Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36067 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Farchan Azzumar; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Dwi Oktavia, Erlina Burhan
Abstrak:
Varian Delta menyebabkan pelonjakan kasus COVID-19 di DKI Jakarta pada pertengahan tahun 2021. Sementara itu, vaksinasi COVID-19 yang dimulai pada Januari 2021 mengalami akselerasi pada pertengahan tahun 2021. Kedua kondisi ini memungkinakn terjadinya vaksinasi pada orang yang sedang terinfeksi SARS-CoV-2. Belum ada literatur ilmiah yang membahas respon imun tubuh manusia jika vaksinasi dan infeksi terjadi secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif yang bertujuan untuk melihat dampak vaksinasi COVID-19 jika diberikan dalam 7 hari sebelum atau sesudah hari pengambilan sampel indeks. Hasilnya, pemberian 1 dosis vaksin COVID-19 masa infeksi akut berdampak pada proteksi terhadap kematian dalam 30 hari setelah tanggal pengambilan sampel indeks HR 0,32 (95%CI 0,11 – 0,48). Hasil penelitian ini memberikan pelajaran masa pandemi COVID-19 bahwa strategi vaksinasi pada saat sakit malah memberikan proteksi terhadap kematian.

The Delta variant caused a surge in COVID-19 cases in DKI Jakarta in mid-2021. Meanwhile, COVID-19 vaccinations, which began in January 2021, accelerated in mid-2021. These conditions made it possible for vaccination to occur in individuals who were currently infected with SARS-CoV-2. There is no scientific literature yet that discusses the human immune response when vaccination and infection occur simultaneously. This study uses a retrospective cohort design aimed at observing the impact of COVID-19 vaccination if administered within 7 days before or after the index sample collection date. The results show that administering a single dose of the COVID-19 vaccine during the acute infection period had a protective effect against death within 30 days after the index sample collection date, with an HR of 0.32 (95% CI 0.11 – 0.48). This study provides a lesson learnt from COVID-19 pandemic that evidence vaccination strategies during the acute infection may elicit protection against death.
Read More
T-7160
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmat Saputra; Pembimbing: Nurhayati Adnan Prihartono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Retno Henderiawati
Abstrak: Salah satu upaya untuk menghentikan pandemi COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Pelaksanaan vaksinasi di DKI Jakarta tahap pertama diberikan pada tanggal 14 Januari 2021 dan tahap kedua pada tanggal 01 Maret 202. Hingga 28 Maret 2021, teracatat sudah 120.490 tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksinasi lengkap hingga tahap 2. Meski demikian, jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi pasca vaksinasi hingga 06 Juni 2021 sebanyak 724 orang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berisiko terhadap terjadinya infeksi Covid-19 pada tenaga kesehatan pasca vaksinasi di DKI Jakarta. Studi Cross-Sectional dilakukan untuk melihat faktor risiko infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan (nakes) pasca vaksinasi COVID-19 dosis lengkap (2 dosis) dengan memanfaatkan data sekunder (laporan tenaga kesehatan DKI Jakarta yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap dari bulan Maret - Mei 2021) dan data primer (kuesioner yang disebar keseluruh tenaga kesehatan yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 variabel yang berhubungan dengan kejadian infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan pasca vaksinasi di DKI Jakarta yaitu: usia (PR 0,63; p=0,002), hipertensi (PR 1,52; p=0,009), berhadapan langsung dengan pasien (PR: 2,02; p=<0,0001) dengan faktor risiko paling dominan adalah riwayat infeksi COVID-19 (PR: 2,16; p=0,001). Tenaga kesehatan yang berusia >37 tahun, memiliki riwayat diabetes melitus, Riwayat hipertensi, riwayat infeksi COVID-19, berhadapan langsung dengan pasien serta menggunakan APD level 1 dalam keseharian bekerja diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi booster
One of the efforts to stop the COVID-19 pandemic is by vaccination. The first dose vaccination in DKI Jakarta has been done on January 14, 2021 and the second dose on March 1st, 2021. Health care workers that have been vaccinated with complete dose until the 28 of March were 120.490 people. However, the number of health care workers infected post vaccinated until June 6, 2021 is 724 people. A cross-sectional study has been done to observe the risk factors of Covid-19 infection on health care workers post vaccinated using secondary data (reports of DKI Jakarta health care workers who have received complete doses of vaccination from March-May 2021) and primary data (a questionnaire distributed to all health care workers who have received a complete doses of vaccination from March-May 2021). The result of this study shows us that there are 6 variables related to the incidence of COVID-19 infection in post-vaccination health care workers in DKI Jakarta, consist of: age (PR 0,63; p=0,002), hypertension (PR 1,52; p=0,009), face to face with patients (PR: 2,02; p=<0,0001), with the most dominant risk factor is a history of COVID-19 infection (PR: 2,16; p=0,001). Health care workers who are >37 years old, have a history of diabetes mellitus, a history of hypertension, a history of COVID-19 infection, face to face with patients, and using PPE level 1 in their daily work are prioritized to get a booster vaccinations
Read More
T-6228
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asiyah Khoirunnisaa; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko, Inggarwati
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran efek samping vaksinasi COVID-19 dosis pertama berdasarkan orang, tempat, dan waktu di DKI Jakarta pada Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini diikuti oleh 117 responden, dengan proporsi perempuan 72,6% dan laki-laki 27,4%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KIPI dialami oleh 66,7% responden, jenis kelamin yang paling adapun kelompok umur 36-45 tahun adalah yang paling banyak mengalami KIPI.
Read More
S-10846
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Dewi Subandiyah; Promotor: Nurhayati Adnan; Kopromotor: Ratna Djuwita, Nastiti Kaswandani; Penguji: Besral, Tri Yunis Miko Wahyono, Titis Prawitasari, Siti Nur Anisah, Nininig Mularsih
Abstrak:

Insidens kasus tuberkulosis (TBC) anak di Indonesia diperkirakan mencapai 11,7% dari total kasus TB. Tidak semua individu terpapar TBC akan menjadi sakit, namun kemungkinan reaktivasi lebih tinggi pada anak , terutama pada anak di bawah lima tahun. Kontak serumah lebih berisiko. Nutrisi baik makro maupun mikro mempengaruhi kejadian TBC pada anak. Studi menyatakan Vitamin D dan Seng berperan dalam peningkatan imunitas. Namun penelitian tentang pemberian suplementasi vitamin D dan Seng serta upaya perbaikan nutrisi dalam pencegahan infeksi TBC pada balita belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian suplementasi dan konseling diet dalam pencegahan infeksi TBC pada balita kontakserumah TBC paru terkonfirmasi bakteriologis di DKI Jakarta. Kami melakukan penelitian quasi eksperimen pada balita kontak serumah TBC paru bakteriologis di 25 kecamatan di DKI Jakarta. Kelompok intervensi diberikan vitamin D 400-600 IU/hari dan Seng 10-20mg/hari tergantung usia selama 3 bulan serta konseling diet pada orang tua. Balita yang masuk dalam sampel adalah balita yang tidak terinfeksi dan atau sakit TBC, tidak gizi buruk, HIV negative dan tidak menderita penyakit kronis lain. Setiap bulan  dilakukan recall diet 24 jam untuk mengukur nutrisi dan status gizi. Setelah 3 bulan akan dihitung balita yang terinfeksi dan tidak dengan menggunakan tes tuberculin. Analisa multivariat dilakukan dengan GEE. Berdasarkan hasil penelitian, insidenss kumulatif infeksi TBC pada kelompok intervensi 5% sedangkan pada kelompok kontrol 23%. Pemberian intervensi meningkatkan konsumsi vitamin D pada balita yakni dari 3 mcg menjadi 14,9 mcg dan Seng 3.8 mg menjadi 18.2 mg. Pada balita terinfeksi, konsumsi  vitamin D dan Seng lebih rendah. Besarnya risiko kejadian infeksi TBC dengan pemberian intervensi adalah 0.22 kali ( 95% CI 0.08-0.57 p. value 0.002). Pemberian suplementasi vitamin D dan Seng serta konseling diet  menurunkan kejadian infeksi TBC pada balita kontak serumah hingga 78%. Kata Kunci : Infeksi TBC pada balita kontak serumah, suplementasi vitamin D dan Seng, quasi eksperimen, tes tuberculin


 

The incidence of childhood tuberculosis (TB) in Indonesia is estimated to be 11.7% of total TB cases. Not all individuals exposed to TB will become ill, but the likelihood of reactivation is higher in children, especially children under five years old. Household contacts are more at risk. Both macro and mikro nutriens influence the incidence of TB in children. Studies suggest that vitamin D and zinc play a role in boosting immunity. However, research on vitamin D and zinc supplementation and nutritional improvement efforts in preventing tuberculosis infection in children under five years of age has not been conducted. This study aims to determine the effect of supplementation and dietary counseling in preventing TB infection in young children with bacteriologically confirmed pulmonary TB in DKI Jakarta. We conducted a quasi-experimental study among infants with bacteriologically confirmed pulmonary TB home contacts in 25 subdistricts in DKI Jakarta. The intervention group received vitamin D 400-600 IU/day and Zinc 10-20mg/day depending on age for 3 months, as well as nutritional counseling for parents. Included in the sample were infants who were not infected and/or sick with TB, not malnourished, HIV negative, and not suffering from any other chronic diseases. A 24-hour dietary recall to measure diet and nutritional status was conducted every month. After 3 months, infected and uninfected children were counted using the tuberculin test. Multivariate analysis was performed using GEE. Based on the results of the study, the cumulative incidence of TB infection was 5% in the intervention group and 23% in the control group. The intervention increased vitamin D consumption in toddlers from 3 mcg to 14.9 mcg and zinc from 3.8 mg to 18.2 mg. Vitamin D and zinc intake was lower among infected infants. The risk of TB infection with the intervention was 0.22 times (95% CI 0.08-0.57 p. value 0.002). Provision of vitamin D and zinc supplementation and dietary advice reduced the risk of TB infection. Keywords: Infection of TB in Household contact children under five years age, Tuberculin Test, Suplementation of vitamin D and zinc, Quasi experimental studies

Read More
D-550
Depok : FKM UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Esther Juliana Praysi; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Ngabila Salama
Abstrak: Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus Covid-19 bergejala di DKI Jakarta pada Januari-Mei 2021. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan data sekunder dari surveilans Covid-19 DKI Jakarta Januari-Mei 2021. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa kelompok umur (PR = 2,169; 95% CI = 1,970-2,387), jenis kelamin (PR = 1,044; 95% CI = 1,023-1,066) dan komorbid (PR = 3,825; 95% CI = 3.435-4.258) merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kasus Covid- 19 bergejala di DKI Jakarta pada Januari-Mei 2021.
Read More
S-10849
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Husmiati; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Lukman Hakim Tarigan, Kusdinar Achmad, Yusharmen, Titik Ratih Rahayu
Abstrak:

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan global terutama di negara berkembang. Di Indonesia angka kesakitan ISPA menempati urutan pertama. Demikian pula pada jemaah haji Indonesia. selama menjalani ibadah haji di Arab Saudi. Berdasarkan hasil laporan pelayanan kesehatan haji Indonesia di Arab Saudi, proporsi kunjungan kesakitan ISPA mencapai 51.18% (tahun 2000) dan 59.37 % (tahun 2001) yang, merupakan angka kunjungan kesakitan tertinggi dibandingkan penyakit lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh makanan tambahan ganggang biru hijau (Food Suplemen Spirulina) terhadap kejadian kesakitan ISPA pada jemaah haji kelompok terbang (kloter) 54 - JKG DKI Jakarta selama pelaksanaan haji di Arab Saudi tahun 2002. Desain penelitian adalah randomized controlled trial double blind dengan penentuan kelompok penelitian (perlakuan dan kontrol) dilakukan secara acak berstrata dari 250 responden terpilih. Jumlah sampel diperoleh dari 430 orang calon responden sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel yang dapat dianalisis sebanyak 189 responden (96.43% dari sampel minimal = 196) dengan rincian kelompok perlakuan 94 orang dan kelompok kontrol 95 orang, kekuatan (power) penelitian 86.8%. Hasil analisis randomisasi menunjukkan kelompok perlakuan sebanding (komparabilitas) dengan kelompok kontrol. Berdasarkan keseluruhan proses analisis, dari enam variabel yang diduga kemungkinan mempengaruhi tindakan perlakuan dan kejadian ISPA hanya variabel vitamin yang memberi efek terhadap Spirulina dengan hasil uji homogenitas diperoleh nilai p < 0.001. Dan berdasarkan hasil analisis akhir diperoleh bahwa apabila seorang jemaah haji kloter 54 - JKG DKI Jakarta tidak mengkonsumsi Spirulina dan vitamin selama melaksanakan ibadah haji mempunyai risiko untuk menderita ISPA sebesar dua kali dibandingkan mereka yang mengkonsumsi keduanya. Apabila jemaah haji mengkonsumsi vitamin saja, maka akan mempunyai risiko untuk menderita ISPA sebesar tiga perlima kali (RR F 0.61, 95% CI = 0.26 - 1.43) atau akan memperoleh perlindungan sebesar satu setengah kali dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi keduanya. Sedangkan apabila jemaah haji hanya mengkonsumsi Spirulina saja, maka akan mempunyai risiko menderita ISPA sebesar setengah kali (RR = 0.51, 95% CI = 0.35 - 0.75) atau akan memperoleh perlindungan sebesar dua kali untuk tidak menderita ISPA dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi Spiru/ina dan vitamin. Tetapi bila seorang jemaah haji kloter 54 - JKG DKI Jakarta mengkonsumsi Spirulina dan vitamin ternyata mempunyai risiko tiga perlima kali untuk menderita ISPA dibanding mereka yang tidak mengkonsumsi keduanya atau hampir tidak berbeda dengan apabila jemaah haji hanya mengkonsumsi vitamin saja, namun tidak berpengaruh bermakna karena nilai rentang RR dengan 95% confiden interval melampui nilai 0 (RR = 0.56, dengan 95% CI = 0.28 -1,12). Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara mengkonsumsi makanan tambahan ganggang biru hijau (food suplemen Spirulina) terhadap kejadian kesakitan 1SPA. Untuk menunjang program upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap haji Indonesia di tanah air dan di Arab Saudi, maka makanan tambahan Spirulina dapat diberikan kepada calon jemaah haji dengan karakteristik yang sama dengan kloter 54 - JKG DKI Jakarta atau jemaah haji Indonesia lainnya secara hati-hati. Spirulina yang diberikan kepada jemaah haji kloter 54 - JKG DKI Jakarta merupakan makanan tambahan yang tinggi protein dan mengandung komponen lain yang sesuai dengan kebutuhan gizi jemaah haji dalam mengimbangi kondisi lingkungan Arab Saudi yang tidak bersahabat dengan mobilitas dan aktifitas ibadah yang tinggi dalam waktu yang terbatas. Disamping itu, masih perlu dilakukan penelitian yang lebih representatif dan luas untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tunggal dan efek samping pemberian Spirulina tidak hanya pada jemaah haji, tetapi juga terhadap masyarakat luas.


 

The effect of Food Supplement Spirulina on the phenomenon of Acute Respiratory Infection to the Haj Pilgrimage of Flight Group 54 -JKG of Jakarta of the year 2002Acute Respiratory Tract Infection (ARI) has been a global health problem particularly in developing countries. In Indonesia ARI takes the first sequence of illness. So as for the Indonesian haj collective pilgrimage during their haj ritual performance in Saudi Arabia, the proportion of ARI illness visit reached rate, 51.18 % (in 2000) and .59.37 % (in 2001) which formed the highest illness visit compared to other illness. This research was done to find out the effect of Food Supplement Spirulina to the ARI illness of the haj pilgrimage of flight group 54 - JKG of Jakarta during the haj pilgrim operational in Saudi Arabia in the year 2002. Research group determination (treatment and control) were taken randomly level from 250 persons out of 430 persons of prospective respondent. The number of samples which could be analyzed were 189 respondents (96.43 % of the minimum sample = 196) as specified that the treated group were 94 persons and controlled group were 95 persons, the research power was 86.8 %. The result of randomized analysis indicated the treated group was comparable with controlled group. Based on the whole analysis process of the six variables that were suspected had the probable influenced the treatment and AR.1 event only the vitamin variable which caused effect to Spirulina with homogeneity test the value p < 0.001. And based on the final research analysis it was obtained that if a haj pilgrimage of flight group 54 - JKG of Jakarta has not consumed Spirulina and vitamin during his ha ritual performance would have the risk of suffering from ARI two times compared to those who have consumed both Spirulina and vitamin. If the haj pilgrimage consumed only vitamin, there was the probability of risk of suffering from ARI to the rate of three upon five (3I5) times (RR = 0.61, 95% CI = 0.26 - 1.43) or would gain one and half times protection compared to those who have not consumed both Spirulina and vitamin. Whereas if a haj pilgrimage has consumed only Spirulina, would have the probable risk of suffering from ARI a half time (RR = 0.51, 95% CI = 0.35 - 0.75) or would gain two times protection of not suffering from ARI compared to those who have not consumed Spirulina and vitamin. But if a haj pilgrimage of flight group 54 - JKG of half time (RR - 0.51, 95% CI = 0.35 - 0.75) or would gain two times protection of not suffering from ARI compared to those who have not consumed Spirulina and vitamin. But if a haj pilgrimage of flight group 54 - JIG of Jakarta has consumed Spirulina and vitamin apparently had the risk of three upon five (315) times of suffering from ARI compared to those who have not consumed both Spirulina and vitamin or almost not different from if the haj pilgrimage has consumed only vitamin, yet has not have senseful influence because of the stretching value RR with 95% confidence interval exceed the value 0 (RR = 0,56, by 95% CI = 0.28 - 1.12). Therefore based on the result of this research it could be concluded that there is a significant effect between consuming the food supplement Spirulina upon the ARI illness. In supporting the establishment program in the effort of improving the Indonesian haj health service in Indonesia and Saudi Arabia, the food supplement Spirulina is regarded to be reasonable to be carefully given to the prospective haj pilgrimage with the similar characteristic to the haj pilgrimage of flight group 54 - JKG of Jakarta or other Indonesian haj pilgrimage. Spirulina which was given to the haj pilgrimage flight group 54 - JKG of Jakarta is a food supplement with high protein and contains other components, which is suitable for the body nutrient in matching with the unpleasant environment condition of Saudi Arabia with mobility and heavy activities of ha ritual performance in the very limited time. Beside representative and extensive research is necessary to be operated to realize how great is the single influence and the side effect of supplying the Spirulina not only to the haj pilgrimage, but also to the public.

Read More
T-1511
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Twiva Rhamadanty; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Syahrizal Syarif, Endang Sri Wahyuningsih
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan sebagai salah satu gejala kecenderungan depresi pada mahasiswa S1 di DKI Jakarta saat pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan instrumen DASS- 21 dan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner online melalui Google Form. Terdapat 460 mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi mahasiswa yang mengalami kecemasan sebesar 48,5%.
Read More
S-10819
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endang Widuri Wulandari; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Ngabila Salama, Muhammad Ikhsan Mokoagow
Abstrak: Pendahuluan: Komorbid Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko kematian pada kasus konfirmasi Coronavirus Diseases (COVID-19). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komorbid DM dengan kematian pada kasus konfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta, periode Maret-Agustus 2020 setelah dikontrol dengan variabel perancu. Metode: Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif. Kriteria inklusi adalah kasus yang terkonfirmasi COVID-19 dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi DKI Jakarta, dengan variabel yang lengkap. Kriteria eksklusi adalah wanita hamil. Dari total 41.008 kasus dalam laporan COVID-19 dinkes provinsi DKI Jakarta, terdapat 30.641 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 1.480 sampel dalam penelitian ini diambil dari semua (740) kasus COVID-19 dengan komorbid DM dan 740 kasus COVID-19 tanpa komorbid DM yang diambil melalui simple random sampling dari 29.901 kasus COVID-19 tanpa komorbid DM. Data analisis menggunakan regresi cox proporsional hazard. Hasil penelitian menunjukkan besar hubungan kasar komorbid DM dengan kejadian kematian pada kasus COVID-19 Crude Hazard Ratio (CHR) 7,4 (95% CI 4,5-12,3, nilai p < 0,001). Besar hubungan komorbid DM dengan kejadian kematian pada kasus COVID-19 setelah dikontrol oleh kovariat (komorbid hipertensi dan kelompok usia (> 50 tahun dan < 50 tahun) adalah Adjusted Hazard Rasio 3,9 (95% CI 2,2-6,8 nilai p <0,001), yang berarti kasus COVID-19 dengan komorbid DM berisiko 3,9 kali untuk mengalami kejadian kematian. Diskusi: Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang menunjukkan komorbid DM meningkatkan risiko kematian COVID-19. Untuk menurunkan kejadian kematian pada kasus COVID-19 dengan komorbid DM, diperlukan strategi pencegahan dan tatalaksana COVID-19 dengan triase dan perhatian khusus untuk tatalaksana cepat dan tepat serta monitoring untuk kasus COVID-19 dengan komorbid DM.
Introduction: Comorbid Diabetes Mellitus (DM) is one of the risk factors for Coronavirus Diseases (COVID-19) mortality. Aim of this study is to determine the association of comorbid diabetes mellitus and COVID-19 mortality among COVID-19 confirmed cases in DKI Jakarta for period March-August 2020, after being controlled with confounding variables. Methode: The study design is a retrospective cohort. The inclusion criteria are confirmed cases of COVID-19 with Polymerase Chain Reaction (PCR) reported to the DKI Jakarta provincial health office, with complete variables. Exclusion criteria is pregnant women. Of the total 41,008 cases in the Jakarta provincial health office's COVID-19 report, there are 30,641 cases that met the inclusion and exclusion criteria. 1,480 samples in this study are taken from all (740) COVID-19 cases with comorbid DM and 740 COVID-19 cases without comorbid DM which are taken through simple random sampling of 29,901 COVID-19 cases without comorbid DM. The data were analyzed using cox proportional hazard regression. The study result indicates that the crude association between DM and mortality among COVID-19 confirmed cases is Crude Hazard Ratio (CHR) 7,4 (95% CI 4,5-12,3, pValue < 0,001). While association between DM and mortality among COVID-19 confirmed cases after being controlled by covariates (hypertensive comorbidities and age groups (> 50 years and < 50 years) is 3.9 (95% CI 2.2- 6.8, p Value <0.001), which means that COVID-19 cases with comorbid DM have a 3.9 times risk of death. Discussion: The results of this study are in line with other studies that indicate DM co- morbidities increase the risk of death from COVID-19. To reduce the incidence of death in COVID-19 cases with comorbid DM, a strategy for preventing and treating COVID- 19 with triage and special attention is needed for rapid and prompt management and monitoring for COVID-19 cases with comorbid DM.
Read More
T-6249
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syafarudin Nur; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Syahrizal Syarif, Inggariwati, Emita Ajis
Abstrak: COVID-19 menjadi masalah kesehatan di dunia. Manifestasi klinis berupa tanpa gejala hingga dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko kematian pasien COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian adalah kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari Formulir Penyelidikan Epidemiologi di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (2 Maret - 20 Desember 2020). Sampel adalah pasien terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan RT-PCR, usia ³18 tahun, dicatat keadaan terakhirnya: hidup atau meninggal, terdata di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta. Pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri dan dirawat dieksklusi dari penelitian ini. Analisis regresi Cox dari 100.540 sampel menunjukkan variabel yang meningkatkan risiko kematian pasien COVID-19 adalah laki-laki (RR = 1,28 [IK95%: 1,11-1,47]; p=0,001), usia 40-59 tahun (RR = 5,62 [IK95%: 4,37-7,23]; p<0,001), usia ³60 tahun (RR = 12,99 [IK95%: 10,03-16,81]; p<0,001), sesak napas (RR = 2,50 [IK95%: 2,06-3,03]; p<0,001), pneumonia (RR = 5,39 [IK95%: 4,14-6,59]; p<0,001), pasien yang dirawat di ICU (RR = 2,20 [IK95%: 1,612,99]; p<0,001), hipertensi (RR = 1,25 [IK95%: 1,01-1,55]; p=0,042), serta hipertensi sekaligus penyakit jantung (RR = 1,58 [IK95%: 1,17-2,13]; p=0,003). Interaksi hipertensi dan penyakit mengindikasikan interaksi sinergistik (ICR>0)
COVID-19 is a global health problem. Clinical manifestations are asymptomatic to death. This study aims to determine the risk factors for death of COVID-19 patients in DKI Jakarta Province. The study design was a retrospective cohort using secondary data from the Epidemiological Investigation Form at the DKI Jakarta Provincial Health Office (2 March - 20 December 2020). The sample is a confirmed patient of COVID-19 based on RT-PCR, age 18 years, the last condition recorded: alive or dead, recorded at the DKI Jakarta Provincial Health Office, and comes from the DKI Jakarta Province. Patients who were self-isolating and being treated were excluded from this study. Cox regression analysis of 100,540 samples showed that the variables that increased the risk of death of COVID-19 patients were male (RR = 1.28 [95% CI: 1.11-1.47]; p = 0.001), age 40-59 years (RR = 5.62 [95% CI: 4.37-7.23]; p<0.001), age 60 years (RR = 12.99 [95% CI: 10.03-16.81]; p<0.001), shortness of breath (RR = 2.50 [CI 95%: 2.06-3.03]; p<0.001), pneumonia (RR = 5.39 [CI95%: 4.14-6.59]; p0).
Read More
T-6143
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Chaliq Setiawan; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda; I Nyoman Kandun
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku 3M untuk pencegahan serta hubungannya dengan persepsi terhadap COVID-19 pada mahasiswa yang berdomisi di Kota Palu tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross-sectional). Sampel pada penelitian ini berjumlah 200 sampel, adapun metode pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner daring melalui aplikasi google form.
Read More
S-10658
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive