Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27993 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Revita Anisa Pertiwi; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Masyitoh, Wachyu Sulistiadi, Atika, Fify Mulyani
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab rendahnya pelaporan insiden keselamatan pasien dan budaya keselamatan pasien di RSUD Mampang Prapatan, Indonesia. Data menunjukkan bahwa tingkat pelaporan insiden di RSUD Mampang Prapatan masih sangat rendah, dengan hanya satu kasus yang dilaporkan pada tahun 2021, lima kasus pada tahun 2022, dan delapan kasus pada semester pertama tahun 2023. Budaya keselamatan pasien, yang diukur melalui 12 elemen, juga belum mencapai nilai optimal. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus, dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Temuan menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan petugas tentang keselamatan pasien, tidak adanya media edukasi, dan sistem pelaporan yang masih berbasis kertas menjadi faktor penyebab utama. Selain itu, ada faktor proses yang mempengaruhi, seperti ketersediaan dokumen pelaporan saat insiden, persepsi tentang pentingnya laporan, dan ketakutan akibat pelaporan. Untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien dan pelaporan insiden, disarankan untuk mengadakan pelatihan, mengembangkan media edukasi, beralih ke sistem pelaporan digital, serta melakukan pemetaan risiko di setiap unit. Penelitian ini memberikan saran konkret bagi RSUD Mampang Prapatan untuk mengembangkan prototipe usulan yang dapat mengoptimalkan budaya keselamatan pasien dan sistem pelaporan insiden.

This research aims to analyze the causes of the low reporting of patient safety incidents and the patient safety culture at Mampang Prapatan General Hospital, Indonesia. Data shows that the incident reporting rate at Mampang Prapatan General Hospital is still very low, with only one case reported in 2021, five cases in 2022, and eight cases in the first half of 2023. The patient safety culture, measured through 12 elements, has also not yet reached optimal value. The research methodology uses a qualitative approach through case studies, with data collection conducted through in-depth interviews, observations, and document reviews. The findings indicate that the lack of knowledge among staff about patient safety, the absence of educational media, and the paper-based reporting system are the main contributing factors. Additionally, there are process factors that influence, such as the availability of reporting documents at the time of the incident, perceptions about the importance of reports, and fear resulting from reporting. To improve the culture of patient safety and incident reporting, it is recommended to conduct training, develop educational media, switch to a digital reporting system, and carry out risk mapping in each unit. This research provides concrete recommendations for Mampang Prapatan General Hospital to develop a proposed prototype that can optimize the patient safety culture and incident reporting system. Keywords: Optimallization, patient safety culture, the patient safety.
Read More
B-2503
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andrew Jeremia; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Masyitoh, Popy Yuniar, Dwi Putri Piandani, Erick Prawira Suhardhi
Abstrak:

Keselamatan pasien merupakan isu global yang mendorong pengembangan sistem pelaporan insiden di fasilitas kesehatan. Siloam Hospitals Kelapa Dua telah mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Mutu (SIMM) berbasis web sejak Maret 2023 untuk mendukung pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi implementasi SIMM dan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaannya.

Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode campuran. Data kuantitatif diperoleh dari 774 laporan insiden yang teregister di SIMM selama Maret 2023–Desember 2024. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 informan dari berbagai profesi.

Hasil menunjukkan bahwa perawat merupakan pelapor terbanyak. Pengetahuan staf tentang pelaporan cukup baik, namun pelatihan formal masih terbatas. Budaya keselamatan tergolong baik, ditandai dengan dukungan manajemen dan komunikasi terbuka, meskipun masih ada persepsi menyalahkan. SIMM dinilai cukup mudah digunakan, namun terdapat kendala teknis dan kompleksitas formulir. Fitur proteksi identitas pelapor sering digunakan secara tidak sengaja.

Rata-rata 35 laporan diterima setiap bulan oleh 17 pelapor aktif. Fitur analisis akar masalah (RCA) digunakan pada 76,0% laporan, namun hanya 60,0% yang diselesaikan tepat waktu. Dashboard SIMM dimanfaatkan untuk analisis tren. Ketepatan waktu pelaporan dalam 1×24 jam tercapai pada 62,8% laporan, dan 73,8% laporan diproses lengkap. Pelaporan berkontribusi pada perbaikan proses dan pembelajaran organisasi, meskipun tingkat pelaporan 22,03 per 1.000 hari pasien—masih di bawah tolok ukur.

SIMM memberikan kontribusi positif terhadap pelaporan insiden, namun optimalisasi sistem, pelatihan, dan budaya pelaporan masih perlu ditingkatkan.


Patient safety is a global concern that has driven the development of incident reporting systems in healthcare facilities. Siloam Hospitals Kelapa Dua implemented a web-based Quality Management Information System (QMIS) in March 2023 to support patient safety incident reporting. This study aims to evaluate the implementation of QMIS and the factors influencing its use.  A case study with a mixed-methods approach was conducted. Quantitative data were obtained from 774 incident reports registered in QMIS between March 2023 and December 2024. Qualitative data were collected through in-depth interviews with 10 informants from various professional backgrounds.  Findings show that nurses were the most frequent reporters. Staff demonstrated adequate knowledge of incident reporting, although formal training was limited. The hospital’s safety culture was generally strong, supported by management commitment and open communication, though some perceptions of blame remained. QMIS was considered user-friendly, despite technical issues and form complexity. The anonymous reporting feature was often used unintentionally, complicating follow-up.  On average, 35 reports were submitted monthly by 17 active users. The root cause analysis (RCA) feature was used in 76.0% of reports, with only 60.0% completed on time. The QMIS dashboard was used for trend analysis. Timely reporting within 24 hours was achieved in 62.8% of cases, and 73.8% of reports were fully processed. Reporting contributed to process improvements and organizational learning, although the reporting rate remained at 22.03 per 1,000 patient days—below the benchmark.  QMIS has positively supported incident reporting, but further improvements are needed in system optimization, training, and fostering a stronger reporting culture.

Read More
B-2551
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sirly Cut Caesarrina; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Ede Surya Darmawan, Dience Meidiana, Aditya Galatama
Abstrak: Laporan insiden keselamatan pasien memiliki peran yang sangat penting dalam penerapan keselamatan pasien di rumah sakit untuk memastikan pengenalan insiden dan tindak lanjut yang cepat supaya tidak terjadi insiden yang lebih berat. Pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Matraman belum menunjukkan budaya pelaporan yang baik. Pada studi pendahuluan peneliti menemukan 19 insiden terjadi dan harus dilaporkan, namun tidak dilakukan pelaporan. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti untuk menganalisis kepatuhan pelaporan insiden keselamatan pasien oleh perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Matraman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti dan hasil analisis kepatuhan pelaporan insiden keselamatan pasien oleh perawat di RSUD Matraman tahun 2020 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan metode crossectional, pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner yang dilengkapi secara daring. Populasi dan sample penelitian adalah seluruh perawat yang bekerja di RSUD Matraman (48 perawat) dimana pada penelitian ini, 2 orang perawat menyatakan tidak bersedia menjadi responden penelitian (N=46). Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat untuk mencari hubungan antar variabel. Dari 46 responden yang setuju untuk mengisi kuesioner, ditemukan bahwa 18 dari 46 responden (39,13%) melaporkan insiden sejumlah yang mereka saksikan, dan sisanya melaporan insiden dengan jumlah yang lebih rendah dari yang disaksikan. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa variabel yang secara signifikan memiliki hubungan dengan kepatuhan pelaporan insiden keselamatan pasien, adalah persepsi pelaporan keselamatan pasien (Sig. 0.002), kepatuhan terhadap regulasi organisasi (Sig. 0.001), dan penerapan reward and punishment (Sig. 0.033). Uji terhadap variabel-variabel lainnya yaitu tingkat pengetahuan (Sig. 0.148), peran manajemen (Sig. 0.245) dan penerapan budaya no blaming (Sig. 0.990) tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kepatuhan pelaporan insiden
Patient safety incident reports have a very important role in the application of patient safety in the hospital to ensure incident recognition and fast follow-up so that more serious incidents do not occur. Reporting patient safety incidents at Matraman Hospital has not shown a good reporting culture. In the preliminary study, researchers found 19 incidents occurred and had to be reported, but not being reported. This is the background for researchers to analyze compliance with patient safety incident reporting by nurses at the Matraman Regional General Hospital. The purpose of this study was to obtain evidence and results of compliance analysis of patient safety incident reporting by nurses at Matraman Hospital in 2020 and the factors that influence it. The research was conducted through a cross-sectional approach with a crosssectional method, data collection using a questionnaire instrument that is completed online. The population and research sample were all nurses who worked at the Matraman Hospital (48 nurses) where in this study, 2 nurses stated that they were not willing to be research respondents (N = 46). The data were then analyzed using univariate and bivariate methods to look for relationships between variables. Of the 46 respondents who agreed to fill out the questionnaire, it was found that 18 out of 46 respondents (39.13%) reported the number of incidents they witnessed, and the rest reported lower number of incidents than what they actually witnessed. The Anova test results show that the variables that have a significant relationship with patient safety incident reporting are the perception of patient safety reporting (Sig. 0.002), compliance with organizational regulations (Sig. 0.001), and the application of reward and punishment (Sig. 0.033). Tests on other variables, namely the level of knowledge (Sig. 0.148), the role of management (Sig. 0.245) and the application of no blaming culture (Sig. 0.990) did not show a relationship with compliance with incident reporting
Read More
B-2184
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Daniel Parnasipan Pakpahan; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Sandi Iljanto, Amal Chalik Sjaaf, Tatiek Wahjuningtyas, Beata Rivani
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan kesadaran pencatatan dan pelaporan insiden keselamatanpasien oleh tenaga kesehatan di RS Omni Alam Sutera tahun 2015. Penelitian inimenggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yangdilakukan untuk menganalisis kesadaran pencatatan dan pelaporan insidenkeselamatan pasien oleh tenaga kesehatan di RS Omni Alam Sutera.Dari hasil penelitian ini berdasarkan analisis multivariat, variabel-variabelyang berhubungan dengan kesadaran pencatatan dan pelaporan insiden keselamatanpasien yaitu kerjasama tim, pelaksana, organisasi, komunikasi, pemimpin danlingkungan kerja.. Rekomendasi peneliti kepada pihak manajemen adalah perlumeningkat budaya keselamatan pasien untuk meningkatkan kesadaran pencatatandan pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit.Kata kunci :Analisa faktor-faktor, kesadaran pencatatan dan pelaporan insiden keselamatanpasien.
Read More
B-1806
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Safiera Amelia; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Puput Oktamianti, Wachyu Sulistiadi, Tini Suminarti, Sumijatun
Abstrak:

Latar belakang: Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) penting untuk memahami penyebab insiden dan meningkatkan keselamatan pasien. Tingkat pelaporan IKP oleh perawat di RSJPDHK tahun 2023 hanya 15,9%, menunjukkan masih banyak insiden yang tidak dilaporkan dan akan melemahkan kapasitas sistem pelaporan untuk mendorong pembelajaran. Penelitian terdahulu (2014-2023) mengidentifikasi bahwa faktor individu, psikologis, dan organisasi sebagai determinan penerapan pelaporan IKP.
Tujuan: Mengetahui determinan individu, psikologis, dan organisasi yang berkaitan dengan penerapan pelaporan IKP oleh perawat di RSJPDHK tahun 2024.
Metode: Penelitian kualitatif dengan desain studi kasus dilakukan pada bulan Juli – Oktober 2024. Penelitian ini melibatkan lima orang kepala unit kerja dan dua orang dari Komite Mutu melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil: Penerapan pelaporan IKP meningkat pada tahun 2022-2024, namun belum merata di seluruh unit kerja. Perawat yang rutin melaporkan IKP menunjukkan pengetahuan yang lebih baik dan motivasi yang lebih tinggi. Hambatan psikologis lebih sedikit dirasakan pada perawat yang aktif melapor. Determinan organisasi yang paling banyak mendapat respon negatif meliputi supervisi kepala unit, pelatihan, dan dukungan manajemen berupa champion keselamatan pasien.
Kesimpulan: Akar permasalahan belum meratanya penerapan pelaporan IKP di RSJPDHK yaitu pelatihan yang belum efektif dan ketiadaan instrumen yang merinci pelaksanaan supervisi kepala unit dan uraian aktivitas champion keselamatan pasien.


Background: Patient Safety Incident (PSI) reporting is crucial for understanding the causes of incidents, which serve as a basis for improving patient safety. The PSI reporting rate by nurses at National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK) in 2023 was 15,9%, indicating that many incidents remain unreported, which weakens the reporting system’s capacity to drive learning. Previous research (2014-2023) identified individual, psychological, and organizational factors as determinants of PSI reporting implementation. Objective: To identify individual, psychological, and organizational determinants related to the implementation of PSI reporting by nurses at NCCHK in 2024.  Method: A qualitative study with a case study design was conducted from July-October 2024. The study involved five units head and two members from the Quality Committee through in-depth interviews and document reviews. Results: The implementation of PSI reporting increased from 2022-2024 but remains inconsistent across all units. Nurses who regularly report PSI demonstrated better knowledge and higher motivation. Psychological barriers were less prominent among nurses who actively reported incidents. Organizational determinants receiving the most negative responses included unit head supervision, training, and patient safety champions. Conclusion: The root causes are ineffective training, the absence of detailed instruments outlining unit head supervision and specific activities for patient safety champions.

Read More
B-2494
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sidarta Sagita; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Puput Oktamianti, Kurnia Sari, Amila Megraini
B-1932
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Sri Rachmawati; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Adang Bachtiar, Sandi Ilyanto, Rachmat Sentika, Marian Margaretha
B-1927
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kurniadji; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Ede Surya Darmawan, Puput Oktamianti, Tb. Rachmat Sentika; Jhon Marbun
B-1972
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maharani Sylvia Rindawati; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Pujiyanto, Atika, Siti Ainun Dwiyanti
Abstrak:
Pemerintah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Rumah sakit bekerjasama dengan BPJS dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui pengajuan klaim, pembayaran atas pelayanan, dan feedback verifikasi dokumen. Berkas klaim yang tidak lengkap dianggap belum layak disebut dengan klaim pending. Klaim pending dapat mengganggu pendapatan dan proses keuangan. Mayoritas pasien yang berobat di RSUD Mampang Prapatan sebanyak 90% merupakan peserta BPJS Kesehatan. Klaim pending di RSUD Mampang Prapatan pada Tahun 2022 mencapai 13.5% rawat inap dan 3.5% rawat jalan dengan tarif pending sebesar Rp1.190.594.300 rawat inap dan Rp331.363.900 rawat jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebab klaim pending dan memberikan solusi berupa inovasi dalam mencegah atau mengurangi klaim pending. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan, jumlah klaim pending bulan Januari - Juli 2023 ditemukan pada unit rawat inap sebanyak 13.3% dan unit rawat jalan sebanyak 2.3%. Total tarif pending sebanyak Rp780.096.800 pada rawat inap dan Rp145.317.100 pada rawat jalan. Klaim pending disebabkan oleh faktor input dan proses. Faktor input penyebab klaim pending disebabkan antara lain faktor man, yaitu belum adanya verifikator internal, pelatihan koding internal, dan belum ada kebijakan serta evaluasi terkait klaim pending. Dari faktor money, rumah sakit belum menerapkan remunerasi dan belum ada reward dan punishment terkait pengisian resume medis yang tepat dan sesuai untuk menjadi dasar penilaian. Dari faktor material, belum ada kebijakan terkait pengisian resume medis elektronik, beberapa staf rumah sakit belum mengetahui syarat berkas pengajuan klaim, dan tanda tangan pengisian resume medis belum digital. Dari faktor metode, PPK dan ICP hanya tersedia beberapa, sosialisasi syarat pengajuan klaim serta review berkala kasus klaim pending belum dilakukan. Sedangkan, dari faktor machine ditemukan terdapat beberapa komputer yang masih lambat saat menggunakan beberapa aplikasi. Penyebab klaim pending dari faktor proses didominasi oleh ketidaklengkapan berkas pendukung dan masalah dalam koding. Pengembangan prototipe melalui metode design thinking dalam SIMRS telah dilakukan terkait proses pengajuan klaim yang terdiri dari pengumpulan berkas, pengisian resume medis, dan koding dengan menambahkan menu berkas digital, koding yang terintegrasi, serta menu attachment prosedur / tindakan serta diagnosis yang terintegrasi antara perawatan pasien dengan resume medis. Saran bagi rumah sakit untuk menggunakan dan mengembangkan usulan prototipe, upaya perbaikan bagi unit casemix, melakukan sosialisasi mengenai syarat berkas klaim kepada unit terkait, sosialisasi syarat pengajuan klaim BPJS Kesehatan sesuai peraturan kementerian kesehatan dan panduan klinis kepada dokter, dan review berkala secara internal kepada dokter mengenai klaim pending.

The government collaborates with Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) through the National Health Insurance Program. Hospitals collaborate with BPJS in providing health services through submitting claims, payment for services, and document verification. Incomplete claim documents are considered as pending claims. Pending claims can disrupt revenue and financial processes. The majority of patients treated at Mampang Prapatan General Hospital, 90%, are BPJS participants. Pending claims in Mampang Prapatan General Hospital in 2022 reach 13.5% for inpatient care and 3.5% for outpatient care with pending of Rp1.190.594.300 for inpatient and Rp331.363.900 for outpatient. The aim of this research is to analyze the causes of pending claims and provide solutions in the form of innovations in preventing or reducing pending claims. This research is qualitative research with a case study approach. Data collection was carried out through in-depth interviews, observation and document review. The research results show that the number of pending claims in January - July 2023 was found in inpatient units at 13.3% and outpatient units at 2.3%. The total pending rate is IDR 780,096,800 for inpatient care and IDR 145,317,100 for outpatient care. Pending claims are caused by input and process factors. The input factors that cause pending claims include human factors, namely the absence of an internal verifier, internal coding which is not given to staff, and there are no policies and evaluations regarding pending claims. From the money factor, the hospital has not implemented remuneration and there are no rewards and punishments regarding filling out a medical resume correctly and appropriately as a basis for assessment. In terms of material factors, there is no policy regarding filling out electronic medical resumes, some hospital staff do not know the file requirements for submitting claims, and signatures for filling out medical resumes are not yet digital. In terms of method factors, only a few PPK and ICP are available, socialization of claim submission requirements and regular reviews of pending claim cases have not been carried out. Meanwhile, from the machine factor, it was found that several computers were still slow when using several applications. The causes of pending claims from process factors are dominated by incomplete supporting files and problems in coding. Prototype development using the design thinking approach in SIMRS has been done regarding to the claim submission process which consists of collecting files, filling in medical resumes, and coding by adding a digital file menu, integrated coding, and attachment menus in providing procedure and diagnosis integrated with medical resumes. Suggestions for hospital to use and develop the prototype, improve casemix unit, socialize recarding to the requirements in filling claim documents, and periodically held an internal review to doctors regarding to the pending claims
Read More
B-2416
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Wahyu Kusumawati; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Puput Oktamianti, Dahsriati, Fauzi Masjhur
Abstrak: Tesis ini membahas analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaporaninsiden keselamatan pasien pada petugas sharp end di instalasi MPE/Rehabilitasi,instalasi Farmasi dan instalasi Laboratorium RS X. Penelitian ini adalah penelitiankuantitatif dengan desain potong lintang dan penelitian kualitatif. Hasil penelitiandidapatkan faktor yang berhubungan dengan pelaporan inisiden keselamatanpasien adalah profesi perawat, umur dan instalasi dengan profesi perawat adalahfaktor yang paling berhubungan. Pada penelitian kualitatif didapatkan hasil bahwaperan pimpinan dan manajemen (blunt end) memiliki peran yang cukup besarsebagai pendorong dalam upaya keselamatan pasien yang dilakukan oleh petugasdi bagian depan (sharp end).
Read More
B-1634
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive