation of abdominal fat, measured by the Waist Circumference (WC) indicator with central obesity criteria being WC >90 cm for men and WC >80 cm for women. Central obesity is associated with cardiometabolic risks, type 2 diabetes mellitus, and increased secretion of free fatty acids, hyperinsulinemia, insulin resistance, hypertension, and dyslipidemia in the general population. North Sulawesi Province had the highest prevalence of central obesity in Indonesia in 2018, with a rate of 42.45%. Each district/city had a central obesity prevalence of >30% (lowest 31.2% and highest 48.78%), and according to the characteristics of the residential area, the prevalence of central obesity in urban areas was 2.78% higher than in rural areas, or 43.81% in urban areas and 41.03% in rural areas. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample size of 14,911 adults aged ≥18 years from total sampling according to inclusion and exclusion criteria. Independent variables included unmodifiable risk factors (age and gender), modifiable risk factors (marital status, education, occupation, consumption patterns, lifestyle, nutritional status, and mental health). The data used in this study was secondary data from the 2018 Riskesdas. Data analysis was performed using statistical software and included three levels of analysis: univariate, bivariate (chi-square and logistic regression), and multivariate (multiple logistic regression). Results showed the prevalence of central obesity in adults aged ≥18 years in North Sulawesi Province was 45.0%, with an urban prevalence of 46.6% and a rural prevalence of 43.5%. The dominant risk factor associated with central obesity in this study was BMI, for both urban and rural areas, and overall in North Sulawesi Province, with OR 42.909 (95% CI 23.384-78.737) in urban areas, OR 23.701 (95% CI 18.324-30.656) in rural areas, and OR 43.924 (95% CI 31.162-61.913) in North Sulawesi Province. Considering the significant impact of central obesity on the national burden and the threat to the sustainability of future generations, determining the risk factors for obesity at an early stage based on the characteristics of the residential area is crucial for addressing comorbidities and mortality related to NCDs, especially in individuals with excessive abdominal fat accumulation.
Read More
T-7082
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abstrak: Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%. Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam penelitian.. Analisis data menggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005). OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.
Read More
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurjihan Fakhriah; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Triyani Kresnawan, Ratu Ayu Dewi Sartika
Abstrak: Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%. Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam penelitian.. Analisis data menggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005). OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.
Central obesity is a condition where there is an accumulation of fat in the abdomen. Central obesity is associated with the risk of non-communicable diseases such as type II diabetes mellitus, hypertension, dyslipidemia, metabolic syndrome, and cancer. The prevalence of central obesity is known to increase in both developed and developing countries. As many as 40.2% of individuals in the world are estimated to have central obesity. Indonesia is a developing country with an increasing prevalence of central obesity with an increase from 2007, 2013, and 2018 according to riskesdas data, respectively, by 18%, 26%, and 31%. The increase in central obesity is associated with economic development and urbanization leading to unfavorable changes in consumption habits of high-calorie foods and sugary drinks, physical activity, sedentary behavior, and stress. Riskesdas 2018 data states that the prevalence of central obesity in urban areas is higher than the national prevalence, which is 35%. This study aims to further analyze the dominant factors in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia. There were 194,049 riskesdas 2018 respondents who were involved in this study. Data analysis used chi-square bivariate test and multiple logistic regression multivariate test on the applicationThe results showed that there were 15 variables that were significantly associated with the incidence of central obesity, including: age, gender, education level, employment status, emotional mental health, consumption of sweet foods, sugary drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, physical activity, and smoking habits (p-value <0,05). Female gender is known as the dominant factor in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia (p-value 0,0005). The OR of the incidence of central obesity was 4.06 (95%CI: 3,947-4,175) higher in the female respondent group, after being controlled by other variables. Thus, people in urban areas, especially women, are urged to increase awareness regarding central obesity. The public is encouraged to reduce the consumption of risky foods, do exercise regularly, avoid stress, and avoid smoking and alcohol consumption. Health agencies are expected to help the community by providing nutrition education and promotion of health related to central obesity.
Read More
S-11088
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gabriella Nicole; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Nurul Dina Rahmawati, Fitri Hudayani
Abstrak:
Nama : Gabriella Nicole Program Studi : Gizi Judul : Faktor Dominan Diabetes Melitus pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun) di Indonesia Tahun 2018 (Analisis Data Riskesdas 2018) Pembimbing : Ir. Siti Arifah Pujonarti, M.P.H. Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai dan diidentifikasi dengan adanya kondisi hiperglikemia (kondisi gula darah berlebihan atau tinggi) dalam kondisi tanpa pengobatan. Prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia kerap mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat, dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32747 subjek penelitian, 7,5% mengalami diabetes melitus. Analisis bivariat menunjukkan hasil yang signifikan antara variabel konsumsi makanan manis, konsumsi minuman manis, konsumsi minuman berenergi, konsumsi soft drink atau minuman berkarbonasi, kebiasaan merokok, IMT, obesitas sentral, dan tingkat pendidikan dengan kejadian diabetes melitus (p-value <0,05). Analisis multivariat menunjukkan obesitas sentral merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan diabetes melitus (p-value = 0,000; OR 1,86; 95% CI: 1,66-2,08).

Name : Gabriella Nicole Study Program : Nutritional Science Title : Dominant Factor of Diabetes Mellitus Among Productive Age Population (15-64 Years) in Indonesia (An Analysis on Riskesdas 2018) Counsellor : Ir. Siti Arifah Pujonarti, M.P.H. Diabetes mellitus is a group of metabolic disorders characterized and identified by the presence of hyperglycaemia (a condition of excessive or high blood sugar) in conditions without medication. The prevalence of diabetes mellitus in the productive age population (15-64 years) in Indonesia is consistently increasing. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with the incidence of diabetes mellitus in the productive age population (15-64 years) in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design using secondary data from the National Basic Health Survey 2018. Data analysis was carried out in this study using univariate analysis with frequency distribution, bivariate analysis using the chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The result displayed that of the 32747 research subjects, 7,5% had diabetes mellitus. Bivariate analysis showed significant results between the variables consumption of sweet foods, consumption of sweet beverages, consumption of energy drink, consumption of soft drinks, smoking habits, BMI, central obesity, and level of education with the incidence of diabetes mellitus (p-value <0,05). Multivariate analysis showed that central obesity is the most dominant factor associated with diabetes mellitus (p-value = 0,000; OR 1,86; 95% CI: 1,66-2,08).
Read More
S-11453
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadira Yuthie Salwa; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ahmad Syafiq, Sintha F. Simanungkalit
Abstrak:
Latar Belakang&Tujuan: Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan karena keseimbangan energi positif dalam waktu lama yang menyebabkan masalah kesehatan. Obesitas meningkat dari tahun ke tahun, terutama pada kelompok usia produktif. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi obesitas kedua tertinggi (29,8%). Prevalensi obesitas lebih tinggi pada generasi Y daripada generasi Z. Obesitas dipengaruhi oleh perilaku konsumsi makanan berisiko (makanan dan minuman manis, makanan berlemak/berkolesterol/gorengan, makanan olahan dengan pengawet, dan makanan instan) serta perilaku hidup sehat (konsumsi sayur dan buah serta aktivitas fisik). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor dominan kejadian obesitas pada penduduk usia produktif dari generasi Y dan Z di Provinsi DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Sampel berjumlah 2.255 orang menggunakan teknik purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data sekunder Riskesdas 2018. Teknik analisis data menggunakan uji chi square dan double logistic regression. Hasil&Kesimpulan: Variabel independen yang berhubungan signifikan dengan obesitas pada generasi Y dan Z adalah konsumsi minuman manis, makanan berlemak/berkolesterol/gorengan, makanan instan, daging/ayam/ikan olahan dengan pengawet, serta sayur dan buah (p-value<0,05). Konsumsi makanan manis juga berhubungan signifikan dengan obesitas pada generasi Z (p-value<0,05). Faktor dominan obesitas pada generasi Y adalah konsumsi daging/ayam/ikan olahan dengan pengawet (OR=3,570), sedangkan pada generasi Z adalah konsumsi makanan berlemak/berkolesterol/gorengan (OR=5,328).

Background&Objectives: Obesity is the accumulation of excessive fat due to positive energy balance over a long time which causes health problems. Obesity increases from year to year, especially in productive age group. DKI Jakarta has the second highest prevalence of obesity (29.8%). The prevalence of obesity is higher in generation Y than Z. Obesity is influenced by risky food consumption behavior and healthy living behaviour. This study aims to find the dominant factors of obesity in the productive age population from generations Y and Z in DKI Jakarta. Method: This study uses a cross-sectional research design. The sample consisted of 2,255 people using purposive sampling technique. The data used is secondary data from Riskesdas 2018. Chi-square test and double logistic regression are being used for data analysis. Results&Conclusions: Independent variables that are significantly related to obesity in generations Y and Z are consumption of sweet drinks, fatty/cholesterol/fried foods, instant foods, processed meat/chicken/fish with preservatives, vegetables and fruits (p-value<0.05). Sweet foods consumption is also significantly related to obesity in generation Z (p-value<0.05). The dominant factor for obesity in generation Y is the consumption of processed meat/chicken/fish with preservatives (OR=3.570), while in generation Z it is the consumption of fatty/cholesterol/fried foods (OR=5.328).
Read More
S-11742
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afifah Ika Kurniawati; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Triyani Kresnawan
Abstrak:
Penyakit Ginjal Kronik memberikan berbagai dampak buruk pada tingkat individu maupun nasional dan prevalensinya mengalami kenaikan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor dominan Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia tahun 2018 dari analisis data Riskesdas 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan pada bulan Maret-Juli 2023. Populasi penelitian adalah penduduk usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia dengan jumlah sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 9400 orang. Variabel penelitian terdiri dari karakteristik demografi (usia dan jenis kelamin), penyakit tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas), serta gaya hidup (merokok, konsumsi minuman berkarbonasi, konsumsi minuman berenergi, dan aktivitas fisik). Data penelitian dianalisis secara bivariat dan multivariat menggunakan uji chi square dan binary logistic regression. Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia tahun 2018 adalah 1,7%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara usia (p=0,000), diabetes melitus (p=0,001), hipertensi (p=0,000), obesitas (p=0,004), serta konsumsi minuman berkarbonasi (p=0,047) dengan kejadian penyakit ginjal kronik pada usia produktif (19-60 tahun). Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa usia OR 3,709 (95% CI: 2,325-5,919) merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19- 60 tahun) di Indonesia tahun 2018. Saran utama yang dapat diberikan untuk mengurangi kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif, yaitu mengoptimalkan program pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Penyakit Ginjal Kronik dan faktor-faktornya.

Chronic Kidney Disease has various impacts at the individual and national levels. The prevalence of this disease is also rising. This thesis aims to determine the prevalence and dominant factors of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years old) in Indonesia in 2018 from the 2018 Riskesdas data analysis. This study was conducted in March-July 2023 using a cross-sectional design. The study population was Indonesian at productive age (19-60 years old) with a total sample of 9400 people. The study variables include demographic characteristics (age and gender), non-communicable diseases (diabetes mellitus, hypertension, and obesity), and lifestyle (smoking, consumption of carbonated drinks, consumption of energy drinks, and physical activity). The data were analyzed using chi-square and binary logistic regression. The prevalence of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years) in Indonesia in 2018 was 1.7%. Bivariate analysis showed that there was a relationship between age (p=0.000), diabetes mellitus (p=0.001), hypertension (p=0.000), obesity (p=0.004), and carbonated drinks consumption (p=0.047) with the incidence of chronic kidney disease at productive age (19-60 years old). Multivariate analysis shows that age OR 3.709 (95% CI: 2.325-5.919) is the most dominant factor associated with the incidence of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years) in Indonesia in 2018. Based on the evidence, the suggestion to prevent Chronic Kidney Disease is to optimize Non-Communicable Disease (NCD) prevention programs, including Chronic Kidney Disease and its factors.
Read More
S-11441
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fellatinnisa Zafira Rajwadini; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Sandra Fikawati, Fadila Wirawan
Abstrak:
Dislipidemia merupakan kondisi ketidakseimbangan lipid dalam tubuh yang ditandai dengan ditemukannya minimal satu abnormalitas kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan kolesterol HDL. Prevalensi dislipidemia pada usia produktif di Indonesia tergolong tinggi. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dislipidemia pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan pada penelitina ini adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28.007 subjek, 61,6% mengalami dislipidemia. Analisis bivariat menunjukkan hasil yang signifikan antara usia, wilayah tempat tinggal, diabetes melitus, gangguan fungsi ginjal, hipertensi, IMT, obesitas sentral, dan riwayat merokok dengan kejadian dislipidemia (p value < 0,05). Sementara pada variabel konsumsi makanan manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak, dan konsumsi buah sayur juga ditemukan hubungan yang signifikan namun bersifat protektif terhadap kejadian dislipidemia. Analisis multivariat menunjukkan bahwa diabetes melitus merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan dislipidemia (p value = 0,000; OR 1,88; 95% CI : 1,49-2,38).

Dyslipidemia refrers to a condition of lipid imbalance in the body which is characterized by the finding of at least one abnormality of total cholesterol, LDL cholesterol, triglyceride, and HDL cholesterol levels. The prevalence of dyslipidemia in productive age in Indonesia is high. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with the incidence of dyslipidemia in the productive age population (15-64 years) in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design using secondary data from Riskesdas 2018. Data analysis was carried out in this study using univariate analysis with frequency distribution, bivariate analysis using the chi square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 28.007 subjects, 61.6% had dyslipidemia. Bivariate analysis showed significant results between age, region of residence, diabetes mellitus, impaired kidney function, hypertension, BMI, central obesity, history of smoking, consumption of sweet foods, consumption of sweet drinks, consumption of fatty foods, and consumption of fruits and vegetables with the incidence of dyslipidemia (p-value < 0.05). Meanwhile, in variable consumption of sweet foods, consumption of sweet drinks, consumption of fatty foods, and consumption of fruit and vegetables found a significant but protective relationship to the incidence of dyslipidemia. Multivariate analysis showed that diabetes mellitus was the dominant factor associated with dyslipidemia (p value = 0.000; OR 1.88; 95% CI: 1.49-2.38).
Read More
S-11419
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Ayu Puspitaningsih; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Flora Theresia
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi kejadian obesitas sentral berdasarkan faktor perilaku konsumsi dan faktor lainnya padapenduduk dewasa (usia 20-45 tahun) di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan data Riskesdas 2018. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat (chi-square). Data penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebesar 19.757 responden dewasa usia 20-45 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada penduduk dewasa usia 20-45 tahun di Sumatera Utara pada tahun 2018, yaitu sebesar 31,4%. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan proporsi obesitas sentral yang signifikan ditemukan pada variabel usia, variabel jenis kelamin, varianel pendidikan terakhir, variabel status perkawinan, variabel status pekerjaan, variabel tipe wilayah tempat tinggal, variabel konsumsi makanan berlemak, variabel konsumsi makanan manis, variabel konsumsi minuman manis, variabel konsumsi alkohol, variabel aktivitas fisik, variabel riwayat merokok, variabel kondisi mental emosional (p value<0,05). Optimalisasi kegiatan skrinning obesitas sentral dengan menggunakan metode pengukuran lingkar perut ataupun RLPP dan kegiatan olahraga bersama di Posbindu PTM serta pelaksanaan pola hidup sehat oleh masyarakat seperti makan sesuai anjuran gizi seimbang dan aktif untuk meningkatkan waktu dan frekuensi aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada penduduk dewasa di Sumatera Utara.
Read More
S-10779
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive