Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36582 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Teza Farida; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Dien Anshari, Kemal Nazaruddin Siregar, Titeu Herawati, Rika Evrinarti
Abstrak:

Latar belakang: Pekerja seks perempuan (PSP) usia 19–24 tahun tergolong kelompok berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan reproduksi, seperti infeksi menular seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan, dan kekerasan seksual. Salah satu faktor penentu penting yang dapat meningkatkan upaya pencegahan adalah literasi kesehatan reproduksi. Namun, informasi mengenai tingkat literasi kesehatan reproduksi pada kelompok ini masih terbatas, khususnya di wilayah Jakarta Timur. Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat literasi kesehatan reproduksi dan faktor-faktor yang berhubungan pada PSP usia 19–24 tahun di Jakarta Timur. Metode: studi kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Sampel berjumlah 192 PSP usia 19–24 diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner literasi kesehatan reproduksi. Hasil: 78,6% responden memiliki literasi kurang dan 21,4% dalam kategori cukup. Analisis bivariat menunjukkan bahwa usia (OR = 2,98; 95% CI = 1,17–7,54;), status menikah (OR = 0,18; 95% CI = 0,08–0,39), pendapatan Kata kunci: Literasi kesehatan reproduksi, pekerja seks perempuan, Jakarta Timur


 

Background:Female sex workers (FSWs) aged 19–24 years are considered a high-risk group for reproductive health problems, including sexually transmitted infections (STIs), unintended pregnancies, and sexual violence. One of the key determinants in preventing these issues is reproductive health literacy. However, data on reproductive health literacy among this population remain limited, particularly in East Jakarta.Objective: To examine the level of reproductive health literacy and its associated factors among FSWs aged 19–24 years in East Jakarta. Methods: This study employed a quantitative cross-sectional design. A total of 192 FSWs aged 19–24 years were selected using purposive sampling. Data were collected using a reproductive health literacy questionnaire. Results:The findings showed that 78.6% of respondents had low reproductive health literacy, while 21.4% were categorized as having adequate literacy. Bivariate analysis revealed that age (OR = 2.98; 95% CI = 1.17–7.54), marital status (OR = 0.18; 95% CI = 0.08–0.39), income below minimum wage (OR = 3.97; 95% CI = 1.89–8.33), low education level (OR = 2.75; 95% CI = 1.10–6.92), work duration

Read More
T-7308
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyastuti; Pembimbing: Toha Muhaimin, Adi Sasongko; Penguji: Farida Mutiarawati Tri Agustina, Sigit Priohutomo, Dien Emawati
T-2429
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Andriyani; Pembimbing: Rita Damayanti, Evi Martha; Penguji: Zulazmi Mamdy, Mohamad Nasir, Enny Zuliatie
Abstrak: Kekerasan seksual yang terjadi pada anak jalanan perempuan mentpakan permasalahan serius yang mempengaruhi kesehatan fisik, emosi. dan seksual. Bentuk kekerasan seksual yang dialami anak jalanan perempuan adalah diraba payudaranya) masturbasi pelaku exhibitionism, dan diperkosa. Penelitian ini bertujuan mengetahui fenomena kekerasan seksual yang terjadi pada de!apan ana.k jalanan perempuan di delapan kantong anak jalanan di Jakarta Timur dan dampaknya terbadap kesehatan reproduksi dengan menggunakan desain penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan children of street memiliki risiko mengalami kekerasan seksual lebib tinggi dihandingkan children on street. Dampak terhadap kesebatan reproduksi yang dialami adalah infeksi menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan aborsi yang tidak aman.

Sexual abuse of female street children is serious problem !hat affects the physical, emotional, and sexual health of the person !hat lives with it Sexual abuse of female street children are breast touching, masturbation of perpetrators, exhibitionism, and sexual intercourse. Tills research is aimed to figure out the sexual abuse of eight female street children at eight places of street children in East Jakarta and the impact of their reproductive health. Eight female street children are interviewed using purposive sampling and snowballing technique. Research result brings to a conclusion that children of street have risk more bigger than children on street. The impacts of sexual abuse of female street children are unwanted pregnancies, unsafe abortion and sexual transmitted infections.
Read More
T-3088
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kirana Anggraini; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Sandra Fikawati, Agung Sugihantono, Asangga Guyansyah
T-4269
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kirana Anggraini; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Sandra Fikawati, Agung Sugihantono, Asangga Guyansyah
T-4269
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Etrina Eriawati; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono
T-3352
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fransiska Meyanti; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Agustin Kusumayati, Rina Artining Anggorodi, Maria J. Adrijanti, Nelly Tina Widjaja
T-3357
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Sholihat; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Martha Rahmaniati Makful, Harni Pujiastuti
Abstrak: Pertumbuhan penduduk merupakan peristiwa terjadinya perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah, baik bertambah maupun berkurang. Indonesia merupakan negara yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. BKKBN menyebutkan bahwa rata-rata Wanita Usia Subur melahirkan 2,6 anak dan laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan jika rata-rata Wanita Usia Subur melahirkan 2,1 anak. Kelompok usia remaja merupakan komponen yang berada pada usia produktif. Kelompok usia muda adalah paling dominan di antara kelompok usia lainnya. SDKI tahun 2002/2003 menunjukkan penurunan menjadi 10,4% remaja yang sudah pernah melahirkan atau sedang mengandung anak pertama, pada tahun 2007, terdapat 8,5% remaja sudah pernah melahirkan dan sedang mengandung anak pertama yaitu sebesar 6,6% remaja sudah pernah melahirkan dan 1,9% remaja sedang mengandung anak pertama (BKKBN, 2008). Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah yang kompleks terkait dengan pendidikan, kemiskinan, norma sosial budaya, dan geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas remaja kawin di Indonesia, analisis lanjut data SDKI tahun 2012 dengan pedoman kuesioner WUS (Wanita Usia Subur). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi crossectional. Pengolahan data dilakukan pada bulan Februari-Juni 2017 dengan sampel yang diambil berjumlah 2176 responden memenuhi kriteria inklusi. Hasil yang didapat adalah usia kawin pertama, usia pertama melakukan hubungan seksual, dan usia pertama melahirkan memiliki nilai estimasi resiko terbesar dibandingkan dengan variabel lain. Remaja yang berumur 2 anak dibandingkan dengan remaja yang berumur ≥20 tahun saat kawin pertama. Terdapat beberapa responden yang berusia kurang dari 20 tahun saat kawin pertama, melakukan hubungan seksual pertama kali, dan saat melahirkan pertama xi kali. Oleh karena itu, penguatan sosialisasi pendewasaan kehamilan, penguatan program PKPR, dan sosialisasi serta penguatan program KB dalam penjarangan kehamilan yang dapat disampaikan melalui KUA kepada para calon pengantin sangat diperlukan untuk menekan permasalahan yang terjadi pada usia remaja. Kata Kunci: Anak lahir hidup, faktor-faktor, fertilitas, Indonesia, wanita usia subur Population growth is the occurrence of changes in the number of people in a region, either increased or decreased. Indonesia is a country that has a high population growth rate. BKKBN mentioned that the average Fertile Women gave birth to 2.6 children and the rate of population growth can be suppressed if the average of Women Aged Fertile gave birth to 2.1 children. The adolescent age group is a component that resides in the productive age. The younger age group is the most dominant among other age groups. IDHS in 2002/2003 showed a decrease to 10.4% of teenagers who had given birth or being pregnant with the first child, in 2007, there were 8.5% of teenagers had given birth and were pregnant with the first child that is 6.6% Childbirth and 1.9% of teenagers being pregnant with the first child (BKKBN, 2008). This can lead to complex problems related to education, poverty, socio-cultural norms, and geography. This study aims to determine the factors affecting the fertility of adolescents mating in Indonesia, further analysis of data SDKI 2012 with guidelines questionnaire WUS (Female Age Fertile). This research uses a quantitative approach with cross sectional study. Data processing conducted in February-June 2017 with the sample taken amounted to 2176 respondents with inclusion criteria. The results obtained are the first marriage age, the first age of sexual intercourse, and the first age of birth has the greatest risk estimation value compared with other variables. Teenagers 2 children compared with ≥20 years of age at first marriage. There are some respondents who are less than 20 years old during the first marriage, first sexual intercourse, and the first time of childbirth. Therefore, strengthening the socialization of the maturation of pregnancy, the strengthening of PKPR program, and the socialization and strengthening of family planning program in pregnancy spacing which can be delivered through KUA to the bride and groom is very necessary to suppress the problems that occur in adolescence. Keywords: Total children ever born, factors, fertility, Indonesia, women in childbearing age.
Read More
S-9556
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Oktari Raqil Saputri; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ahmad Syafiq, Samsu Rian
Abstrak: Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat keputusan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki hubungan terhadap status kesehatan seseorang, termasuk kesehatan reproduksi, namun belum banyak penelitian yang mengeksplorasi bagaimana literasi kesehatan reproduksi dari wanita pekerja seks (WPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan reproduksi pada WPS di Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Penelitian kuantitatif dengan disain potong lintang (cross sectional) ini mengambil data pada bulan November sampai Desember 2019 dengan menggunakan kuesioner cetak yang dibagikan kepada 242 WPS. Kuesioner terdiri dari instrumen Sexually Transmitted Diseases Knowledge Questionnaire (STD-KQ) yang mengukur pengetahuan akan infeksi menular seksual (IMS), instrumen European Health Literacy Survey Questionnaire (HLSEU-Q16) untuk mengukur literasi kesehatan, serta pertanyaan mengenai persepsi risiko tertular IMS, praktik pencegahan IMS, dan karakteristik WPS (usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS, pekerjaan selain WPS, dan penghasilan bulanan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan IMS adalah 9,92 (SD=1,89; dari skala 24) dan rata-rata skor literasi kesehatan adalah 2,28 (SD=0,26; dari skala 4). Lebih dari separuh responden merasa tidak tahu atau tidak memiliki risiko terkena IMS (52%), sementara sebagian besar responden merasa kesulitan meminta pelanggan memakai kondom (59%) dan menolak pelanggan yang tidak mau memakai kondom (63%). Diperlukan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan IMS, literasi kesehatan, dan efikasi WPS dalam mencegah penularan IMS. Kata kunci: literasi kesehatan reproduksi, infeksi menular seksual, wanita pekerja seks Health literacy is a person's ability to access, understand, assess and apply health information to make health decisions in daily life. Health literacy is associated with reproductive health outcomes; however, research around the reproductive health literacy among female sex workers (FSW) is lacking. This research aimed to explore the reproductive health literacy among FSWs in the District of Cilincing, Jakarta. Data for this cross-sectional study were collected from 242 FSWs using paper-based questionnaire in November-December 2019. The questionnaire consisted of the 16-item European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q16) to measure health literacy, Sexually Transmitted Diseases Knowledge Questionnaire (STD-KQ) to measure knowledge of STDs, as well as questions to measure perceived risks of STDs, perceived efficacy of condom use, and sociodemographic variables (age, marital status, educational level, work hour as FSW, other jobs, and monthly income). The results indicated a low level of both health literacy (M=2.28, SD=0.26; on a scale 4) and knowledge of STDs (M=9.92, SD=1.82; on a scale 24) among respondents. More than half of them perceived unknown or no risk of STD exposures (52%), had difficulties to ask clients to use condom (59%) or to refuse clients who did not want to use condom (63%). Intervention tailored to improve reproductive health literacy among FSWs is recommended. Keywords: reproductive health literacy, female sex worker, STD
Read More
S-10348
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ina Usrikasetiawati; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Agustin Kusumayati
S-5960
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive