Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 26185 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dwi Monik Purnamasari; Promotor: Ahmad Syafiq; Kopromotor: Besral; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Endang Laksminingsih Achadi, Trini Sudiarti, Asih Setiarini, Leonardo Lubis
Abstrak:
Latar Belakang: Kejadian obesitas pada remaja terus meningkat di Indonesia. Kadet mahasiswa Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) adalah remaja yang perlu diperhatikan status gizinya karena merupakan komponen cadangan dalam pertahanan negara yang siap dimobilisasi kapan saja. Salah satu penentuan status gizi adalah berdasarkan pemeriksaan antropometri, termasuk komposisi tubuh. Penelitian di luar negeri menunjukan bahwa pelatihan dasar militer memengaruhi komposisi tubuh yang berkaitan dengan performa fisik tentara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 12 minggu pelatihan dasar militer terhadap antropometri, serta untuk mengetahui model prediksi total dan delta persentase lemak tubuh (PLT) pada kadet mahasiswa Unhan RI. Metode: Studi ini adalah studi kuantitatif dengan metode Pre-Experimental One-Group Pretest-Posttest Design pada 111 wanita and 146 pria mahasiswa Unhan RI yang mengikuti pelatihan dasar militer yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2023. Variabel bebas dalam studi ini adalah Skinfold Thickness (ST), skor Z Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap umur, lingkar pinggang, kualitas tidur, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan PLT prapelatihan, dengan variabel terikat delta dan total persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer. Perbedaan variabel bebas sebelum dan setelah pelatihan diuji dengan Dependent T-Test. Uji korelasi Pearson dilakukan dan dilanjutkan dengan uji multivariat regresi linier berganda untuk memeroleh model prediksi delta PLT dan total PLT pascapelatihan dasar militer. Hasil: Pelatihan dasar militer secara signifikan berpengaruh menurunkan lingkar pinggang, skinfold thickness, skinfold trisep, skinfold bisep, skinfold suprailiaka, skinfold subscapular ke arah ideal, tetapi secara signifikan meningkatkan berat badan dan status gizi berdasarkan skor Z IMT kadet mahasiswa pria Unhan RI ke arah tidak ideal. Pelatihan dasar militer tidak berpengaruh terhadap kualitas tidur, kadar lemak subkutan, PLT, massa otot skeletal kadet mahasiswa Unhan RI pria di Indonesia. Pelatihan dasar militer pada kadet wanita Unhan RI secara signifikan berpengaruh menurunkan PLT, lingkar pinggang, skinfold thickness, skinfold trisep, skinfold bisep, skinfold suprailiaka, skinfold subscapular ke arah ideal, meningkatkan massa otot skeletal ke arah ideal, tetapi meningkatkan berat badan dan status gizi berdasarkan skor Z IMT ke arah tidak ideal. Pelatihan dasar militer tidak berpengaruh terhadap kualitas tidur dan kadar lemak subkutan kadet mahasiswa Unhan RI wanita di Indonesia. Model prediksi delta persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer di Indonesia pada kadet mahasiswa Unhan RI wanita adalah “Delta PLT= 4.829-0.103*ST-0.537*Z IMT” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 53.8%, sedangkan pada pria adalah “Delta PLT= 5.313-0.106* ST-0.497*Z IMT-8.051E-5*Aktivitas Fisik” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 56.5%. Model prediksi total persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer di Indonesia pada kadet mahasiswa Unhan RI wanita adalah “PLT Total Pascapelatihan = 12.034 + 0.535*PLT prapelatihan” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 76.8%, sedangkan pada pria adalah “PLT= 6.368 - 0.072*ST + 0.7*PLT prapelatihan + 0.004*karbohidrat - 7.951E-5*Aktivitas Fisik” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 81.3%. Kesimpulan: Komposisi tubuh kadet mahasiswa S1 pria dan wanita Unhan RI membaik setelah pelatihan dasar militer. Prediktor paling kuat terhadap kadar PLT total dan delta PLT pada pria adalah lingkar pinggang dan PLT prapelatihan, sedangkan pada wanita prediktor paling kuat terhadap kadar PLT total dan delta PLT adalah skor Z IMT terhadap umur dan PLT prapelatihan.

Background: The incidence of obesity in adolescents continues to increase in Indonesia. The nutritional status of Republic of Indonesia Defense University (RIDU) cadets is important to be monitored because they are reserve components in national defense that ready for mobilization anytime. Anthropometric examination is one of nutritional assessment, including body composition analysis. Research abroad showed that basic combat training altered body composition related to army physical performance. Objective: This study aims to assess the effect of 12-weeks Basic Combat Training (BCT) on the anthropometry and to determine the total and delta body fat percentage (BFP) prediction model of RIDU cadets after basic combat training in Indonesia. Method: This study is a quantitative study using the Pre-Experimental Model One-Group Pretest-Posttest Design method with 111 female and 146 male students from the RIDU who participated in basic combat training that fullfilled the inclusion and exclusion criteria. The study was conducted in May-September 2023. The independent variables in this study were Skinfold Thickness (ST), Body Mass Index (BMI) for age, Waist Circumference (WC), sleep quality, eating habits, physical activity, and BFP before training, with dependent variable were the delta and total body fat percentage after basic combat training. Differences in independent variables before and after training were analysed by using Dependent T-Test. The Pearson correlation test was carried out and followed by a multivariate multiple linear regression test to obtain delta and total body fat percentage predictive model formula after basic combat training. Results: Basic combat training significantly reduces waist circumference, skinfold thickness, triceps skinfold, biceps skinfold, suprailiac skinfold, subscapular skinfold toward ideal values but significantly increases body weight and nutritional status based on BMI Z-scores toward less ideal levels for male Unhan RI cadets. BCT has no effect on sleep quality, subcutaneous fat levels, BFP, skeletal muscle mass of male RIDU cadets. In female, BCT significantly reduces body fat percentage (BFP), waist circumference, skinfold thickness, triceps skinfold, biceps skinfold, suprailiac skinfold, subscapular skinfold towards ideal values, and increases skeletal muscle mass towards ideal levels. However, it also increases body weight and nutritional status based on BMI Z-scores toward less ideal levels. BCT has no effect on sleep quality and subcutaneous fat levels of female RIDU cadets. The delta predictive model formula for body fat percentage after basic combat training in Indonesia for female RIDU cadet was "Delta BFP = 4.829-0.103*ST-0.537*BMI age" with the variables ability to explain BFP was 53.8%, while in men the predictive model formula was "Delta BFP= 5.313-0.106*ST-0.497*BMI age-8.051E-5*Physical activity" with the ability of the variables to explain BFP was of 56.5%. Predictive model formula of total body fat percentage after basic military training in Indonesia in female cadet was “total BFP after BCT = 12.034 + 0.535*BFP before BCT” with variable's ability to explain BFP was 76.8%, while for male the total predictive model formula was “total BFP after BCT = 6.368 - 0.072*ST + 0.7* BFP before BCT + 0.004*Carbohydrate - 7.951E-5*Physical Activity” with variable’s ability to explain BFP was 81.3%. Conclusion: Body composition among female and male RIDU cadets were improved after basic combat training. The strongest predictor of total BFP and delta BFP level in male were waist circumference and BFP before training, while in female the strongest predictor of total BFP and delta BFP level were Z-score BMI for age and BFP before training.
Read More
D-546
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeni Mahwati; Promotor: Sudijanto Kamso; Ko Promotor: Fasli Jalal, Purwantyastuti; Penguji: Purnawan Junadi, Kusharisupeni, Soewarta Kosen, Fidiansjah
D-322
Depok : FKM-UI, 2015
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rico Kurniawan; Promotor: Budi Utomo; Kopromotor: Kemal Nazaruddin Siregar, Kalamullah Ramli; Penguji: Anhari Achadi, Besral, Tris Eryando, Soewarta Kosen; Ruddy J. Suhatril
Abstrak:
Penelitian ini berfokus pada deteksi dini hipertensi untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Menggunakan data Indonesia Family Life Survey, penelitian ini mengidentifikasi faktor seperti umur, gender, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan denyut nadi sebagai prediktor utama hipertensi. Analisis menggunakan regresi panel multivariable dengan model fixed effect dan random effect menentukan variabel signifikan dalam variabilitas tekanan darah. Model Markov Multi Status digunakan untuk menghitung probabilitas perubahan status tekanan darah. Hasil menunjukkan bahwa model machine learning dengan algoritma regresi logistik efektif dalam mengklasifikasi hipertensi di Indonesia, ditunjukkan dengan nilai Area Under Curve (0.751 untuk pria dan 0.794 untuk wanita) dan Complete Accuracy yang tinggi (0.780 untuk pria dan 0.798 untuk wanita).. Model ini menggunakan prediktor non-invasif yang mudah diukur, dan algoritma regresi linier menunjukkan kinerja yang baik untuk data kontinu. Studi ini juga mengungkapkan probabilitas transisi tekanan darah dari normal ke hipertensi, pre hipertensi menjadi normal atau hipertensi, dan kemungkinan individu hipertensi untuk tetap dalam kondisi tersebut atau berubah status.Kesimpulan dari penelitian adalah metode deteksi ini efisien untuk lingkungan dengan sumber daya terbatas dan dapat diintegrasikan dalam program kesehatan masyarakat. Faktor sosiodemografi dan antropometri efektif sebagai estimator dalam prediksi status hipertensi.

This study focuses on early detection of hypertension to reduce cardiovascular disease risks. Utilizing data from the Indonesia Family Life Survey, it identifies key predictors of hypertension such as age, gender, body mass index, physical activity, and pulse rate. Multivariable panel regression analysis employing both fixed effect and random effect models was conducted to determine significant variables influencing blood pressure variability. A Markov Multi Status model was used to calculate the probabilities of transitioning between different blood pressure statuses. The results demonstrate that the machine learning model, employing logistic regression algorithms, is effective in classifying hypertension in Indonesia, evidenced by high Area Under Curve and Complete Accuracy values. This model utilizes easily measurable, non-invasive predictors. Moreover, the linear regression algorithm showed superior performance for continuous data. The study also reveals the probabilities of transitioning from normal to hypertensive states, from pre-hypertension to normal or hypertension, and the likelihood of individuals with hypertension maintaining or changing their status. In conclusion, this detection method is efficient for resource-limited environments and can be integrated into broader public health programs. Socio-demographic and anthropometric factors are effective as estimators in predicting hypertension status.
Read More
D-495
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurul Huriah Astuti; Promotor: Budi Utomo; Kopromotor: Rita Damayanti, Dien Anshari; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Riza Sarasvita, Dwi Hastuti, Fidiansjah, Sri Redatin Retno Pudjiati
Abstrak: Prevalensi penyalahgunaan narkoba pada remaja di Indonesia masih perlu diturunkan. Studi sebelumnya menunjukkan keluarga adalah faktor protektif penyalahgunaan narkoba. Tujuan studi ini adalah menilai peran modal sosial keluarga sebagai faktor protektif penyalahgunaan narkoba. Studi menganalisis data sekunder. Sampel berjumlah 31.439, umur 10 24 tahun dan belum menikah. Modal sosial keluarga dalam studi ini adalah berupa indeks dari 4 dimensi yang berasal dari 14 items. Nilai cumulative explained dari PCA untuk indeks sebesar 61,8%. Temuan studi menunjukkan bahwa modal sosial keluarga berperan sebagai faktor protektif penyalahgunaan narkoba. Namun, ketika dikontrol oleh dua perilaku permisif menunjukkan semakin tua umur remaja, efek protektif modal sosial keluarga semakin kuat dan konsisten. Temuan lain, modal sosial keluarga tidak berpengaruh langsung terhadap penyalahgunaan narkoba setahun pakai, akan tetapi jalurnya melalui dua perilaku pemisif. Beberapa rekomendasi telah diajukan, di antaranya mendorong agar program penurunan/pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja melibatkan berbagai dimensi dalam keluarga dan dilakukan mempertimbangkan strata umur perkembangan remaja. Selain itu, mendorong program bersinergi dengan program pencegahan perilaku berisiko lainnya
The prevalence of illicit drug use among adolescents in Indonesia still needs to be reduced. Previous studies have suggested that family is a protective factor against illicit drug use. This study examined the role of family social capital against illicit drug use. The study analyzed secondary data. A total of 31,439 adolescents aged 10 24 years old and not yet married were involved in the present study. This study created an index of family social capital that was grouped in four dimensions from 14 variables. The cumulative explained of Principle Component Analysis was 61.8%. The findings showed that family social capital plays a protective factor against illicit drug use. However, when controlled by two permissive behaviors, it was shown that the older the adolescents, the stronger and more consistent the effect of family social capital. Other findings, family social capital did not directly affect illicit drug use, but the pathway was through two permissive behaviors. This study encourages illicit drug use prevention programs that involve the dimensions of family social capital and accommodate the development age of adolescents. In addition, the program should synergize with other risk behavior prevention programs
Read More
D-453
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aryo Wibowo Hendra Putro; Promotor: Fatma Lestari; Kopromotor: Robiana Modjo; Penguji: Dadan Erwandi, L. Meily Widjaja, Waluyo, Audist Subekti, Alfajri Ismail; Suparni, Herlina J. EL-Matury
Abstrak:
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan fasilitas penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat yang memiliki potensi bahaya dan berisiko tinggi terjadi kecelakaan. Selama tahun 2017-2018 telah terjadi 120 kecelakaan SPBU di Indonesia. Dua faktor utama yang berkontribusi terhadap kecelakaan, yaitu faktor manusia dan faktor organisasi. Tujuan dari penelitian ini menghasilkan instrumen pengukuran iklim keselamatan dan perilaku keselamatan konsumen SPBU serta model perilaku konsumen dan iklim keselamatan di SPBU yang memiliki nilai kebaruan dan orisinalitas. Tahap pertama dalam penelitian adalah penyusunan parameter ukur perilaku selamat dengan menggunakan referensi studi literatur. Pengukuran perilaku selamat dilakukan dengan mengumpulkan data dari pekerja SPBU di seluruh Indonesia dan masyarakat konsumen SPBU di wilayah Jawa Barat melalui kuesioner daring. Hasil pengumpulan data dianalisis secara kuantitatif menggunakan PLS-SEM. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa variabel iklim keselamatan SPBU yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan dan partisipasi keselamatan pekerja, yaitu komitmen manajemen dan pemberdayaan keselamatan melalui mediasi variabel komunikasi keselamatan, aturan dan prosedur keselamatan, serta pelatihan keselamatan. Pada model perilaku selamat konsumen SPBU, Komunikasi operator, rambu keselamatan, media promosi, dan regulasi pemerintah secara signifikan mempengaruhi perilaku selamat konsumen melalui mediasi variabel norma, sikap, persepsi ancaman, serta persepsi benefit & barrier. Penelitian ini memiliki nilai manfaat yang tinggi karena menghasilkan 27 butir rekomendasi untuk pemerintah, badan usaha niaga migas, dan pengelola SPBU. Selain itu hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada 6 topik penelitian lanjutan.

Fuel Stations are facilities for selling fuel to the public which has a potential hazard and a high risk of accidents. During 2017-2018 there were 120 gas station accidents in Indonesia. Two main factors contribute to accidents, namely human factors and organizational factors. The purpose of this research is to produce an instrument for measuring safety climate and consumer safety behavior at petrol stations as well as a model for consumer behavior and safety climate at gas stations, which are novel and original. The first stage of the research was the preparation of parameters for measuring safe behavior using references to literature studies. Measurement of safe behavior is carried out by collecting data from gas station workers throughout Indonesia and gas station consumers in West Jawa Province through online questionnaires. The results of data collection were analyzed quantitatively using PLS-SEM. The results of the research analysis show that the variables of gas station safety climate that significantly influence safety compliance and participation are namely management commitment and management empowerment, with safety communication, safety rules and procedures, and safety training as mediators. In the gas station consumer safety behavior model, operator communication, safety signs, promotion media, and government regulation significantly influence consumer safety behavior with norms, attitudes, perceived threat, and perceived benefit & barrier as mediators. This research has great value with 27 recommendations for the government, the oil and gas enterprise with downstream permit, and fuel station owners. This study results can also be expanded to more 6 new research topics.
Read More
D-499
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Krianto; Promotor: Soekidjo Notoatmodjo; Ko-Promotor: Sudijanto Kamso; Penguji: SUdarti Kresno, Supratman Sukowati, Puwantyastuti, Dewi Susana, Ekowati Rahadjeng, Soewarta Kosen
D-231
Depok : FKM UI, 2009
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hafizah; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Dian Ayubi, Kusminanti, Yuni
Abstrak: Penelitian ini membahas pengembangan website edukasi untuk meningkatkan kewaspadaan mahasiswa terhadap keselamatan kebakaran di FKM UI dengan 3 tahap utama yakni (1) Identifikasi kebutuhan dan permintaan upaya peningkatan kewaspadaan mahasiswa di FKM UI; (2) Analisis peluang pengembangan website edukasi; (3) Perancangan dan pengembangan prototype website edukasi; (4) Simulasi prototype website untuk melihat respon mahasiswa. Penelitian menggunakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya kebutuhan dan permintaan peningkatan kewaspadaan mahasiswa terkait keselamatan kebakaran di FKM UI, terdapat peluang dan hambatan untuk mengembangkan website edukasi di FKM UI, dan ada respon positif terhadap prototype website edukasi keselamatan kebakaran FKM UI.
Read More
S-7589
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mizna Sabilla; Promotor: Ratu Ayu Dewi Sartika; Kopromotor: Endang Laksminingsih Achadi, Tria Astika Endah Permatasari; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Sri Redatin Retno Pudjiati, Agus Triwinarto, Annisa Nurrachmawati
Abstrak:

Latar belakang: Keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Self-efficacy ayah dan ibu berperan penting dalam praktik menyusui. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model prediksi penghentian ASI eksklusif pada 0-12 postpartum menggunakan Paternal dan Maternal BSE framework.
Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi kualitatif menggunakan FGD terhadap 5 informan ayah secara purposive dengan tujuan menggali infomasi mengenai paternal BSE. Desain studi kuantitatif longitudinal bertujuan mengevaluasi model penelitian. Sebanyak 201 pasangan yang bersalin di rumah sakit ibu dan anak di Kota Tangerang Selatan berhasil diikuti sampai 12 minggu postpartum. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SEM-PLS untuk menguji pengaruh antar variabel dan mendapatkan nilai prediktif model.
Hasil: Instrumen Paternal BSE dan sumber self-efficacy ayah valid dan reliabel. Faktor signifikan yang berpengaruh terhadap penghentian ASI eksklusif meliputi paternal BSE, maternal BSE, pengalaman ayah, pengalaman ibu, persuasi verbal bagi ibu, kondisi fisik emosi ibu, usia ibu, frekuensi ANC, dan tipe keluarga. Secara tidak langsung, ada pengaruh pengalaman ayah terhadap penghentian ASI eksklusif melalui paternal dan maternal BSE.
Simpulan: Model paternal-maternal BSE dapat memprediksi penghentian ASI eksklusif dengan baik.
Saran: Penghentian ASI eksklusif dapat dicegah dengan melibatkan ayah secara aktif melalui edukasi, pendampingan, dan penguatan paternal BSE sejak masa kehamilan.


Background: The rate of exclusive breastfeeding in Indonesia remains low. Both paternal and maternal self-efficacy play a crucial role in supporting breastfeeding practices. This study aims to develop a predictive model for exclusive breastfeeding cessation during the first 0–12 months postpartum using the Paternal and Maternal Breastfeeding Self-Efficacy (BSE) framework.
Methods: This study employed both qualitative and quantitative methods. The qualitative phase involved focus group discussions (FGDs) with five purposively selected fathers to explore aspects of paternal BSE. The quantitative phase used a longitudinal design to evaluate the proposed model. A total of 201 couples who delivered at a maternal and child hospital in South Tangerang City were followed up to 12 weeks postpartum. Quantitative data were collected using questionnaires and analyzed with Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) to examine relationships between variables and assess model predictive.
Results: The Paternal BSE instrument and sources of paternal self-efficacy were found to be valid and reliable. Significant factors influencing exclusive breastfeeding cessation included paternal BSE, maternal BSE, fathers’ experience, mothers’ experience, verbal persuasion for mothers, mothers’ physical and emotional condition, maternal age, antenatal care (ANC) frequency, and family type. Indirectly, there was a relationship between fathers’ experience and exclusive breastfeeding cessation through paternal and maternal BSE.
Conclusion: The paternal-maternal BSE model effectively predicts exclusive breastfeeding cessation.
Recommendation: Exclusive breastfeeding cessation can be prevented by actively involving fathers through education, support, and strengthening paternal BSE starting from pregnancy.

Read More
D-582
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurusysyarifah Aliyyah; Promotor: Haryoto Kusnoputranto; Kopromotor: Bambang Wispriyono, Laila Fitria; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Umar Fahmi Achmadi, Mukono; Syafruddin
Abstrak:

Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang cukup serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal dan penyakit lainnya. Wilayah di DKI Jakarta dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu Kota Jakarta Pusat sebesar 12,16%. Partikulat meter organik dan komponen partikulat meter dapat memicu proinflammatory effects pada paru-paru karena kemampuannya mengakibatkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengaruh pajanan PM2,5 di udara ambien terhadap kejadian hipertensi melalui stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada penduduk dewasa (18-65 tahun) di Kota Jakarta Pusat dengan disain studi hybrid cross sectional ecology. Pengumpulan data secara cluster random sampling dengan analisis data dilakukan melalui pemodelan regresi logistik multilevel dan cox regresi proporsional hazard.
Hasil analisis menunjukkan terdapat asosiasi antara PM2,5 di udara ambien dengan biomarker stress oksidatif (IOR PM2,5: 2,185173-2,185176) dan dengan biomarker sitokin inflamasi (IOR PM2,5: 1,21-1,91). Pemodelan multivariat dengan cox regresi proporsional hazard menunjukkan bahwa variabel umur dan indeks massa tubuh merupakan confounder hubungan antara stress oksidatif dengan hipertensi dan antara sitokin inflamasi dengan hipertensi dengan nilai Rasio Prevalens adjusted (95% CI) masing-masing sebesar 1,19 (0,69-2,03) dan 0,99 (0,58-1,72). Dapat disimpulkan bahwa variabel konsentrasi PM2,5 di udara ambien memiliki peran terhadap terjadinya hipertensi, stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat.


Hypertension is a serious medical condition that can increase the risk of heart, brain, kidney and other diseases. The area in DKI Jakarta with the highest prevalence of hypertension based on doctor diagnosis is Central Jakarta city about 12.16%. Organic particulate matters and particulate matter components can trigger proinflammatory efects in the lung due to their ability to cause oxidative stress. This study aims to develop a model of the Influence of PM2,5 Exposure in Ambient Air on Hypertension Occurrence through Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines among residents in Central Jakarta. The study was conducted among adult residents (age 18-65 years) in Central Jakarta with hybrid cross sectional study design. Data collected using cluster random sampling with data analysis carried out through multilevel logistic regression modeling and cox proportional hazard regression. Results show there is an association between PM2.5 in ambient air with oxidative stress biomarkers (IOR PM2.5: 2.185173-2.185176) and with inflammatory cytokine biomarkers (IOR PM2.5: 1.21-1.91). Multivariate modeling with Cox regression proportional hazard shows that age and body mass index are confounders of the relationship between oxidative stress with hypertension and between inflammatory cytokines with hypertension with an adjusted prevalence ratio (95% CI) value of 1.19 (0.69-2.03) and 0.99 (0.58-1.72). It can conclude that concentration of PM2.5 in ambient air has a role on hypertension, oxidative stress and inflammatory cytokine among residents in Central Jakarta.

Read More
D-519
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Amelia; Promotor: Evi Martha; Kopromotor: Ade Iva Murty; Penguji: Besral, Bagus Takwin, Dien Anshari, Tiara Anindhita, Irmasnyah
Abstrak:
Mahasiswa sebagai pengguna media sosial tertinggi memiliki prevalensi gangguan media sosial cukup tinggi yaitu 50% pada mahasiswa di Turki (2020), 24,9% pada responden di Indonesia (2020), 60% pada mahasiswa di Baghdad (2020). Prevalensi pada mahasiswa baru UI sebesar 24,3% (Angkatan 2021) lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa lama sebesar 17,3% (Angkatan 2018-2020). Mahasiswa angkatan baru lebih rentan terhadap gangguan media sosial. Oleh karenanya diperlukan adanya model intervensi preventif untuk merespons tren meningkatnya prevalensi gangguan media sosial. Tujuan studi ialah merancang dan mengetahui efek model intervensi daring “Sehat Bermedia Sosial” (SBS) terhadap skor gangguan media sosial pengetahuan, sikap, durasi penggunaan media sosial, jumlah akun aktif, need to belong, dan regulasi diri pada mahasiswa Universitas Indonesia. Metodologi: Pelaksanaan semua tahapan pengembangan model dilakukan daring dan meliputi studi pendahuluan (n=201); studi survey (n=339) untuk mendapatkan data skor GMS pada mahasiswa; mendesain, menguji coba dan melaksanakan tahapan model; dan studi quasi experiment (n=74) untuk mengetahui efek model. Hasil: Pemberian intervensi model “SBS” efektif meningkatkan skor pengetahuan CBT (13,7%) dan regulasi diri (14,5%). Kemudian, pemberian intervensi efektif menurunkan skor gangguan media sosial (19%), durasi waktu penggunaan media sosial (10%). Namun, belum efektif menurunkan NTB karena terjadi kenaikan NTB sebesar 4% dan belum efektif meningkatkan sikap penggunaan media sosial dan menurunkan jumlah akun sosial media karena tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan: Model sebagai upaya preventif telah berhasil memberikan efek intervensi utamanya pada penurunan gangguan media sosial. Rekomendasi: Melakukan upaya sosialisasi model “Sehat Bermedia Sosial” agar diadopsi dan diterapkan pada universitas atau institusi Pendidikan setara lainnya dan implementasi model mampu mengatasi kendala terbatasnya ruang, waktu dan kendala geografis selama terdapat jaringan internet.

College student as the highest social media users have a fairly high prevalence of social media disorder (SMD): namely 50% among college students in Turkey (2020), 24.9% among respondents in Indonesia (2020), 60% among college students in Baghdad (2020). The prevalence among new UI students is 24.3% (Class of 2021) higher than that of old students at 17.3% (Class of 2018-2020). New students are more vulnerable to social media interference. Therefore, there is a need for a preventive intervention model to respond to the trend of increasing prevalence of social media disorders. Purpose: The aim of the study is to design and determine the effect of the "Sehat Bermedia Sosial" online intervention model on social media disorder scores, knowledge, attitudes, duration of social media use, number of active accounts, need to belong, and self-regulation among Universitas Indonesia students. Methodology: All stages of model development were carried out online and included a preliminary study (n=201); survey study (n=339) to obtain SMD score data for students; designing, testing, and implementing model stages; and a quasi-experimental study (n=74) to determine the model effect. Results: Providing the "SBS" model intervention was effective in increasing CBT knowledge scores (13.7%) and self-regulation (14.5%). Then, the providing effective interventions reduced the score of social media disruption (19%), the duration of social media use (10%). However, it has not been effective in reducing NTB because there has been an increase in NTB by 4%. And it has not been effective in increasing attitudes in using social media and reducing the number of social media accounts because it is not statistically meaningful. Conclusion: The model as a preventive effort has succeeded in providing its main effect on social media disorders. Recommendation: Make efforts to socialize the "Sehat Bermedia Sosial" model so that it is adopted and applied to universities or other equivalent educational institutions and the implementation of the model can overcome the constraints of limited space, time and geographical constraints as long as internet networks available.
Read More
D-548
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive