Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31460 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Tyas Permatasari R.P; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, A. Muchtar Nasir
Abstrak:
Sejak kemunculannya di Indonesia pada tahun 2022, mpox menjadi perhatian kesehatan masyarakat. Hingga saat ini penelitian yang mengeksplorasi faktor risiko kejadian mpox di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian mpox di Indonesia pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan memakai data sekunder yang bersumber dari formulir penyelidikan epidemiologi dan klinis kasus mpox yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sampel penelitian terdiri atas 73 kasus konfirmasi dan 139 kasus discarded. Analisis multivariat mengidentifikasi dua faktor yang mempengaruhi kejadian mpox di Indonesia pada tahun 2023, yaitu jenis kelamin dan status HIV. Strategi penanggulangan mpox perlu menekankan pada edukasi yang efektif, peningkatan deteksi dini pada kelompok berisiko, dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui metode pengumpulan data yang lebih sensitif dan akurat.

Since its emergence in Indonesia in 2022, mpox has raised public health concerns. Up to this point, research examining the risk factors for mpox in Indonesia remains quite limited. This research objective is to identify the risk factors for mpox in Indonesia in 2023. This research is a cross-sectional study that utilizes secondary data obtained from the epidemiological and clinical investigation form for mpox cases provided by the Indonesian Ministry of Health. The sample for the study included 73 confirmed cases and 139 discarded cases. Multivariate analysis revealed two factors that influenced the incidence of mpox in Indonesia in 2023, specifically gender and HIV status. Mpox control strategies need to emphasize effective education, increasing early detection in at-risk groups, and improving the quality of health services through more delicate and accurate data collection methods.
Read More
S-11870
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Karina Kinstania Yumna Artanti; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Trisari Anggondowati, Inggariwati
Abstrak:
Mpox (Monkeypox) merupakan infeksi emerging zoonosis yang mulai meluas di Indonesia pada tahun 2023. Kasus terbanyak berada di Provinsi DKI Jakarta. Hingga saat ini penelitian yang secara spesifik meneliti faktor risiko infeksi Mpox di Provinsi DKI Jakarta masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko Mpox di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol yang memanfaatkan data Penyelidikan Epidemiologi Mpox Provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta. Sampel terdiri atas 49 kasus dan 109 kontrol. Analisis bivariat menunjukkan bahwa infeksi Mpox ditemukan berasosiasi dengan usia 25-39 tahun, orientasi homoseksual/biseksual, riwayat aktivitas seksual, status HIV, dan status bersamaan dengan IMS lain. Kolaborasi dengan organisasi dan tokoh yang dekat populasi kunci dalam edukasi dan pelacakan kontak erat mungkin bermanfaat dalam mencegah penularan Mpox. Edukasi tentang gejala dan faktor risiko Mpox, penyelidikan epidemiologi, dan pelacakan kontak yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan organisasi dan tokoh di populasi kunci mungkin bermanfaat dalam mencegah penularan Mpox.

Mpox (Monkeypox) is an emerging zoonotic infection that begins to spread in Indonesia in 2023. Indonesia’s confirmed cases are mainly from DKI Jakarta. Until now, research examining Mpox risk factors infection DKI Jakarta is still limited. This study aims to determine the risk factors for Mpox in DKI Jakarta Province in 2023. This is a case control study that utilizes Mpox Epidemiology Investigation data for DKI Jakarta Province obtained from the DKI Jakarta Provincial Health Office. The sample consisted of 49 cases and 109 controls. Bivariate analysis showed that Mpox infection is associated with age 25-39 years, homosexual/bisexual orientation, history of sexual activity, HIV status, and concurrent status with other STIs. Education on the sign and risk factor of Mpox, epidemiological investigation, and contact tracing collaboration with organizations and popular opinion leaders of the key populations may be beneficial in preventing Mpox transmission.
Read More
S-11597
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khairunnisa Cahya Pertiwi; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Trisari Anggondowati, Sandeep Nanwani
Abstrak:
Komplikasi persalinan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Usia ibu diketahui sebagai faktor risiko, namun faktor-faktor risiko spesifik pada tiap kelompok usia memerlukan analisis tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor risiko kejadian komplikasi persalinan berdasarkan kelompok usia ibu di Indonesia. Data berasal dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 dengan menggunakan desain studi potong lintang. Sampel terdiri dari 70.681 ibu yang pernah bersalin pada periode 1 Januari 2018 hingga pengumpulan data SKI. Analisis menggunakan statistik deskriptif dan uji asosiasi Chi-Square. Hasil penelitian ini menemukan perbedaan proporsi komplikasi persalinan di Indonesia pada usia muda (15,1%), ideal (16,9%), dan tua (19,2%), dan perbedaan faktor yang berasosasi dengan kejadian komplikasi persalinan pada setiap kelompok usia. Jenis komplikasi persalinan paling dominan pada usia muda dan ideal adalah partus lama dan ketuban pecah dini, sedangkan sungsang pada usia tua. Faktor-faktor yang secara konsisten berasosiasi dengan kejadian komplikasi persalinan di ketiga kelompok usia ibu adalah tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, paritas, perencanaan kehamilan, riwayat komplikasi kehamilan, penolong persalinan, tempat persalinan, dan sumber pembiayaan persalinan. Faktor yang spesifik pada kelompok usia ideal dan tua, yaitu tingkat pendidikan pasangan, jarak kelahiran, dan riwayat kunjungan ANC. Faktor yang hanya berasosiasi signifikan pada kelompok usia tertentu. Faktor dukungan suami atau keluarga hanya berpengaruh pada kelompok usia ideal, sementara status pekerjaan ibu hanya berpengaruh pada kelompok usia tua. Diperlukan tindakan deteksi dini dan manajemen risiko yang terdiferensiasi sesuai kelompok usia. Peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu perlu diiringi dengan intervensi yang menyasar faktor risiko spesifik, baik klinis (partus lama pada usia muda, hipertensi pada usia tua) maupun sosiodemografi.


Labor complications are a primary cause of maternal mortality in Indonesia and are influenced by various factors. Maternal age is a known risk factor, yet the specific factors for each age group require distinct analysis to inform targeted interventions. This study aims to determine the overview and risk factors for labor complications based on maternal age groups in Indonesia. This study utilized a cross-sectional design, analyzing secondary data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). The sample consisted of 70,681 mothers who met the inclusion criteria. Data were analyzed using descriptive statistics and the Chi-Square test. The study found differences in the proportion of childbirth complications in Indonesia across young (15.1%), ideal (16.9%), and older (19.2%) age groups, as well as differences in factors associated with complications in each age group. The most dominant types of childbirth complications in young and ideal age groups were prolonged labor and premature rupture of membranes, while breech presentation was more common in older age groups. Factors consistently associated with childbirth complications across all three maternal age groups were education level, area of residence, parity, pregnancy planning, history of pregnancy complications, birth attendant, place of delivery, and source of delivery financing. Factors specific to the ideal and older age groups were partner's education level, birth spacing, and history of Antenatal Care (ANC) visits. Factors that were only significantly associated with specific age groups included husband or family support, which only affected the ideal age group, and maternal employment status, which only affected the older age group. Early detection and differentiated risk management tailored to each age group are necessary. targeting specific risk factors, both clinical (e.g., prolonged labor in young age, hypertension in older age) and sociodemographic.
Read More
S-12143
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maritza Ramadhani Wicaksana; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Romadona Triada
Abstrak:
Latar Belakang: Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit yang menginfeksi susunan saraf pusat dengan CFR hampir 100%. Hingga saat ini 26 provinsi di Indonesia telah tertular rabies. Penyebaran rabies di wilayah tertentu dan kemampuannya untuk menular ke daerah lain menunjukkan bahwa rabies memiliki hubungan erat dengan konsep spasial. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan analisis spasial pada kejadian rabies di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan studi ekologi menggunakan data agregat dari Kementerian Kesehatan RI dan BPS yang dianalisis dengan metode spasial. Unit analisis pada penelitian ini adalah provinsi di Indonesia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis autokorelasi spasial global univariat dan bivariat menggunakan Moran’s Index, dan autokorelasi spasial lokal univariat dan bivariat menggunakan LISA. Hasil: Hasil analisis autokorelasi spasial global univariat menunjukkan bahwa variabel rasio jenis kelamin, tingkat pendidikan, angkatan kerja, kepadatan penduduk, dan persentase kelengkapan VAR memiliki pola spasial mengelompok signifikan (p<0,05). Hasil analisis bivariat menggunakan LISA menunjukkan bahwa terdapat provinsi dengan status high-high signifikan seperti Kalimantan Barat. Kesimpulan: Tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja, persentase kelengkapan VAR, dan spesimen HPR positif menunjukkan signifikansi terhadap kejadian rabies. Diperlukan analisis spasial lebih lanjut untuk menyempurnakan temuan.

Background: Rabies (mad dog disease) is a disease that infects the central nervous system with CFR of almost 100%. The spread of rabies in certain areas and its ability to spread to other areas shows that rabies has a close relationship with the spatial concept. Therefore, researcher is interested in conducting spatial analysis of rabies incidents in Indonesia. Methods: This study is an ecological study using aggregate data from the Indonesian Ministry of Health and BPS analyzed using spatial methods. The unit of analysis in this study is the provinces in Indonesia. The analysis conducted includes univariate and bivariate global spatial autocorrelation analysis using Moran's Index, and local spatial autocorrelation using LISA. Results: The results of the univariate global spatial autocorrelation analysis showed that the variables of sex ratio, education level, workforce, population density, and percentage of completeness of PEP had a significant clustered spatial pattern (p<0.05). The results of the bivariate analysis using LISA showed that there were provinces with high-high significant status such as West Kalimantan. Conclusion: Education level, population density, workforce, percentage of completeness of PEP, and positive rabies-transmitting animal specimens showed significance to the incidence of rabies. Further spatial analysis is needed to refine the findings.
Read More
S-12022
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amelia Marisa; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Putri Bungsu, Soewarta Kosen, Rahmad Isa
Abstrak:

Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di wilayah timur Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Tanah Papua berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional analitik dengan pendekatan kasus dan non-kasus. Data berasal dari SKI 2023 yang mencakup 37.036 responden dari wilayah Papua. Kasus didefinisikan sebagai individu yang mengalami malaria dalam


Malaria remains a public health issue in eastern Indonesia. This study aimed to analyze factors associated with malaria incidence in Tanah Papua based on data from the 2023 Indonesia Health Survey (SKI 2023). The study employed an analytical cross-sectional design with a case and non-case approach. The data were drawn from SKI 2023 and included 37,036 respondents from the Papua region. A malaria case was defined as an individual who had experienced malaria within the past month. Analyses were conducted using univariate, bivariate, and multivariate methods with logistic regression to calculate the Prevalence Odds Ratio (POR). The malaria prevalence was recorded at 4.80%. Factors significantly associated with malaria incidence included education level, type of occupation, household size, and interactions between age and sex, ventilation and bed net use, as well as age and mosquito repellent use. The strongest association was observed in the interaction between age and sex, in which males aged over 46 years had 2.85 times higher odds of having malaria compared to female children under five years. Malaria incidence in Tanah Papua remains high and is influenced by a complex interplay of individual characteristics and environmental factors, including preventive behaviors.

Read More
T-7324
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maryam Casimira Kinanti; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Putri Bungsu, Soewarta Kosen
Abstrak:

Depresi menjadi salah satu masalah gangguan mental yang paling umum terjadi dan merupakan penyebab utama disabilitas di dunia terutama pada kelompok anak muda. Di Indonesia, prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dan 61% diantaranya pernah berpikiran untuk mengakhiri hidup. Gaya hidup, termasuk pola makan, juga berperan dalam kejadian depresi. Saat ini, tren pola konsumsi makanan di Indonesia cenderung tidak sehat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian depresi pada anak muda usia 15-24 tahun di Indonesia berdasarkan data SKI 2023. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan analisis univariat, bivariat dan stratifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status ekonomi, wilayah tempat tinggal, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Hasil penelitian ini menunjukkan. Pola makan tidak sehat berhubungan signifikan dengan peningkatan risiko depresi pada anak muda usia 15–24 tahun di Indonesia (OR=1,40; 95% CI: 1,21–1,61). Hubungan pola makan dan kejadian depresi ini dipengaruhi oleh kelompok usia dan wilayah tempat dengan hubungan yang kuat pada kelompok remaja usia 15-19 tahun dan tinggal di wilayah perkotaan. Pencegahan depresi pada anak muda perlu didukung dengan edukasi pola makan sehat dan peningkatan akses terhadap makanan sehat.


Depression is one of the most common mental health problems and a leading cause of disability worldwide, especially among young people. In Indonesia, the highest prevalence of depression occurs in the 15–24 age group, with 61% of them having experienced suicidal thoughts. Lifestyle factors, including dietary patterns, also play a role in the occurrence of depression. Currently, dietary consumption trends in Indonesia tend to be unhealthy. Therefore, this study aims to examine the relationship between dietary patterns and the incidence of depression among young people aged 15–24 in Indonesia based on the 2023 SKI data. This cross-sectional study employs univariate, bivariate, and stratified analyses based on age, sex, socioeconomic status, residential area,  physical activity, smoking habits, and alcohol consumption. The results show that unhealthy dietary patterns are significantly associated with an increased risk of depression in Indonesian youth aged 15–24 (OR=1.40; 95% CI: 1.21–1.61). The association was influenced by age group and region of residence with a strong association in youth aged 15-19 years and living in urban areas.. Although a higher risk of depression was also seen among alcohol consumers, this was not statistically significant. Prevention of depression in young people should be supported by education on healthy eating and improved access to healthy foods.

Read More
S-12038
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ronauli Margaretha Silalahi; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Trisari Anggondowati, Asep Adam Mutaqin
Abstrak:

Di Indonesia, prevalensi KEK pada ibu hamil meningkat dari 16,9% pada tahun 2018 menjadi 17% pada tahun 2023. Padahal, dalam rangka menekan angka KEK pada ibu hamil, pemerintah Indonesia sejak tahun 2014 menerapkan program intervensi gizi bagi ibu hamil diantaranya mengimplementasikan pemberian makanan tambahan sesuai bahan pangan lokal, pemberian tablet TTD, dan kelas ibu hamil. Meskipun program gizi dan kesehatan ibu telah lama diimplementasikan di Indonesia, masalah KEK pada ibu hamil masih menjadi salah satu bentuk malnutrisi yang belum tertangani secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiiko KEK pada ibu hamil berdasarkan data SKI 2023. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel ibu hamil yang berada pada kehamilan trimester 3 dan menggunakan uji regresi logsitik sederhana untuk analisis bivariat. Dari 5.055 ibu hamil yang berhasil disurvey, terdapat 1.383 data yang eligible untuk digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini terdapat 153 (11,1%) ibu hamil dengan risiko KEK. Provinsi dengan kasus ibu hamil risiko KEK terbanyak di Indonesia adalah Jawa Tengah sebanyak 103 kasus (7,2%) sedangkan provinsi dengan kasus terendah adaalah Papua Pegunungan sebanyak 3 kasus (0,2%). Status sosial ekonomi keluarga terendah (OR 2,13; 95% CI 1,28 – 3,54), konsumsi buah ≤ 3 kali per bulan (OR 0,26; 95% CI 1,15 – 5,94), dan mengalami stres (OR 3,17; 95% CI 1,03 – 9,75) adalah faktor risiko yang berasosiasi dengan risiko KEK pada ibu hamil. Selain itu, faktor yang menunjukkan protektif terhadap risiko KEK pada ibu hamil adalah berumur > 35 tahun (OR 0,37; 95% CI 0,18 – 0,76). Oleh karena itu, program bantuan bagi keluarga ibu hamil miskin mampu mendukung pencegahan risiko KEK pada ibu hamil.


In Indonesia, the prevalence of CED among pregnant women increased from 16.9% in 2018 to 17% in 2023. In fact, in order to reduce the rate of CED in pregnant women, the Indonesian government since 2014 has implemented nutrition intervention programmes for pregnant women including implementing supplementary feeding according to local food ingredients, providing TTD tablets, and pregnant women's classes. Although nutrition and maternal health programmes have long been implemented in Indonesia, the problem of CED in pregnant women is still one of the forms of malnutrition that has not been effectively addressed. This study aims to determine the factors associated with the risk of CED in pregnant women based on SKI 2023 data. The design of this study was cross sectional with a sample of pregnant women who were in the 3rd trimester of pregnancy and used simple logistic regression test for bivariate analysis. Of the 5,055 pregnant women surveyed, 1,393 were eligible to be used in this study. The results of this study showed that there were 153 (11.1%) pregnant women at risk of CED. The province with the most cases of pregnant women at risk of CED in Indonesia was Central Java with 103 cases (7.2%) while the province with the lowest cases was Papua Mountains with 3 cases (0.2%). Lowest family socioeconomic status (OR 2.13; 95% CI 1.28 - 3.54), fruit consumption ≤ 3 times per month (OR 0.26; 95% CI 1.15 - 5.94), and experiencing stress (OR 3.17; 95% CI 1.03 - 9.75) were risk factors associated with the risk of CED in pregnant women. In addition, the factor that showed protective against the risk of CED in pregnant women was being > 35 years old (OR 0.37; 95% CI 0.18 - 0.76). Therefore, the assistance programme for families of poor pregnant women can support the prevention of the risk of CED in pregnant women.

Read More
S-11867
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Pratama; Pembimbing: Kirisnawati Bantas; Penguji: Putri Bungsu, Edy Harianto
Abstrak: Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama balita, penyebab kematian keduatertinggi di Indonesia diantara balita setelah diare. Tingkat kematian balita akibatpneumonia lebih tinggi di perdesaan dibanding perkotaan. Prevalensi pneumoniadan persentase period prevalence pneumonia di daerah perdesaan lebih tinggidibandingkan dengan daerah perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorrisiko terjadinya kejadian pneumonia pada balita di wilayah perdesaan IndonesiaTahun 2012. Desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2012.Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik anak yang meliputiusia, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian ASI ekslusif, pemberian vitaminA, status imunisasi campak, status imunisasi DPT; karakterisk sosial dan ekonomiyang meliputi pendidikan ibu, status ekonomi; dan karakteristik lingkungan yangmeliputi keberadaan perokok dalam rumah dan bahan bakar memasak. Sedangkanvariabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia balita. Hasil penelitianini didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara usia (PR=1,42-1,80), jeniskelamin (PR=1,2), berat badan lahir (PR=1,3), pemberian ASI ekslusif (PR=1,85),status ekonomi (PR=1,59-1,60) dan bahan bakar memasak (PR=1,43).Kata Kunci :Balita, pneumonia, perdesaan.
Read More
S-9530
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitrianur Laili; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Ratna Djuwita, Soewarta Kosen
Abstrak:
Sindrom metabolik telah menjadi masalah global di berbagai negara. Prevalensi sindrom metabolik di Indonesia tahun 2019 sebesar 21,66%. Disisi lain, proporsi individu yang mengalami sindrom metabolik dan mengonsumsi makanan berisiko sebanyak 46,7%. Sedangkan proporsi individu yang mengalami sindrom metabolik, tetapi tidak mengonsumsi makanan berisiko sebanyak 38,1%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan konsumsi makanan berisiko dengan kejadian sindrom metabolik di Indonesia berdasarkan data SKI 2023 dengan mengambil seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel penelitian. Analisis pengontrolan variabel dilakukan dengan uji cox regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi penduduk Indonesia yang sering mengonsumsi makanan berisiko sebanyak 53,2% dan prevalensi sindrom metabolik sebanyak 39,3%. Namun, pada penelitian ini konsumsi makanan berisiko terbukti tidak ada hubungan dengan kejadian sindrom metabolik (aPR: 0,96; 95% CI: 0,91 – 1,00) setelah dikontrol variabel usia. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya bias penelitian, kualitas, dan kuantitas data penelitian yang tidak dapat dikontrol. Perlu adanya perbaikan kualitas data SKI, terutama perubahan metode pengukuran konsumsi makanan berisiko menggunakan FFQ semi-kuantitatif dengan jenis makanan yang spesifik. Upaya skrining, edukasi, dan pengawasan kebijakan konsumsi gula, garam, lemak, terutama pada masyarakat usia ≥40 tahun sebagai bentuk upaya pencegahan dan pengendalian sindrom metabolik beserta dampak lebih besar yang ditimbulkan.

Metabolic syndrome has become a global problem in many countries. The prevalence of metabolic syndrome in Indonesia in 2019 was 21.66%. On the other hand, the proportion of individuals who experience metabolic syndrome and consume unhealthy foods was 46.7%. While the proportion of individuals who experience metabolic syndrome but do not consume unhealthy foods was 38.1%. The purpose of this study was to analyze the relationship between unhealthy food consumption and the occurrence of metabolic syndrome in Indonesia based on SKI 2023 data by taking the entire population who met the inclusion criteria as the study sample. An analysis of controlling variables was carried out by a cox regression test. The results showed that the proportion of the Indonesian population who frequently consumed unhealthy foods was 53.2% and the prevalence of metabolic syndrome was 39.3%. However, in this study, consumption of unhealthy foods was shown to have no association with the occurrence of metabolic syndrome (aPR: 0.96; 95% CI: 0.91–1.00) after being controlled by age variables. This may be influenced by research bias, quality, and quantity of research data that cannot be controlled. There was a need to improve the quality of SKI data, especially changes in the method of measuring unhealthy food consumption using semi-quantitative FFQ with specific food types. Efforts to screen, educate, and monitor sugar, salt, and fat consumption policies, especially in people aged ≥40 years, as a form of prevention and control of metabolic syndrome and its greater impact.
Read More
T-7277
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Chaliq Setiawan; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Trisari Anggondowati, Layla Mahmudah dan Mularsih Restianingrum
Abstrak:
Kematian neonatal merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat dari suatu wilayah. Peningkatan kasus kematian neonatal yang terjadi secara signifikan di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala merupakan hal yang perlu ditelaah lebih dalam mengingat adanya kesamaan karakteristik ketiga wilayah tersebut yang masuk ke dalam satu rumpun wilayah. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kematian neonatal di ketiga wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional yaitu desain kasus kontrol dengan perbandingan 1:1.5 pada masing-masing kelompok kasus dan kontrol. Sampel penelitian ini berjumlah 154 sampel dengan penggunaan teknik sampling total sampling. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer yang bersumber dari data otopsi verbal perinatal (OVP) dan rekam medik perinatal (RMP) yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ataupun puskemas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas kematian neonatal terjadi pada masa neonatal dini, adapun faktor risiko kematian neonatal di Wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala adalah faktor riwayat komplikasi persalinan terakhir (aOR=4.082; 95%CI=1.873-8.893), faktor pendidikan bapak (aOR=3.067; 95%CI=1.432-6.569), dan faktor berat badan lahir neonatus (aOR=3.041; 95%CI=1.427-6.481). Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pentingnya meningkatkan upaya perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi kepada ibu beserta keluarga untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kematian neonatal.

Neonatal death is an important indicator in assessing an area's public health degree. The significant increase in cases of neonatal deaths that occurred in the areas of Palu City, Sigi Regency, and Donggala Regency is something that needs to be studied more deeply considering the similarities in the characteristics of these three areas which fall into one regional group. This study aimed to obtain risk factors associated with neonatal death in these three regions. This research uses an observational study design, namely a case-control study with a ratio of 1:1.5 in each case and control group. The sample for this research consisted of 154 samples using sampling techniques total sampling. The data used in this research is primary data sourced from perinatal verbal autopsy data (OVP) and perinatal medical records (RMP) originating from the District/City Health Office or primary health centers. The results of this study show that the majority of neonatal deaths occur in the early neonatal period, while the risk factors for neonatal deaths in the Palu City, Sigi Regency, and Donggala Regency areas are a history of recent birth complications (aOR=4.082; 95%CI=1.873-8.893), father's education factor (aOR=3.067; 95%CI=1.432-6.569), and newborn birth weight factor (aOR=3.041; 95%CI=1.427-6.481). Based on the results of this research, it can be seen that it is important to increase efforts to plan birth and prevent complications for mothers and their families to minimize the possibility of neonatal death.
Read More
T-7047
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive