Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37516 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rendra Fariadi; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Purnawan Junadi, Nine Mei, IIng Ichsan Hanafi
Abstrak: Persediaan farmasi harus dikelola dengan baik untuk kelancaran pelayanan dan keuangan rumah sakit. Pengelolaan sedian farmasi rumah sakit dimulai dari alur perencanaan dan pengadaan obat-obatan di rumah sakit. Sistem perencaanaan yang tepat dibutuhkan untuk pengelolaan perencaan dan persediaan di rumah sakit agar efisiensi dalam proses pengadaan obat dapat tercapai. RS Hermina Medan melakukan perubahan dalam sistem perencaan obat-obatan dari awalnya menggunakan sistem min-max menjadi sistem pareto. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat efisiensi terhadap kedua sistem tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan riset operasional terhadap sampel obat hasil analisis ABC dan menggabungkan metode kualitatif. Hasil analisis ABC berdasarkan nilai pemakaian selama Agustus dan September 2023 diperoleh obat kategori A mewakili 80% dari total nilai persedian obat JKN di Instalasi Farmasi. Hasil penelitian menunjukan dengan membandingkan perhitungan untuk perencanaan pengadaan obat kategori A dengan sistem pareto dan min-max didapatkan total inventory cost lebih rendah dengan menggunakan sistem min-max. Namun, rencana pengadaan dengan sistem min-max dapat lebih baik apabila perhitungan pemakaian obat di kontrol secara rutin dan proses perencanaan pengadaan dibantu oleh sistem informasi yang lebih baik. Penelitian diharapkan dapat dilanjutkan dengan waktu yang lebih panjang agar penilaian inventory cost dapat lebih akurat.
Pharmaceutical supplies must be managed well for the smooth running of hospital services and finances. Management of hospital pharmaceutical supplies starts from the flow of planning and procurement of medicines in the hospital. An appropriate planning system is needed for managing planning and supplies in hospitals so that efficiency in the drug procurement process can be achieved. Hermina Medan Hospital made changes to its medicine planning system from initially using a min-max system to a Pareto system. This research aims to compare the level of efficiency of the two systems. This research was conducted using operational research on drug samples resulting from ABC analysis and combining qualitative methods. The results of ABC analysis based on usage values during August and September 2023 showed that category A drugs represent 80% of the total value of UHC drug supplies in pharmacy installations. The research results show that by comparing calculations for planning the procurement of category A drugs using the Pareto and min-max systems, the total inventory cost is lower using the min-max system. Procurement planning using a min-max system can be better if the calculation of drug use is routinely controlled and the procurement planning process is assisted by a better information system. It is hoped that the research can be continued for a longer period so that inventory cost assessments can be more accurate.
Read More
B-2489
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ainurinsan Amaludin; Pembimbuing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Netry Listriani, Khafifah Any
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ainurinsan Amaludin Program Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit Judul : Efisiensi Pengadaan dan Penyimpanan Obat dalam Penyusunan Rencana Pengadaan Obat di RSUD Pasar Minggu Masalah terkait pengadaan obat di rumah sakit kerapkali terjadi, tidak terkecuali di RSUD Pasar Minggu. Masalah pengadaan obat yang sering terjadi di RSUD Pasar Minggu adalah peningkatan anggaran obat, seringnya terjadi kekosongan stok obat, dan lead time  pengadaan obat yang relatif lama. Oleh karena itu, diperlukan upaya efisiensi pengadaan dan penyimpanan obat dalam penyusunan rencana kebutuhan obat untuk memperlancar kegiatan operasional dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Bentuk penelitian ini adalah riset operasional dengan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menyusun upaya efisiensi baik dari pendekatan farmasi dan non farmasi. Pendekatan farmasi dilakukan dengan mengelompokkan obat menurut Analisis ABC nilai investasi kemudian membandingkan beberapa model inventori demi mendapatkan model dengan total biaya pengadaan dan penyimpanan obat terkecil, sementara pendekatan non farmasi melalui upaya manajemen formularium. Hasil Analisis ABC nilai investasi menunjukkan bahwa terdapat 34 jumlah obat kelompok A yang menjadi fokus utama efisiensi pengendalian biaya obat. Obat kelompok A tersebut kemudian dihitung perencanaan kebutuhannya dengan menggunakan model inventori Economic Order Quantity (EOQ) untuk menghasilkan perhitungan total biaya pengadaan dan penyimpanan obat (TIC) terkecil. Untuk mengantisipasi kejadian kekosongan stok obat dilakukan dengen menentukan nilai safety stock yang mempertimbangkan jumlah pemakaian dan lead time masing – masing obat. Kata kunci: Analisis ABC; Efisiensi; EOQ; TIC.


ABSTRACT Name : Ainurinsan Amaludin Program of Study : Hospital Administration Study Title : Medication Procurement and Inventory Efficiency in Planning Medication Procurement in RSUD Pasar Minggu Problems related to procuring medication often occur in hospital, including in RSUD Pasar Minggu. The problems involved are increased medication budget, the frequent occurrence of out of stock medication, and relatively long medication procurement lead time. Therefore, it is necessary to determine efforts to maximize efficiency in medication procurement and inventory in planning medication needs so that operational activities can be reinforced and the quality of health service can be improved. This is an operational research with qualitative and quantitative method to establish efficiency efforts both from pharmaceutical and nonpharmaceutical approaches. Pharmaceutical approach involves doing ABC Analysis to group the medication based on its investment values. Then, three inventory models will be compared to get the model with the lowest total inventory cost (TIC). Meanwhile, nonpharmaceutical approach is done by formulary management efforts. ABC Analysis of investment value indicates that group A medication consist of 34 items. Those items become the main focus of medication cost containment. The medication needs for group A are then calculated by Economic Order Quantity (EOQ) model to generate the lowest TIC. In addition, safety stock calculation that determines not only the demand of the medication but also the procurement lead time of each drug is vital to anticipate the occurrence of out of stock medication. Keywords: ABC Analysis; Efficiency; EOQ; TIC.

Read More
B-1865
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ingrid Amadea Sucipto; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Mohammad Budiman, Teuku Teuku Nebrisa Zagladin
Abstrak:

Manajemen farmasi yang efektif berperan krusial bagi operasional rumah sakit, serta memengaruhi statusnya sebagai cost center atau revenue center. Rumah Sakit Utama merupakan rumah sakit di wilayah kepulauan yang sering menghadapi tantangan dalam variabilitas waktu pengiriman obat, sehingga IFRS Utama memerlukan sistem logistik farmasi yang baik untuk menjamin ketersediaan obat secara efisien. Penelitian ini menganalisis sistem perencanaan dan pengendalian obat di RS Utama saat ini, sekaligus mengevaluasi potensi peningkatannya dengan mensimulasikan penerapan metode ABC Indeks Kritis (yang mengklasifikasikan obat menjadi kategori A, B, C berdasarkan data penggunaan periode Oktober 2024 – Maret 2025) yang dikombinasikan dengan perhitungan safety stock, reorder point, dan economic order quantity secara spesifik untuk obat Kategori A. Model perencanaan dan pengendalian perbekalan farmasi usulan ini kemudian disimulasikan dan kinerjanya dibandingkan dengan metode yang saat ini digunakan oleh rumah sakit, dengan evaluasi terfokus pada dampaknya terhadap nilai persediaan dan Inventory Turnover Ratio (ITOR) obat kategori A Indeks Kritis. Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode yang diusulkan, berpotensi menghasilkan penurunan substansial pada rata-rata nilai persediaan serta peningkatan ITOR . Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi empiris dan landasan strategis bagi RS Utama dalam upaya optimalisasi sistem manajemen logistik farmasi, guna meningkatkan efisiensi operasional dan menjamin ketersediaan obat secara lebih efektif.

Kata kunci : ABC Indeks Kritis, safety stock, reorder point, economic order quantity, nilai persediaan, inventory turn over.


 

Effective pharmaceutical management is vital, determining whether the pharmacy as a cost or revenue center. For Utama Hospital, operating in an archipelagic region with variable drug delivery times, a highly efficient pharmaceutical logistics system at its Pharmacy Installation is essential for ensuring consistent and efficient drug availability. This study, therefore, analyzes Utama Hospital's current drug planning and control system, exploring potential improvements by simulating a new model that integrates an ABC-Criticality Index classification with calculations for safety stock, reorder point, and economic order quantity (EOQ). To achieve this, the research methodology involved analyzing drug usage data (October 2024 – March 2025), classifying drugs into categories A, B, and C using an ABC-Criticality Index approach, and then calculating key inventory parameters—safety stock, reorder point, and EOQ—specifically for Category A drugs. The proposed pharmaceutical supply planning and control model, incorporating these parameters, was subsequently simulated. Its performance was then benchmarked against the hospital's current methods, with a focused evaluation on changes to inventory value and the Inventory Turnover Ratio (ITOR) for these critical Category A drugs. The simulation revealed that the proposed method holds strong potential for substantially decreasing average inventory value while significantly boosting the ITOR. This research aims to offer an empirical contribution and strategic framework, enabling Utama Hospital to optimize its pharmaceutical logistics for enhanced operational efficiency and more effective, timely drug availability.  Keywords: ABC-Criticality Index, safety stock, reorder point, economic order quantity, inventory value, inventory turnover

 

Read More
B-2543
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tulus Kurnia Indah; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Helen Andriani, Rakhmat Hidayat, Nugraharti, Erwien Sri Ujianto
Abstrak:
Latar Belakang: Proses perawatan di rumah sakit didukung oleh berbagai aktivitas operasional diantaranya pengelolaan logistik dan distribusi perbekalan farmasi. Biaya perbekalan kesehatan merupakan pengeluaran terbesar kedua di rumah sakit setelah belanja pegawai, oleh sebab itu pimpinan rumah sakit perlu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan proses logistik untuk menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Untuk meningkatan proses logistik diperlukan pemahaman terkait kinerja rantai pasokan yang saat ini berjalan, sehingga melakukan analisa kinerja rantai pasokan merupakan hal mendasar untuk mengatasi kekurangan dalam aktivitas logistik. Tujuan: Studi ini bertujuan melakukan analisa terkait waste yang ada pada proses perencanaan dan pengadaan obat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, kemudian mencari penyebab dan akar masalah timbulnya pemborosan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di RSUPN Dr. Cipto Mangunkumo bulan April-Mei 2024. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan key specialist informan yang terkait dengan kegiatan perencanaan dan pengadaan dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh dari telaah data realisasi pemakaian obat tahun 2022, data usulan perencanaan dari unit kerja dan hasil rekapitulasi instalasi farmasi tahun 2023, data daftar barang dalam kontrak tahun 2023, datapenerimaan dan data pemakaian obat tahun 2023. Tahapan penelitian disusun berdasarkan lean six sigma dari mulai define, measure, analyze dan improve. Hasil: Jenis waste yang terjadi diantaranya penyedia tidak mengirimkan obat terhadap item perencanaan yang telah memiliki kontrak, obat yang dipesan dan dikirim tetapi tidak memiliki realisasi penggunaan, penyedia bersedia mengirimkan obat tetapi tidak mau berkontrak dengan rumah sakit, penyedia tidak bersedia mengirimkan obat dan tidak mau berkontrak dengan rumah sakit dan adanya pengadaan lain di luar jalur kontrak utama. Dari seluruh waste yang ada terjadinya pengadaan di luar jalur kontrak utama merupakan jumlah waste yang paling sering terjadi sehingga menjadi area improvement pada penelitian ini. Penyebab dari pemborosan yang masih dapat dikontrol oleh internal rumah sakit adalah keterlambatan penerbitan kontrak. Akar masalahnya karena tiap unit kerja yang terkait dengan kegiatan perencanaan dan pengadaan menyelesaikan proses kerja tanpa mempertimbangkan waktu penyelesaian proses sesudahnya, sehingga tujuan dari perencanaan dan pengadaan yang berupa penerbitan kontrak sebelum tahun anggaran menjadi tidak terlaksana. Kesimpulan: Dalam proses yang berjalan secara berkelanjutan diperlukan proses kerja yang terintegrasi berdasarkan komitmen setiap anggota rantai agar tujuan proses tersebut dapat tercapai.

Introduction: The hospital care process is supported by various operational activities including logistics management and distribution of pharmaceutical supplies. The cost of health supplies is the second largest expenditure in hospitals after personnel expenditure, therefore hospital leaders need to identify opportunities to improve logistics processes to reduce costs and improve the quality of health services. To improve logistics processes, an understanding of current supply chain performance is required, so analyzing supply chain performance is fundamental to overcoming deficiencies in logistics activities. Objective: This study aims to analyze waste in the drug planning and procurement at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, then looked for the causes and root causes of waste. Method: This research uses qualitative methods with a case study approach. The research location is at RSUPN Dr. Cipto Mangunkumo on April-May 2024. Primary data was obtained through interviews with key specialist informants related to planning and procurement activities and field observations. Secondary data was obtained from a review of drug use in 2022, drug planning proposals from units and results of drug planning recapitulation by pharmaceutical installations in 2023, list of drugs in contracts 2023, drug receive order and drug use in 2023. The research stages were arranged based on lean six sigma method from define, measure, analyze and improve. Results: Types of waste that occur include supplier not sending drugs from planning items that already have a contract, drugs ordered and sent but not having actual use, suppliers willing to send drugs but refusev to contract with the hospital, suppliers refuse to send drugss and refuse to contracts with hospitals and procurements that come from another its main contracts. The procurements that come from another its main contract occurs most frequently, so it is an area of improvement in this research. The cause of waste that can still be internally controlled by the hospital is delays in issuing contracts. The root of the problem is because each unit related to planning and procurement activities completes the process without considering the completion time of the process afterwards, so that the aim of planning and procurement to complete all the procurement contract before end of the year do not achieved. Conclusion: In a process that runs continuously, an integrated work process is needed based on the commitment of each member of the chain so that the process objectives can be achieved.
Read More
B-2469
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmat Yurdiansyah; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Yahya Ulumuddin, Endang Adriyani
Abstrak:
Manajemen pengelolaan obat sering kali menjadi masalah utama dalam pelayanan farmasi di rumah sakit, terutama dalam proses perencanan dan pengadaan. Masalah tersebut tentunya berdampak pada persediaan obat yang ada dirumah sakit. Penelitian ini ingin menganalisis perencaan obat yang ada di Instalasi Farmasi RS H.L. Manambai Abdulkadir serta melakukan pengendalian persediaan dengan metode minimum maksimum stok level dengan melihat angka safety stock, stok minimum dan stok maksimum persediaan obat di Instalaasi Farmasi . Setelah melakukan pengendalian persediaan dengan metode tersebut dilakukan penilaian terhadap keberhasilan pengendalian dengan menggunakan indikator pengendalian seperti ketepatan perencanaan, perhitungan nilai stock out, perhitungan nilai backorder, perhitungan nilai over stock obat, ITOR dan Fill rate. Hasil penelitian menunjukan Nilai stock out, backorder cost, ITOR dan Fillrate di Instalasi Farmasi diukur pada bulan Januari – April 2024. Dengan hasil rata rata berturut-turut adalah 496 stock out dengan nilai backorder cost sebesar Rp. 45.102.095. Rasio ITOR dengan kisaran 0,88 - 1,12 serta nilai filrate dengan rata-rata 97,35%. Hasil impelentasi analisis metode MMSL pada bulan mei 2024 memberikan dampak positif terhadap penurunan angka stock out, backorder cost, dan fillrate. Namun tidak berdampak signifikan terhadap nilai ITOR, hal ini disebabkan sebelum implementasi dilakukan instalasi farmasi memiliki nilai persediaan obat yang sangat tinggi terutama untuk obat-obatan slow moving atau kategori C ABC Volume. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan obat di Instalasi farmasi RS H.L Manambai Abdulkadir efektif terhadap nilai stock out, backorder cost dan fillrate, tetapi belum efektif dalam nilai ITOR karena masih tingginya nilai persediaan obat.

Medication management often presents a major challenge in hospital pharmacy services, particularly in the planning and procurement processes. These issues significantly impact the inventory of medications available in hospitals. This study aims to analyze the medication planning at the Pharmacy Installation of H.L. Manambai Abdulkadir Hospital and to implement inventory control using the minimum-maximum stock level method by examining the safety stock, minimum stock, and maximum stock levels of medications. After implementing inventory control with this method, the success of the control was evaluated using control indicators such as planning accuracy, stock out value calculation, backorder value calculation, overs tock value calculation, ITOR (Inventory Turnover Ratio), and fill rate. The results of the study showed that the values of stock out, backorder cost, ITOR, and fill rate at the Pharmacy Installation were measured from January to April 2024. The average results were 496 stock outs with a backorder cost of IDR 45,102,095, an ITOR ratio ranging from 0.88 to 1.12, and an average fill rate of 97.35%. The implementation of the MMSL method analysis in May 2024 had a positive impact on reducing stock out numbers, backorder costs, and fill rate. However, it did not significantly affect the ITOR value, as the pharmacy installation had a very high inventory value prior to implementation, especially for slow-moving drugs or category C ABC Volume. Therefore, it can be concluded that the inventory control of medications at the Pharmacy Installation of H.L. Manambai Abdulkadir Hospital is effective in terms of stock out value, backorder cost, and fill rate, but not yet effective in ITOR value due to the still high inventory value of medications.
Read More
B-2458
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
B-777
Depok : FKM-UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mirna Raafiana; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, A. Heri Iswanto, Endang Adriyani
Abstrak:
Pengelolaan logistik farmasi merupakan tulang punggung yang menunjang keberhasilan dan kelancaran suatu tindakan operasi. Operasi Sectio caesarea (SC) merupakan tindakan operasi yang terbanyak di RS Prikasih dan merupakan prosedur operasi yang sangat penting dan beresiko tinggi karena menyangkut keselamatan 2 (dua) nyawa yaitu nyawa ibu dan bayinya sehingga perlu dipastikan semua faktor pendukung harus optimal dan dalam kondisi prima. Disamping itu, pengelolaan logistik kamar operasi juga sangat berpengaruh pada kondisi kestabilan keuangan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memperbaiki dan meringkas alur logistik farmasi pada operasi SC agar lebih efektif dan efisien dengan penerapan konsep lean hospital. Penelitian ini menggunakan metode operational research dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan pada November-Desember 2024 di RS Prikasih dengan melakukan observasi langsung (time motion study) pada seluruh tahapan proses resep operasi SC. Data yang didambil adalah sebanyak 38 tindakan operasi SC (sebelum implementasi) dan 29 tindakan operasi (setelah implementasi intervensi). Pada penelitian ini juga dilakukan wawancara mendalam serta telaah dokumen. Pada kondisi current state didapatkan lead time waktu pelayanan resep operasi SC adalah 121,5 menit dengan rata-rata VAT 41,8 menit dan NVAT 79,7 menit dengan aktivitas NVAT terlama adalah pada tahapan penyerahan obat ke ruangan rawat inap sebesar 53,2 menit (66,7% dari total NVAT). Jenis waste yang memberikan kontribusi besar adalah waiting dan transportation yang sebagian besar terjadi pada proses persiapan obat mulai dari depo farmasi rawat inap hingga proses serah terima ke ruangan rawat inap sebelum digunakan untuk tindakan operasi. Dalam diagram fishbone didapatkan banyak faktor penyebab masalah yang saling berkaitan dimana yang terbanyak pada faktor “methods”. Pada Analisa Five whys didapatkan akar masalah yang multiple yaitu tidak terdapatnya resep operasi standar, alur peresepan yang tidak ringkas, kurangnya ketelitian petugas serta kendala pada proses persiapan/perencanaan obat. Intervensi yang dilakukan yaitu membuat standarisasi paket resep operasi SC, merubah alur persiapan paket operasi, merubah alur pergerakan obat operasi SC langsung ke kamar bedah, meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar unit untuk resep operasi melalui group WA serta penerapan metode 5S logistic kamar bedah. Pada kondisi future state condition didapatkan penurunan lead time sebesar 64,7% dengan rata-rata VAT 30 menit dan NVAT 12,9 menit. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan alur obat operasi dengan meringkas 2 tahapan kegiatan yaitu tahapan penyerahan obat ke rawat inap dan tahapan pengembalian obat ke ruangan rawat inap. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan penerapan metode lean hospital dapat memperbaiki dan meringkas alur logistic farmasi operasi SC menjadi lebih efektif dan efisien.

Pharmaceutical logistics management is a critical component in the success of surgical procedures, particularly Caesarean Section (SC), the most frequent and high-risk operation at Prikasih Hospital. This study aims to evaluate and streamline the SC pharmaceutical logistics process using the Lean Hospital approach to improve efficiency and effectiveness. This research applied an operational research design with both quantitative and qualitative methods. Data were collected through direct observation (time motion study) involving 38 SC operations before and 29 operations after the intervention. In-depth interviews and document reviews were also conducted. In the initial condition, the average prescription lead time was 121.5 minutes, consisting of 41.8 minutes of Value-Added Time (VAT) and 79.7 minutes of Non-Value-Added Time (NVAT). The dominant types of waste identified were waiting and transportation, especially during drug transfer to inpatient wards. Interventions included standardizing prescription packages, redirecting drug flow directly to the operating room, enhancing communication among units via WhatsApp, and implementing the 5S method. As a result, the total prescription lead time was reduced by 64.7% to 42.9 minutes, with average VAT of 30 minutes and NVAT of 12.9 minutes. The study concludes that Lean Hospital implementation significantly improves and simplifies the SC pharmaceutical logistics flow, leading to greater operational efficiency.

Read More
B-2524
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive